DISUSUN OLEH :
TRIO MAYSAL ARBA
20149011101
A. PENGERTIAN
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen
ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan
hematologi (Wartonah & Tarwoto 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh mempertahankan aktivitas berbagai organ atau sel ( Carpenito,
2006).
Ketidakefektifan bersihan jalan napas merupakan ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau obstruksi dari saluran pernapfsan untuk mempertahankan kebersihan jalan
napas.
Ketidak efektifan pola napas merupakan insprirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak
memberi ventilasi.
Gangguan pertukaran gas merupakan kelebihan atau deficit pada oksigen dan/ atau
eliminasi karbon dioksida pada alveolar-kapiler.
B. TANDA DAN GEJALA
Minor :
Minor :
GANGGUAN
KETIDAKEFEKTIFAN KETIDAK EFEKTIFAN POLA
PERTUKARAN GAS
BERSIHAN JALAN NAFAS NAFAS
Dispnea
Batuk yang tidak efektif Dispnea
Fase ekspirasi memanjang
Penurunan bunyi nafas Gas darah arteri
Ortopnea
Sputum dalam jumlah abnormal
Penurunan kapasitas paru
yang berlebih Hiperkapnia
Pola nafas abnormal
Perubahan pola nafas Hipoksemia
Takipnea
Suara nafas tambahan Hipoksia
Hiperventilasi
(ronchi,wheezing, Konfusi
Pernafasan sukar
crackles) Nafas cuping hidung
Pola pernafasan abnormal
(kecepatan, irama,
kedalaman)
Obstruksi jalan nafas
Ketidakseimbangan sianosis
ventilasi dan perfusi
Penyempitan saluran
pernafasan
Hipersekresi kelenjar
mukosa
Terjadi infeksi dan proses
peradangan
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Faktor lingkungan (udara, bakteri, virus,
1. Pemeriksaan laboratorium jamur) Masuk melalui saluran nafas atas
a. Analisa Gas Darah (AGD), tujuan dilakukan analisa gas darah adalah untuk
mengetahui pH darah, tekanan parsial karbondioksida (PCO2), bikarbonat
(HCO3), base excess atau devicit, tekanan oksigen (PO2), kandungan oksigen
(O2), saturasi oksigen (SO2).
Secara umum nilai normal analisa gas darah sebagai berikut :
pH darah normal (arteri) : 7,38-7,42
bikarbonat (HCO3) : 22-28 miliekuivalen per liter
tekanan parsial karbondioksida (pCO2) : 38-42 mmHg
saturasi oksigen : 94-100%
b. White Blood Cell (WBC), leukosit merupakan komponen darah yang berperan
dallam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses
metabolik toksin.
Nilai normal leukosit berkisar 4000-10.000 sel/ul darah
2. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemapuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
3. Oksimetri
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang
menghambat jalan nafas.Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat secara visual
bronkus sampai dengan cabang bronkus pada penyakit gangguan bronkus atau kasus
displacement dari bronkus.
6. Endoskopi
Pemeriksaan ini untuk melakukan diagnostik dengan cara mengambil sekret untuk
pemeriksaan, melihat lokasi kerusakan, biopsi jaringan, untuk pemeriksaan sitologi,
mengetahui adanya tumor, melihat letak terjadinya pendarahan; untuk terapeutik,
misalnya mengambil benda asing dan menghilangkan sekret yang menutupi lesi.
7. Fluoroskopi
8. CT – Scan
b. Kanul Nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan
aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.
- Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur,
pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak,
berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang
bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm,
dapat mengiritasi selaput lendir.
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Secara umum pada pengkajian pola ini, perawat akan mengetahui bagaimana pasien
memandang dirinya sendiri saat sebelum maupun setelah sakit, kemampuan dirinya,
perasaan pasien, tanggapan terhadap sakit yang diderita, sejauh mana pasien
mengetahui tentang penyakitnya
Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan kaji pasien mengenai:
1) Pandangan pasien mengenai sehat dan sakit
2) Apakah pasien memahami keadaan kesehatan dirinya?
3) Apakah jika sakit pasien segera berobat ke dokter, ataukah menggunakan obat
tradisional?
4) Apakah pasien sudah memeriksakan dirinya sebelum ke rumah sakit?
2. Pola nutrisi
Pada pola nutrisi kaji pasien mengenai:
1) Pola makan
a. Bagaimana nafsu makan pasien selama sakit?
b. Berapakah porsi makan pasien per sekali makan?
