Anda di halaman 1dari 22

BODY OF KNOWLEDGE ILMU KEPERAWATAN

TUGAS KELOMPOK

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah :


Pendidikan Dalam Keperawatan & Pendidikan Inter Profesional
Pada Program Magister Keperawatan Universitas Jendral Achmad Yani

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Nur Hafni Hasim (215121233)
2. Indah Kurniawati (215121208)
3. Reni Fatmawati (215121220)
4. Kanapi (215121221)
5. Mohamad Cahyadi (215121218)
6. Ivony FN Putriningtyas (215121236)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dengan nikmat-
Nya yang luar biasa telah menunjukan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas
ini.
Alhamdulilah, penulis dapat menyelesaikan makalah penugasan ini
yang berjudul “Body of Knowledge Ilmu Keperawatan”. Adapun
pembuatan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas individu Mata
Kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan dan Pendidikan Inter Profesional
pada Program Magister Keperawatan di Fakultasi Ilmu dan Teknologi
Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung, baik secara moril maupun materil.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Akhirnya,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga Perawat merupakan salah satu aspek penting dan strategis dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan. Keberadaan dan peran perawat tidak dapat
diabaikan. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, seorang perawat dituntut untuk
memahami proses dan standar praktik keperawatan. Fungsi pemwat dalam
melakukan pengkajian pada individu yang sehat maupun sakit dimana segala
aktivitas yang dilakukan berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki, aktivitas ini dilakukan dengan berbagai proses
keperawatan yang terdiri atas tahap pengkajian,identifikasi masalah (diagnosis
keperawatan), perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Sudarman,2008:68).
Peran sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian,
setta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau
pelayanan dan pendidik keperawatan. Penelitian dalam bidang keperawatan
keperawatan 18 berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi
bidang kesehatan guna memperkokoh dan memajukan profesi keperawatan
(Sudarman,2008:69).
Penelitian atau Riset yang dilakukan dalam keperawatan telah berkembang
untuk menjawab peristiwa-peristiwa penting yang membentuk dasar-dasar dalam
perkembangan pengetahuan keperawatan (Abdellah & Levine, 1986). Penelitian-
penelitian tersebut akan menjadi body of knowledge tentang keperawatan.
Tantangan terbesar perawat mengenai jati dirinya adalah body of knowledge
tentang ilmu keperawatannya, peneitian di bidang keperawatan masih sedikit.
Pembeda antara ilmu atau studi yang satu denggan lainnya dapat dilihat dari body
of knowledge ilmu atau studi tersebut. Body of knowledge suatu program studi
bersifat unik. Perbedaan yang nyata antar program studi dalam hal tersebut belum
dirumuskan secara gambling
Mengapa body of knowledge penting. Suatu profesi dibangun atas dasar
pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan. Pengetahuan, keterampilan, dan
pendidikan yang manakah yang perlu diberikan untuk membangun profesi
tersebut tertuang dalam body of knowledge. Greenfeld J (2010) menyatakan
bahwa body of knowledge profesi perlu dirumuskan karena akan dapat (l) untuk
merumuskan ruang lingkup profesi, (2) mendapat pengakuan untuk keperluan
pendidikan tinggi, (3) untuk kepentingan bisnis, dan (4) untuk pengembangan
