Disusun oleh :
Kelompok 11
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dengan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan berjudul
“Pendidikan Kesehatan Berdasarkan Hasil Penelitian (Evidence Base
Practice) Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin Diabetes
Melitus”
Shalawat serta salam penulis kirimkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai
pihak.oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun
penulis menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akan datang.
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Diagnosa Keperawatan..................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................39
B. Saran.............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Praktik keperawatan sangat berkaitan dengan pelayanan kesehatan
yang diberikankepada seorang klien. Praktik keperawatan didasarkan pada
komponen – komponen penting yang ada sehingga saat melakukan praktik
keperawatan akan meminimalisir resiko yang mungkin saja terjadi. Praktik
keperawatan tentunya dilakukan oleh seorang perawat yang telah lulus
bersekolah di perguruan tinggi yang telah mendapatkan ilmu – ilmu
keperawatan sebagai dasar atau pedoman di dalam melakukan tindakan
keperawatan. Kualitas pengobatan atau kesembuhan seorang
pasien bergantungkepada perawat karena memegang peranan penting terhada
p kesembuhan pasien. Perawat setiap hari akan bertemu langsung dengan pas
ien sehingga ketika terjadi hal hal yang aneh atau masalah lainnya itu semua
adalah tanggung jawab seorang perawat. Oleh karena itu, perawat harus
memberikan pelayananyang bermutu, berkualitas, dan terbaik kepada pasien.
Namun demikian, tidak seperti yangkita bayangkan.
Evidence Based Practice (EBP), merupakan pendekatan yang dapat
digunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidence
atau fakta. Penggunaan evidence base dalam praktek akan menjadi dasar
scientific dalam pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang
diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan dari EBP adalah tiada lain
dan tiada bukan adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
meningkatkan pelayanan yang selalu mendahulukan keselamatan pasien dan
pada akhirnya membantu untuk menurunkan hospital costs.
Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang
kerapdisebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, Orang lazim
menyebutnyasebagai penyakit gula atau kencing manis.Sebelum menjelaskan
lebih lanjut soalpenyebab dan cara perawatan pasien diabetes melitus ada
baiknya kita simakdulu definisi mengenai diabetes melitus itu
1
sendiri.Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah
penyakityang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
(hiperglikemia)akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
2. Rumusan Masalah
2
BAB II
DESAIN MAKALAH
3
D. Hasil-Hasil Penelitian Berdasarkan Evidence Base practice
a. Summary Jurnal
No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Hasil Kesimpulan
sample
1. HUBUNGAN POLA Sartika. Sumangkut 2013 Penelitian ini Metode Hasil yang didapatkan Dari hasil penelitian
MAKAN DENGAN Wenny. Supit bersifat pengambilan menunjukkan bahwa yang telah di lakukan
KEJADIAN Franly. Onibala deskriptif sampel yang ada hubungan pola di Rumah Sakit prof.
PENYAKIT analitik dengan digunakan yaitu makan dengan kejadian Dr. R. D. Kandou
DIABETES rancangan cross dengan purposive Diabetes Melitus tipe-2 Manado pada bulan
MELITUS TIPE-2 sectional sampling yaitu dengan nilai p 0,00(α Juni 2013 maka dapat
DI POLI INTERNA (potong lintang). sebanyak 80 0,05). Penderita DM di simpulkan bahwa :
BLU.RSUP. PROF. orang. paling banyak berjenis Ada hubungan pola
DR. R. D. KANDOU kelamin perempuan 23 makan dengan
MANADO orang (laki-laki 17orang), kejadian diabetes
penyakit DM ini lebih Melitus tipe-2 di
sering terjadi pada poliklnik interna BLU
perempuan, karena RSUP. Prof. Dr. R.
kebiasaan perempuan D. Kandou Manado,
4
yangsuka mengkonsumsi jenis makanan yang
makanan-makanan disukai dan sering
yang mengandung dikonsumsi responden
cokelat, gula, dan penderita DM tipe-2
jajanan-jajanan siap yaitu banyak
saji, hal ini mengandung gula dan
menyebabkan dapat meningkatkan
peningkatan kadar kadar glukosa dalam
gula darah pada darah seperti cake,
perempuan yang lebih tart, dodol, dan kue-
beresiko dibanding laki- kue yang terlalu
laki akibat pola manis, minuman sirup,
makan yang tidak minuman bersoda, es
baik. Dari penelitian teh manis dan susu
yang dilakukan, kental manis,
penderita DM paling frekuensi makan yang
banyak berada di umur tidak teratur pada
41-60 tahun yaitu 24 responden penderita
orang DM tipe-2 dan
5
kebiasaan makan yang
tidak tepat waktu di
karenakan kesibukkan
pekerjaan masing
masing dansering
makan tidak terkontrol.
