i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dengan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan berjudul “Pendidikan
Kesehatan Berdasarkan Hasil Penelitian (Evidence Base Practice) Pada Pasien
Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Penyakit Jantung Koroner”
Shalawat serta salam penulis kirimkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan
masukan guna perbaikan di masa yang akan datang.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
PENDIDIKAN KESEHATAN...........................................................................................1
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN SUKABUMI...............................................................................................1
2021.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................1
BAB I...................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...............................................................................................................2
A. Latar Belakang.........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................................4
BAB II DESAIN MAKALAH............................................................................................5
A. Metode Penerapan EBP........................................................................................5
B. Strategi Pengumpulan Data..................................................................................5
C. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................5
A. Hasil-Hasil Penelitian Berdasarkan Evidence Base practice.............................4
2) Analisis Literatu......................................................................................................6
3) Lampiran Materi......................................................................................................7
satuan acara penyuluhan ..................................................................................................25
"PENYAKIT JANTUNG KORONER.............................................................................25
Materi penyuluhan ............................................................................................................31
BAB III..............................................................................................................................32
PENUTUP.........................................................................................................................32
A. KESIMPULAN ........................................................................................................32
B. SARAN......................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik keperawatan sangat berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada seorang klien. Praktik keperawatan didasarkan pada komponen –
komponen penting yang ada sehingga saat melakukan praktik keperawatan akan
meminimalisir resiko yang mungkin saja terjadi. Praktik keperawatan tentunya
dilakukan oleh seorang perawat yang telah lulus bersekolah di perguruan tinggi yang
telah mendapatkan ilmu – ilmu keperawatan sebagai dasar atau pedoman di dalam
melakukan tindakan keperawatan. Kualitas pengobatan atau kesembuhan seorang
pasien bergantungkepada perawat karena memegang peranan penting terhadap kesem
buhan pasien. Perawat setiap hari akan bertemu langsung dengan pasien sehingga keti
ka terjadi hal hal yang aneh atau masalah lainnya itu semua adalah tanggung jawab
seorang perawat. Oleh karena itu, perawat harus memberikan pelayananyang
bermutu, berkualitas, dan terbaik kepada pasien. Namun demikian, tidak seperti yang
kita bayangkan.
Evidence Based Practice (EBP), merupakan pendekatan yang dapat digunakan
dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidence atau fakta.
Penggunaan evidence base dalam praktek akan menjadi dasar scientific dalam
pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang diberikan dapat
dipertanggungjawabkan. Tujuan dari EBP adalah tiada lain dan tiada bukan adalah
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan pelayanan yang
selalu mendahulukan keselamatan pasien dan pada akhirnya membantu untuk
menurunkan hospital costs.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya
sumbatan pada pembuluh darah koroner (pembuluh yang berfungsi untuk memberi
suplai darah ke otot jantung). Akibatnya, suplai darah menuju otot jantung akan
berkurang atau yang paling parah, bisa berhenti. Jika sumbatan yang terjadi tidak
diatasi sesegera mungkin, maka akan semakin banyak otot jantung yang mengalami
kerusakan dan menyebabkan jantung tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Oleh karena itu, diperlukan penanganan cepat dan tepat.
2
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama di Negara
maju.Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK.sehingga upaya pencegahan
harus bersifat multifaktorial juga. Penyakit arteri koronaria merupakan masalah
kesehatan yang paling lazim dan merupakan penyebab utama kematian di
USA.Walaupun data epidemiologi menunjukan perubahan resiko dan angka
kematian penyakit ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk
mengadakan upaya pencegahan dan penanganan. Mengenal Faktor resiko PJK sangat
penting dalan usaha pencegahan PJK merupakan salah satu usaha yang cukup besar
peranannya dalam penanganan PJK untuk menurunkan resiko dan kematian akibat
PJK yaitu dengan caramengendalikan faktor resiko PJK. Faktor-faktor resikonya
besar, tetapi dapat diubah (modifiable risk factors) dalam perkembangan CAHD.