beasiswa profesi, (5) untuk mempromosikan profesi, dan (6) untuk pembeda
kontribusi subtantif. Keempat faktor pertama merupakan faktor internal
sedangkan sisanya merupakan faktor eksternal.
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan
(nursing science) yang mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu
biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan
klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
Pengetahuan yang unik menampilkan pengetahuan, pengalaman dan
pengertian mengenai fenomena yang berhubungan dengan pemberian asuhan
keperawatan pada klien. Banyak perawat menemukan penekatan riset untuk
membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah keperawatan pasien, terdapat
keperihatinan pentingnya untuk mengidentifikasi ilmu pengetahuan yang talah
dikembangkan dari kerangka keperawatan. Oleh karena dasar pemikiran diatas
penulis tertarik membuat makalah tentang Body Of Knowledge tentang pengertian
dan penjabaran body of knowledge dalam ilmu keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun body of knowledge keperawatan, masalah pertama yang
muncul adalah terkait pengertian istilah body ofknowledge itu sendiri. Istilah body
of knowledge sering digunakan sebagai kerangka acuan pada disiplin ilmu
tertentu, dan pendidikan profesi tertentu. Kejelasan pengertian body of knowledge
dan ilmu menjadi bagian penting untuk dapat menyusun body of knowledge
keperawatan. Kejelasan yang membedakan terminologi ilmu dan body of
knowledge kiranya merupakan masalah awal yang penting.
Body of knowledge sebuah profesi atau ilmu tidak hadir begitu saja.
Keberadaannya tentu melalui tahapan-tahapan dan proses yang panjang. Oleh
sebab itu, kiranya menjadi cara yang tepat jika dapat dipelajari proses atau
tahapan penyusunan body of knowledge dari ilmu-ilmu atau suatu profesi lain.
Dari pengalaman dari body of knowledge ilmu-ilmu atau suatu profesi tersebut,
dapat diambil komponen-komponen penting yang selanjutnya dapat diterapkan
bagi penyusunan body of knowledge keperawatan.
Kajian keperawatan sebagai sebuah ilmu atau profesi telah banyak dilakukan
tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Banyak pakar keperawatan
yang mengkaji keperawatan dari berbagai sudut pandang. Dalam kaitan ini,
perkembangan kajian-kajian keperawatan terkait seperti manajemen keperawatan,
administrasi keperawatan, Asuhan keperawatan penting diketahui agar dapat
memberikan landasan atau gantungan bagi body of knowledge atau ilmu
keperawatan.
Atas dasar semua itu kiranya penting dilakukan penelitian tentang body
ofknowledge keperawatan yang akan menjawab pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Apa beda body ofknowledge ilmu dan profesi?
2. Bagaimanakah body ofknowledge suatu ilmu atau profesi dirumuskan?
3. Bagaimanakah pengertian konsep-konsep terkait ”ilmu” keperawatan?
4. Bagaimanakah body ofknowledge keperawatan diterapkan pada asuhan
keperawatan
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui beda body ofknowledge ilmu dan profesi;
2. Mengetahui body ofknowledge suatu ilmu atau profesi dirumuskan;
3. Mengetahui pengertian konsep-konsep terkait ”ilmu” keperawatan;
4. Mengetahui body ofknowledge pertanahan atas dasar asuhan keperawatan.
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi :
1. Bagi Keperawatan memberikan kontribusi existensi perawat dalam hal
substansi kajian ilmu keperawatan.
2. Bagi masyarakat umum memberikan kontrłbusi dalam mewujudkan
keprofesionalan perawat di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Body Of Knowledge Keperawatan