Sehingga pola makan
responden tidak baik
dan menyebabkan
Diabetes Melitus tipe-2.
2. Pengaruh Pola Siti Cholishotul 2020 Desain atau Populasi dan Hal ini menunjukkan Hasil penelitian
Makan Dan Aktifitas Himmah1 rancangan yang sampel : bahwa terdapat didapatkan pengaruh
Terhadap Penurunan Detty Nur Irawati2 digunakan Sampel pada pengaruh yang signifikan yang signifikan pola
Kadar Gula Pada Nenny Triastuti3 dalam penelitian penelitian ini pola makan terhadap makan, aktivitas fisik
Pasien Diabetes Nabil Salim ini adalah adalah penurunan kadar gula terhadap
MelitusTipe2 di Ambar4 rancangan peserta yang darah. Pengaturan pola penurunanikadar gula
Klinik Aulia analitik Cross mengikuti makan diketahui dapat darah.
Jombang sectional. Prolanis di Klinik menstabilkan kadar
Aulia glukosa darahdan lipid-
6
Jombang, yang lipid dalam batas normal.
juga merupakan
pasien diabetes
melitus tipe 2
sebanyak 45
pasien.
3. Hubungan Pola Susanti1, Difran 2018 Desain Pengambilan Hasil uji statistik Pentingnya peran
Makan Dengan Nobel Bistara2 penelitian ini sampel dilakukan Spearman Rho p=0,000 pengaturan pola makan
Kadar Gula Darah adalah pada bulan (α=0,05) menunjukkan pada penderita diabetes
Pada Penderita korelasional. Oktober sampai bahwa H0 ditolak dalam pengendalian
Diabetes Mellitus November 2017 sehingga kadar gula darah
dengan besar dapat disimpulkan ada sehingga kadar gula
sampel 40 hubungan antara pola darah tetap terkontrol.
responden. makan dengan kadar gula
darah pada penderita
Diabetes Mellitus di
Puskesmas Tembok
Dukuh Surabaya. Hasil
penelitian ini didapatkan
7
ada
hubungan yang kuat
antara pola makan
dengan kadar gula darah
apabila pola makan yang
tidak baik
seperti yang dianjurkan
prinsip 3J maka akan
terjadi ketidakstabilan
kadar gula darah.
8
b. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
9
2) Analisis Literatur
Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa tpola
makan pada pasien dengan diagnosa Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan dengan ketidak adekuatan
insulin, penurunan masukan oral menunjukkan adanya
hubungan kefektifan dan keberhasilan yang berarti.
Dimana tindakan pemberian pola makan ini tersebut
membantu Mengurangi rasa mual dan memberi rasa
nyaman.
3) Lampiran Materi
a) Pola Makan
b) Pola Diet
10
Pola diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2
bertujuan membantu penderita memperbaiki kebiasaan
makan sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa
darah dalam batas normal sebagai akibat dari
hiperglikemia (peningkatan kadar gula dalam darah).
Oleh karena itu penatalaksanaan terapi pola diet diabetes
mellitus tipe 2 sangat berperan penting dalam upaya
menormalkan kadar gula darah pada diabetes mellitus
tipe 2 serta mencegah berbagai macam komplikasi yang
timbul dari penyakit.(Rudini, D, 2016)
11
2. Berikan perawatan kulit secara teratur seperti massage
12
kontrol; (c) sesudah penelitian
ABI kelompok intervensi
secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan ABI kelompok
kontrol; (d) peningkatan ABI
kelompok intervensi
secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan peningkatan
ABI kelompok kontrol.
2. PERBEDAAN Resi 2015 Desain Teknik Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini dapat
SENSITIVITAS Lisanawati1 , penelitian yang pengambilan menujukkan adanya disimpulkan bahwa melakukan
TANGAN DAN Yesi Hasneli2 , digunakan sampel yang peningkatan sensitivitas terapi pijat refleksi efektif
KAKI SEBELUM Oswati dalam penelitian digunakan yaitu tangan dan kaki yang dalam meningkatkan
DAN SESUDAH Hasanah3 ini adalah Quasi teknik signifikan pada kelompok sensitivitas tangan dan kaki
DILAKUKAN experimental purposive ekspeimen setelah diberikan pada pasien diabetes melitus
TERAPI PIJAT sampling dan perlakuan dengan hasil uji tipe II.
REFLEKSI menetapkan 15 statistik p<0,05
PADA responden pada
PENDERITA masing-masing
13
DIABETES kelompok
MELITUS TIPE
II
3. EFEKTIVITAS Marlin 2020 Penelitian ini 5 responden Uji statistik Wilcoxon Intervensi massage effleurage
MASSAGE Eppang*, Dewi merupakan studi yang dipilih menunjukkan terdapat dapat diterapkan untuk
EFFLEURAGE Prabawati kuantitatif dengan perubahan sensasi mencegah ulkus diabetik akibat
TERHADAP dengan quasi purposive proteksi kaki sebelum dan penurunan sensasi proteksi kaki
SENSASI eksperimental sampling sesudah intervensi dengan dan perlu dilakukan kunjungan
PROTEKSI KAKI pre-post design technique dan nilai p= 0.02 (< rumah pada pasien DM untuk
PADA PASIEN dibagi dalam 0.05); dan uji statistik Mann- memberikan penyuluhan
DIABETES kelompok Whitney menunjukkan kesehatan tentang pencegahan
MELITUS intervensi terdapat perbedaan dan perawatan DM, sehingga
sebanyak 71 signifikan sensasi proteksi pengetahuan pasien DM dapat
responden dan kaki pada kelompok meningkat serta memiliki
kelompok intervensi dan kelompok perilaku yang baik tentang
kontrol 24 kontrol dengan p=0.000. pengaturan diit dan kepatuhan
responden. Secara simultan variabel menjalani terapi
independen dalam
penelitian ini memberikan
14
pengaruh sebanyak 40.7 %
terhadap sensasi
proteksi kaki.
15
b. Kajian Literatur
4) Hasil Literatur
16
5) Analisis Literatur
Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa
tindakan terapi pijat pada pasien dengan diagnosa Resiko tinggi
infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa
tinggi.menunjukkan kefektifan dan keberhasilan yang berarti.
Baik itu terapi pijat maupun massage effleurance dimana
tindakan-tindakan ini tersebut membantu saat tekanan yang
diberikan pada saat massage meningkatkan sirkulasi darah dan
kelenjar getah bening, meningkatkan sirkulasi jaringan,
mencegah terjadinya edema
6) Lampiran Materi
b) Massage Effleurage
17
mengusap secara lembut, mengikuti lekuk tubuh, dan
dilakukan mulai dari distal ke proksimal dan sejajar
dengan sumbuh panjang jaringan. Kompresi secara
18
3. jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak mengganggu waktu istirahat klien.
a. Summary Jurnal
19
(p = 0,033, r = -0.366, α=
0,05).
2. LATIHAN Rumentalia 2019 Jenis penelitian Responden Latihan yang dilakukan Setelah intervensi rata-
DENGAN POSISI Sulistini, ini adalah penelitian pada penelitian ini adalah rata skor keletihan 16
DUDUK 2Prahardian Putri penelitian berjumlah 21 latihan pada posisi dengan skor terendah
MENURUNKAN kuantitatif orang dengan duduk. Latihan dilakukan 10 dan tertinggi 24.
KELETIHAN dengan metode selama 3 kali/ minggu ada perbedaaan rerata
PENDERITA pendekatan pengambilan selama 4 minggu. Rata– skor keletihan yang
DIABETES observasional sampel random rata skor keletihan bermakna antara awal
MELLITUS analitik dengan sampling. minggu pertama sebelum minggu I dan akhir
desain cross intervensi 18,23 dan minggu IV pada
sectional study rata–rata skor keletihan kelompok intervensi (p
setelah intervensi (post) value = 0,010). Untuk
16 dan didapatkan ada itu perlu
perbedaan rerata skor dikembangkannya
keletihan yang bermakna pemantauan aktifitas
antara awal minggu I dan fisik Penderita DM
akhir minggu IV pada khususnya Latihan fisik
kelompok intervensi (p selama di rumah. Dan
20
value = 0,010). Jadi, ada diharapkan
pengaruh latihan dengan mengefektifkan kembali
posisi duduk Program Prolanis di
terhadap penurunan Puskesmas.
keletihan penderita DM.