Faktor resiko PJK adalah: hipertensi, utama hiperlipoproteinemia,makanan, dan
merokok, dimana merupakan faktor yang dapat dikontrol dan bersifat reversible.
Faktor resiko lainnya adalah : umur, ras, jenis kelamin, keturunan (bersifat
Irreversibel), geografis, diet, obesitas, diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan
hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan perubahan masa (bersifat reversibel).
Dengan mengatur, berhenti merokok dan perubahan hipertensi yang efektif, dapat
menurunkan resiko dan kematian akibat PJK.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah mengenai
pendidikan kesehatan berdasarkan hasil penelitian EBP Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler Penyakit Jantung Koroner.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan maklah ini untuk mengetahui dan menelaah hasil-hasil dari
penelitian terhadap pasien dengan Penyakit hipertensi berdasarkan Evidence Based
Practice (EBP), sehingga dapat menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa
keperawatan dalam menerapkan pendidikan kesehatan yang berdasarkan pada hasil-
hasil penelitian.
Manfaat makalah ini sebagai wawasan pengetahuan penulis dan pembaca
tentang system pernapasan manusia. Selain itu, sebagai bekal dalam memberikan
bahan ajar Ilmu Pengetahuan Alam kelak sebagai tenaga pendidik.
BAB II
DESAIN MAKALAH
A. Metode Penerapan EBP
Penerapan EBP ini menggunakan metode pre dan post tindakan. Untuk
melihat tingkat keberhasilan EBP ini, penulis mengobservasi hasil-hasil pada
jurnal penelitian terhadap pasien Penyakit Jantung hipertensi, dengan
membandingkan hasil sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
B. Strategi Pengumpulan Data
4
memiliki durasi kerja ISDN Untuk pemakaian jangka panjang pada
berkisar antara 1 sampai 2 jam pasien rawat jalan dapat diberikan
sedangkan durasi kerja hidralazin, prazosin, kaptopril, atau
nitrogliserin sublingual hanya enalapril. Kaptopril adalah vasodilator
berkisar antara 20-30 menit. yang paling banyak dipakai saat ini.
Karena alasan inilah ISDN Vasodilator sering dipakai bersama-sama
digunakan sebagai terapi (dikombinasikan) dengan diuretik dan atau
profilaksis PJK untuk mengatasi digoksin. Ada beberapa jenis vasodilator
angina. Rute sublingual dipilih baru seperti flosequinan dan calcium
untuk menghindari terjadinya FPE channel blockers baru seperti amlodifin
(first pass effect) yang dapat dan felodifin yang menimbulkan harapan
menyebabkan bioavaibilitasnya baru untuk pengobatan gagal jantung
hanya sekitar 29% dan protein
plasma kurang lebih 30% saat
ISDN diberikan melalui rute oral.
Adapun DRP yang ditemukan
adalah rute penggunaan yang
salah yaitu penggunaan secara oral
tablet sublingual, efek samping
seperti pusing dan sakit kepala
(19,45%), ketidakpatuhan pasien
yang berkaitan dengan
ketidaksesuaian dosis, dan
interaksi obat potensial. Kesulitan
dalam penelitian ini disebabkan
5
oleh beberapa faktor, antara lain
kurang lengkapnya data klinik,
data laboratorium, data
pengobatan dan kondisi pasien
pada rekam medis pasien, waktu
penelitian yang singkat serta sulit
dalam melakukan wawancara
terhadap pasien. Selain itu,
penulisan resep untuk pasien
terkadang masih berbeda dengan
penggunaannya, misalnya
penggunaan obat vasodilator nitrat
(ISDN) yang digunakan hanya
saat nyeri dada tidak tertulis
secara jelas di resep.
6
7
b. Kajian Literatur
Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh gagalnya
mekanisme kompensasi otot jantung dalam mengantisipasi peningkatan beban volume
ataupun beban tekanan yang berlebih yang sedang dihadapinya, sehingga tidak mampu
memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh.4-13
Kemampuan jantung untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan tubuh
ditentukan oleh curah jantung yang dipengaruhi oleh empat faktor yaitu :
(1) preload (volume work) yang setara dengan isi diastolik akhir.
(2) after load, (pressure work) yaitu jumlah resistensi total, yang harus dilawan saat
ventrikel berkontraksi,
8
lebih dominan dan manifestasi klinik yang mencolok adalah fatigue maka dipilih
arteriodilator. Dalam praktek, seringkali digunakan obat kombinasi arterio dan
venodilator untuk mengurangi baik preload maupun afterload. Dampak vasodilatasi
yang terjadi berhubungan dengan dosis.Artinya jika dosis yang diberikan lebih tinggi,
maka efek vasodilatasi akan lebih besar.Evaluasi klinik yang cermat dan menyeluruh
sangat diperlukan dan merupakan metode yang praktis dalam memantau efikasi
vasodilator pada gagal jantung kongestif.Kontraindikasi vasodilator adalah gagal
jantung dengan kardiomiopati restriktif dan hipertropik.Sampai saat ini umumnya
vasodilator diberikan sebagai tambahan terhadap terapi standar.
9
No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Hasil
Sample
1 Pengaruh Pemberian Dwi Nur Aini, 2017 penelitian kuantitatif Sampel yang digunakan terdapat 7 responden yang tidak
Posisi Semi Fowler Arifianto, dan yang merupakan dalam mengalami perubahan setelah di
terhadap Respiratory Sapitri. quasi eksperimental, penelitian ini adalah lakukan posisi semi fowler, 2
Rate Tuberkulosis dengan menggunakan pasien TB Paru di responden masih mengalami
Paru di Ruang pendekatan One ruang Flamboyan RSUD pernafasan Bradipnea yang di akibatkan
Flamboyan RSUD Group Pretest-Post Dr.H. terdapat sumbatan pada
Soewondo Kendal test Soewondo Kendal saluran jalan nafas dan kelelahan
sebanyak 22. otot pernafasan dan 3 responden
masih mengalami pernafasan
Takhipnea yang di akibatkan tidak
adekuat O2, selain faktor diatas
faktor yang menyebabkan
responden masih mengalami sesak
saat pelaksanaan pemberian posisi
semi fowler pada responden, 7
responden tidak kooperatif dalam
pemberian, responden tidak
melakukan posisi semi fowler
degan benar, responden sering
mengubah posisi yang telah
diberikan oleh peneliti.
Berdasarkan data yang diperoleh
dari lembar observasi yang telah
diisi oleh responden, responden
sering mengalami kesulitan dalam
bernafas setelah di lakukan
pemberian terapi posisi semi fowler
terdapat perubahan dalam
respiratory rate. Pemberian posisi
semi fowler pada pasien TB Paru
telah dilakukan sebagai salah satu
cara untuk membantu mengurangi
sesak napas. Keefektifan dari
tindakan tersebut dapat dilihat dari
Respiratory Rates yang
menunjukkan angka normal yaitu
16-24x per menit pada usia dewasa.
Pelaksanaan asuhan keperawatan
dalam pemberian posisi semi fowler
itu sendiri dengan menggunakan
tempat tidur dan fasilitas bantal
yang cukup untuk menyangga
daerah punggung, sehingga dapat
memberi kenyamanan saat tidur
dan dapat mengurangi kondisi
sesak nafas. Penatalaksanaan
gangguan sistem pernafasan dapat
dilakukan pemasangan O2, serta
kolaborasi obat adapun pengobatan
non farmakologi pada penderita
dengan gangguan sistem pernafasan
tuberkulosi dapat menggunakan
latihan pernafasan perut, fisioterapi
dada serta posisi semi fowler
(Muttaqin 2008).
