Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

LIZA FITRI YANTI

DOSEN PEMBIMBING

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKIT TINGGI PADANG

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang tiada
hentinya melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan yakni
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka


penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis ucapkan terimakasih.

Muara Bungo, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Manaajemen Keperawatam ................................................ 3
2.2 Sistem Dokumentasi Keperawatan ................................................................ 4
2.3 Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer………………….. 6
2.4 Program-Program Yang Dirancang Dalam Sistem Informasi Managemen
(SIM) Keperawatan……………………………………………………………8
2.5 Hal Hal Yang Disiapkan Dalam Penerapan SIM (Sistem Informasi
Managemen) Keperawatan………………………………………………...…11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..……..14
3.2 Saran………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan komunikasi telah memberikan pengaruh pada struktur


sosial masyarakat yang telah melahirkan kelas sosial secara global. Dulu,
kelompok sosial seseorang dipengaruhi faktor ekonomi, politik dan pendidikan.
Namun pada saat ini, perbedaan tersebut menjadi nyata ketika seseorang
mempunyai informasi atau tidak, karena orang yang memiliki jaringan informasi
akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan orang yang tidak memiliki jaringan
informasi.

Teknologi informasi adalah teknologi yang membantu kita dalam


memproses data untuk mendapatkan informasi. Teknologi informasi ini pada
awalnya diperuntukan bagi tujuan dan departemen tertentu. Namun, dengan
semakin berkembangnya teknologi informasi, saat ini penggunaannya sudah
menjadi hal yang umum di perusahaan swasta dibidang perdagangan maupun jasa,
seperti halnya pelayanan jasa kesehatan.

Perkembangan teknologi ini sangatlah luas dan menjangkau berbagai


bidang. Tapi pada akhirnya, semua itu tetap mengarah pada satu tujuan yang
sama, yaitu meningkatkan kecepatan, akurasi, dan kemudahan. Hambatan dalam
pelayanan kesehatan adalah pengelolaan data rumah sakit yang sangat besar, baik
data medik pasien maupun data administrasi yang dimiliki oleh rumah sakit,
sehingga mengakibatkan hal-hal sebagai berikut. Pertama adalah redudansi data.
Pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data, sehingga
kapasitas yang diperlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat. Kedua
adalah unintegrated data. Penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan
data tidak sinkron, sehingga informasi pada masing-masing bagian mempunyai
asumsi yang berbeda-beda. Ketiga adalah human error. Proses pencatatan yang
dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang

1
semakin besar. Keempat adalah terlambatnya informasi. Dikarenakan dalam
penyusunan informasi harus direkap secara manual, maka penyajian informasi
menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya. Keberadaan “Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat dibutuhkan sebagai salah satu strategi
manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Sistem Informasi Manajemen Keperawatan


Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen
dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip
oleh Hariyati, RT., 1999).
Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain
yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan (Sutedjo,
2002). Sistem adalah sekumpulan elemen atau subsistem yang saling bekerjasama
atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu
kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan (Sutanta,
2003).
Menurut Sutedjo (2002), informasi adalah hasil pemrosesan data yang
diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah
dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang
untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Sedangkan
menurut Sutanta (2003), informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga
menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara
langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.
Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu
sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data,
memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi (Sutedjo, 2002).
Sistem informasi adalah suatu tipe khusus dari sistem kerja yang fungsi
internalnya terbatas pada pemrosesan informasi dengan melakukan enam tipe
operasi: menangkap (capturing), mentransmisikan (transmitting), menyimpan
(storing), mengambil (retrieving), memanipulasi (manipulating), dan
menampilkan (displaying) informasi (Jogiyanto, 2007). Menurut Eko (2000),

3
sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam
perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi. Sistem informasi yaitu suatu sistem yang menyediakan
informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk
menjalankan operasional perusahaan, di mana sistem tersebut merupakan
kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang
tergorganisasi.
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati,
RT., 1999) system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan
pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu
sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen
yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang
berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Sistem informasi rumah sakit atau dapat disebut juga Clinical Information
Sistem (CIS) adalah sebuah sistem informasi terintegrasi yang didesain untuk
menangani semua kegiatan administratif dan finansial dari rumah sakit. Sistem ini
mencakup semua pemrosesan informasi. Selanjutnya pendokumentasian
keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan,
dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, bahkan menurut Jasun (2006)
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk
seluruh dokumen keperawatan.