2) Pola Minum
a. Berapakah frekuensi minum pasien selama sakit?
3. Pola eliminasi
Pada pola eliminasi kaji pasien mengenai:
1. Buang air besar
a. Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar?
b. Bagaimanakah konsistensi pasien dalam buang air besar?
2. Buang air kecil
a. Berapakah frekuensi serta jumlah urine pasien setiap buang air kecil?
4. Aktivitas dan Latihan
Pada pola aktivitas dan latihan pasien mengenai:
1) Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
7. Konsep diri
Body image/gambaran diri
a. Adakah prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh?
b. Apakah pasien memiliki perubahan ukuran fisik?
c. Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?
d. Adakah transplantasi alat tubuh?
e. Apakah pernah operasi?
f. Bagaimana proses patologi penyakit?
g. Apakah pasien menolak berkaca?
h. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu?
i. Adakah keluhan karena kondisi tubuh?
Role/peran
a. Apakah klien mengalami overload peran?
b. Adakah perubahan peran pada pasien?
Identity/identitas diri
a. Apakah pasien merasa kurang percaya diri?
b. Mampukah pasien menerima perubahan?
c. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi?
d. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?
Self esteem/harga diri
a. Apakah pasien menunda tugas selama sakit?
b. Apakah pasien menyalahgunakan zat?
Self ideals/ideal diri
a. Apakkah pasien tidak ingin berusaha selama sakit
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Analisa Data
NO Data Fokus Data Standar Pohon Masalah Masalah
b. Analisa masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
DS : Pasien mengatakan sulit untuk bernapas (dispnea)
DO : Pasien batuk tidak efektif, terdapat suara tambahan ronchi,sputum dalam
jumlah berlebih, terjadi perubahan pola napas.
P : Ketidakefektifan bersihan jalan napas
E : obstruksi jalan napas
S : sulit untuk bernapas, ketidakmampuan batuk secara efektif, sputum dalam
jumlah berlebihan, suara napas tambahan ronchi, terjadi perubahan pola napas
Proses Terjadinya : Obstruksi jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang
tidak normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif , dapat disebabkan oleh
sekeresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi.
Statis sekresi batuk yang tidak efektif karena penyakit persyarafan seperti
cierebronvaskular accident (CVA) . Hipersekresi mukosa saluran pernafasan yang
menghasilkan lendir sehingga partikel-partikel kecil yang masuk bersama udara
akan mudah menempel didinding saluran pernafasan. Hal ini lama-lama akan
mengakibatkan terjadinya sumbatan sehingga ada udara yang menjebak dibagian
distal saluran nafas, maka individu akan berusaha lebih keras untuk mengeluarkan
udara tersebut .
Akibat jika tidak ditanggulangi :
c. diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas, berhubungan dengan obstruksi jalan
napas, ditandai dengan ketidakmampuan batuk secara efektif, sputum dalam
jumlah berlebihan, suara napas tambahan dan mata terbuka lebar
2. Ketidakefektifan pola napas , berhubungan dengan keletihan otot pernapasan,
ditandai dengan dispnea, pernafasan cuping hidung dan pola naas abnormal
3. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
dan perfusi ditandai dengan hipoksia, gasdarah arteri abnormal, gangguan
pengelihatan, sakit kepala saat bangun, warna kulit abnomal
H. RENCANA KEPERAWATAN
HARI/
TUJUAN DAN
No TGL/ DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
JAM
HASIL
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S
DISUSUN OLEH :
TRIO MAYSAL ARBA
20149011101
ASKEP
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Sungai binjai
Tanggal Masuk : 15 November 2020
Tanggal Pengkajian : 16 November 2020
Diagnosa Medis : CKD Std V + edema paru
Sumber Informasi : Wawancara pasien dan keluarga pasien, catatan medis pasien dan
pemeriksaan fisik.
C. RIWAYAT PENYAKIT
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan sesak dan lemas.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sudah didiagnosa penyakit CKD sejak 3 tahun lalu. Pasien
mengatakan mempunyai riwayat hipertensi.
c. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman maupun obat-
obatan.
E. DATA BIO-PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Keluarga pasien memahami kesehatan pasien oleh karena itu saat sakit pasien
langsung dibawa ke rumah sakit.
b. Pola Nutrisi
Sebelum MRS
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien makan dan minum dengan
normal.
Saat MRS
Pasien mengatakan nafsu makan dan minum menuru, pasien hanya makan 3-5 sendok
makan dari satu porsi makanan dan seperempat air dari satu gelas sedang dalam satu
kali makan dan minum.
c. Pola Eliminasi
Sebelum MRS
BAB : Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien dapat BAB sendiri
dan normal dengan warna feses kuning kecoklatan, konsistensi lembek dan
frekuensi sekali setiap hari, tidak tampak adanya lender dan darah.
BAK : Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien kencing dengan
normal, warna urine kuning, bau khas urine dan frekuensi teratur.
Saat MRS
BAB : Pasien mengatakan memiliki keinginan untuk BAB dengan feses berwarna
coklat, konsistensi lembek dan frekuensi tidak menentu.
BAK : Pasien mengatakan memiliki keinginan untuk BAB dengan warna urine
kuning, bau khas urine dan frekuensi tidak menentu.
d. Pola Aktivitas
F. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran : CM
GCS : E=4 V=5 M=6
Warna kulit : Normal
Turgor kulit : Elastis
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 210/100 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 100 x/m
RR : 30 x/m
c. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, rambut pendek berwarna hitam, tidak
tampak adanya luka atau bengkak pada kepala
Palpasi : Tidak terdapat benjolan serta tidak ada nyeri tekan pada kepala.
d. Mata
Inspeksi : Sklera normal berwarna putih, konjungtiva merah muda, reflex
pupil isokor, tidak ada perdarahan dan tidak buta.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.
e. Hidung
Inspeksi : Tidak ada secret, tidak ada lesi dan perdarahan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
f. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada serumen, mampu mendengar dengan
baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
g. Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, membrane mukosa normal, gigi lengkap, tidak
ada peradangan pada tonsil
h. Leher
Inspeksi : bentuk leher normal, bisa menoleh ke kanan dan ke kiri
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
i. Dada dan punggung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, ada otot bantu napas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, vocal fremitus teraba
Perkusi : Terdengar bunyi sonor
Auskultasi : Terdapat suara tambahan yaitu ronchi
j. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut normal dan simetris, tidak ada penonjolan dan luka
Auskultasi : Suara peristaltic usus normal 8 (5-30)
Perkusi : Terdengar suara timpani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
k. Ekstremitas
Ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infus NaCl asnet, tidak ada edema, turgor
kulit elastis, tidak ada benjolan, CRT <2 detik
Ekstremitas bawah : Tidak ada edema pada kaki
l. Genetalia
Inspeksi : tidak terdapat lesi/luka, eritema, keputihan
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan Foto Thoraks AP tanggal 4 September 2018
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
Ketidakefektifan pola
napas
2. Analisa masalah
DS :Pasien mengatakan sesak napas terkadang tersengal-sengal dalam bernapas
DO : Pasien tampak lemas, pasien bernapas dengan cuping hidung, pola pernapasan
abnormal, dyspnea, terdapat otot bantu napas
P : ketidakefektifan pola napas
E : keletihan otot napas
S : sesak saat bernapas, tersengal-sengal ketika bernapas, pasien tampak lemas,
pernapasan cuping hidung, pola napas abnormal dan terdapat otot bantu napas
Proses terjadinya : Gangguan pola napas terjadi disaat pertukaran O2 terhadap CO2
dalam paru-paru terganggu. Paru-paru tidak dapat mengatur penerimaan O2 dan
pengeluaran CO2 dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tekanan O2 lebih kecil
dari peningkatan tekanan CO2. Hal tersebut mengakibatkan ketidakefektifan pola napas.
Akibat jika tidak ditangani : apneu
3. Rumusan diagnose
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan, penyempitan
saluran napas,serta factor lingkungan yang kurang sehat ditandai dengan dyspnea,
pernapasan cuping hidung, dan pola napas abnormal (dewasa 16-20x/menit)
I. PERENCANAAN KEPERAWATAN
J. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S Ruang : Melati
Umur : 56 Tahun No. RM : 18 85 48
Senin, 16 Nov
2020 13:30
DS : Pasien mengatakan
Delegatif nasal kanul 5 lpm
masih sesak napas
DO : Pasien telah di
pasang oksigen
sebanyak 5 lpm
dengan nasal kanul
14.00
DS : Pasien mengeluh
Mengukur tanda tanda vital
sesak
DO : ku : lemah
TD : 170/120 mmHg
S : 36 oC
N : 105 x/menit
RR : 28 x/menit
15.30
DS : Pasien mengatakan
Posisikan pasien untuk
nyaman dengan
memaksimalkan ventilasi
posisi semi fowler
( posisi semi fowler)
DO : Pasien tampak
nyaman
16.00
DS : Pasien mengatakan
Melatih napas dalam
lebih mudah untuk
bernapas
DO : Terdengar suara
napas ronchi
18.30
DS : Pasien mengatakan
Motivasi pasien untuk bernapas
masih merasa sesak
pelan namun dalam
DO : Pasien tampak
mencoba napas
dalam
19.30
Operan Jaga
20.30
Monitor keluhan atau kegiatan
DS : Pasien mengatakan
yang dapat meningkatkan atau
masih sesak napas
memperburuk sesak napas
DO : Pasien tampak
kesulitan dalam bernapas
DO : Pasien tampak
meringis
RR : 28 x/menit
17 NOV 2020
08.30
Mengukur tanda tanda vital
DS : Pasien mengatakan
masih sesak, lemas,
dan batuk
DO : ku : lemah
S : 36,8 oC
N : 100x/menit
TD : 150/110 mmHg
RR : 26 x/menit
Operan jaga
Rabu,
18 NOV 2020
08.00 Melakukan fisioterapi dada DS : Pasien mengatakan
DO : pasien tampak
melakukan teknik
fibrasi
09.30
Mengukur tanda tanda vital DS : Pasien mengatakan
lemas dan masih
sesak
DO : ku : lemah
S : 36,5 oC
N : 100 x/menit
TD : 150/90 mmHg
RR : 26 x/menit
10.30
DO : oksigen terpasang 4
Mengelola oksigen sesuai
Lpm
dengan terapi
11.30
Posisikan pasien untuk DS : Pasien mengatakan
memaksimalkan ventilasi napas sesaknya sedikit
(posisi supinasi) berkurang
DO : Pasien tampak lebih
Nyaman
13.30
Operan jaga
14.00
Mendengar atau auskultasi suara DS : Keluarga pasien
napas mengatakan masih
mendengar suara
napas seperti orang
ngorok tetapi jarang
DO : Terdengar suara
napas ronchi
15.30 Mengukur tanda tanda vital
DO : ku : lemah
S : 36 oC
N : 96x/menit
TD : 150/90 mmHg
RR : 26 x/menit
16.30
DS : Pasien mengatakan
Motivasi pasien untuk bernapas sesaknya mulai
pelan tetapi dalam berkurang
DO : Pasien tampak
mencoba napas
dalam
17.30
Monitor keluhan atau kegiatan
DS : Pasien mengatakan
yang dapat meningkatkan atau
masih sesak napas
memperburuk sesak napas
DO : Pasien tampak
kesulitan dalam
bernapas
19.30
Operan jaga DS : Pasien mengatakan
rasa sakit di dadanya
20.30 berkurang
Monitor kecepatan irama napas DO : Pasien tampak
meringis
RR : 26 x/menit
18NOVEMBER
2020
05.30 DS : pasien mengatakan
Mengukur tanda tanda vital
lemas dan masih
sedikit sesak
DO : ku : lemah
S : 36 oC
N : 88 x/menit
TD : 150/90 mmHg
RR : 24x/menit
Kamis,
18 Nov 2020
08.00 Mengelola oksigen sesuai DO : oksigen terpasang 3
DO : pasien tampak
nyaman dengan posisi
semi fowler
Operan jaga
13.30
Operan jaga
19.30
DO : Pasien tampak
sudah mampu
mengontrol
napasnya
19 NoV 2020 Mengukur tanda tanda vital
05.30 DS : Pasien mengatakan
kondisinya sudah lebih
baik
DO : ku : lemah
S : 36 oC
N : 80 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Operan jaga
07.30
Jumat,
19 Nov 2020 Monitor kecepatan irama napas
08.00 DS : Pasien mengatakan
Sudah tidak sesak
DO : Pasien tampak
lemas
RR : 20 x/menit
Mengukur tanda tanda vital
09.30 DO : ku : lemah
S : 36 oC
N : 80 x/ menit
TD : 150/100mmHg
RR : 20 x/menit
13.30
K. EVALUASI