3. PENGARUH Adi Antoni¹, Ridha 2016 Desain Sampel pada Berdasarkan data awal, PMR berpengaruh
PROGRESSIVE Dharmajaya², penelitian yang penelitian ini gejala fatigue sebelum secara bermakna
MUSCLE Ikhsanuddin A. digunakan berjumlah 33 dilakukan PMR pada terhadap penurunan
RELAXATION Harahap³ adalah kuasi responden responden kelompok gejala fatigue klien
TERHADAP eksperimen pre kelompok intervensi menunjukkan DMT2, nilai p<0,001
GEJALA FATIGUE dan post test intervensi dan 33 rata-rata 7,32 (SD=0,17).
PADA KLIEN kontrol grup. responden Sedangkan pada
DIABETES kelompok kelompok kontrol, rata-
MELITUS TIPE 2 kontrol, yang rata gejala fatigue awal
diambil dengan menunjukkan 7,27
cara consecutive (SD=0,13).
sampling
21
b. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
Dari hasil penelitian yang dilakukan Nisrina Na’ilah
R (2020) dengan judul, “Hubungan Manajemen Energi
dengan Kelelahan Pada Pasien Diabetes Melitus di
Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan “Menurut asumsi
peneliti ada pengaruh manajemen energi dengan kelelahan pada
pasien diabetes melitus.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Rumentalia
Sulistini, 2Prahardian Putri (2019) dengan judul” LATIHAN
DENGAN POSISI DUDUK MENURUNKAN KELETIHAN
PENDERITA DIABETES MELLITUS “ setelah dilakukan
intervensi adanya rata–rata skor keletihan mengalami
penurunan setelah dilakukan latihan dengan posisi duduk
selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali/ minggu.
Penurunan sebesar 1,6 point. Keletihan dilalami oleh 85%
penderita DM dan 61%.15 penderita DM tipe 2 yang baru
terdiagnosis mengalami fatigue.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Ahmad Eko
(2016) dengan judul “PENGARUH PROGRESSIVE
MUSCLE RELAXATION TERHADAP GEJALA FATIGUE
PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 “Setelah
dilakukan intervensi dari hasil penelitian di atas secara
umum, PMR berpengaruh secara bermakna terhadap
penurunan gejala fatigue klien DMT2.
2) Analisis Literatur
Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa
tindakan keburuhan akan aktivitas dengan pemberian
latihan duduk, PMR maupun manajemen energi pada
pasien dengan diagnosa Kelelahan berhubungan dengan
penurunan produksi energi metabolik menunjukkan
kefektifan dan keberhasilan yang berarti. Dimana
22
tindakan-tindakan tersebut dapat sehinga dapat
meningkatkan tidur, menuninkan rasa letih, dan dapat
memperhaiki daya piker.
3) Lampiran Materi
a) Manajemen Energi
Manajemen energi merupakan salah satu upaya
dalam keperawatan untuk mengatur energi yang
digunakan untuk menangani atau mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan fungsi (Bulechek
dkk., 2013).
Manajemen energi dapat dilakukan dengan
penerapan konservasi energi yang bertujuan
untuk menjaga keseimbangan energi untuk
mencegah terjadinya kelelahan yang berlebih
(Leach, 2014).
Manajemen energi merupakan aplikasi dari teori
yang dicetuskan oleh Levineterkait energi
konservasi (Aligood,2010).
Manajemen energi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah gula darah
(Fawcet,2005)
b) Fatigue
23
2003).
24
25
4. Timbang berat badan sesuai indikasi
a. Summary Jurnal
26
nilai p-value = 0,002 (p < pengaruh konseling
0,05) yang berarti ada Aktivitas fisik dan pola
pengaruh yang makan yang
Signifikan sesudah Bermakna terhadap
diberikan konseling perubahan IMT pada
aktivitas fisik dan pola Penderita diabetes
makan. mellitus di Puskesmas
Dinoyo Kec.
Lowokwaru Kota
Malang.
