PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Sekaranginiparaperawat profesional
menggunakanketerampilanberpikirkritisdanpraktikberdasarteoriuntukmembe
narkanmasing-masingkomponendalam proses
keperawatandanuntukmemperlihatkanakuntabilitaskepadaklien, timkesehatan,
danlembagatempatbekerja (Kenney W.J,
2009).Sebelumsuatuteoriditerapkanpadapraktikkeperawatantertentudandiperg
unakanpenelitisebagaikerangkakerja teori atau
konsepdarisuaturisetkeperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan
Teori Analisis. Pada dasarnya Teori Analisis mempunyai prosedur antara lain
origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony
dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan
1
manfaat dari teoritersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan
pengujian (Meleis, 2007).
M.King
1) Tahun 1945, King menerima diploma dalam keperawatan dari St. John’s
Hospital School of Nursing di St. Louis, Missouri. Kemudian bekerja
sebagai staf perawat.
2) King melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar Sarjana Sains (Bachelor
of Science) dalam Pendidikan Keperawatan dari St Louis University
tahun 1948.
3) Tahun 1957, dia menerima gelar Master of Science dalam keperawatan
dari St Louis University.
4) Tahun 1947 – 1958, King bekerja sebagai instruktur Keperawatan
Medikal Bedah (KMB) dan assiten direktur di St. John’s Hospital School
of Nursing.
2
5) King melanjutkan studi dengan Mildred Montag sebagai ketua
disertasinya di Teachers College, Columbia University, New York, dan
menerima EdD nya pada tahun 1961.
6) Tahun 1961 – 1966 di Loyola University di Chicago, King
mengembangkan program master dalam keperawatan berdasarkan
kerangka konseptual keparawatan.
7) Artikel teori pertamanya muncul pada tahun 1964 dalam jurnal “Nursing
Science” yang diedit pakar teori keperawatan Martha Rogers.
8) Tahun 1966 – 1968, King bertugas di bawah Jessie Scott sebagai Asisten
Kepala Cabang Hibah Penelitian, Divisi Keperawatan di U.S.
Departement of Health, Education, and Welfare.
9) Judul Artikel King ketika berada di Washington DC yaitu “A Conceptual
Frame of Reference for Nursing” diterbitkan di Nursing Research (1968).
10) Pada Tahun 1968 – 1972, King ditugaskan sebagai direktur Sekolah
Keperawatan di Ohio State University di Columbus.
11) Di Ohio State, ia menerbitkan buku yang berjudul : “Toward a Theory for
Nursing :General Concepts of Human Behaviour” pada tahun
(1971).Dalam buku ini, King menyimpulkan bahwa “Representasi
sistematis keperawatan diperlukan pada akhirnya untuk mengembangkan
ilmu untuk menemani seni satu abad atau lebih di dunia keperawatan
sehari – hari” (1971, hal. 129).
12) Bukunya menerima anugerah dari American Journal of Nursing Book of
the Year pada tahun 1973 (King, 1995a).
13) King kembali ke Chicago tahun 1972 sebagai professor di program
pascasarjana Loyola University.
14) Tahun 1978 – 1980 sebagai Koordinator Penelitian Clinical Nursing di
Departemen Keperawatan Loyola Medical Center.
15) Tahun 1980, King di anugerahi kehormatan PhD dari Southern Illinois
University (Messmer, 2000).
16) Pada Mei 1998, dia menerima gelar Doktor kehormatan dari Loyola
University, di mana “Nursing Collection” –Nya ditempatkan.
17) Tahun 1972 – 1975, King menjadi anggota penasihat Pertahanan tentang
perempuan di Layanan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
3
Dia juga anggota dewan kotapraja terpilih untuk jangka waktu 4 tahun
(1975 – 1979) di Distrik 2 di Wood Dale, Illinois.
18) Tahun 1980, King diangkat profesor di University of South Florida
College of Nursing, di Tampa (Houser & Player, 2007).
