Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Indah Kurniawati (215121208)
2. Mohamad Cahyadi (215121218)
3. Reni Fatmawati (215121220)
4. Kanapi (215121221)
5. Nur Hafni Hasim (215121233)
6. Ivony FN Putriningtyas (215121236)
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
berkatNyapenyelesaian Laporan Tugas Mahasiswa Mata Kuliah Sains Keperawatan dengan
Topik Nursing Konseptual Model : Imogene King dapat terselesaikan. Adapun pentingnya dapat
menguasai dan menelaah Sistem Konseptual Keperawatan dan dikaitkan dalam pelayanan
Keperawatan melalui pendekatan Studi Kasus.
Adapun laporan ini diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sains
Keperawatan pada Program Magister Keperawatan di Fakultasi Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi dan tidak lepas dari bimbingan dan arahan Dosen
Koordinator mata Kuliah sekaligus Fasilitator Ibu Fauziah Rudhiati,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep. An
sebagai Koordinator Mata kuliah Sains Keperawatan
Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan oleh karena itu
sebagai tim penyusun mengharapkan perbaikan berupa kritik dan saran agar dapat melengkapi
kekurangan dalam laporan makalah ini dan semoga laporan dapat bermanfaat bagi yang
membaca, mohon maaf apabila ada kesalahan dan yang tidak berkenan dalam laporan
makalah ini. Akhir kata kami penyusun mengucapkan terima kasih.
Salam …..
Cimahi,
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keperawatan sebagai ilmu harus didukung oleh teori-teori keperawatan sebagai
pengembangan profesionalisme keperawatan. Salah satu manfaat teori keperawatan yaitu
membantu menyampaikan pengetahuan melalui upaya penggambaran, penjelasan, prediksi
dan pengendalian atau mengontrol fenomena dalam ranah keperawatan yaitu hasil asuhan
keperawatan yang diberikan. (Asmadi, 2008). Teori keperawatan merupakan suatu teori
yang berkembang yang didasarkan pada pengetahuan ilmu keperawatan bukan berdasarkan
pengetahuan ilmu lain (Alligood & Tomey, 2014). Perkembangan pada teori keperawatan
merupkan aspek yang signifikan pada evolusi ilmiah dan batu loncatan dari ilmu
keperawatan (Meleis, 2004 dalam Tomey, 2014). Perkembangan teori ditandai dengan
adanya pergeseran dari pre paradigma menjadi paradigma keperawatan. Perspektif umum
pada paradigma sebelumya yaitu praktik keperawatan, administrasi, pendidikan, penelitian
dan perkembangan teori.
Alligood & Tomey (2014) menjelaskan bahwa teori muncul atas usaha individual dari
para pemimpin keperawatan. Perkembangan teori muncul sebagai produk dari ilmu
professional dan proses pertumbuhan dari pemimpin keperawatan, administrator, pendidik,
dan praktisioner yang telah mendapat pendidikan tinggi dan melihat keterbatasan dari
disiplin ilmu lain. Dalam membuat suatu teori mereka mempunyai filosofi atau falsafah
sebagai pedoman untuk mengkaji tentang penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan
logis dari pada metode empiris. Dengan cara menganalisis suatu fenomena keperawatan
secara rasional dan logis
Untuk memudahkan alur berpikir mengenai hubungan dan pengaruh logis antar
konsep serta untuk merealisasikan teori keperawatan kedalam praktik, diperlukan model
keperawatan. Model tersebut digunakan untuk melihat hubungan dan pengaruh logis antar
konsep. Oleh sebab itu, keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus didukung oleh teori dan
model konseptual keperawatan agar layanan keperawatan yang diberikan semakin
profesional. (Asmadi, 2008)
Beberapa konsep keperawatan yang dapat diaplikasikan dalam praktik keperawatan
adalah salah satunya sistem konseptual Imogene M.King. Teori king berkembang pada
pertengahan tahun 1960. Teori King berbicara mengenai pencapaian tujuan dan
menitikberatkan pada teori sistem. Kerangka berpikir konseptual yang dirumuskan mewakili
sistem personal, interpersonal dan sosial sebagai domain keperawatan yang tertuang dalam
buku Imogene King Pertama. Sistem Konseptual King mengenai fokus keperawatan yang
didasarkan pada interaksi manusia dan lingkungannya demi kesehatan individu dalam
kemampuan peran sosial. Dalam hal ini penulis ingin menelaah Model Konseptual
keperawatan king dan kaitannya dengan praktik keperawatan.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, maka rumusan masalah dari
makalah kami adalah bagaimana analisa dan kritisi terkait Nursing Konseptual Model
Imogene King dan kaitannya dengan praktik keperawatan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk menganalisa dan mengkritisi Nursing Konseptual Model Imogene King
2. Tujuan Khusus:
a) Menjelaskan Nursing Konseptual Model Imogene King
b) Menganalisis Teori Keperawatan pada level Nursing Konseptual Model Imogene
King
c) Mengkorelasikan Teori Keperawatan level Nursing Konseptual Model Imogene King
dalam pelayanan keperawatan melalui pendekatan studi kasus
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini :
a) Menambah refeerensi keperawatan dalam kegiatan pembelajaran di Institusi pendidikan
khusunya program magister keperawatan
b) Menambah refeerensi keperawatan dalam Praktik layanan keperawatan dan profesi
keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi ketika perawat dan
klien berbagai informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan (King,
1981, hal 2). King menyampaikan pola intervensi keperawatannya adalah proses
interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi,
reaksi, dan jika ada gangguan menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi. Proses interaksi manusia dibagi 4 proses yaitu : (Elon
et al., 2021)
a) Aksi
Proses awal hubungan perawat dan pasien dalam menentukan tujuan, berprilaku,
saling memahami atau mengenali kondisi dalam keperawatan demi mencapai tujuan
yang diharapkan.
b) Reaksi
Merupakan proses yang berisikan tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi
sebagai respon dari individu dan perawat, apabila aksi perawat dan pasien baik maka
reaksi yang ditimbulkan juga baik dan sebaliknya.
c) Interaksi
Proses interaksi yaitu kolaborasi/bentuk kerja sama dan saling mempengaruhi antara
perasat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
d) Transaksi
Yaitu kondisi dimana perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana
tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Jika terjadi keselarasan persepsi pada
proses maka gangguan proses interaksi bisa diatasi dan proses transakasi dapat
terjadi. Proses interaksi ini bersifat terbuka sehingga mengizinkan umpan balik pada
tiap tahapannya dan mempengaruhi persepsi.
3) Diri
Diri adalah gabungan dari pikiran dan perasaan yang merupakan kesadaran seseorang
tentang eksistensi dirinya, konsepsinya tentang siapakah dan apakah dia. Diri termasuk
antara lain sistem ide, sikap, nilai dan komitmen. Diri adalah total lingkungan subjektif
seseorang. Diri merupakan pusat pengalaman yang khas dan signifikan. (Jersild 1952,
hal.10)
b). Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri
adalah individu atau bila seseorang berkata “aku”. Karakteristik diri adalah individu
yang dinamis, sistem terbuka dan berorientasi pada tujuan.
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahan
ini biasanya terjadi dengan cara yang ertib dan dapat diprediksikan walaupun individu
itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pegalaman yang berarti dan memuaskan.
Tubuh berkembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang
dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
d) Citra Tubuh
King mendefinisikan citra tubuh yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan
reaksi lain untuk penampilannya.
d) Ruang
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional dan tergantung dengan hubungannya dengan situasi,
jarak, waktu, transaksional atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi.
f). Waktu
King mendefinisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang
lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian
dengan kejadian yang lain.
2). Sistem Interpersonal
Pada Sistem Interpersonal (kelompok) dibentuk oleh interaksi antara dua orang / lebih.
Contoh interaksi untuk dua orang disebut dyad, tiga orang disebut triad, empat orang atau
lebih dinamakan Group. Untuk menerapkan sistem interpersonal maka dibutuhkan konsep
komunikasi, interaksi, peran, tekanan dan transaksi.
a). Komunikasi
Komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari satu orang ke orang lain
baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televise atau tulisan kata.
Ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional, dan tidak
dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal dan dinamis. Komunikasi dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisam dalam menyampaikan ide satu orang ke orang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku
adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
b) Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih
didalam hubungan timbal balik.
c). Peran
Peran melibatkan suatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi
dan disaat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set
perilaku yang diharapkan pada orang yang menduduki posisi di sosial sistem, set prosedur
atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau
organisasi dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi
khusus.
d). Stress / Tekanan
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informasi antara
e). Transaksi
Ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan
persepsi mereka. Domensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-
rangkaian kejadian dalam waktu.
3). Sistem Sosial
Sistem Sosial (Masyarakat) adalah sistem interaksi komprehensif yang terdiri dari
kelompok-kelompok yang membentuk masyarakat dengan pembatasan peran organisasi
sosial, prilaku dan praktik yang dikembangkan untuk mmemelihara nilai dan mekanisme
pengaturan antara praktik dan aturan yang ada. (king, 1995). Dalam Sistem Sosial Konsep
Otoritas, Pengambilan Keputusan, organisasi, kekuasaan, dan status memandu pemahaman
sistem.
a) Otoritas
Otoritas atau wewenang dimana wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik
dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi
dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang.
b) Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan berincikan untuk mengatur setiap kehidupan dan
pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus
menerus dan berorientasi pada tujuan
c) Organisasi
Organisasi mencirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan
pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal
atau organisasi
d) Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional atau bukan sumbangan personal, esensial dalam
organisasi dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada
tujuan.
e). Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan dana dapat diubah. King mendefinisikan
status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan
kelompok lain didalam organisasi dan mengenali bahwa status hubungan dengan hak
istimewa, tugas dan kewajiban.
Gambar 2.1 Sistem Konseptual King (Aligood and Tomey, 2010)
Dalam teori pencapaian tujuan, Leach (2009) memberikan proporsi seperti gambar diatas
yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep King.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien maka akan terjadi
transaksi.
2. Jika perawat-klien melakukan transaksi, maka tujuan akan tercapai.
3. Jika tujuan dicapai maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi asuhan keperawatan yang efektif.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuh kembang akan
meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan perawat-klien sesuai, maka akan
terjadi transaksi.
7. Jika ada konflik peran yang dialami perawat-klien atau keduanya, maka akan
menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien.
8. Jika perawat memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus mengkomunikasikan
informasi yang sesuai kepada klien, maka akan terjadi penyusunan tujuan dan
pencapaian tujuan bersama.
E. KONSEP UTAMA PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT IMOGENE M.
KING
1. Keperawatan
Keperawatan adalah sebuah prilaku yang dapat diamati yang ditemukan dalam
system perawatan kesehatan di masyarakat (King, 1971 hal 125). Tujuan keperawatan
adalah untuk membantu individu menjaga kesehatan mereka sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran – peran mereka. Keperawatan adalah sebuah proses aksi, reaksi,
interaksi dan transaksi interpersonal. Persepsi seorang perawat dan seorang pasien
mempengaruhi proses interpersonal.
2. Manusia
King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut system personal, Ketika individu ini Bersatu dalam
kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta Ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas. Menurut King,
manusia memiliki tiga kebutuhan pokok yaitu kebutuhan informasi kesehatan,
kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit, kebutuhan untuk
perawatan saat individu tidak mampu merawat diri sendiri.
Asumsi King terkait dengan manusia :
a) Individu adalah makhluk spiritual
b) Individu memiliki kemampuan bahasa dan symbol-simbol untuk merekam sejarah
mereka dan melestarikan budaya mereka
c) Individu adalah unik dan holistic dari nilai intrinsic dan mampu berpikir rasional dan
mengambil keputusan dalam kebanyakan situasi
d) Individu berbeda dalam kebutuhan, keinginan, dan tujuan mereka.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah sebuah keadaan dinamis dalam siklus hidup, sementara penyakit
mengganggu proses tersebut. Kesehatan berarti penyesuaian terus menerus untuk
memberikan tekanan dilingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan sumber
daya seseorang secara optimal untuk mencapai potensi maksimal untuk hidup sehari-hari
4. Lingkungan
Menurut King Perawat perlu memahami tentang cara-cara bagaimana manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk menjaga kesehatan. System terbuka artinya
terjadi interaksi terus menerus antara system dan lingkungan system. Selanjutnya
penyesuaian untuk hidup dan kesehatan dipengaruhi oleh interaksi individu dengan
lingkungan. Setiap manusia mempersepsikan dunia sebagai total kumpulan orang-orang
yang melakukan transaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungannya.
1. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapatdipergunakan dan
menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan.
2. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungandengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan.
KEKURANGAN
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep mengenaistres yang
kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memilikikonsekuensi positif dan
menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah
sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai
sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan
interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep
interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien- pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma,
bayi yang baru lahir, dan pasien psikiatrik.
BAB III
PENERAPAN TEORI IMOGENE KING DALAM APLIKASI KEPERAWATAN
.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori pencapaian tujuan yang dikemukakan King berasal dari perkembangan
system konseptual yang berdasarkan pada tiga system yaitu system personal,
interpersonal dan system social. King memandang manusia sebagai system terbuka yang
social, rasional, perasa, pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu.
Pelayanan keperawatan ditujukan pada proses interaksi manusia (Perawat-Klien) dimana
melibatkan perasaan orang lain dan situasi melalui komunikasi, penetapan tujuan,
pengertian dan kesepakatan mencapai tujuan.
Dari system konseptualnya yang mencakup tiga system, King menyeleksi 10 dari
15 konsep yaitu persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, diri sendiri, peran, stress,
tumbuh kembang, waktu dan privasi. Kemudian King menyeleksi konsep tersebut
menjadi empat konsep yaitu : persepsi, komunikasi, interaksi dan transaksi , dan
dimanfaatkannya dalam proses transaksinya. Proses transaksi dapat digunakan oleh
perawat untuk melakukan pengkajian, membuat perencanaan, implementasi dan evaluasi
asuhan keperawatan. Variabel kritis pada proses ini adalah menetapkan tujuan yang
saling menguntungkan.
Agar teori ini dapat dimanfaatkan dengan baik dalam pemberian pelayanan
keperawatan, maka perawat harus berfokus dalam pencapaian tujuan bersama-sama klien
untuk meningkatkan kualitas hidup atau kesembuhan klien melalui interaksi, komunikasi
yang akhirnya terjadi suatu transaksi yang saling memuaskan antara perawat-klien.
Perawat dan klien saling memikirkan pencapaian tujuan yang diinginkan yaitu kesehatan
yang diinginkan.
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat mengaplikasikan teori
keperawatan King dengan berinteraksi dan bekerja sama dengan pasien dan keluarga
untuk menetapkan tujuan Bersama yaitu kesehatan klien.
Daftar Pustaka
Alligood, Martha Raile. (2014). Nursing Theories and Their Work (8 edition ed.): St.
Louis Elsevier.
Basali R, et all. (2020). The effectiveness of nursing interventions based on King’s theory : A
systematic review. Adv Nurs Midwifery, 29(3),41-47. Doi: 10.29252/anm-32579
Caceres BA. (2015). King's theory of goal attainment: exploring functional status. Nurs Sci Q.
28(2):151-5. doi: 10.1177/0894318415571601 pmid: 25805388
George, J. B. (1995). Nursing theories; The base for professional practice, 4 th Ed, Connecticut;
Appleton & Lange
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth Edition,
California; Addison Wesley
Kruse BG, Melhado LW, Convertine L, Stecher J. (2008). Evaluating strategies for changing
acute care nurses' perceptions on end-of-life care. Am J Hosp Palliat Care. 25(5):389-97.
doi: 10.1177/1049909108322368 pmid: 19047492
Marriner, A. (1986). Nursing theorists and their work, St. Louis, Missouri; C.V. Mosby
Company
Park M, Song R, Jeong JO. (2017). Effect of goal attainment theory based education program on
cardiovascular risks, behavioral modification, and quality of life among patients with first
episode of acute myocardial infarction: Randomized study. Int J Nurs Stud. 71:8-16. doi:
10.1016/j.ijnurstu.201 7.02.019 pmid: 28279854
Parker, Marylin. 2001. Nursing Theories and nursing practice. Boca Raton, Florida : F.A. Davis
Company
Pujiastutik, Y E & Sumaningrum, N D. (2019). Theory of goal attainment (Imogene M King)
sebagai basis analisis factor patuh minum obat TB paru di Kabupaten Kediri. Jurnal Ners
dan Kebidanan. DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.
Weg J. (2009). The effects of mutual goal setting on patient satisfaction among adult patients at a
rural community hospital. South Dakota State University.