Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS III

TENTANG

KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA,ASKEP KERJA,DAN

PROGRAM KESEHATAN KERJA

DISUSUN OLEH :
ACHMAD JULSANDI
NIM:015714004
TIKA YOLANDA H.SWABRA
NIM:A015714112

SEMESTER VI
ANGKATAN VI
PRODI S1-KEPERAWATAN

YAYASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


MASYARAKAT PAPUA (YP3MP)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES JAYAPURA
TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kehadiratnya yang telah melimpahkan kasihnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Keperatawatan Komunitas III Keperawatan
Kesehatan kerja,Askep kerja dan Program kesehatan kerja

Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa kemampuan yang


penulis miliki sangat terbatas, akan tetapi penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyusun makalah mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya,
sehingga penulis berharap ini dapat berguna bagi mahasiswa yang membaca
makalah ini, masyarakat pada umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya
makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh


dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati segala kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun akan penulis terima. Dan akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penambahan ilmu
pengetahuan.

Jayapura,23 Mei 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................................
1
Kata Pengantar..........................................................................................................................
2
Daftar Isi...................................................................................................................................
3

BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................
4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................
5
1.3.Tujuan .......................................................................................................................................
6
1.4.Manfaat......................................................................................................................................
7

BAB II Pembahasan
2.1. Pengertian kesehatan kerja........................................................................................................
6
2.2. Kebijakan dan aspek legalitas ssistem manajemen K3 (SMK3) ..............................................
9
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesja..................................................................................
10
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesja..................................................................................
11
2.5 Tren dan issu masalah kesehatan................................................................................................12
2.6 Perencanaan keselamatan kesehatan kerja..............................................................................13

BAB III Penutup


3.1Kesimpulan..............................................................................................................................
14
3.2 Saran.......................................................................................................................................
14

Daftar Pustaka.........................................................................................................................
15

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan utama dari Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) adalah
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif melalui pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan serta penyelarasan pekerjaan dengan pekerja,
dan pekerja terhadap teknologi dan pekerjaannya.
Untuk itu diperlukan peningkatan keterampilan teknis dan keahlian semua
pihak yang terkait dengan penanganan masalah lingkungan dan hiperkes
seiring dengan kemajuan teknologi. Dalam rangka hal itu, maka
penyelenggaraan pelatihan dan penataran bagi peningkatan kemampuan bagi
sumber daya manusia dalam hiperkes dilaksanakan, baik melalui pendidikan
formal maupun non formal, misalnya pelatihan terhadap personil pelaksana
hiperkes seperti dokter perusahaan, atau perawat / paramedis perusahaan.
Kewajiban pelatihan bagi tenaga-tenaga yang bergerak di bidang ini ditegaskan
dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja, Peraturan No. PER 01/MEN/1976,
tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi dokter perusahaan dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1979 tentang kewajiban pelatihan
hiperkes bagi perawat / paramedis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Pengertian kesehatan kerja, hiperkes dan keperawatan kesehatan kerja
Mengetahui kebijakan dan aspek legalitas sistem manajemen K3
(SMK3)
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesja
Mengetahui sasaran-sasaran kesehatan kerja
Trend dan issue masalah kesehatan: penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja
Mengetahui peran fungsi perawat dalam kesja

1.3 TUJUAN

3.1 Umum

4
Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu menerapkan proses asuhan keperawatan kesehatan kerja
dalam mengotimalkan pelayanan kesehatan yang meliputi : peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan
penyakit dengan memanajemen masalah kesehatan yang ada dalam individu
maupun kelompok pekerja.

3.2 Khusus

Tujuan Instruksional Khusus


Melaksanakan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan pada
pekerja yang meliputi :
Mengidentifikasi data yang diperlukan baik individu
maupun kelompok.
Mengumpulkan data dengan menggunakan metode atau
strategi yang sesuai.
Menganalisa data yang telah diperoleh.
Menentukan masalah keperawatan yang telah diprioritaskan
Merencanakan asuhan keperawatan kesehatan kerja
Melaksanakan rencana keperawatan kesehatan kerja yang meliputi :
Independent: health education sesuai dengan kebutuhan baik
secara individu maupun kelompok.
Menciptakan hubungan yang efektif dengan beberapa
sumber yang terkait.
Membantu dan mengembangkan pelaksanaan asuhan
keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap individu atau kelompok pekerja.

1.4 MANFAAT

Agar dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pola fikir tentang

perawatan kesehatan kerja dan juga diharapkan dapat menjadi pelopor untuk

menjalankan perawatan kesehatan kerja pada industry pekerjaan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kesehatan kerja

Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu


kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
1. Sasarannya adalah manusia
2. Bersifat medis.
b.Tujuan Keselamatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup & meningkatan produksi & produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien

c. Pengertian hiperkes
Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang
berbeda yaitu medis dan teknis yang menjadi satu kesatuan sehingga
mempunyaitujuan yang sama yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Istilah Hiperkes menurut Undang Undang tentang ketentuan pokok
mengenai Tenaga Kerja yaitu lapangan kesehatan yang ditujukan kepada
pemeliharaan-pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga
kerja,dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja
yangsakit, mengatur persediaan tempat, cara-cara dan syarat yang memenuhi
norma-norma hiperkes untuk mencegah penyakit baik sebagai akibat pekerjaan,
maupun penyakitumum serta menetapkan syarat-syarat kesehatan bagi tenaga
kerja.
d. Fungsi hiperkes
Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada kebijaksanaan
perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah
tenaga kesehatan yang dipekerjakan dalam perusahaan. Dokter perusahaan

6
biasanya memegang tanggung-jawab dalam menyelenggarakan kesehatan
perusahaan, namun kita ketahui sekarang ini bahwa tidak semua perusahaan
mempekerjakan dokter secara full time. Dalam kondisi seperti ini, maka perawat
yang menjadi lebih banyak melayani aktivitas kesehatan di perusahaan.
e. Ruang lingkup Hiperkes
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a) Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan
usaha yang dikerjakan.
b) Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2. Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4. Proses produksi
5. Karakteristik dan sifat pekerjaan
6. Teknologi dan metodologi kerja
c) Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d) Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.

2.2 Kebijakan dan aspek legalitas ssistem manajemen K3 (SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi


struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang
atau lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
menerapkan Sistem Manajemen K3.
Langkah awal untuk mengimplementasikan SMK3 adalah dengan
menunjukkan komitmen serta kebijakan K3, yaitu suatu pernyataan tertulis yang
ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat keseluruhan visi
dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan
program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang
bersifat umum dan/atau operasional.
Kebijakan K3 dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada semua
tenaga kerja, pemasok dan pelanggan. Kebijakan K3 bersifat dinamik dan selalu
ditinjau ulang dalam rangka peningkatan kinerja K3.
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa dasar hukum
pelaksanaan. Di antaranya ialah:
a. UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

b. Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :

7
Setiap perusahaan yang memperkerjakan seratus tenaga kerja atau lebih dan atau
yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
c. Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) :
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau
lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari seratus orang tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan
terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesja


1. Lingkungan
a. Faktor Fisik antara lain : Suara (Kebisingan), Radiasi, Suhu (Panas/dingin),
Vibrasi (Getaran), Tekanan Udara (Hiperbarik/Hipobarik), Pencahayaan.
Bahaya atau gangguan kesehatan yang dapat timbul dari faktor lingkungan ini :
1) Tuli permanen akibat kebisingan (misalnya ruang Generator, bengkel reparasi
alat, dll)
2) Heat stress, (misalnya ruang Generator, dapur, laundry, dll)
3) Raynauds syndrom karena getaran (Generator, bengkel dll)
4) Leukemi akibat radiasi (X-ray, Radioterapi dll)
5) Kelelahan mata karena pencahayaan yang kurang,
6) Kecelakaan misalnya : boiler meledak, jatuh ditangga, tersekap di lift, dll
b. Faktor Kimia. Yang termasuk dalam lingkup kerja kimiawi adalah semua bahan
kimia yang digunakan dalam proses kerja di lingkungan kerja yang berbentuk :
1) Debu (asbes,berilium,biji timah putih,dll)
2) Uap (Uap logam)
3) Gas (Sianida, gas asam sulfida,CO,dll)

c. Larutan (asam kuat atau basa kuat)


