Disusun oleh:
1. Ulya Azka Khairani (P07120320059)
2. Nisa Eliana (P07120320096)
3. Famella Junia Sari (P07120320074)
4. Nurul Karimah (P07120320073)
Perawat (bahasa Inggris: nurse, berasal dari bahasa Latin: nutrix yang berarti
merawat atau memelihara) adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan
individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan
menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi. Definisi modern mengenai
keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang
memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang
atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan
pada kematian.
Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan smbol-simbol
yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep
yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di
observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang
bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu
dan ruang (Marriner, A. 1986).
1.2 Tujuan
1. Meningkat pengetahuan dan wawasan calon perawat tentang konsepsual
keperawatan
2. Menambah wawasan mahasiswa tentang konsep dasar manusia sebagai
perawat
3. Mahasiswa mampu menerapkan konsep dan teori keperawatan
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan
masalahtersebut dilakukan.
3. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan
menetapkantujuan dan membuat keputusan.
4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.
Implementasi
Evaluasi
Persepsi :
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara
keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada
anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit
yangserius?
Peran
Transaksi
Komunikasi
Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri
dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri
dada ?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah
sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di
rumahsakit ?
Waktu
Interaksi
Diri sendiri
Sumber teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-
pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep
Umum dari Perilaku Manusia” ( General Concepts of Human Behavior). Ini
merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada
tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja
Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing ) yang
berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment).Konsep utama dari
teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).
Teori King memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi,
penelitian dan lain-lain.Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada
saat sekarang dimana informasi dan komunikasi yang berkembang begitu
cepat. Teori ini berkembang secara deduktif yaitu diidentifikasi masalah,
lalu mengidentifikasi teori terkait, kemudian dibuat pertanyaan penelitian
yaitu bagaimana komunikasi bisa terjadi bila menggunakan bahasa yang
universal, memilih dan mendefinisikan konsep/variabel dari pertanyaan
penelitian.
Makna teori
Kelompok menganalisis bahwa teori keperawatan Imogene King sangat
mudah untuk dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Teori
ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan(Body of Knowledge).
Manfaat dari teori ini adalah:
1. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan.
3. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga
peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi
kejadiandalam situasi keperawatan yang sepesifik.
4. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep
yangdijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
5. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
6. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
7. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam
membentuk suatu teori. Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi
antara perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang sering
dihadapi adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh perawat di dunia.
Manfaat teori
Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada lingkup
klinik maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan studiyang
mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system
pelayanan keperawatan. Dalam praktek baik di lahan klinik maupun lahan
komunitas interaksi yang terjadi sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi
untuk aplikasi di klinik maupun di komunitas teori dari King ini sangat
relevan karena kesembuhan klien sangat dipengaruhi oleh hubungan antara
perawat dan klien.
Kemampuan menggeneralisasi
Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat luas
dan cukup dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek
keperawatan. Teori ini cocok diterapkan pada keperawatan klinik maupun
komunitas karena berfokus pada interaksi antara manusia dan
lingungannya. Manusia sebagai individu dapat melakukan penyesuaian
terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang sehat sakit
dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk
mencapai kesehatan optimal.
Parsimony
Teori King menurut kelompok, sudah ada gambaran yang jelas dan sangat
sesuai dengan kondisi teknologi dan informasi pada saat sekarang. Teori ini
dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui
penetapan hypothesis dalam penelitian.
Kekuranagan
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas
dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah:
mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of
Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga
peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi
keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep
yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori.
Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,
ekonomi dan politik.
Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat
dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam
keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan
pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya:
Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri. Perawat-perawat yang
ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai
pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan
keputusan.