2. Konsumsi Meal Kiki Riskianti, 2019 Penelitian Ini Populasi dalam Data tentang tingkat Hasil penelitian
Replacement Dan Suhaema, Dilaksanakan penelitian ini konsumsi energi, diperoleh bahwa
Kadar Glukosa Darah Fifi Luthfiyah Di RSUD Kota adalah pasien DM karbohidrat dan serat 40,6% subjek
Pasien Dm Tipe II Mataram yang berkunjung diperoleh melalui Mengkonsumsi
Dengan ke poli gizi Recall. Data tentang penganti makan,
Rancangan Dalam Meal Replacement dengan jenis/merek
Penelitian Ini 6 bulan terakhir Diperoleh melalui Diabetasol
Crossectional sebanyak 224 wawancara. Data tentang (85,7%). J
. Orang. Subjek kadar glukosa darah Umlah
27
Dalam penelitian puasa diperoleh melalui Subjek dengan
ini berjumlah 69 pemeriksaan Di BLK Konsumsi
orang yang Pulau Lombok. Data Meal replacement
diambil tentang tingkat <1 porsi/sajian
berdasarkan konsumsi energi, (78,6%),
kriteria inklusi. karbohidrat dan serat Dengan
Cara pengambilan diolah dengan Frekuensi
Subjek Dilakukan Mengelompokkan ≥1 kali/hari
dengan Simple kedalam kategori (96,4%).
Random : kurang (<90%), normal 41 orang
Sampling (90-11 0%), dan lebih Subjek
. (>110%). Data tentang (42,9%)
frekuensi Konsumsi Memiliki kadar
Meal replacement glukosa darah puasa
Dikelompokkan dengan kategori
menjadi : sering (≥1 Buruk.
kali/hari) dan jarang (<1
kali/hari). Data tentang
Jumlah konsumsi
28
Meal replacement
Dikelompokkan menjadi:
<1 porsi/sajian dan ≥1
porsi/sajian. Data
Tentang kadar
Glukosa dikelompokkan
menjadi: terkendali baik
(80-100 mg/dl), sedang
(100
- 125 mg/dl), dan buruk
(≥126 mg/dl)
Analisis Statistik untuk
Menentukan hubungan
antara konsumsi
Meal replacement
Dengan kadar glukosa
darah Menggunakan uji
korelasi
Rank
29
- Spearman
Dengan
Α
=0.05 dengan
Program SPSS.
3. Hubungan antara Muhammad Bayu 2020 Penelitian ini Populasi Berdasarkan hasil Hasil karakteristik
Diabetes Melitus Kurniawan, menggunakan sebanyak 124 analisa hubungan responden di ruang
Gestasional dan Berat Ni Wayan Wiwin kuantitatif Sampel pada Diabetes Gestasional Lily dan NICU RSUD
Badan Lahir dengan A termasuk jenis penelitian ini dengan kejadian Abdul Wahab
Kejadian Respiratory penelitian sebanyak 95 Jenis Respiratory Distress Sjahranie Samarinda
Distress Syndrome observasional sampel Syndrome (RDS) dapat berdasarkan usia ibu
(RDS) pada Neonatus analitik dengan proporsional Diketahui Diketahui bahwa respon
Di RSUD Abdul pendekatan random sampling Bahwa Diabetes den
Wahab Sjahranie Cross sectional menggunakan Gestasional yang Terbanyak yaitu 20
Samarinda . Populasi Rumus mengalami Respiratory –
sebanyak 1 Slovin.instrument Distress Syndrome 35 Tahun sebanyak 69
24.Sampel pada penelitian berupa (RDS) sebanyak 38 orang (72,6%)
penelitian ini lembar observasi orang (40,0%) berdasarkan pendidikan
30
sebanyak 95 dan lembar rekam Sedangkan yang tidak terbanyak
Jenis sampel medik. mengalami Respiratory Adalah berpendidikan
proporsional Distress Syndrome SLTA yaitu sebanyak
random (RDS) sebanyak 1 orang 42 orang (44,2%).
Sampling (1,1%) dan yang tidak Berdasarkan pekerjaan
menggunakan Diabetes ibu terbanyak adalah
rumus Gestasional yang ibu rumah
Slovin. mengalami Respiratory Tangga (IRT)
instrument Distress Syndrome sebanyak 73 orang
penelitian (RDS) sebanyak 45 (76,8%), dan
berupa lembar orang (47,4%) berdasarkan
observasi dan sedangkan yang tidak Jenis kelamin
lembar rekam Mengalami Respiratory terbanyak adalah jenis
medik. Distress Syndrome kelamin laki
. (RDS) sebanyak 11 –
orang (11,6%). Laki
Hasil penelitian Sebanyak 49 orang
menggunakan Fisher (51,6%) dan perempuan
Exact sebanyak 46 orang
31
Didapatkannilai p Value (48,4%).
0,014 > 0,05 dengan Ibu dengan Diabetes
hasil Odds Ratio 9,289 Gestasional di ruang
menunjukkan adanya Lily dan
hubungan antara NICU RSUD Abdul
Diabetes Wahab Sjahranie
Gestasional dengan Samarinda sebanyak
kejadian Respiratory 39 ibu (41,1%), dan
Distress Syndrome ibu yang t
(RDS) di RSUD Abdul Idak menderita
Wahab Sjahranie Diabetes
Samarinda. Gestasional sebanyak
56 ibu (58,9%)
.
Di ruang Lily dan
NICU RSUD Abdul
Wahab Sjahranie
Samarinda neonates
dengan
32
BBLR yaitu sebanyak
55 neonatus (57,9%),
BBLN sebanyak 38
neonatus (40,0%) dan
BBLL sebanyak 2
neonatus (2,1%).
Hubunga
N antara Diabetes
Gestasional dengan
kejadian Respiratory
Distress Syndrome
(RDS) didapatkan
nilai p Value
0,014 < 0,05
menunjukkan adanya
hubungan antara
Diabetes Gestasional
dengan kejadian
Respiratory Distress
33
Syndrome
(RDS) di RSUD
Abdul Wahab Sjahrani
E Samarinda.
34
b. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
Dari hasil penelitian yang dilakukan Weliana Hoar Bria Martins,
Ani Sutriningsih, Novita Dewi (2018) dengan Judul Pengaruh Konseling
Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Terhadap Perubahan Imt Pada Penderita
Diabetes Mellitus Di Puskesmas Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan konseling aktivitas
fisik dan pola makan didapatkan sebagian besar responden (59%) berada
pada IMT kategori gemuk tingkat ringan. Sesudah diberikan konseling
aktivitas fisik dan pola makan hampir setengah dari responden (29%)
berada pada IMT kategori normal, dengan nilai p-value = 0,002 (p < 0,05)
yang berarti ada pengaruh yang signifikan sesudah diberikan konseling
aktivitas fisik dan pola makan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kiki Riskianti, Suhaema, Fifi
Luthfiyah (2019) dengan Judul Konsumsi Meal Replacement Dan Kadar
Glukosa Darah Pasien Dm Tipe II Hasil penelitian diperoleh bahwa
40,6% subjek mengkonsumsi penganti makan, dengan jenis/merek
diabetasol (85,7%). Jumlah subjek dengan konsumsi Meal replacement
<1 porsi/sajian (78,6%), dengan Frekuensi ≥1 kali/hari (96,4%). 41
orang subjek (42,9%) memiliki kadar glukosa darah puasa dengan
kategori buruk.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Muhammad Bayu Kurniawan,
Ni Wayan, Wiwin A (2020) Hubungan antara Diabetes Melitus
Gestasional dan Berat Badan Lahir dengan Kejadian Respiratory Distress
Syndrome (RDS) pada Neonatus Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Distress Syndrome (RDS) dapat Diketahui Bahwa Diabetes
Gestasional yang mengalami Respiratory Distress Syndrome (RDS)
sebanyak 38 orang (40,0%) Sedangkan yang tidak mengalami Respiratory
Distress Syndrome (RDS) sebanyak 1 orang (1,1%) dan yang tidak
Diabetes Gestasional yang mengalami Respiratory Distress Syndrome
35
(RDS) sebanyak 45 orang (47,4%) sedangkan yang tidak Mengalami
Respiratory Distress Syndrome (RDS) sebanyak 11 orang (11,6%). Hasil
penelitian menggunakan Fisher Exact Didapatkan nilai p Value 0,014 >
0,05 dengan hasil Odds Ratio 9,289 menunjukkan adanya hubungan
antara Diabetes Gestasional dengan kejadian Respiratory Distress
Syndrome (RDS) di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
2) Analisis Literatur
Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa terdapat
pengaruh konseling aktivitas fisik dan pola makan yang bermakna
terhadap perubahan IMT pada Penderita diabetes mellitus yang berarti ada
pengaruh yang signifikan sesudah diberikan konseling aktivitas fisik dan
pola makan. Dengan hasil (59%) berada pada IMT kategori gemuk tingkat
ringan. Sesudah diberikan konseling aktivitas fisik dan pola makan hampir
setengah dari responden (29%) berada pada IMT normal.
3) Lampiran Materi
a) IMT
IMT dikatakan sebagai faktor resiko utama berkembangnya
resistensi insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Sekitar 70%
penderita diabetes adalah overweight dan lebih dari 50%
Hasil IMT yang masuk kategori obesitas perlu diwaspadai karena
obesitas cenderung memiliki masukan kalori berlebihan sehingga sel
beta kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup
sehingga terjadilah resistensi insulin, yang mengakibatkan kadar
glukosa darah meningkat dan dapat berkembang menjadi diabetes
mellitus, maupun memperburuk kondisi penderita diabetes mellitus
(Kaban, 2005). Syahbud (2003) menyatakan bahwa peningkatan berat
badan merupakan prediktor kuat bagi resiko diabetes mellitus tipe 2
dimana peningkatan BB >20 Kg setelah usia 18 tahun meningkatkan
resiko diabetes mellitus sampai 12 kali dan resiko meningkat menjadi
61 kali lebih besar jika IMT diatas 35 kg/m2 (Wiardani, 2010).
36
5. Beri pendidikan keschatan mengenai penyakit dan pencegahannya
a. Summary Jurnal
No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Hasil Kesimpulan
sample
1. PENGARUH Ni Putu Mirah Ayu 2018 Desain penelitia pengambilan Tingkat pengetahuan Ada pengaruh
PENDIDIKAN KB1, Santi ini adalah responden dengan pasien DM kelompok pendidikan kesehatan
KESEHATAN Damayanti Quasi teknik eksperimenl sebelum terhadap tingkat
TERHADAP eksperiment consecutive mendapatkan pengetahuan pasien DM
TINGKAT dengan sampling. Subjek perlakuan dalam tipe 2 dalam
PENGETAHUAN rancangan two penelitian adalah pengetahuan baik pencegahan ulkus kaki
PASIEN DIABETES group pretest pasien DM tipe 2 51.90% dan tingkat diabetik di Poliklinik
MELITUS postest with sebanyak 54 pengetahuan setelah RSUD panembahan
TIPE 2 DALAM control group. responden yang mendapatkan perlakuan Senopati Bantul.
PENCEGAHAN dibagi ke dalam dalam pengetahuan baik
ULKUS KAKI 27 kelompok 96.30%. Hasil uji
DIABETIK DI kontrol Wilcoxon Match Pairs
POLIKLINIK RSUD dan 27 kelompok Test dari kelompok
PANEMBAHAN eksperimen eksperimen didapat
37
SENOPATI dengan teknik p-value sebesar 0.0001.
BANTUL random sampling. Sedangkanhasil uji
Analisa data Wilcoxon Match Pairs
menggunakan uji Test pada kelompok
Wilcoxon kontrol didapat pvalue
Match Pairs Test sebesar 1.000. DanHasil
dan Mann uji Mann-Whitney U-Test
Whitney U-Test. didapat p-value sebesar
0.000.
2. HUBUNGAN Rima Ulfa Fahra1 2017 Jenis penelitian Teknik sampling Pada penelitian ini Nilai korelasi bersifat
PERAN PERAWAT , Nur Widayati2 ini adalah penelitian ini didapatkan nilai rerata positif yang berarti
SEBAGAI , Jon Hafan deskriptif adalah peran perawat sebagai semakin baik peran
EDUKATOR Sutawardana3 analitik dengan consecutive edukator adalah 59,84 perawat sebagai
DENGAN pendekatan samplingdengan dan nilai rerata edukator maka semakin
PERAWATAN DIRI crosssectional. sampel sebanyak perawatan diri adalah baik perawatan diri
PASIEN DIABETES 63 orang. 3,79. Hasil uji statistik pasien DM tipe 2.
MELITUS TIPE 2 DI dengan Spearman rank Edukasi yang
POLI PENYAKIT menunjukkan adanya didapatkan oleh pasien
DALAM RUMAH hubungan signifikan dapat mempengaruhi
38
SAKIT BINA antara peran perawat motivasi pasien
SEHAT JEMBER sebagai edukator dengan sehingga berdampak
perawatan diri pasien pada perilaku
DM tipe 2 (p value = perawatan diri. Oleh
0,000; r = +0,851). karena itu menjadi
penting bagi perawat
untuk memberikan
edukasi pada pasien
DM tipe 2 sehingga
perawatan diri pasien
menjadi optimal.
3. HUBUNGAN Herlena Essy Phitri 2013 Jenis penelitian Diabetes Mellitus Hasil penelitian Ada hubungan antara
ANTARA * ) Widiyaningsih ini adalah sebanyak 51 didapatkan umur motivasi pasien
PENGETAHUAN deskriptif dengan teknik responden rata-rata diabetes mellitus
DAN SIKAP correlation pengambilan adalah 52,20 tahun, dengan kepatuhan
PENDERITA dengan sampel purposive pendidikan sebagian menjalankan program
DIABETES rancangan cross sampling. besar SMA sebanyak 22 diet di Instalasi Rawat
MELLITUS sectional. responden (43,1%), Jalan RSUD Kota
DENGAN pekerjaan sebagian besar Semarang (pvalue =
39
KEPATUHAN DIET swasta sebanyak 20 0,015). Hendaknya RS
DIABETES responden (39,2%), jenis menyediakan media
MELLITUS DI kelamin sebagian besar pendidikan kesehatan
RSUD AM. laki-laki sebanyak 35 bagi penderita DM
PARIKESIT responden (68,6%), lama seperti leaflet, lembar
KALIMANTAN DM responden rata-rata balik yang dapat
TIMUR adalah 2,73 tahun, semua dimanfaatkan untuk
responden mendapatkan penyuluhan kesehatan.
informasi tentang diit
sebanyak 51 responden
(100%). Motivasi dalam
menjalankan program
diet sebagian besar
rendah sebanyak 21
responden (41,2%).
Kepatuhan menjalankan
program diet sebagian
besar tidak patuh
sebanyak 29 responden
40
(56,9%).
41
b. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
42
mellitus dengan kepatuhan menjalankan program diet di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Semarang
2) Analisis Literatur
Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa
tindakan pemberian penkes maupun pengetahuan pada
pasien dengan diagnosa Kurang pengetahuan mengenai
penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi. menunjukkan
kefektifan dan keberhasilan yang berarti. Baik itu
pendidikan kesehatan, peran perawat sebagai edukator
dimana tindakan-tindakan tersebut dapat meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan dan mengetahui pemahaman
klien dan keluarga setelah diberi pendidikan keschatan
3) Lampiran Materi
d) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan sangatlah penting untuk meningkatkan
pengetahuan seseorang. Dalam penatalaksanaan diabetes
melitus terdapat lima pilar diantaranya diet, latihan,
pemantauan, terapi dan pendidikan. pendidikan
memiliki andil yang kuat dalam peningkatan
pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang
penting bagi kesehatannnya.
e) Perawat Sebagai Edukator
43
Perawatan diri merupakan salah satu usaha
pencegahan komplikasi dan untuk menurunkan angka
kematian yang tinggi akibat DM (Kemenkes RI, 2014).
Pasien DM memerlukan pengontrolan diri yang
efektif untuk mencegah komplikasi (Bai et al., 2009).
Pengontrolan yang efektif dari DM Tipe 2 tergantung
pada perawatan diri yaitu pengaturan diet, latihan fisik,
monitoring kadar glukosa, dan manjemen obat
(Souza,2005)
44
45
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil-hasil penelitian tentang
beberapa intervensi diagnosa keperawatan pada pasien penyakit
paru obstuktif kronik berdasarkan pada evidence based practice
(EBP), didapatkan jurnal-jurnal yang mendukung intervensi
keperawatan pada pasien Diabtes Melitus dengan diagnosa: Resiko
tinggi infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi.
Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik. Ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit atau
progresif yang tidak dapat diobati., Kurang pengetahuan mengenai
penyak it, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi.
B. Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
47
Sulistini, R., & Putri, P. (2019, October). LATIHAN DENGAN
POSISI DUDUK MENURUNKAN KELETIHAN PENDERITA
DIABETES MELLITUS. In Proceeding Seminar Nasional
Keperawatan (Vol. 5, No. 1, pp. 6-9).
48
Diabetes Melitus dengan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus di RSUD AM.
Parikesit Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, 1(1), 66-
78.
49
50