Body Of Knowledge adalah Riset yang dilakukan dalam keperawatan telah
berkembang untuk menjawab peristiwa-peristiwa penting yang membentuk dasar-
dasar dalam perkembangan pengetahuan keperawatan (Abdellah & Levine, 1986).
Body of knowledge adalah seperangkat lengkap tentang konsep, istilah, dan
kegiatan yang membentuk domain para profesional, sebagaimana yang
didefinisikan oleh masyarakat cendikia atau asosiasi professional. Body of
knowledge merupakan representasi pengetahuan dari serangkaian pengetahuan,
Secara teoritis, body of knowledge adalah: (l) Pengetahuan yang terstruktur yang
digunakan oleh anggota dari suatu disiplin untuk memandu praktik atau kerja
mereka, (2) Agregrasi pengetahuan unik yang diharapkan dikuasai individü untuk
dipertimbangkan atau disertifikasi menjadi professional, (3) Himpunan standar
yang disetujui dan disepakati dalam suatu bidang atau profesi, (4) Himpunan
pengetahuan dalam suatu profesi atau subjek / materi yang disepakati secara garis
beşar baik sebagai hal yang diketahui baik secara esensi dan personal, (5) Domain
spesifik ontology yang disepakati. Body of knowledge tidak hanya sekedar
kumpulan istilah; daftar bacaan professional; suatu pustaka; website atau
kumpulan website; deskripsi kerja professional; atau kumpilan informasi
(Syaefullah, A., et.al, 2015).
Body of knovvledge adalah inti pengajaran, keterampilan dan penelitian dalam
suatu bidang atau industri. Body of knowledge sering merupakan dasar
pembentukan kurikulum bagi kebanyakan program profesional atau gelar. Body of
knowledge adalah kompetensi penting yang dikuasai oleh anggota, untuk
memperoleh akreditasi sebelum menerapkan prinsip-prinsip ini dalam praktik /
kerja. Penguasaan body of knowledge umumnya ditempuh melalui ujian yang
ketat dengan sekali tahapan atau secara berjenjang. Karena seperangkat
kompetensi utama dan keahlian yang diperlukan untuk hampir setiap profesi
berkembang dan berubah sepanjang waktu (Syaefullah, A. , et.al, 2015). Body of
knowledge bersifat dinamis, untuk menggabungkan informasi dan teknik baru,
dan mempertahankan relevansi kurikulum.
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan
(nursing science) yang mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu
biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan
klinis dan ilmu keperawatan komunitas. Sains keperawatan adalah kumpulan
pengetahuan yang unik dari disiplin keperawatan, merupakan penemuan informasi
yang menjelaskan, menggambarkan dan memperkirakan hubungan antara individu
dan pengalaman kesehatannya.
Kebutuhan akan tubuh pengetahuan khusus untuk pengakuan keperawatan
sebagai profesi merupakan sebuah tenaga penggerak diabad kedua puluh, karena
pentingnya perawat untuk kesehatan bangsa awal abad kedua puluh, studi
keperawatan disahkan dan dibimbing oleh para sosiolog yang merekomendasikan
bahwa keperawatan dikembangkan sebagai profesi. Kriteria yang dibutuhkan
untuk pengetahuan keperawatan khusus dan struktur.

B. Tingkat Struktur Pengetahuan Keperawatan


Tingkat Struktur Pengetahuan Keperawatan Khusus terdiri dari :
1. Metaparadigma
Pada Akhir abad ke-20, banyak hasil karya teoritis dalam keperawatan
berfokus dalam menyampaikan hubungan antara empat konsep utama,
yakni manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Karena empat
konsep ini dapat tumpang tindih di hampir setiap bidang dalam
keperawatan, kadang beberapa konsep ini secara kolektif disebut sebagai
metaparadigma pada keperawatan. Istilah ini berasal dari dua kata Yunani,
yakni meta yang berarti “dengan” dan paradigm, yang berarti “pola”.
Banyak pihak yang mempertimbangkan empat konsep berikut sebagai inti
dari keperawatan.
Metaparadigma merupakan sebuah pandangan yang umum dari suatu
disiplin ilmu yang dijadikan sebagai pedoman untuk mengidentifikasi
fenomena dengan cara yang unik.
Metaparadigma dalam keperawatan terdiri dari manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan kemudian menjadi acuan dalam perumusan
suatu model konseptual.

a. Manusia
Manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
merupakan satu kesatuan yang utuh dan unik dari bio-psiko-sosio-
spiritual dan kultural. Untuk dapat melangsungkan kehidupannya,
kebutuhan manusia harus terpenuhi secara seimbang yang mencakup
bio-psiko-sosio-spiritual-kultural.
Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang
dan memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia
dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir
maupun didapat pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial,
spiritual, dan kultural, kapasitas berfikir, belajar, bernalar,
berkomunikasi, mengembangkan budaya dan nilai-nilai.
Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk
mencapai tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri,
selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan melalui interaksi
dengan lingkungannya dan berespon secara positif terhadap perubahan
lingkungan melalui adaptasi dan memperbesar potensi untuk
meningkatkan kapasitas kemampuannya.
Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan
sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi,
keterbatasannya, untuk terlibat secara aktif dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi sasaran
pelayanan keperawatan yang disebut klien mencakup individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang selalu dapat berubah untuk
mencapai keseimbangan terhadap lingkungan di sekitarnya melalui
proses adaptasi.
b. Lingkungan
Lingkungan dalam keperawatan adalah faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal
dan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari
dalam manusia itu sendiri mencakup: faktor genetik, maturasi biologi,
jenis kelamin, emosi (psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit
serta faktor perilaku. Adapun yang dimaksud lingkungan eksternal
adalah lingkungan disekitar manusia mencakup lingkungan fisik,
biologis, sosial, kultural, dan spiritual.
Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan
masyarakat yang berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena
interaksi antara manusia, budaya dan aspek spiritual yang dinamis,
mempunyai tujuan dan sistem nilai serta berada dalam suatu hubungan
yang bersifat saling bergantung yang terorganisir. Masyarakat adalah
sistem sosial dimana semua orang berusaha untuk saling membantu dan
saling melindungi agar kepentingan bersama dalam hubungannya
dengan lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar
secara optimal.
Manusia sebagai makluk sosial selalu berinteraksi dengan
lingkungan secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon
terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya.
c. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik,mental, sosial dan tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
sesuai Undang Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam
pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan
ditingkatkan melalui upaya-upaya promotif,preventif,kuratif, dan
rehabilitatif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok
atau komunitas untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan
untuk menggerakkan energy serta sumber-sumber yang tersedia dalam
mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari
berbagai tingkat yaitu tingkat individu, keluarga, kelompok, komunitas,
dan masyarakat.
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, ditujukan kepada individu,
keluarga,kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia sejak fertilisasi sampai
akhir hayat, yang diberikan karena adanya ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan atau ketidakmampuan. Lingkup praktik keperawatan
meliputi promosi kesehatan, mencegah sakit, memulihkan kesehatan
dan mengurangi penderitaan termasuk mendampingi klien saat
sakaratul maut agar meninggal secara damai dan bermartabat. Selain
pemberi asuhan, perawat juga berperan melakukan advokasi untuk
kepentingan klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan
kemampuan profesional melalui pendidikan berkelanjutan, penelitian
dan menggunakan hasil penelitian didalam praktik, serta berpartisipasi
didalam pembuatan kebijakan pelayanan kesehatan dan pendidikan
keperawatan.
2. Filosofi
3. Model Konseptual
4. Teori
5. Teori Middle – Range

C. Pengertian Ilmu Dan Pengetahuan


Sains keperawatan adalah kumpulan pengetahuan yang unik dari
disiplin keperawatan, merupakan penemuan informasi yang menjelaskan,
menggambarkan dan memperkirakan hubungan antara individu dan
pengalaman kesehatannya. Pengetahuan yang unik menampilkan
pengetahuan, pengalaman dan pengertian mengenai fenomena yang
berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan pada klien. Banyak
perawat menemukan penekatan riset untuk membantu dalam menyelesaikan
masalah-masalah keperawatan pasien, terdapat keperihatinan pentingnya
untuk mengidentifikasi ilmu pengetahuan yang talah dikembangkan dari
kerangka keperawatan. Riset keperawatan adalah proses menganilisa data
secara kritis yang dikumpulkan secara sistematis tentang fenomena tertentu.

