King
Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan
Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan
konsep-konsep King.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien
makaakan terjadi transaksi
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan
dicapai.
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka
tumbuhkembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat
danklien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan
terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapatdigambarkan
dalam skema dibawah ini :
Add caption
Perencanaan
1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan
masalahtersebut dilakukan.
3. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan
menetapkantujuan dan membuat keputusan.
4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.
Implementasi
1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan actual
untuk mencapai tujuan.
2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
Evaluasi
Contoh Kasus :
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki –
lakinya ke UGD RS.B, keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke
punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir
dan kuku (aliran perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill>3 detik. Lama
nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X mengatakan ia
seringmengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas
yang berat sepertimengangkat beras dan barang – barang lain ditoko,
dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk
dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan
kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit
jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak pernahterlihat sering
mengalami nyeri dada saat di rumah.
Pengkajian :
Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan
perkembangan, ruang, waktu, komunikasi, interaks, transaksi, stress dan
koping.
Persepsi
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara
keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada
anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit
yangserius?
Peran
1. Bagaimaa penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?
2. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit
MCI?
3. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita
MCI?
4. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya?
Transaksi
1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang
berhubunganuntuk penyakit anda?
2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan
anda setiap kan memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi
mengenai proses perawatan?
Stress dan Koping
1. Apakah penyakit anda membuat anda stress?
2. Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?
3. Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda
stress?
4. Apakah nyeri dada membuat anda stress?
Komunikasi
1. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada
keluargaanda?
2. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai
penyakitanda?
3. Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?
4. Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?
Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri
dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri
dada ?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah
sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di
rumahsakit ?
Waktu
1. Apakah anda sering mengalami nyeri dada?
2. Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?
3. Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?
4. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu
menemanianda?
Interaksi
1. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?
2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan
dokter?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang
rawat anda?
Diri sendiri
1. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?
2. Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?
3. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda
sendiri?aksi-reaksi antara perawat-klien
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh.
3. Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman
kematian.
4. defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan
Perencanaan
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil
dalam variasirespon verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga
perlu digambarkansecara rinci untuk mengevaluasi keberhasilan
penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI, Intoleransi aktivitas
(pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan denganteori King, mewakili
keadaan diri klien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita
menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam
menjalani aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang
diberikan kepada pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan
interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari –
hari. Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap pasien MCI dalam proses
interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani aktivitasnya sehari –
hari. Yang mana dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri dada
kembali. Dengan pengembangan pengkajian danmenerapkannya pada
penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada setiapintervensi,
implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan
pasien dapat dicapai.
Sumber Teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu
tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” ( General Concepts of
Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel
yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A
Conceptual Framework for Nursing ) yang berorientasi pada pencapaian
tujuan (Goal Attainment).Konsep utama dari teori Goal Attainment
meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress,
tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).
Makna Teori
Kelompok menganalisis bahwa teori keperawatan Imogene King
sangat mudah untuk dipahami dan diaplikasikan dalam praktik
keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan(Body of Knowledge).
Manfaat dari teori ini adalah:
1. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan.
3. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga
peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi
kejadiandalam situasi keperawatan yang sepesifik.
4. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep
yangdijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
5. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
6. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
7. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam
membentuk suatu teori. Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi
antara perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang sering
dihadapi adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh perawat di dunia.
Manfaat Teori
Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada
lingkup klinik maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan
studiyang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan
klien dan system pelayanan keperawatan. Dalam praktek baik di lahan
klinik maupun lahan komunitas interaksi yang terjadi sangat penting
bagi klien dan perawat. Jadi untuk aplikasi di klinik maupun di
komunitas teori dari King ini sangat relevan karena kesembuhan klien
sangat dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dan klien.
Kemampuan menggeneralisasi
Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang
sangat luas dan cukup dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan
praktek keperawatan. Teori ini cocok diterapkan pada keperawatan
klinik maupun komunitas karena berfokus pada interaksi antara manusia
dan lingungannya. Manusia sebagai individu dapat melakukan
penyesuaian terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang
sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
seseorang untuk mencapai kesehatan optimal.
Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan
secara mudahdan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi
yangdikemukakan cukup jelas.
Kekurangan
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep
mengenaistres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres
memilikikonsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang
akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien
yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu
saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam
penerapan konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi,
misalnya pasien- pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten
dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru
lahir, dan pasien psikiatrik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment)
merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang
Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal
systems dengan berorientasi pada pencapaian tujuan
dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu, dan ruang.
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling
berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada
pengembangan tubuhilmu pengetahuan (Body of
Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini
dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan
iptek, sosial,ekonomi dan politik.
B. Saran
1. Melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan
bersama, mengambil keputusan, dan interaksi untuk
mencapai tujuan klien di berbagai tatanan pelayanan
keperawatan baik di klinik maupun dikomunitas.
2. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada
praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari
konsep-konsep yang adadalam teori pencapaian tujuan
(Goal Attainment) dan memilikikemampuan untuk
membuat perencanaan keperawatan individu
sambilmendorong partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA