Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UMBU RARA MEHA


Jalan Adam Malik No. 54 Telp. (0387) 61302 FAX. 62551
WAINGAPU 87112
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
UMBU RARA MEHA WAINGAPU
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA / KEBAKARAN DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH UMBU RARA MEHA WAINGAPU
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM UMBU RARA MEHA WAINGAPU

Menimbang

a. Bahwa kebakaran selain menimbulkan kerugian secara fisik


dan material, dapat menimbulkan korban yang sangat besar
akibat keadaan pasien yang tidak dapat secara optimal untuk
menyelamatkan diri;
b. Bahwa kewaspadaan terhadap risiko kebakaran harus sejak dini
disiapkan dengan menyediakan sarana pendukung untuk
mengatasi kebakaran serta terlatihnya sumber daya di Rumah
Sakit dalam menghadapi kejadian;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan keputusan
direktur;

Mengingat
:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970
Nomor 1);
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja;
3. Undang-Undang
Ketenagakerjaan;

Nomor

13

Tahun

2003

tentang

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) BAB XII, Pasal 164, khusus
Hubungan Kerja);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993
tentang Penyakit karena Hubungan Kerja;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun1996 Tentang Tenaga
Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 03
Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1075 Tahun 2003 Tentang
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1758 Tahun 2003 Tentang
Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar;
13. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Nomor

876/MenKes/SK/VIII/2001 Tentang Pedoman Teknis Analisis


Dampak Kesehatan Lingkungan;
14. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1405/MenKes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MenKes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENCEGAHAN


DAN PENANGANAN KEBAKARAN DI RUMAH SAKIT UMUM
UMBU RARA MEHA WAINGAPU

KESATU

Membentuk Tim tanggap darurat bencana kebakaran di Rumah Sakit


Umum Daerah Umbu Rara Meha Waingapu;

KEDUA

Melaksanakan pelatihan dan simulasi penanganan kebakaran secara


rutin pada semua sumber daya yang ada di Rumah Sakit Umum Umbu
Rara Meha Waingapu;

KETIGA

Menyiapkan sarana dan fasilitas pencegahan dan penanganan


bencana/kebakaran sesuai dengan persyaratan dan aturan yang
ditetapkan;

KEEMPAT

Keputusan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
Ditetapkan : di Waingapu
Pada Tanggal : 5 Januari 2015
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Umbu
Rara Meha Waingapu

Dr. Lely Harakai, M.Kes

NIP : 19710901 200112 2 003

PENCEGAHAN KEBAKARAN
NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

Standart
Prosedur
Operasioal
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003
Pencegahan Kebakaran adalah upaya untuk menghindari terjadinya
kebakaran serta melakukan tindakan antisipasi bila terjadi kebakaran
1. Mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang dapat memicu
kebakaran
2. Meningkatkan kewaspadaan petugas terhadap bahaya kebakaran
Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :
1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
1. Jauhkan barang/bahan yang mudah terbakar dari sumber api
seperti bahan bakar, alkohol dsb;
2. Sediakan alat pemadam kebakaran yang jenisnya disesuaikan
dengan kebakaran seperti APAR, Hydrant dll;
3. Siapkan petugas yang terlatih menggunakan alat pemadam
kebakaran;
4. Sediakan alat komunikasi di tempat-tempat yang rawan terjadi
kebakaran;
5. Sediakan daftar nama pejabat serta nomor telpon yang harus di

hubungi apabila terjadi kebakaran;


6. Sediakan tanda peringatan apabila terjadi kebakaran;
7. Sediakan peta evakuasi serta denah alat pemadam kebakaran;
8. Periksa kondisi alat pemadam kebakaran supaya selalu dalam
keadaan siap pakai;
9. Tegur dan cegah orang merokok pada area yang mudah terjadi
kebakaran;
10. Mengerjakan listrik harus seijin dan sepengetahuan instalasi yang
berwenang;
11. Matikan sumber api bila sudah tidak terpakai lagi seperti: kompor,
alat masak dll;
12. Buang sampah yang mudah terbakar pada tempat yang sudah
ditentukan;
13. Laporkan ke IPSRS bila ada tanda-tanda fasilitas kelistrikan yang
bisa mengakibatkan kebakaran;
14. Matikan saklar begitu ada gangguan kelistrikan;
15. Segera lapor bila ada kebocoran/genangan air yang dapat memicu
terjadinya arus pendek.
UNIT TERKAIT

Semua Unit

PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KEBAKARAN


NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

Standart
Prosedur
Operasioal
PENGERTIAN

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003
Penanggulangan kebakaran adalah merupakan suatu tindakan
penanggulangan kebakaran di RS untuk mencegah terjadinya korban
manusia.

TUJUAN

Sebagai acuan untuk mencegah terjadinya korban manusia dan


mengurangi korban material.

KEBIJAKAN

Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

PROSEDUR

1. Setiap kepala ruangan membagi tugas masing-masing menjadi 4


kelompok
Kelompok A (dengan helm/kain merah) bertugas memadamkan
api.

2.

3.

4.

5.

UNIT TERKAIT

Kelompok B (dengan helm/kain putih) bertugas mengamankan


dokumen (dokumen penting diberi tanda/stiker putih)
Kelompok C (dengan helm/kain biru) bertugas melakukan
evakuasi pasien.
Kelompok D (dengan helm/kain kuning) bertugas
mengamankan alat medis
Petugas di lokasi kejadian harus segera melaporkan kejadian
bencana dan kebakaran kepada petugas satpam yang jaga saat itu
(telepon ke operator : 172)
Petugas satpam setelah menerima laporan harus segera membagi
tugas antara lain:
Ada yang bertugas segera membunyikan lonceng
Ada yang bertugas segera mendatangi lokasi kejadian
sekaligus mengkoordinasikan tindakan penyelamatan
Ada yang bertugas segera melaporkan kepada pejabat
struktural RS dan instansi sektoral terkait.
Tindakan penyelamatan segera dilakukan oleh semua petugas
yang sedang bertugas saat kejadian, baik penyelamatan terhadap
manusia (pasien, karyawan RS, pengunjung RS) maupun
penyelamatan terhadap sarana dan prasarana dipimpin oleh tim
K3RS, sedangkan penyelamatan terhadap sarana dan prasarana
RS dikoordinasikan dan dipimpin oleh satpam.
Koordinasi dan pelaporan kepada instansi vertikal (Pemda
Kabupaten Sumba Timur) dan instansi sektoral (Kepolisian,
segera dilakukan untuk kerjasama dalam penanggulangan
kejadian bencana di RS.

1. Team K3RS
2. Satpam RS

PENANGANAN GAS ELPIJI BOCOR


NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

Standart
Prosedur
Operasioal
PENGERTIAN

TUJUAN

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003
Gas elpiji adalah gas yang digunakan untuk kegiatan memasak di
Instalasi Gizi, sangat peka terhadap percikan api dan sangat mudah
terbakar. Apalagi bila terjadi kasus kebocoran pada tabung maupun pipa
penyalur gas.
Untuk menjaga kemungkinan terjadi semburan api kepada gas yang
sedang bocor hingga menimbulkan kebakaran yang tidak menutup
kemungkinan terjadi ledakan dasyat pada tabung, sehingga memperparah
keadaan.

KEBIJAKAN

Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
Adanya suatu pengawasan yang ketat terhadap pemasangan pipa penyalur
gas yang akan digunakan maupun pada tabung gas itu sendiri terhadap
kemungkinan terjadinya kebocoran

PROSEDUR

1. Bila terjadi kebocoran gas pada pipa penyalur maupun pada tabung
gas, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah :
Mematikan sumber api yang masih menyala
Padamkan listrik ditempat kejadian
Amankan tabung yang sedang bocor dengan cara menjauhkan
tabung tersebut dari tabung yang masih utuh dan jauhkan dari
sumber api
Lakukan tindakan pembungkusan tabung yang bocor dengan lap
basah yang maksimal sehingga tekanan gas dalam tabung menurun.
Cek kebocoran tabung atau pipa penyalur gas dengan
menggunakan air sabun, untuk mengetahui letak kebocoran.
Setelah ditemukan sumber kebocoran, maka dilakukan
penambahan darurat dengan menggunakan sabun batangan, guna
menghentikan sementara kebocoran pada lokasi tabung atau pipa.
2. Setelah kasus kebocoran teratasi dalam tahap pertama, maka
dilakukan tindak lanjut seperti:
Hubungi pihak supplier gas yang bersangkutan agar dilakukan
tindak lanjut
Awasi terus tabung yang bocor sebelum pihak supplier datang
untuk mengambil tindakan agar tabung bocor tetap berada pada
posisi aman
Serah terimakan tabung yang bocor tersebut setelah supplier datang

UNIT TERKAIT

1.
2.
3.
4.

Satuan Unit K3RS


Satpam
Unit Instalasi Gizi
Unit IPRS

SISTEM ALARM
NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

Standart
Prosedur
Operasioal
PENGERTIAN

TUJUAN

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003
Sistem alarm adalah sarana yang digunakan untuk memberikan informasi
kepada pasien, petugas dan pengunjung rumah sakit apabila terjadi
kebakaran.
Adanya informasi tentang adanya kebakaran di rumah sakit sehingga
dapat dilakukan tindak lanjut dengan cepat

KEBIJAKAN

Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

PROSEDUR

1. Ruangan tempat terjadinya kebakaran melaporkan kejadian tersebut


kepada pihak operator;
2. Operator menghubungi satpam yang bertugas saat itu;
3. Satpam yang bertugas saat itu membunyikan kentongan sebagai tanda
bahwa ada musibah kebakaran di rumah sakit;
4. Operator mengumumkan lewat PABX bahwa telah terjadi musibah
kebakaran dan melanjutkan dengan instruksi untuk melakukan
evakuasi;
5. Petugas di tempat terjadinya kebakaran bersama-sama dengan satpam
berusaha memadamkan api dengan sarana APAR yang ada;
6. Operator menghubungi tim K-3 RS, Dinas Pemadam Kebakaran dan
unit-unit yang terkait.
1. Seluruh unit
2. Operator

UNIT TERKAIT

PROSEDUR TETAP PENGGUNAAN APAR


NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

Standart
Prosedur
Operasioal
PENGERTIAN

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003
Penggunaan APAR adalah upaya pemadaman kebakaran tingkat awal
(dini) dengan menggunakan alat pemadam api ringan oleh setiap orang
yang pertama kali mengetahui kebakaran.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan APAR untuk


mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas sedini mungkin.

KEBIJAKAN

Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

PROSEDUR

ALAT PEMADAM API POWDER (DRY CHEMICAL)


Angkat tabung dan bawa ke tempat terjadinya kebakaran.
T : TARIK / lepaskan pengaman
A : ARAHKAN selang APAR ke titik api
T : TEKAN tangkai penekan nozel
S : SAPUKAN, cari titik api
Pancaran harus dilakukan searah dengan arah angin. Bila api sudah
padam hentikan pancaran.
Pasang kembali pengaman
Bila masih tersisa isi tabung APAR, letakkan kembali pada posisi saat
kita mengambil
Bila sudah habis isinya, laporkan ke unit IPSRS

UNIT TERKAIT

Semua unit

PEMELIHARAAN APAR
NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

Standart
Prosedur
Operasioal

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003

PENGERTIAN

Pemeliharaan APAR adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh petugas


khusus untuk melakukan pemeriksaan kondisi APAR secara teratur.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeliharaan APAR agar


dapat dipakai.

KEBIJAKAN

1. Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
2. Pemeriksaan dan pemeliharaan rutin APAR dilakukan 2 kali dalam
setahun atau dapat dilakukan sewaktu ada laporan/keluhan dari
pemakai.

PROSEDUR

1. Catat hasil pemeriksaan dalam buku pemeriksaan peralatan.


2. Yang diperiksa adalah:
a. Penempatan mudah dilihat, mudah dijangkau, mudah diambil, ada
barang yang menghalangi atau tidak.
b. Apakah tanda ALAT PEMADAM API ada atau tidak, jika ada
apakah terlihat dari jarak yang cukup jauh atau tidak.
c. Kondisi APAR harus disegel
d. Lihat posisi jarum manometer berada didaerah hijau.
e. Periksa kondisi Parting Line.
f. Periksa kondisi selang, apakah pecah/sobek, keras/tersumbat.
g. Periksa kebersihan tabung dan ada atau tidak cacat pada isi tabung.
h. Jangan lupa periksa isi tabung

UNIT TERKAIT

1. Team K3RS
2. IPSRS

PEMASANGAN APAR
NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU
Standart
Prosedur
Operasioal

Terbit Tanggal :

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu

PENGERTIAN

dr. Lely Harakai, M.Kes


NIP:19710901 200112 2003
APAR adalah alat pemadam api ringan yang terdapat dalam suatu
ruangan yang digunakan untuk memadamkan api apabila terjadi
kebakaran

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemasangan APAR (alat


Pemadam Api Ringan)

KEBIJAKAN

Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

PROSEDUR

1. Tempatkan APAR pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
dicapai dan diambil, serta dilaengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.
2. Tinggi pemasangan adalah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas APAR
yang bersangkutan.
3. Jarak antara satu APAR de3ngan lainnya adalah 15 meter.
4. APAR dipasang menggantung pada dinding dengan penguat lainnya
atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci
sesuai dengan keadaan ruangan.
5. Pemasangan APAR sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
(puncaknya) berada pada ketinggian 120 cm dari lantai.
6. APAR tidak boleh dipasang dalam ruang yang suhunya melebihi 49 C.
IPSRS

UNIT TERKAIT

KEWASPADAAN BENCANA
NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU
Standart
Prosedur

Terbit Tanggal :

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu

Operasioal
PENGERTIAN

dr. Lely Harakai, M.Kes


NIP:19710901 200112 2003
Suatu upaya antisipasi apabila terjadi bencana atau mendapat kiriman
korban akibat suatu bencana.

TUJUAN

Mencegah kepanikan bila terjadi bencana serta penanganan korban dapat


berjalan dengan baik.

KEBIJAKAN

Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

PROSEDUR

1. Lakukan monitoring khususnya SATKORLAK sebagai penanggung


jawab untuk mengetahui kejadian bencana sesungguhnya;
2. Lukan persiapan-persiapan antisipasi kemungkinan korban bencana di
tingkat rumah sakit meliputi;
Persiapan alat-alat transportasi (ambulance, mobil)
Persiapan tempat penampungan disekitar IRD
Persiapan tenaga medis mobiling untuk pra rumah sakit dan dalam
rumah sakit
Penyediaan perbekalan farmasi
Penyediaan sarana penunjang seperti tempat tidur, kasur, makanan
dll
3. Lakukan koordinasi dengan instansi lain yang terkait termasuk rumah
sakit lain;
4. Laporkan ke Instansi yang lebih tinggi
5. Lakukan tindakan terbaik dan benar untuk kewaspadaan bencana.

UNIT TERKAIT

1.
2.
3.
4.

IRD
TIM DISASTER
Farmasi
Penunjang Medik

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

SPO
Manajemen
Fasilitas dan
Keselamatan
PENGERTIAN

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003
Alat pelindung diri adalah merupakan alat yang dipakai untuk melindungi
diri dari benda/bahan-bahan/mesin yang dapat mencederai anggota badan
dalam melaksanakan pekerjaan.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi diri dari


bahaya terbentur benda keras atau tajam yang dapat menyebabkan luka
tergores, terpotong, tertusuk, terpukul, oleh benda-benda jatuh,
melanyang dan meluncur. Juga melindungi diri dari panas, radiasi, api,
percikan bahan korosif serta mencegah tertularnya kuman dari penderita.

KEBIJAKAN

Seluruh karyawan medis, paramedis dan non medis yang melaksanakan


tugasnya ditetapklan memakai alat pelindung diri dan digunakan pada
tempat yang diwajibkan memakai alat pelindung diri.

PROSEDUR

1. Pilih alat pelindung diri sesuai dengan situasi dan tempat yang
dibutuhkan.
2. Pakailah alat pelindung diri dengan tepat dan benar sesuai dengan
petunjuk yang telah ditetapkan.
3. Masker hidung
Masker dipakai tepat menutupi hidung dan mulut petugas
Gunakan cermin untuk menolong pemasangan
Pakailah masker yang bersih dan dalam kondisi baik
4. Alat pelindung kaki
Pilih jenis sepatu sesuai dengan jenis pekerjaan, untuk pekerja
dapur, linen dan tukang kebun yang dipakai adalah sepatu boot.
Pakailah sepatu yang tepat dan nyaman
Pilih sepatu sesuai dengan ukuran kaki

Jangan memakai sepatu yang sudah rusak/cacat


5. Alat pelindung tangan
Pilih sarung tangan sesuai dengan ukuran tangan dan jenis bahaya
yang ada
Pakailah sarung tangan yang tepat menutupi/melindungi jari-jari
tangan
6. Alat pelindung telinga
Pakai alat pelindung telinga sesuai dengan kondisi ruangan/sumber
bising
Pilih alat pelindung telinga yang baik
Sebelum memakai semua perhiasan pada kepala harus dilepas
Pakailah tepat menutupi telinga/lubang telinga
7. Alat pelindung mata
Pilih kacamata yang sesuai dengan ukuran sehingga terpakai
dengan enak
Pakailah tepat menutupi mata serta ikatkan dengan benar
Kalau untuk mengelas pilih kacamata yang dilapisi kobalt dan
diberi warna biru.
UNIT TERKAIT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

IPSRS
Laundry
Instalasi Gizi
OK
Tukang kebun
Poliklinik
IRD

KEAMANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN :

RSUD UMBU
RARA MEHA
WAINGAPU

Standart
Prosedur
Operasioal
PENGERTIAN

Ditetapkan,
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Terbit Tanggal :
dr. Lely Harakai, M.Kes
NIP:19710901 200112 2003
Adalah jenis alat yang digunakan dalam rangka menghindari adanya
kecelakaan serta mendukung tindakan-tindakan darurat kepada pasien.

TUJUAN

1. Menghindari terjadinya:
Jatuh saat berjalan di tangga
Terkunci dalam kamar mandi
Jatuh dari tempat tidur
Tersengat aliran listrik
Terkunci di dalam kamar
2. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat pada pasien yang
membutuhkan oksigen atau suction pum

KEBIJAKAN

Keputusam Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. :


1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

PROSEDUR

Setiap gedung/bangunan untuk kepentingan pasien harus dilengkapi


dengan:
1. Pegangan di sepanjang tangga;
2. Tempat tidur pasien dilengkapi dengan penahan pada tepinya dengan
jarak terali lebih kecil dari kepala anak;
3. Semua sumber listrik harus diberi pelindung/penutup/pengaman serta
tanda peringatan/larangan yang mudah dilihat dan dibaca;
4. Ada tempat khusus seperti OK, IRD, pemasokan oksigen harus cukup

sesuai dengan kebutuhan dan lancar serta dibuat instalasi gas medis;
5. Ada pemasokan daya listrik emergency sebagai daya pengganti untuk
alat-alat medis.
UNIT TERKAIT

1. IPSRS

Anda mungkin juga menyukai