2.2 Sistem Dokumentasi Keperawatan


Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang
tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang .Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu
bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas perawat dan

4
keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996). Pelaksanaan
dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan
yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991).
Sedangkan Pengertian Dokumentasi Keperawatan berbasis Komputer
(Computerized nursing documentation) adalah suatu modul keperawatan yang
dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat.
Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi di buat
dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendoukmentasian asuhan
keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat
waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan
dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan
lengkap. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat
menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu
dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah
dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya
pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat
dipertanggung jawabkan.
Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan
keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan
juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. ( Hariyati, RT., th 1999).
Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang
dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan
kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa
saja yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang
benar. ( Hariyati, RT., 2002).
Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar
terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya
dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol

5
pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien
akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit
di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis.
Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus
menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu
banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya
pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia.
Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan
yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas
maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu
pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian
tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan
akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika
terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang
lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan
secara manual atau berbasis komputer. Sampai saat ini sebagian kecil rumah sakit
telah menggunakan dokumentasi proses keperawatan berbasis komputer. Namun
informasi keperawatan yang tersedia belum terstandarisasi. Namun dengan
kemajuan yang pesat pada teknologi informasi maka diharapkan perawat akan
memanfaatkan teknologi tersebut pada dokumentasi keperawatan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan.

2.3. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer


Computerized nursing documentation adalah suatu kombinasi antara
sistem komputer rumah sakit dengan dokumentasi Keperawatan yang diisi oleh
staf perawat. Perawat dengan sistem yang terkomputerisasi ini, dapat melakukan
akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli
gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational

6
therapies. Dokumentasi Keperawatan yang terkomputerisasi dibuat dalam rangka
memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang
dibuat. Pencatatan dan pelaporan menjadi lebih akurat, lebih lengkap, lebih
menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien.
Menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan
berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi
dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan
baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan
antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu
informasi yang berguna, akurat, terpecaya, detail, cepat, relevan, untuk suatu
organisasi.
Suatu studi Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer yang
diselenggarakan di University medical center Heidelberg selama 18 bulan. Hasil
dari studi menunjukkan adanya suatu peningkatan yang sangat baik dari sisi
kuantitas dan kualitas dokumentasi. Aspek positif meliputi kelengkapan dari
dokumentasi keperawatan, aspek yang formal dan peningkatan kualitas hubungan
antar perawat. Aspek yang negatif adalah berkaitan dengan contens dari rencana
keperawatan (Cornelia,et all ,2007).
Menurut Gurlay, L (2008) Electronic Medical Record (EMR) memiliki
manfaat sebagai berikut yaitu :
1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
2. Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip.
3. Penyimpanan data (Record )pasien menjadi lebih lama.
4. EMR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi yang dapat
dipertanggung jawabkan.
5. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.
6. Meningkatkan produktivitas bekerja.

7
7. Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

Sedangkan menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat beberapa


keuntungan utama dari Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer
yaitu :
1. Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik sesuai standar yang mudah dan
cepat diketahui.
2. Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus
meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan.
3. Accessibility dan legibility, mudah membaca dan mendapat informasi
klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi.

2.4 Program-Program Yang Dirancang Dalam Sistem Informasi Managemen


(SIM) Keperawatan
Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan antara lain :
a. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan
mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North
American Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan
mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi
keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang
dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini
juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan
mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh
Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan
mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification
(NOC) dengan model skoring.
b. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan
perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP
merupakan aktifitas detail dari NIC.

8
c. Discharge Planning\
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat
perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam
sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat
tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan
pasien pulang.
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer,
sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
e. Penghitungan angka kredit perawat.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka
kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian
dengan tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk
menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka
kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam
SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat
sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan
atau bulanan.
f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input
perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat
untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.
g. Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-
masing diagnosa keperawatan yang ada.
h. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada
satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien.
Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan
pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan
alat bantu operan shift.

9
i. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman
keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang
tersebut.
j. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus
dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk
melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika
pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan
dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam
data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
k. Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance
based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar
asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak
lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam
sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari
sistem yang telah dibuat.
l. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses
dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat
dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat
m. Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat
mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.
n. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat
Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat
telah melakukan aktifitas keperawatan.

10
o. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan
yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan
dilaporkan pada masing-masing pasien.
p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN
atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui
apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi atau belum.

2.5 Hal Hal Yang Disiapkan Dalam Penerapan SIM (Sistem Informasi
Managemen) Keperawatan.
Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan SIM
Keperawatan ialah :
a. Hard Ware
1. Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang
implementasi, yang terhubung dengan jaringan.
2. Printer digunakan untuk mencetak dokumen yang telah dibuat..
3. Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat
penglkajian di samping pasien. Dengan menggunakan Note Book
diharapkan pengkajian menjadi valid.
4. WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book
dengan jaringan, sehingga tidak mengunakan kabe, tapi dengan
wireless.
b. Soft Ware
Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.
c. Brain Ware
Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah
gagap teknologi, tidak percaya diri dengan membawa Note Book ke

11
hadapan pasien, merasa repot dan lain-lain akan menjadi faktor penentu
yang cukup signifikan bagi keberhasilan penerapan SIM Keperawatan.
d. Skill
Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa
diabaikan, mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional.
Bahasa label dalam NIC adalah sesuatu yang baru, belum popular
disamping membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam.
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan
dengan berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih
menggunakan pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian
tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan
dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu
banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah
biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian
tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga
mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian
secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu
pendokumentasian tersebut diperlukan. Oleh karena itu pendokumentasian
keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih
lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian yaitu standart
operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat,
penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan
terbanyak, daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik,
resume perawatan, daftar SAK, presentasi kasus on line, mengetahui jasa
perawat, monitoring tindakan perawat & monitoring aktifitas perawat
laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang
rapat. Namun dalam penerapan sistem pendokumentasian manajemen
keperawatan ini perlu mempertimbangkan kendala yang ada. Menurut
Jasun (2006) kendala yang dapat muncul antara lain : Pengadaan hardware

12
membutuhkan dana yang cukup banyak. Dengan seperangkat hardware
untuk satu ruang (PC, Notebook, WiFi, Printerdan PDA) minimal
membutuhkan dana sebesar Rp. 21.000.000,- Maka solusi yang dapat
diambil adalah dengan pengadaan secara bertahap. Kemudian masalah
system baru dimana softare yang dibuat relative baru dan sangat teoritis.
Dengan demikian membutuhkan sosialisasi yang terus menerus dan
komunikasi yang berkesinambungan. Disamping itu, dorongan secara
psikologis juga diperlukan, agar perawat percaya diri menggunakan
notebook di hadapan pasien. Dengan memperhatikan hal-hal yang terkait
dengan penerapan SIM Keperawatan, maka “Komunitas Perawatan”
menjadi kelompok yang sangat berperan, yang merupakan motor
penggerak profesi keperawatan di rumah sakit.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi
klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun
juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas
pelayanan. Dengan pendokumentasian yang baik pengembangan riset
keperawatan juga akan optimal. Pendokumentasian keperawatan dengan
menggunakan komputer diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi
keperawatan yang berkualitas. Namun sebelum suatu instansi rumah sakit
menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan
hardware dan software computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah
kemampuan perawat dalam menggunakan teknologi informasi ini.

B. Saran
Profesi keperawatan perlu mengembangkan system pendokumentasian
keperawatan dengan menggunakan system informasi manajemen.

14
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. (1985). Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B.


Lippincott Co.,. Philadephia .

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Handayaningsih, Isti. 2009. Dokumentasi Keperawatan “DAR”. Jogyakarta:


Mitra Cendikia Press.

Hariyati, S. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat


dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokmentasi keperawatan di
RS.Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.


Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sejarah alat komunikasi modern http://www.anneahira.com/ , 05.45, 31/08/2014.

https:annisarohmah.wordpress.com/2023/10/12/penyalahgunaan-teknologi-
informasi -dan-komunikasi-pada-perangkat-keras-dan-perangkat-lunak/

http://www.http://karmelia.blog.binusian.org/2023/10/12/perkembangan-
teknologi-pada-komunikasi-modern/

15

Anda mungkin juga menyukai