Bahaya bahan kimia dapat berasal dari :
1) Desinfektans pensuci hama (misalnya ruang Bedah, Obsgyn, dll) dapat
menyebabkan gangguan pernafasan, dermatitis
2) Uap zat anaestesi (misalnya ruang Operasi) dapat menimbulkan
gangguanpernafasan
3) Mercuri (Tensimeter pecah, termometer dll) dapat menyebabkan kecelakaan
misalnya luka.
4) Debu zat kimia (Gudang obat, desinfektan dll) dapat menyebabkan Gangguan
Pernafasan yang dapat menjadi Kanker paru-paru dalam jangka panjang
5) Keracunan (zat desinfektan, Insektisida)
6) Ledakan /kebakaran oleh zat kimia/gas O2, dll.
d. Faktor Biologi
1) BAKTERI. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri, misalnya: penyakit
antraks, Penyakit TBC,dll
2) VIRUS. Penyakit yang dpt disebabkan oleh virus,misalnya : Hepatitis (nakes di
RS), Rabies (petugas laboratorium), dll
3) JAMUR,misalnya : Dermatofitosis terdapat pada pemulung, tukang cuci, dll.
4) PARASIT, misalnya : Ankilostomiasis, tripanosomiasis yang biasanya diderita
oleh pekerja diperkebunan,pertanian, kehutanan, dll
e. Faktor Faal ergonomic

8
Biasanya disebabkan oleh peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran
tubuh atau anggota badan (tidak ergonomik). Hal ini dapat menimbulkan kelelahan
secara fisik dan adanya keluhan-keluhan dan gangguan kesehatan, misalnya :
Carpal tunnel syndrome, tendinitis, tenosynovitis, dan lain sebagainya.
Faktor Psikologi Yaitu suasana kerja yang tidak harmonis misalnya
pekerjaan monoton, upah yg kurang, hubungan atasan-bawahan yg kurang baik,
dll. Hal tersebut Dapat menimbulkan stres kerja dengan gejala psikosomatis
berupa mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, jantung berdebar-debar, dll.
2. Perilaku Pekerja
a. Di pengaruhi antara lain oleh pendidikan, pengetahuan, kebiasaan-
kebiasaan&fasilitas yang tersedia. Jadi erat kaitannya dengan faktor-faktor
ekonomi, sosial &budaya.
b. Perilaku kerja akan mempengaruhi kapasitas kerja, beban kerja serta cara
melaksanakan pekerjaan.
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
Program Pelayanan Kesehatan Kerja, meliputi :
1. Pelayanan promotif
2. Pelayanan preventif
3. Pelayanan kuratif
4. Pelayanan rehabilitatif.
5. Faktor Genetik (Herediter)
Dibandingkan denganKetiga faktor lainnya faktor genetik ini sangat kecil
peranannya terhadap status kesehatan seorang pekerja. Namun faktor genetik
seseorang dpt menyebabkan seorang pekerja lebih rentan terkena suatu penyakit.
Ok, sahabat K3 untuk pembahasan singkat tentang prinsip dasar kesehatan kerja
cukup sekian dulu. Semoga Bermanfaat, sampai ketemu di postingan materi
selanjutnya

2.4 Sasaran-sasaran kesehatan kerja


Tujuan kesehatan kerja adalah:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun
kesehatan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan
oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi,
antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin
dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan
seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat
dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen
utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
1. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
2. Beban kerja: fisik maupun mental.
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas,
debu, parasit, dan lain-lain.

9
2.5 Trend dan issue masalah kesehatan: penyakit akibat kerja dan kecelakaan
akibat kerja

Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit-penyakit akibat kerja:


a. Penyebab Langsung (Immediate Causes)
Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat
dan di rasakan langsung, yang di bagi 2 kelompok:
1. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu Perbuatan berbahaya dari
dari manusia yang dalam beberapa hal dapat dilatar belakangi antara lain:
Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect)
Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom)
Sikap dan tingka laku yang tidak aman
Pengetahuan

2. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) yaitu keadaan yang akan
menyebababkan kecelakaan, terdiri dari:
Mesin, peralatan, bahan.
Lingkungan
Proses pekerjaan
Sifat pekerjaan
Cara kerja

b. Penyebab Dasar (Basic causes)


Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri dari 2 faktor yaitu:
1. Faktor manusia/personal (personal factor)
Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi
Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill
Stres
Motivasi yang tidak cukup/salah
2. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor)
Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll.
Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas dst
Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga
Ergonomi dan psikososial
Beberapa pendapat para ahli mengenai penyebab kecelakaan:
Menurut Henrich faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor
Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 80 % dan Kondisi yang tidak aman
(unsafe condition) 20%.
Menurut Sumamur faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor
Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman
(unsafe condition) 15 %.
Menurut Hastuti dan Adiatma faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh
faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak
aman (unsafe condition) 10% dan faktor alam (act of god) 5%.
Menurut Phoon (1988), penyebab kecelakaan sangat banyak, beraneka ragam,
dan kompleks

Faktor utama yang menyebabkan kecelakaan adalah:


Lingkungan kerja
Metode kerja
Pekerja sendiri

10
Namun pada akhirnya semua kecelakaan baik langsung maupun tidak langsung, di
akibatkan kesalahan manusia.
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada SETIAP PROSES/
AKTIFITAS pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi,
seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa
mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/
dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus
dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara
parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Salah satu bentuk keseriusan itu adalah resourcing, baik itu finansial dan MSDM.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
Kelelahan (fatigue)
Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman
(unsafe working condition)
Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab
awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi fokus
bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan
kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle
repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan pemanasan
prosedural, beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan
(workhours) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud.
Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun
dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).

2.6 . Perencanaan keselamatan kesehatan kerja dan peran fungsi perawat

Dalam kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan


proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang
mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi
dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok
mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12
tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut,
maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids
Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai
menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

11
Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada kebijaksanaan
perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah
tenaga kesehatan yang dipekerjakan dalam perusahaan.
Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time di perusahaan,
maka fungsinya adalah :
1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja hiperkes di
perusahaan
2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk administrasi
kesehatan kerja.
3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan pengobatan
4. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan perusahaan.
5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah
disetujui.
6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha
menindaklanjuti sesuai wewenang yang diberikan kepadanya.
7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor
pekerjaan dan melaporkan kepada dokter perusahaan.
8. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai
kemampuan yang ada.
9. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.
10. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah
sebagai salah satu dari segi kegiatannya.
11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang dilayani.
12. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.
13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.
14. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja
15. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
16. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
17. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka pimpinan
paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan semua
usaha perawatan hiperkes.

12
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran


dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang
perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu
seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual,
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

B.Saran

Makalah ini membahas tentang keperawatan komunitas yang membahas


komunitas perawat pada sector perusahaan dengan berfokuskan pada tenaga kerja.
Sehingga dengan pembahasan ini sudah semestinya setiap mahasiswa mendapatkan
gambaran akan system K3 ini, sehingga menjadikan mahasiswa tidak memandang
sempit keprofesiannya nanti.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://gadisyayan.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar-kesehatan-lingkungan.html
http://otengharyanto.blogspot.com/
http://nahrowy.wordpress.com/2013/01/31/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja-k3-fungsi-dan-tugas-perawat-dalam-k3/
http://k3rs.blogspot.com/2012/04/prinsip-dasar-k3.html
http://fx-kerja.blogspot.com/2012/03/penyebab-kecelakaan-kerja.html
http://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/kesehatan-kerja-dan-keselamatan-
kerjaperburuhan/

14

Anda mungkin juga menyukai