19) Tahun 1981, King menerbitkan naskah untuk bukunya yang kedua, “A
theory for Nursing : Systems, Concepts, Process”.
20) King menulis beberapa bab buku dan artikel di jurnal professional, dan
buku ketiga, Curriculum and Instruction in Nursing : Concepts and
Process, yang diterbitkan tahun 1986.
21) King pensiun tahun 1990 dan diberi gelar profesor emeritus di University
of South Florida.
22) King memberikan pelayanan masyarakat dan membantu merencanakan
perawatan melalui system dan teori konseptualnya di berbagai organisasi
perawatan kesehatan, termasuk Tampa General Hospital (Messmer,
1995).
23) King pergi “round the clock” untuk menerapkan teorinya di Tampa
General Hospital sekaligus menjabat dewan penasihat keperawatan, dan
dosen tamu di University of Tampa.
24) King menjadi anggota American Nurse Association (ANA) sejak lama,
yang pertama dengan Missouri Nurses Association, dan dia juga aktif di
Illinois dan Ohio.
25) King pindah ke Tampa, Florida, kemudian menjadi anggota di Florida
Nurses Association (FNA) dan FNA district 4, Tampa.
26) King menempati posisi sebagai presiden Florida Nurses Foundation, dan
dewan FNA Distrik IV, dan sebagai delegasi dari FNA untuk di ANA.
27) Tahun 1997, King menerima medali emas dari Gubernur Chiles untuk
memajukan profesi keperawatan di Negara bagian Florida.
28) King dilantik oleh FNA Hall of Fame dan ANA Hall of Fame tahun 2004.
29) Tahun 1994, King dilantik oleh American Academy of Nursing (AAN)
dan bertugas di AAN Theory Expert Panel.
30) Tahun 2005, King dilantik sebagai Living Legend.
31) Tahun 1996, King menerima Jessie M.Scott Award.
32) Tahun 2000, King menjadi pembicara kunci pada 37th Annual Isabel
Maitland Stewart Conference in Research in Nursing di Teachers College,
4
Columbia University (Messmer & Fawcett, 2008; Messmer, 2008) dan
merasa senang bahwa Mildred Montag hadir.
33) Tahun 1999, King dilantik oleh Teachers College, Hall of Fame
Columbia University, King International Nursing Group (K.I.N.G)
diciptakan untuk memfasilitasi penyebaran dan pemanfaatan sistem
konseptual King.
34) King merupakan salah satu Fellow asli dari Sigma Theta Tau
International (STTI) Virgina Henderson, dan dia mendapat penghargaan
STTI Elizabeth Russell Belford Founders Award untuk keunggulan dalam
pendidikan pada tahun 1989 (Messmer, 2007).
35) Tahun 1992, King menjadi pembicara kunci di dua konferensi teori STTI
dan menyajikan penerapan teorinya di konferensi – konferensi STTI di
beberapa daerah, nasional, dan international.
36) King (1971, 1981) diakui sebagai salah satu pakar teori perawat awal
melalui publikasinya, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang,
Spanyol, dan Jerman.
37) King menulis banyak artikel dan bertugas di dewan editorial Nursing
Science Quarterly.
38) King menulis beberapa bab buku, misalnya, Frey & Sieloff Advancing
King’s Systems Framework and Theory of Nursing (1995), dan Sieloff &
Frey Middle – Range Theories for Nursing Practice Using King’s
Conceptual System (2007), yang menyoroti studinya oleh penulis –
penulis yang lain.
1.3. Tujuan
5
3. Mengetahui dan mengidentifikasi asumsi utama teori model
konseptual Imogene M. King.
4. Memahami dan mengidentifikasi aplikasi penerapan teori Imogene
M.King pada praktik pelayanan keperawatan.
5. Menganalisiskekuatan dan kelemahan kasusMCI (Myocardial
Infarction) berdasarkan konsep teori Imogene M.King.
1.4. Manfaat
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Keperawatan
3. Diri
7
siapakah dan apakah dia. Diri adalah jumlah total dari semua yang dia
bisa sebut. Diri termasuk antara lain : sistem ide, sikap, nilai, dan
komitmen. Diri adalah total lingkungan subjektif seseorang. Diri
merupakan pusat khas dari pengalaman dan signifikansi. Diri merupakan
dunia batin seseorang yang dibedakan dari dunia luar yang terdiri dari
semua orang dan hal – hal lain. Diri adalah individu sebagai diketahui
oleh individu tersebut.Diri adalah yang kita sebut ketika kita mengatakan,
“Aku” (Jersild, 1952, hal. 10).
8
sistem interpersonal.Keluarga, ketika bertindak sebagai kelompok kecil, juga
dapat dianggap sistem interpersonal.Memahami sistem interpersonal
membutuhkan konsep komunikasi, interaksi, peran, tekanan, dan
transaksi.Sebuah sistem interaksi yang lebih komprehensif terdiri dari
kelompok – kelompok yang membentuk masyarakat, disebut sebagai sistem
sosial.Sistem agama, pendidikan, dan perawatan kesehatan adalah contoh –
contoh dari sistem sosial. Perilaku berpengaruh dari sebuah keluarga besar
pada pertumbuhan dan perkembangan individu adalah contoh sistem sosial
yang lain. Dalam sistem sosial, konsep otoritas, pengambilan keputusan,
organisasi, kekuasaan, dan status memandu pemahaman sistem.Dengan
demikian, konsep – konsep dalam kerangka kerja mengorganisasi dimensi –
dimensi dan mewakili pengetahuan untuk memahami interaksi di antara
ketiga sistem (King, 1995a).
1) Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistem
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
9
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang
berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
2) Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, dan koping.
3) Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan
lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan.Sistem sosial dapat
mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
10
pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah
menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
11
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi
manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan
informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan
mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku
yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian atau peristiwa kemasa yang
akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan
peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah
area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,
dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan
yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukan
kontrak untuk pencapaian tujuan.Contoh : inform consent sebelum
dilakukan tindakan pemasangan infus, dll.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan
merupakan respon individu (pasien).Contoh : respon pasien setelah
dilakukan tindakan pemasangan infus, pemasangan catheher, dll.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi
antara perawat dan pasien, yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi.Contoh : komunikasi terapeutik yang terjalin saat proses
implementasi keperawatan.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi
suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
(Murwani A, 2009).
12
Pada tahun 1981, King menurunkan teori middle – rangenya tentang
Pencapaian Tujuan dari sistem konseptualnya. Pertanyaan yang memotivasi
King untuk mengembangkan teori ini adalah, “Apakah sifat keperawatan
?”(King, 1995b, hal. 25). Dia mencatat jawabannya menjadi : “cara ketika
perawat, dalam peran mereka, melakukan dengan dan bagi individu –
individu yang membedakan keperawatan dari para profesional kesehatan
yang lain” (King, 1995b, hal. 26). Pemikiran ini memandu pengembangan
Teori Pencapaian Tujuannya menggunakan proses pengembangan teori
sebagai berikut :
13
“menggambarkan proses interaksi perawat – pasien yang mengarahkan ke
pencapaian tujuan” (hal. 153) dan menentukan apakah perawat melakukan
transaksi. King menggunakan metode observasi nonpartisispan untuk
mengumpulkan informasi tentang interaksi perawat – pasien di unit
perawatan pasien dalam sebuah tata kelola rumah sakit dengan pasien dan
perawat sukarela untuk berpartisipasi dalam studi ini. King melatih
mahasiswa pascasarjana dalam teknik observasi nonpartisipan untuk
mengumpulkan data. Dia memeriksa beberapa interaksi dan mencatat data
perilaku verbal dan nonverbal. King selanjutnya menguji Alat ukur
Pencapaian Tujuan berdasarkan Referensi – Kriteria, sebuah ukuran
kemampuan fungsional dan pencapaian tujuan dalam proyek University of
Maryland Measurement of Nursing Outcomes. Dia melaporkan instrument
memiliki CVI 0,88 dan reliabilitas 0,99 untuk menilai kemampuan fungsional
pasien dalam membuat keputusan tentang penetapan tujuan dengan dan untuk
pasien mengukur pencapaian tujuan (King, 1988, 2003).
Umpan Balik
Persepsi
Perawat Keputusan
Tindakan
Tindakan
Pasien Keputusan
Persepsi
Umpan Balik
14
2.6. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King
1. Konsep Manusia
King merinci asumsi – asumsi tertentu yang terkait dengan orang pada
tahun 1981 dan dalam karya – karya berikutnya :
15
c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat
membantu/merawat
3. Konsep Lingkungan
16
King (1981) percaya bahwa “pemahaman tentang cara – cara
bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk menjaga
kesehatan adalah penting untuk perawat” (hal. 2). Sistem terbuka
menyiratkan bahwa interaksi terjadi terus – menerus antara sistem dan
lingkungan sistem. Selanjutnya, “penyesuaian untuk hidup dan kesehatan
dipengaruhi oleh (sebuah) interaksi individu dengan lingkungan …. Setiap
manusia mempersepsikan dunia sebagai total kumpulan orang – orang yang
melakukan transaksi dengan individu dan benda – benda di lingkungannya”
(King, 1981, hal. 141).
4. Konsep Keperawatan
1). Transaksi :
17
5) Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka
transaksi terjadi.
6) Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
7) Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian
tujuan terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat
professional :
1. Tujuan perawat
2. Domain perawat
18
(King, 1981, hal. 143).Asumsi-Asumsi Teori menurut Imogene M.King
(Meleis, 1997)yaitu :
a) Explicit :
1. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan
dengan
tujuan kesehatan untuk manusia.
2. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,
dan
kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyai maksud-
maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinya serta
berorientasi pada tindakan dan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi - persepsi, tujuan – tujuan,
kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.
4. Klien memiliki hak asasi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan
pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya.
5. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individu
mencakup
semua aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi.
6. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
b) Implicit :
keputusan.
19
1. Jika terdapat keselarasan/kesesuaian persepsi (Perceptional Congruence)
dalam interaksi perawat–klien, maka akan terjadi transaksi.
PC (I) + T
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi (Transactions), maka tujuan
akan
tercapai (Goal Attainment).
T + GA
3. Jika tujuan tercapai (Goal Attainment), maka akan terjadi kepuasan
(Satisfactions).
GA + S
4. Jika tujuan tercapai (Goal Attainment), maka akan terjadi asuhan
keperawatan yang efektif (Nursing Care Effective).
GA + NCe
5. Jika transaksi (Transactions) dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka
pertumbuhan dan perkembangan (Growth Development) akan meningkat.
(I)T + GD
CM + T + GA
20
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapat
digambarkan dalam skema di bawah ini :
(From Austin, J.K., & Champion, V.L. (1983). King’s Theory for
Nursing : Explication and Evaluation. In P.L. Chinn (Ed.), Advances in
Theory Development (p. 58). Rockville, (MD) : Aspen.)
1. Praktik Keperawatan
21
King mengembangkan sebuah sistem dokumentasi Goal Oriented
Nursing Record (GONR)/catatan keperawatan berorientasi tujuan, untuk
mendampingi Teori Middle – Range mencapai tujuannya dan untuk merekam
tujuan dan hasil. GONR adalah metode pengumpulan data, mengidentifikasi
masalah, dan melaksanakan serta mengevaluasi perawatan yang telah efektif
dalam pengaturan pasien.Perawat dapat menggunakan pendekatan GONR
untuk mendokumentasikan efektivitas asuhan keperawatan. “Unsur – unsur
utama dalam sistem rekam ini adalah :
1. Data base
2. Diagnosis Keperawatan
3. Daftar Tujuan
4. Intervensi Keperawatan
5. Lembar Alir
6. Catatan Kemajuan, dan ;
7. Ringkasan Kepulangan”.(King, 1995b, hal. 30 – 31).
22
“faktor – faktor penentu kesehatan reproduksi dan kualitas hidup terkait di
kalangan perempuan India di komunitas pertambangan” (hal. 1963).
2. Pendidikan
23
suatu disiplin” (hal. 468). Studi yang lain melaporkan penggunaan sistem
konseptual King untuk meningkatkan strategi pendidikan (Ward, 2010).
Sistem dan teori konseptual King memiliki aplikasi pendidikan keperawatan
yang dijelaskan secara internasional oleh Rooke (1995b) untuk pengaturan
pendidikan Swedia. Bello (2000) melakukan penelitian dengan mahasiswa
undergraduate di Portugis. Palmer (2006) mengidentifikasi implikasi
pendidikan pasien untuk perawat yang bekerja dengan orang lanjut usia.
Costa dan rekan (2007) menggambarkan model perawatan untuk keluarga
berisiko.
3. Penelitian
24
Teori – teori ini termasuk teori Frey tentang keluarga, anak – anak, dan
penyakit kronis ( Frey, 1995 ), teori Killeen untuk kepuasan pasien dengan
asuhan keperawatan profesional (2007), teori Sieloff tentang
kekuasaan/pemberdayaan kelompok dalam organisasi ( 2010, Sieloff &
Bularzik, 2011; Sieloff & Dunn, 2008), teori Wicks tentang kesehatan
keluarga (Wicks, Rice & Talley, 2007), teori Doornbos (2007) tentang
kesehatan keluarga, dan model pengambilan keputusan direktif yang
meningkat dari Goodwin, Kiehl, dan Peterson (2002). Fairfax (2007)
memperoleh teori kualitas hidup penderita stroke. Nwinee (2011)
menggunakan karya King untuk mengembangkan Nwinee Socio –
Behavioural Self – Care Management Nurse Model.
25
b) Pandangan King tentang penyakit, kesehatan, dan kesejahteraan akan
mendapat manfaat dari penjelasan dan diskusi tambahan.
c) Keterkaitan masa depan antara sistem konseptual King (1981) dan
keberadaan teori middle – range lainnya seharusnya berlanjut dengan cara
menjamin kongruensi antara sistem konseptual dan teori middle – range
tertentu.
d) Pengujian empiris seharusnya berlanjut untuk Teori Pencapaian Tujuan
(King, 1981) dan teori – teori middle – range lainnya yang dikembangkan
dalam sistem konseptual King (Fawcett & Whall, 1995) (Misalnya,
Sieloff & Dunn, 2008 ; Sieloff & Bularzik 2011).
e) Teori middle – range yang tersirat dibandingkan eksplisit, seperti dari
Rooke (1995b), akan mendapat manfaat dari pengembangan terhadap
teori –teori formal (Misalnya, Nwinee, 2011).
26
mahasiswa master (Zimmerman, 2007; Bialachowski, 2008; Ritter, 2008;
Sivaramalingam, 2008; Talbert, 2008; Egbert, 2009; Weg, 2009; Boyd –
Jones, 2011; Colchin, 2011; Draaistra, 2011; Karlin, 2011; Mardis, 2007;
Wolf, 2011) dan lima belas mahasiswa doktoral DNP atau PhD (Jewell, 2007;
Maloni, 2007; Crump, 2008; Woo, 2008; Bularzik, 2009; Davidson, 2009;
Esquibel, 2009; Stevens, 2009; Taha, 2009; Aboshaiqah, 2010; Smithgall,
2010; Talbott, 2010; Jones – Zeigler, 2011; Lewis, 2011; Reck, 2011).
5. Kejelasan
Titik kuat utama dari sistem konseptual King dan Teori Pencapaian
Tujuan adalah kemudahan yang dapat dipahami oleh perawat. Konsep –
konsep didefinisikan dan diilustrasikan dengan nyata.