Hasil dan kajian literatur
Menurut teoriPooter and Perry (2005) pemberian oksigen tidakha nya member
ika n efek ter a pi teta pi jikapenggunaannya tidak tepat dapat
menyebabakanefek seperti depresi ventilasi, keracunan oksigen.Keadaan
yang trerjadi diatas dapat merusakstruktur jaringan paru seperti atelektasis
dankerusakan surfaktan, akibatnya proses difusidiparu akan terganggu bila
kita tidak seringmengontrol saturasi oksigen. penderitagangguan system
pernapasan harus terpenuhikebutuhan dasarnya dengan cara pemberian
terapioksigen. Pemberian terapi oksigen adalah suatukema mpua n untuk
mema sukka n oksigentambahan dari luar ke paru melalui
saluranpernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan (Depkes RI,
2005) tentunya carapemberiannya pun harus benar dan tepat
Asuhan keperawatan gawat darurat yang berkaitan dengan terapi oksigen yang
masuk dalam pengkajian primer yaitu breathing(pernafasan). Pengkajian
pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan nafas dan
keadekuatan pernafasan pada pasien. Langkah yang harus dipertimbangkan
jika pernafasan pada pasien tidak memadai adalah: dekompresi dan
drainase tension pneumothorax/haemothorax, closure of open chest injury
dan ventilasi buatan (Wilkinson & Skinner, 2000).
Satuan Acara Penyuluhan
“PENYAKIT JANTUNG KORONER”
A、Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease, CDH) adalah istilah
umum yang dipakai untuk semua gangguan yang menyangkut obstruksi darah
melalui arteri koronaria. Selain istilah CDH, ada juga istilah penyakit jantung
aterosklerotik coroner (Coronary Etherocslerosis Heart Disease, CADH).
Istilah atherosclerosis berasal dari bahasa Yunani dati kata athere yang
berarti bubur atau lunak. Istilah ini menggambarkan penampilan kasar dari bahan
plak. Aterosklerosis adalah suatu proses panjang yang dimulai sejak usia anak-
anak, tetapi proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun. (Mutaqin, 2011:132)
Aterosklerosis merupakan suatu proses di mana terdapat suatu penebalan
dan pengerasan suau arteri besar dan menengah, seperti koronaria, basilar, aorta,
dan arteri iliaka, lesi-lesi pada arteri menyumbat aliran darah ke jaringan dan
organ-organ utama yang dimanifestasikan sebagai penyakit arteri coroner,
miokard infark, aneurisma, dan cerebro vaskuler accident. (Ruhyanudin, 2007:46)
Istilah yang digunakan untuk penyakit ini beragam meliputi; penyakit
atherosclerosis jantung, penyakit jantung koroner, ischemic heart disease, dan
coronary artery disease „apapun namanya istilah-istilah tersebut merupakan
sinonim yang digunakan untuk menjelaskan proses penyakit
B、Tujuan Umum
C、Tujuan Khusus
D、Materi Penyuluhan
Terlampir
E、Metode Penyuluhan
1. Persentasi
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
F、Media
1. Power Point
2. Leaflet
G、Kegiatan Penyuluhan
H、Evaluasi
Evaluasi Struktur
1. Peserta penyuluhan bersedia ikut serta dan terlibat dalam kegiatan
penyuluhan
2. Kegiatan penyuluhan yang di lakukan di GOR Parungseah Gede
berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
3. Penyelenggara dapat menyediakan media atau alat- alat yang perlukan
saat melakukan penyuluhan
Evaluasi Proses
1. Peserta penyuluhan dapat memperhatikan dan mendengarkan materi
penyuluhan
2. Peserta dapat terlibat aktif saat berlangsungnya penyuluhan dengan
mengajukan pertanyaan
Evaluasi Hasil
1. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang apa itu PJK.
2. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan dan menjelaskan kembali
tentang faktor penyebab PJK.
3. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali bagaimana
carapencegahab PJK.