D. Tujuan Riset Keperawatan


1. Menjelaskan karakteristik keadaan keperawatan yang sedikit diketahui

2. Menjelaskan fenomena yang harus diperhatikan dalam perencanaan


pelayanan keperawatan
3. Memprediksi kemungkinan suatu hasil keputusan keperawatan dalam
hubungannya dengan pemeberian asuhan keperwatan
4. Mencapai suatu tingkat kepercayaan, aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan klien (Polit & Hungler, 1993)
E. Lingkup Penelitian Keperawatan
1. Promosi Kesehatan
Penelitian pada bidang ini mengidentifikasi karakteristik individu
atau situasi yang berhubungan denan peningkatan perilaku individu
terhadap kesehatan. Bidang ini meliputi :
a. Pendidikan kesehatan (menghindari memkok)
b. Upaya-upaya meningkatkan daya tahan tubuh (makanan yang sehat)
c. Membefikan asupan dan motivasi untuk gerakan gaya hidup sehat
(petencanaan pemeriksaan fisik secara rutin)
d. Pencegahan terhadap penyakit (penularan HIV).
2. Proses Keperawatan Dan Keputusan Di Lapangan (Klinik)
Fokus penelitian pada bidan giini adalah mengkaji salah satu tahap
dalam proses keperawatan atau alasan yang spesifik berhubungan dengan
clinical/field judgment. Ditekankan untuk mendifinsikan karakteristik
atau penyebab yang berhubungan dengan beberapa diagnosa
keperawatan, efektivitas intervensi keperawatan pada klien dengan
masalah tertentu.
3. Kelompok Risiko Tinggi
Perawat tertarik untuk mengidentifikasi sekelompok orang yang
nempunyai risiko tinggi dalam masalah kesehatan tertentu dan dalam
penyusunan strategi untuk mengurangi factor resiko (latar belakng
keluarga, gaya hidup, keadaan lingkungan) contoh ; suatu pengingkatan
angka akesakitan batu buli-buli pada masyarakat madura,
4. Deskripsi Keadaan Keperawatan Yang Holistik
Fenomena praktek di lapanagan klinik sesuai dengan filosofi
keperawatan dalam memberikan suhan keperawatan harus menekankan
pada 3 unsur, yaitu :
a. Holistik
b. Humanistic
c. Caring (Bio-psiko-sisio-cultural-spiritual).
Contoh fenomenan tentang "parenting", manajemen gaya hidup
pada pasien yang sakit kronis, keterlibatan ayah pada kehamilan, perilaku
staf perawat terhadap etika pengambilan keputusan, pengalaman keluarga
pada klien yang gagal melakukan "treatmen suicide
5. Kelompok Khusus
Bidang ini mencakup identifikasi kepercayaan suatu adat yang
mempengaruhi "ethnic group”, ketersediaan fasilitas klinik di lansia, dan
persepsi orang yang dapat berbeda dengan tenaga kesehatan. Contoh
kelompok PSK yang jumlahnya banyak tak teerdeteksi dengan baik.
6. Compliance (Kepatuhan) Terhadap Program Pengobatan
Seberapa jauh pola koping, interaksi keluarga, motivtasi dan
keadaan individü (umur, jenis kelamin dan pendidikan) ada hubungannya
dengan kepatuhan diet, pengobatan dan program Latihan.

F. Sumber Pengetahuan Manusia


1. Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan , yang melekat pada
seseorang sehingga validitas, manfaat dan kebenarannya tidak pernah
dicoba diteliti.
2. Pengalaman Seseorang
Semua pemecahan permasalahan berdasarkan observasi dan
pengalaman sebelumnya, dan merupakan pendekatan yang penting dan
beımanfaaat. Tetapi mempunyai keterbatasan pemahaman :
a. Terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi
b. Diwarnai oleh penilaian yang bersifat subjektif.
1. Trial And Error
Pendekatan ini untuk beberapa masalah praktis tetapi tidak
efısien. Metode ini sering ke suatu resiko tinggi.
2. Alasan Yang Logis
Pemikiran ini merupakan komponen penting dalam penekatan
ilmiah, tetapi sangat terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung
dari informasi dimana seseorang memulai dan alasah tersebut tidak
efisien untuk mengevaluasi akurasi permasalahan.
3. Metode ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang paling tepat untuk
mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang
terstruktur dan sistematis serta mengumpulkan dan menganalisa datanya
didasarkan pada prinsip validitas dan reIiabeIias. Metode ini juga
dikombinasikan dengan pendekatan induktif maupun deduktif, sehingga
menciptkan satu system problem solvİng yang lebih akurat dan tepat.