6. Kesederhanaan
7. Keumuman
27
melaporkan penggunaan teori dalam penelitian terhadap keluarga.Smithgall
(2010) meneliti hubungan antara “persepsi stress ibu dan hasil perawatan
pasien neonatal antara yang dirawat sendiri di kamar pribadi dengan yang
dirawat di ruang terbuka pada unit perawatan intensif neonatal.”
8. Aksesibilitas
9. Kepentingan
28
(Cheng, 2006), India (Abraham, 2009; George, Roach & Andrade, 2011),
Jepang (Kameoka, Funashima, & Sugimori, 2007), Portugal (Chaves & de
Araujo, 2006; Costa, Santos, Martinho, et al., 2007; Firmino, de Fatima,
Cavalcante & Celia, 2010), Slovenia (Harih & Pajnkihar, 2009), Swedia
(Rooke, 1995a, 1995b), dan Afrika Barat (Nwinee, 2011). Karya King telah
menjadi sebuah kerangka kerja terstruktur untuk pengembangan kurikulum di
berbagai tingkat pendidikan.
1. Kesehatan
2. Hubungan Interpersonal
3. Persepsi
4. Sistem Sosial
29
– range Pencapaian Tujuan – nya dari sistem konseptualya. Teori Pencapaian
Tujuan “mengatur elemen – elemen dalam proses interaksi perawat – klien
yang membuahkan hasil, yaitu, tujuan tercapai” (King, 1981, hal. 143).King
(1971) awalnya telah menyatakan sebagai berikut :Jika perawat adalah untuk
mengasumsikan peran dan tanggung jawab yang diharapkan dari mereka, …
penemuan pengetahuan harus disebarkan sedemikian rupa sehingga mereka
dapat menggunakannya dalam praktik mereka. Data deskriptif yang
dikumpulkan secara sistematis memberikan isyarat dalam menghasilkan
hipotesis untuk penelitian terhadap perilaku manusia dalam situasi
keperawatan (hal. 128).
1. Pengkajian
adalah :
30
3. Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data
terhadap status kesehatan.
4. Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi,
untuk interaksi dan transaksi.
5. Sosialisasi.
2. Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
31
BAB III
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya
ke UGD RS. B, keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya
seperti tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer)
terlihat sianosis. Capillary refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 –
30 menit. Tn. X mengatakan ia sering mengalami mudah lelah, nyeri pada
dada kirinya saat beraktifitas yang berat seperti mengangkat beras dan barang
32
– barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat kedokter,
karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain
itu istri dan kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita
penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak pernah terlihat sering
mengalami nyeri dada saat di rumah.
AttaintmentImogene M.King.
1. Persepsi
d. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?
serius?
2. Peran
3. Transaksi
33
b. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
proses perawatan?
5. Komunikasi
anda?
anda?
6. Ruang
a.Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?
b.Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?
sakit ?
34
7. Waktu
c.Apakah nyeri dada anda memberi efek kepada setiap aktivitas anda?
d.Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemani
anda?
b.Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan
bagaimana hasilnya?
(Myocardial Infarction) ?
9. Interaksi
c.Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?
perawatananda?
c.Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?
35
Fokus Analisa Data Pasien Myocardial Infarction:
36
ataudarah tidak Intoleransi aktivitas
normalsebagai
responterhadap
aktivitas.
2.Perubahan EKG
yang
menunjukkan aritimia
atau iskemia.
3. DS: Pasien merasa Arterosklerosis, trombosis, Ansietas
kontriksi arteri koronaria
cemas menghadapi
↓
penyakit yang Jaringan miokard iskemik
↓
dideritanya saat ini.
Supply O2 ke miokard menurun
↓
Metabolisme anaerob
DO:
↓
1.Pasien tampak Timbunan asam Laktat
↓
gelisah.
Nyeri
2.Pasien tampak panik. ↓
Ansietas
3.Pasien tampak
menangis.
37
perawat.
3.Pasien tampak
penasaran.
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
38
yang dapat diamati. nyeri pasien.
39
ancaman penyebab, faktor yang pada pasien dengan takut mati dan
kematian. mempengaruhi. distres akut. cemas tentang
lingkungan.
- 3.Menyatakan 3. 3.Bantu pasien R3:Cemas
penurunan beradabtasi dengan berkelanjutan
kecemasan. ancaman yang mungkin terjadi
- 4.Mendemonstrasi- mengganggu dalam berbagai
kan sumber secara pemenuhan tuntutan derajat selama
tepat. hidup dan peran. beberapa waktu
dan dapat
dimanifestasikan
oleh gejala
depresi.
4. Defisit Tujuan :
pengetahuan
1.Pengetahuan pasien
berhubungan 1.Jelaskan tentang R1: Agar pasien
mengenai penyakit
dengan kurang definisi penyakit Infark tenang setalah
infark miokard dapat
pengetahuan Miokard pada pasien. mengetahui definisi
meningkat sehingga
mengenai dari penyakit infark
dapat menghilangkan
penyakit Infark miokard yang
masalah deficit
Miokard. dideritanya.
pengetahuan.
2.Jelaskan faktor resiko R2.Faktor resiko
Kriteria Hasil : yang menimbulkan yang timbul pada
penyakit infark miokard pasien harus
1.pasien paham
pada pasien. diketahui oleh
(mengerti) mengenai
pasien tersebut agar
konsep penyakit
dapat mengurangi
infark miokard.
atau mencegah
timbulnya infark
2.pasien tampak
miokard akut
tenang dengan
berulang.
pengetahuan yang
3.Jelaskan pemeriksaan R3: Pemeriksaan
dimiliki mengenai
40
penyakit infark apa saja yang dilakukan demi
miokard dan seharusnya dilakukan menunjang
penanganannya. oleh pasien. diberikannya
tindakan serta
pengobatan yang
tepat.
4.Jelaskan R4: Mempercepat
penatalaksanaan dan penyembuhan dan
pengobatan yang pemulihan pasien
dilakukan untuk pasien. dari penyakit infark
miokard.
41
Untuk menangani masalah tingkat kecemasan pasien maka perawat
sebaiknya menjelaskan tentang definisi penyakit pasien, faktor resiko yang
menimbulkan penyakit MCI pada pasien, pemeriksaan apa saja yang
seharusnya dilakukan oleh pasien, penatalaksanaan dan pengobatan untuk
pasien. Diagnosa keperawatan dengan deficit pengetahuan akan menurun atau
berkurang apabila perawat telah memberikan penjelasan pada pasien
mengenai perihal penyakit dan cara penanganannya sehingga deficit
pengetahuan tidak dialami oleh pasien lagi. Dengan pengembangan
pengkajian dan menerapkannya pada penegakkan diagnosa, pemberian
informasi pada setiap intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi
hasil, maka pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.
d. Implementasi
e. Evaluasi
Skala nyeri 0
Pasien tampak mampu memenuhi ADL (Activity Daily Life) secara
mandiri tanpa bantuan keluarga.
Pasien tampak duduk tenang dan rileks di atas tempat tidur.
42
Pasien terlihat berkomunikasi dengan keluarga.
43
BAB IV
1. Sumber Teori
44
2. Makna Teori
45
klien serta lingkungan eksternal yang mempengaruhinya. King juga
menyatakan bahwa intervensi keperawatan adalah adanya interaksi perawat
dengan klien yang meliputi komunikasi, persepsi yang menimbulkan aksi dan
reaksi serta menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya persetujuan dan
adanya transaksi.
4. Manfaat Teori
5. Kemampuan menggeneralisasi
Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat
luas dan cukup dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek
keperawatan. Teori ini cocok diterapkan pada keperawatan klinik maupun
komunitas karena berfokus pada interaksi antara manusia dan
lingungannya.Manusia sebagai individu dapat melakukan penyesuaian
terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang sehat sakit dengan
menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk mencapai
kesehatan optimal.