BAB III
MATERI PENYULUHAN
A、Pengertian
Penyakit ini bisa disebabkan oleh endapan yang mengandung kolesterol (plak) di
arteri koroner dan peradangan. PJK adalah penyakit yang berbahaya karena bisa
menyebabkan serangan jantung yang bisa mengakibatkan kematian. Di Amerika
Serikat, penyakit jantung ini menjadi penyebab lebih dari 37.000 kematian setiap
tahun.
1. Hipertensi
Nikotin dan karbonmonoksida dari rokok mempunyai efek yang jelek pada
pembuluh Merokok merupakan factor risiko utama yang menyebabkan
kematian dari CAHD. Merokok bisa mengurangi kadar kolesterol HDL dan
meningkatkan kolesterol LDL. Merokok menyebabkan bertambahnya kadar
karbonmonoksida di dalam darah sehingga meningkatkan resiko terjadinya
cedera pada lapidan dinding arteri. Merokok dapat mempersempit arteri yang
sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi
jumlah darah yang sampai ke jaringan.Merokok juga dapat meningkatkan
kecenderungan darah membentuk bekuan sehingga meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri perifer, arteri koroner, stroke, dan penyumbatan
suatu arteri cangkokan setelah pembadahan.
3. Keturunan
Meski asosiasi ini tidak jelas, faktor genetik tampaknya bermain RLE dalam
pengembangan CAD. Rupanya sebuah toward hypertension kecenderungan,
hiperlipidemia, dan diabetes . Namun, tidak diketahui apakah kecenderungan
warisan atau hanya hasil dari pola gaya hidup yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Jika kemudian benar, faktor-faktor risiko utama dapat diubah positif
4. Obesitas
Terlepas dari faktor-faktor sebelumnya yang telah dipelajari dan sangat terlibat
dalam CAD. Glukosa intoleransi seperti yang dibuktikan dalam diabetes
mellitus telah diidentifikasi sebagai faktor cardiovascularrisk kuat, khususnya
di kalangan perempuan.
7. Usia dan jenis kelamin
CAD yang lebih menonjol dalam manusia yang lebih tua. Kematian dari CAD
dilaporkan lima kali sering untuk laki-laki sebagai perempuan di 35-sampai 40
tahun grup tua dan dua sampai tiga kali lebih sering pada mereka 60 tahun dan
lebih tua. Perbedaan-perbedaan ini telah dikaitkan dengan hormon seks
wanita, karena ini system kekebalan wanita menurun dengan cepat setelah
menopause. Estrogen kontrasepsi oral didasarkan telah terbukti berhubungan
dengan peningkatan risiko CAD dan MI akut pada wanita 45 tahun dan
khususnya muda, jika mereka juga merokok dan memiliki tekanan darah
tinggi. Ini hasil temuan dari studi yang telah menunjukkan kolesterol serum
tinggi dan tingkat trigliserida pada wanita menggunakan kontrasepsi
oral.Terjadinya CAD pada orang kurang dari 30 tahun biasanya berhubungan
dengan hiperlipidemia, hipertensi, dan merokok.
D. Cara pencegahan PJK
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil-hasil penelitian tentang beberapa intervensi
diagnosa keperawatan pada pasien penyakit hipertensi berdasarkan pada evidence
based practice (EBP), didapatkan jurnal-jurnal yang mendukung intervensi
keperawatan pada pasien Penyakit Jantung Koroner
B. Saran
Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan I, Penerbit
EGC, Jakarta.
Supriyono, M. 2008. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Jantung
Koroner Pada Kelompok Usia ≤ 45 Tahun. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Yahya, A.F. 2010.Menaklukkan Pembunuh no.1 : Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung
Koroner Secara Tepat. PT Mizan Pustaka, Bandung
Syukri, A.E., Panda,L., Rotty, L.W. 2011. Profil Penyakit Jantung Koroner di IRINA F Jantung
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran UNSRAT,
Manado.
iii