G. Ciri — cini Pendekatan ilmiah


1. Berurutan Dan Sistematis
Dengan cara sistematis kita menyelidiki pemikiran logis melalui
tahap demi tahap dan berdasarkan trencana yang akan dilaksanakan
(pemahaman masalah, penyusunan desain dan pengumpulan data).
1. Control
Kontrol, menciptakan suatu kondisi dari penelitian supaya bias
dapat dikurangi dan validitas dan reabilitas dapat dimaksimalkan.
2. Emeprical Evidence (bukti yang empiris)
Emperical evidence adalah akar dalam kenyataan yang obyektif
dan didapatkan secara langsung atau tidak langsung melalui "human
senses". Karakteristik ini merupakan dasar pengetahuan yang lebih
realistik dari pemikiran sendiri dalan suatu situasi karena ide tersebut
diuji dałam situasi yang nyata.
3. Generalization (Kesimpulan łmum)
Kemampuan untuk membuktikan secara umum merupakan
karakteristik yang penting dałam pendekatan ilmiah.

H. Keterbatasan Penelitian Ilmiah


1. Morał Atau Ethical Issues
Morał mengakibatkan keterbatasan pada penelitian ilmiah dałam
berbagai aspek
a. Apa yang bisa diterima atas nama ilmu terhadap kehidupan
organisme
b. Tipe permasalah apa , metode ilmiah apa yang bisa diterapkan.
Misalnya, apakah euthanasia bisa diterapkan dałam pelayana
kesehatan. Penelitian ilmiah tidak bisa digunakan.
2. Pengukuran Masalah
Pengukuran fisiologis seperti tekanan darah, temperature dan
fungsi jantung dapat secara akurat diukur, tetapi akan lebih sulit
mengukur dan menyusun pengukuran fenomena psikologi klien, seperti
cemas, nyeri, percaya diri dan agresif.
3. Human Complexity
Salah satu hambatan yang ditemui dałam melakukan penelitian
adalah topik tentang manusia. Manusia adalah unik dałam
karakteristiknya, lingkungan social, kemampuan mental, nilai, gaya
hidup, dan status kesehatannya. Keterbatasan ini mengkaibatkan
beberapa perawat menolak menggunakan model yang tradisional dari
pendekatan ilmiah, dan cenderung berpegang pada filosofi "logical
positivism”. Alternatif lain pendekatan yang digunakan adalah
"phenomenology”.

I. Tugas Perawat Terhadap Body Of Knowledge


Perawat professional memiliki tanggung jawab untuk mengambil suatu
peranan yang aktif dałam pengembangan pengetahuan ilmiah keperawatan
dan menghubungkan pengetahuna tersebut ke dałam praktik. Penggunaan
riset keperawatan sebagai alat ułama untuk peengembangan pengetahuan
menuntuk agar setiap perawat memeriksa bagaaimana tanggung jawab riset
dapat dilakukan dengan baik.

J. Dasar Perlunya Riset Bagi Masa Depan Keperawatan


1. Harapan Profesi
Perawat yang dipersipkan pada tingkat sarjana telah menjadi
suatu minoritas kecil , karena suatu kebutuhan yang sangat besar
terhadap pengetahuan baru, aktivitas riset mengakibatkan besarnya minat
dan kerelaan perawat untuk berpartisipasi dalam riset.
a. Peran sebagai perancang dan penghasil riset.
Proses merancang dan menghasilkan riset meliputi identifikasi
masalah yang relevan untuk studi keperawatan, juga rencana yang
jelas untuk melakukan suatu rancangan riset yang relevan.
b. Peran sebagai replikator
Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut
sebagai replikasi suatu Studi. Replikasi menyangkut pengulangan
suatu Studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang
serupa dengan penyelidikan awal. Pengulangan Studi dalam kondisi
yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi (Shelley, 1984)
dan menetapkan validitas hasil riset.
c. Peran sebagai pengumpul data
Berpartisipasi dalam riset sebagai pengupul data berarti bawha
perawat membantu dalam melaksanakan fase implementasi riset yang
direncanakan peneliti. Contoh ; salah satu dari dua tindakan pada
kondisi ortopedik yang efektif.
Proposal riset adalah suatu formal menampilkan manfaat ilmiah
suatu Studi kepada orang Iain. Proposal ini menguraikan secara rinci
masalh yang sedang diteliti, bagaimana masalah akan dipecahkan,
bagaimana peserta riset akan dilindungi dan pertimbangan bviaya
proyek. Komponen (deskripsi masalah, tinjauan literature, deskrpisi
desain, metodologi penelitian, dan informasi yang relevan).
Grantsmanship adalah kemampuan untuk memperoleh dana untuk
membantu dalam mendukung kegiatan riset.
2. Harapan Masyarakat
Masyarakat memberikan perawat kekuatan asuhan keperawatan
diberikan berdasarkan pada pengetahuan mutakhir dan bawha riset yang
dilakukan adalah untuk meningkatkan perawatan tersebut. Melonjaknya
biaya perawatan kesehatan pelayanan kesehatan teknis yang tinggi dan
peningkatan tuntutan hokum menuntut bawha asuhan keperawatan
berdasarkan atas temuan ilmiah yang kuat.
3. Pengaruh Antar Profesional
Pengaruh bekerja dengan profesi kesehatan Iain telah
merangsang perkembangan dan klarfikasi peraan riset dalam keperawatan.
Para professional pada disiplin yang berhbungna dengan kesehatan telah
memberikan pengaruh pada riset keperawatan. Upaya riset yang
aktifterkait dengan studi klnis telah membantu mencetuskan partsdipasi
keperawatan dalam projek-projek antar disiplin ilmu, kolaboratif, dan
penyelidikan keperawatan independent.
BAB III
ANALISIS SINTESIS