6. Parsimony
Teori King menurut saya, sudah ada gambaran yang jelas dan sangat
sesuai dengan kondisi teknologi dan informasi pada saat sekarang. Teori ini
46
dapat memprediksi suatu kejadian atau fenomena dalam keperawatan melalui
penetapan hipotesis dalam penelitian.
47
4) Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan.
5) Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
(Penelitian).
6) Teori Imogene M.King dapat digunakan pada semua kasus yaitu, studi
kasus maternitas, keperawatan medikal bedah, management
keperawatan.Di bawah ini contoh judul studi kasus dan riset yang
menggunakan Teori Imogene M.King yaitu :
1. Kameoka, Funashima, dan Sugimori (2007) menguji proposisi teori
dan mengeksplorasi “karakteristik perawat yang memiliki tingkat
pencapaian tujuan dan kepuasan dalam interaksi dengan pasien
keduanya sama – sama tinggi” (hal. 261). (studi kasus management
keperawatan).Langford (2008) menggunakan teori ini untuk memandu
penelitian terhadap wanita dengan masalah berat badan. (studi kasus
KMB ).
2. Alligood (2010) melaporkan penggunaan teori dalam penelitian
terhadap keluarga.
3. Smithgall (2010) meneliti hubungan antara “persepsi stress ibu dan
hasil perawatan pasien neonatal antara yang dirawat sendiri di kamar
pribadi dengan yang dirawat di ruang terbuka pada unit perawatan
intensif neonatal.” (Studi Kasus Keperawatan Maternitas dan Anak)
4. Teori Pencapaian Tujuan memandu disertasi Jewell (2007) yang
mengeksplorasi “sensasi fisik dyspnea yang dirasakan oleh perempuan
gemuk dan bagaimana dampaknya terhadap fungsi mereka”. (studi
kasus KMB)
5. Studi Sivaramalingam (2008) tentang “persepsi pasien bedah terhadap
peran dan tanggung jawab perawat”. (studi kasus KMB)
6. Karlin (2011) yang meneliti “perspektif perawat intrapartum terhadap
teori King tentang Pencapaian Tujuan”. (Keperawatan Keluarga)
B. Kelemahan :
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep
mengenai stres yangkurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres
memiliki konsekuensipositif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
48
2. Pada kasus ini teori Imogene M.King berfokus pada sistem
interpersonal saja. Sehingga tujuan yang akandicapai sangat
bergantung pada persepsi perawat dan pasien yang terlibat dalam
hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam
penerapan konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi,
misalnya pasien-pasien tidak dapatberinteraksi secara kompeten
dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru
lahir, dan pasien psikiatrik.
4. Tidak membahas teori adanya interaksi antara perawat dengan
keluarga pasien dengan myocardial infarction, sehingga perawat
hanya mengetahui informasi dari pasien saja. (Informasi Terbatas)
5. Teori Imogene M.King hanya berfokus menanyakan pasien
Myocardial Infarction saja tanpa berkolaborasi dengan dokter, tim
farmasi, tim gizi dan therapis mengenai tindakan atau penanganan
pada waktu yang bersamaan sehingga dapat membantu pasien
mengerti atau memahami rasional dari tindakan yang diberikan oleh
perawat dan tim kesehatan lainnya agar pasien memiliki pandangan
atau persepsi yang sama dengan persepsi perawat mengenai penyakit
MCI (Myocardial Infarction).
49
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
50
7) Dan kelemahan Teori M.King pada analisa kasus MCI ini adalah pada kasus
ini teori Imogene M.King berfokus pada sistem personal saja. Sehingga
tujuan yang akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan pasien
yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
5.2. Rekomendasi
51
DAFTAR PUSTAKA
Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rd
Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice:
Current nursing.com/nursing_theory/goal_attainment_theory.html.
52