Analisis Jurnal : phenomenology study: nursing perspective on personal hygiene


clients in installation of hospital ( Sari,2019)
Framework Item Data
Patient 1. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang
problem/population 2. kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah katim
dan perawat pelaksana dengan lama kerja minimal
5 tahun.
3. Kriteria ekslusinya adalah perawat yang sedang
dalam kondisi sakit dan sedang dalam masa cuti

Intervention Tidak ada intervensi dalam penelitian ini


Comparison/control Tidak pembanding ataupun kelompok control dalam
penelitian ini
outcome Hasil akhir tentang bagaimana perspektif perawat
terhadapi PH pada klien dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perawat memandang PH sebagai kebutuhan dasar
yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan
memberikan rasa nyaman untuk klien dengan
menerapkan prinsip-prinsip perawatan PH.
2. Sikap kepedulian memenuhi kebutuhan personal
hygiene klien dalam rangka memberikan rasa
aman dan nyaman serta menghormati klien secara
lebih manusiawi merupakan salah satu bentuk
caring perawat.
3. Perawat harus mampu menerapkan dan memadu
padankan body of knowledge, attitude dan prinsip
norma-etik keperawatan, dimana hal tersebut
dapat dituangkan dalam sebuah standar prosedur
pelaksanaan praktik, salah satunya adalah SOP
pelaksanaan pemenuhan personal hygiene klien di
instalasi rawat inap.
4. SOP Pelaksanaan Pemenuhan Personal Hygiene
Klien di Instalasi Rawat inap
Time 1. Dalam jurnal tidak dijelaskan waktu penelitiian
2. Jurnal terbit (Oktober, 2019)

Pembahasan :
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan
(nursing science) yang mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu
biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan
klinis dan ilmu keperawatan komunitas
Paradigma berkontribusi pada penelitian keperawatan yang mana
paradigma ini memfasilitasi perkembangan dan pengujian hipotesis,
membandingkan intervensi dan mendirikan hubungan antara variabel. Disini jelas
yang pertama dikatakan adalah bahwa paradigma berkontribusi pada penelitian
keperawatan. Penelitian penting bagi sebuah ilmu Pengetahuan untuk terus
berkembang. Seperti sebuah alat transportasi yang terus berkembang dan maju,
ilmu Keperawatan pun dapat terus berkembang dan semakin maju. Sehingga bagi
kita yang ingin melakukan penelitian keperawatan, kita bisa mencari ide melalui
Paradigma Keperawatan. Bahkan lebih lanjut dikatakan paradigma keperawatn
dapat menjadi tempat pengujian hipotesis, berkaitan hubungannya dengan variabel
lain. Seperti contoh penelitian diatas bahwanya perawat sebagai aktor utama
dalam pemenuhan kebutuhan klien dan harus mampu menerapkan dan
memadupadankan body of knowledge, attitude dan prinsip norma-etik
keperawatan.
Body of knowledge harus dimiliki seorang perawat karena merupakan
bagian dari intervensi keperawatan sehingga meningkatkan kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan, selain itu juga perawat profesional memiliki
tanggung jawab untuk mengambil suatu peranan yang aktif dalam pengembangan
pengetahuan ilmu keperawatan dan menghubungkan pengetahuan tersebut
kedalam praktik. Penggunaan riset keperawatan sebagai alat utama untuk
pengembangan pengetahuan menuntuk agar setiap perawa memeriksa "bagaimana
tanggung jawab riset dapat dilakukan dengan baik.
Contohnya seperti penelitian pada artikel di atas, bahwanya mempunyai
manfaat pengembangan dan masukan dan saran bagi perawat di rumah sakit
maupun Pendidikan keperawatan seperti :
1. Bagi Pengelola Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Memasukkan
prosedural PH dalam program pengendalian dan pencegahan infeksi (PPI)
dan dilakukan monitoring evaluasi secara berkelanjutan. Pengelolaan
sumber daya fasilitas pendukung seperti set alat mandi minimal untuk
klien rawat inap, pengelolaan SDM pelaksana asuhan PH dalam tim
keperawatan. Pemberlakuan klasifikasi ketergantungan klien untuk
bangsal rawat inap dengan harapan memudahkan perawat dalam
pemenuhan praktik PH. Peningkatan motivasi perawat dengan program
award perawat teladan dan sistem penghargaan yang sesuai untuk
kepatuhan pelaksanaan PH klien sehingga menjadikan budaya PH sebagai
rutinitas dalam rangka perbaikan kualitas pelayanan rumah sakit.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian dalam bidang keperawatan
merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam
keperawatan. Bukti terbaik adalah informasi yang muncul dari penelitian
dengan desain yang baik dan sistematik. Tentunya ada tema tertentu yang
memerlukan eksplorasi lebih lanjut dengan metode observasi, selain itu
dapat dilakukan metode riset kuantitatif untuk selanjutnya dapat mengukur
kompetensi perawat disesuaikan dengan pelayanan profesional
keperawatan (profesional nursing care) dan mix method tentang
pemenuhan kebutuhan dasar dalam praktik profesional perawat
Perawat sebagai aktor utama dalam pemenuhan personal hygiene klien
harus mampu menerapkan dan memadupadankan body of knowledge, attitude dan
prinsip norma-etik keperawatan, dimana hal tersebut dapat dituangkan dalam
sebuah standar prosedur pelaksanaan praktik personal hygiene (Rohni, 2019).
Pemenuhan kebutuhan personal hygiene tidak hanya berdampak pada penampilan
fisik klien, namun secara psikis mampu meningkatkan rasa percaya diri klien dan
perasaan dihargai sehingga akan meningkatkan kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan. Kepuasan klien akan tercapai apabila setiap klien
memperoleh hasil yang optimal dari pelayanan dari sudut pandang klien, adanya
perhatian terhadap kemampuan klien/keluarga, respon terhadap keluhan, kondisi
lingkungan fisik dan memprioritaskan kebutuhan klien. Kepuasan klien
merupakan indikator keberhasilan dari kualitas pelayanan di rumah sakit

BAB IV
KESIMPULAN

Paradigma dalam keperawatan membuat kontribusi yang signifikan terhadap


pengetahuan dan praktik disiplin ilmu. Paradigma Empiris menyediakan
struktur untuk pengujian teori, dan perbandingan intervensi. Paradigma interpretif
memfasilitasi pemahaman dari pengalaman manusia. Paradigma Kritis panggilan
untuk pengakuan dan perubahan struktur kekuasaan yang menindas dalam
masyarakat. Peran unik, keuntungan, dan kerugian dari masing-masing paradigma
memberi contoh peran masing-masing paradigma dalam praktek keperawatan.
Paradigma tidak merupakan konsep statis; mereka adalah alat yang nyata
digunakan dalam praktek sehari-hari keperawatan. Masing-masing paradigma
tersebut membuat dampak yang sama berlaku pada praktik keperawatan dan
penelitian, membentuk profesi dan disiplin keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai