Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN: NURSING


PHILOSOPHY & CONSEPTUAL MODEL
Dosen
Disusun untuk memenuhi tugas mataPengampu:
kuliah “FALSAFAH KEPERAWATAN”
Ns. Tuti Handayani, Mkep.

DISUSUN OLEH :

1. Ircham Abdilah Lubiyati ( 2022206203176 )


2. Maryadi ( 2022206203183 )
3. Wahyu Leni Miranti ( 2022206203115 )
4. Fera Listina ( 2022206203160 )
5. Dinar Aria Mutu ( 2022206203162 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena


berkat rahmat,nikmat serta inayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN: NURSING
PHILOSOPHY & CONSEPTUAL MODEL .

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Falsafah


Keperawatan Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik kepada
dosen kami bapak Ns.Tuti Handayani, MKep. telah membantu dalam proses
pembuatan makalah kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tugas makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan banyak informasi bagi pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pringsewu, Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui bidang


keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat layanannya.
Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada
perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik keperawatan
yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut oleh mayoritas
kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur
hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan model konseptual dan
teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian layanan keperawatan
secara komprehensif.

Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip,


teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari keperawatan dan
disiplin terkait (Parker, 2005).

Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka


berfikir perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan. Pengembangan teori di keperawatan adalah bagian yang perlu
dikerjakan untuk memajukan disiplin ilmu pengetahuan keperawatan.

Teori keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang di


kemukakan, mengikuti banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan
disesuaikan dengan penemuan empiris dan didefinisikan secara operasional.

Pengembangan teori bukan kegiatan yang misterius, tetapi merupakan


usaha ilmiah yang dilakukan secara sistematis. Ketepatan pengembangan teori
keperawatan, merupakan prioritas untuk masa yang akan datang dari disiplin dan
praktik profesi keperawatan. Mengingat begitu pentingnya mengetahui
perkembangan teori dan model konseptual serta tingkatan teori, maka penulis
tertarik untuk menyusun makalah dengan topik TINGKATAN TEORI
KEPERAWATAN: NURSING PHILOSOPHY & CONSEPTUAL MODEL
(analisis hubungan antara Teori/Model Konseptual Keperawatan dengan filosofi
dan paradigma keperawatan).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa pengembangan
empiris tentang model konseptual dan teori keperawatan serta
hubungannya dengan falsafah, dan paradigma keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus :


Makalah ini dibuat dengan tujuan :
1. Menjelaskan pengembangan empiris tentang model konseptual dan
teori keperawatan.
2. Menjelaskan tingkatan pengembangan teori keperawatan.
3. Menganalisa hubungan model konseptual atau teori keperawatan
dengan falsafah dan paradigma keperawatan.

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah:


BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, dan sistematika
penulisan
BAB II : Tinjauan konsep meliputi pengembangan empiris model konseptual
keperawatan dan tingkat pengembangan teori keperawatan
BAB III : Pembahasan tentang analisis hubungan model konseptual / teori
keperawatan dengan filosofi dan paradigma keperawatan dan contoh-
contohnya.
BAB IV : Penutup meliputi kesimpulan dan saran
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengembangan Empiris Model Konseptual Keperawatan


Sebuah analisis terminologi digunakan untuk menggambarkan pengetahuan
tentang keperawatan saat ini yang meliputi komponen : metaparadigma,
filosofi,, model konseptual, teori, dan indikator empiris (Fawcett, 2005).

2.1.1 Metaparadigma
Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global untuk mengidentifikasi
fenomena yang terkait disiplin ilmu, dan secara umum digunakan sebagai dasar
dalam menggambarkan hubungan antar beberapa konsep (Fawcett, 2005).

Metaparadigma adalah suatu ungkapan atau sekelompok ungkapan untuk


mengidentifikasi fenomena yang saling berhubungan. Metaparadigma
merupakan konsep yang paling abstrak dalam disiplin ilmu keperawatan (yang
terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan) serta beberapa
konsep yang ada masuk ke dalam setiap model konseptual berdasarkan filosofi
model tersebut (Alligood, and Tomey , 2010)

Paradigma merupakan suatu diagram konseptual berupa struktur - struktur yang


digunakan untuk mengorganisasikan teori. Berdasarkan definisi tersebut, maka
metaparadigma keperawatan digunakan sebagai dasar dalam mempelajari
beberapa konsep keperawatan berdasarkan filosofi model yang digunakan
sedangkan paradigma keperawatan memberi arahan kepada perawat dalam
menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
kehidupan profesi.

2.1.2 Filosofi
Filosofi dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang mencakup pengakuan
secara ontology mengenai fenomena dalam suatu disiplin ilmu, epistomologi
menjelaskan bagaimana fenomena tersebut dapat dikenal dan secara etik tentang
apa yang menjadi nilai dalam setiap disiplin ilmu.
Secara ontology filosofi keperawatan memandang adanya manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Secara epistomologi filosofi keperawatan
memberikan beberapa informasi tentang bagaimana seseorang mampu
mempelajari dunia dan bagaimana fenomena tersebut dapat diketahui.
Epistomologi secara langsung memberikan penjelasan pengetahuan tentang
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan dapat dikembangkan.

2.1.3 Model Konseptual


Model konseptual didefenisikan sebagai kumpulan konsep yang umum dan
abstrak dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu, Dalil yang secara
luas menggambarkan konsep tersebut yang secara umum dan abstrak
berhubungan dengan dua atau lebih konsep.

Model konseptual memberikan perspektif atau kerangka kerja sebagai pola pikir
kritis dan acuan dalam membuat keputusan bagi perawat. (Tomey and Alligood,
2010). Model konseptual digunakan sebagai kerangka konsep kerja yang
mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam tindakan yang akan
dilakukan dalam memberikan asuhan, menjadikan perawat peka terhadap apa
yang terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan.

Model konseptual biasanya dikembangkan melalui tiga tahap yaitu


konseptual/formulasi, formalisasi model dan validasi, prosesnya dapat
dilakukan secara empiris atau intuitif, deduktif atau induktif. Model konseptual
menggambarkan asumsi, keyakinan, nilai dari pengembang model terhadap
fenomena yang diamati. Model konseptual terdiri dari enam unit yaitu apa
tujuan keperawatan, bagaimana konseptualisasi klien, apa peran sosial perawat,
apa masalah/kesukaran sumber, apa intervensi yang dilakukan dan konsekuensi
yang diinginkan (Peterson & Bredow, 2004).

2.1.4 Teori
Teori didefinisikan sebagai satu atau lebih konsep yang spesifik dan konkrit
yang diperoleh dari sebuah model konseptual, dalil yang ada secara sempit
menjelaskan tentang konsep, dan dalil yang ada secara konkrit dan spesifik
berhubungan dengan dua atau lebih konsep.
Ada banyak teori yang telah ditemukan meliputi atomistic theory, grand theory,
macro theory, micro theory, middle-range theory, mid-range theory, practice
theory, praxis theory, dan theoretical framework (Fawcett, 2005).

Draper 1991 dalam Fountouki (2008) menjelaskan bahwa “nursing theory is a


tool”. Pernyataan ini menekankan bahwa teori keperawatan sangat diperlukan.
Drapper berfokus pada dua tujuan, dari teori keperawatan, pertama teori
keperawatan sebagai kerangka dalam memahami beberapa bagian dari
keperawatan di dunia dengan mengidentifikasi fenomena relevan yang patut
untuk diuji. Kedua, mengidentifikasi tugas khusus keperawatan seperti
mendalilkan sebuah teori keperawatan yang ideal untuk dapat diaplikasikan.
Ada banyak teori keperawatan yang telah diformulasikan sejak tahun 1970an
yang dipelajari dan dipraktekkan oleh perawat setelah itu direvisi dan
dimodifikasi. Teori keperawatan harus dikembangkan dengan menggunakan
komponen teori keperawatan sebagai berikut :

1. Konsep, diperoleh dari persepsi individu atau berdasarkan pengalaman


individu. Teori keperawatan menekankan pada 4 konsep utama yang dikenal
sebagai konsep paradigma yang meliputi individu, lingkungan, derajat
kesehatan/penyakit, dan keperawatan.

2. Definisi yaitu penjelasan atau gambaran teori , konsep ataupun komponen-


komponen yang menyusun teori tersebut. Pernyataan di dalam teori tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai defenisi yang berhubungan dengan konsep
tertentu. Dimana defenisi memberikan penjelasan tentang konsep, hubungan
pernyataan yang menegaskan hubungan antara dua bagian atau lebih konsep
atau variable. (Alligood dan Tomey, 2010).

3. Proposisi didefinisikan sebagai pernyataan dua konsep atau lebih yang


menegaskan sebuah teori dengan mendeskripsikan, menjelaskan, dan
memprediksikan. Pernyataan proposisi dapat bersifat relasional maupun
nonrelasional. Pernyataan relasional dapat berupa korelasi atau kausal.
Pernyataan nonrelational meliputi deskripsi tentang sifat dan dimensi konsep
mengenai suatu istilah. (Meleis dalam Peterson and Bredow,2004).
4. Asumsi merupakan pernyataan yang menjelaskan tentang konsep-konsep
atau menggabungkan konsep-konsep. Merumuskan sebuah teori dalam
menjelaskan dan memprediksikan fenomena.

Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini, terdapat beberapa pandangan


yang mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri. Diantaranya yaitu:
No Penyusun Tujuan Kerangka Kerja Praktik
Teori Keperawatan
1 Hildegard Untuk Keperawatan adalah
E.Peplau mengembangkan proses yang penting
(1952) interaksi antara terapeutik dan
perawat dan klien interpersonal
(Peplau, 1952) (Peplau,1952).
Keperawatan
berpartisipasi dalam
menyusun struktur sistem
asuhan kesehatan untuk
memfasilitasi kondisi
yang dialami dan
kecenderungan manusia
untuk mengembangkan
hubungan interpersonal
(Mariner Tome, 1994)

2 Ernestine Untuk membantu Praktik keperawatan


Wiedenbach individual dalam berhubungan dengan
(1964) mengatasi masalah individu yang
yang berkaitan memerlukan bantuan
dengan karena adanya stimulasi
kemampuan untuk perilaku. Keperawatan
memenuhi tekanan klinik memiliki
atau kebutuhan komponen seperti
yang dihasil dari filosofi, tujuan, praktik,
suatu kondisi, dan seni (Chinn &
lingkungan, situasi Jaccobs, 1995)
atau waktu (Torres,
1986)

3 Myra Estrin Untuk melakukan Model adaptasi manusia


Levine (1966) konservasi ini sebagai bagian dari
kegiatan yang satu kesatuan yang utuh
ditujukan untuk didasarkan oleh “empat
menggunakan prinsip konservasi
sumber daya yang keperawatan” (Levine
dimiliki klien 1973)
secara optimal
Teori keperawatan juga terdiri dari konsep dan proporsi. Konsep telah didefenisikan dengan
spesifik dan preposisi sedikit lebih fokus dibanding model konseptual. Perkembangan teori
mencakupi isi dan proses (Peterson & Bredow, 2004). Isi teori mencakup komponen-
komponen teori yang berkontribusi terhadap pembentukan teori, yaitu konsep, defenisi,
pernyataan hubungan dan rasional dari hubungan tersebut. (Tomey & Alligood, 2010).Proses
perkembangan teori terdiri dari eksplorasi, analisis konsep, membangun hubungan dalam
praktek (Chin & Jacobs, 1983 dalam Paula & Kenney, 2009).

Sistem Penyusunan Teori :


proses Aktivitas produk
Eksplorasi Mengidentifikasi nilai kepercayaan dan Filosofi
asumsi: keperawatan
 Apa yang sebenarnya dilakukan
perawat (tindakan, keterampilan), dan
untuk siapa (individu, keluarga dan
komunitas)?
 Kapan (dalam kondisi seperti apa)?
 Dimana (di lingkungan seperti apa)?
 Bagaimana (peran praktis, penelitian)?
Analisis Mengidentifikasi dan menguraikan Identifikasi
konsep konsep utama: konsep
 Keperawatan – tindakan, interaksi ,
proses
 Klien – individu, keluarga dan
komunitas
 Kesehatan – pemeliharaan,
penvegahan, pemulihan
 Lingkungan – Rumah sakit, komunitas,
klinik
Membangun Teori deskriptif Model
hubungan Menjelaskan interelasi diantara konsep konseptual
tetapi hubungan tersebut tidak dengan
jelas didefenisikan diantara semua
konsep
Menguji Teori Ekplanatorik Kerangka
hubungan Menjelaskan intelerasi diantara konsep kerja
utama, namun demikian keadekuatan teoritik
hubungan secara logis dan empiris
membutuhkan penjelasan lebih jauh
Memvalidasi Teori prediktif dan preskroptif Teori
hubungan Memberikan serangkaian konsep yang
dalam saling berhubungan dan pernyataan
praktik relasi yang loogis dan sesuai dengan
pengujian empiric dan yang
menjelaskan atau memprediksi
fenomena
Sumber: (Chin & Jacobs, 1983 dalam Paula & Kenney, 2009)

Metode yang digunakan dalam pengembangan teori keperawatan yaitu deduktif, induktif, dan
retroduktif (Tomey & Alligood, 2010):
a. Deduktif merupakan bentuk penalaran logis dari umum ke spesifik. Proses ini melibatkan
sederetan pernyataan teoritis yang diperoleh dari pernyataan – pernyataan umum atau aksioma.
Hubungan – hubungan teoritis yang abstrak digunakan untuk memperoleh hipotesis empiris
yang spesifik (theory then research strategy).
b. Induktif merupakan bentuk penalaran dari spesifik beralih ke umum. Kejadian – kejadian
khusus diamati dan dianalisis sebagai landasan untuk merumuskan pernyataan teoritis umum
(research then research strategy ).
c. Retroduktif yaitu menggabungkan deduksi dengan induksi. Retroduktif menggunakan
analogi yang menghasilkan teori. Para ahli teori memperbaiki pengembangan teori ketika
mereka mengalihkan aspek – aspek materi atau struktur teori tersebut ke dalam bidang mereka
untuk membentuk suatu teori baru.

Selama perkembangannya, teori telah diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria.


Berdasarkan levelnya teori terdiri dari: grand theory, middle range theory dan practice theory
(Marton dalam McKenna, 1977; Peterson & Bredow 2004), berdasarkan tingkat keabstrakan
dan keluasannya yaitu grand theory cakupannya luas dan bersifat lebih abstrak namun kurang
abstrak dibandingkan konseptual model. Dan middle range theory yang lebih konkrit dan lebih
jelas cakupannya (Fawcett 2005).
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi empat tipe yaitu nursing theory philosophies,
nursing conceptual models, nursing theories, dan middle range nursing theories (Tomey &
Alligood, 2010; Chinn Maeona & Kramer, 2008).

Berdasarkan tujuan teori dibagi menjadi factor isolating theories (descriptive), factor – relating
theories(explanatory), situation – relating theories (predictive),situation – producting theories
(prescriptive) (Dickhoff & James, 1995 dalam Peterson & Bredow , 2004). Sementara itu
Waljkker dan ayant (1995) dalam McKenna (1997) mengidentifikasi empat level teori yaitu
matatheories, grand theory, mid – range theory dan practice theory.

2.1.5 Indikator Empiris


Paula J. Christensen dan Jannet V. Keney (2009) menjelaskan pengetahuan empiris atau
pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti-bukti objektif yang didapatkan melalui pengindraan,
dimana hal tersebut membutuhkan validasi dan verifikasi. Dalam disiplin ilmu keperawatan,
pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip, teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian
dari keperawatan dan disiplin terkait.

Para ahli juga menjelaskan bahwa empirisme adalah suatu aliran dalam ilmu filsafat yang
menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia dan mengecilkan
peranan akal. Ada dua ciri pokok empiris yaitu : teori tentang makna dan teori pengetahuan.

Teori Pertama yaitu teori makna, pada aliran empirisme biasanya dinyatakan sebagai teori
tentang asal ilmu pengetahuan, yaitu asal usul idea atau konsep. Pada abad pertengahan teori
ini diringkaskan dalam rumus nihil est in intellectu quod non prius fuerit in sensu (tidak ada
sesuatu di dalam pikiran kita selain di dahului oleh pengalaman). Sebenarnya pernyataan ini
adalah pernyataan tesis Locke yang terdapat di dalam bukunya An essay concerning human
understanding yang diterbitkannya tatkala ia menentang ajaran idea bawaan / innate idea pada
orang-orang rasionalis.
“Jiwa itu, tatkala orang dilahirkan, keadaannya kosong, laksana kertas putih atau tabula rasa,
yang belum ada tulisan diatasnya, dan setiap idea yang diperolehnya mestilah datang dari
pengalaman”
John Locke (1690)
Teori Kedua yaitu teori pengetahuan, mengenai teori ini kaum empiris berbeda pendapat
dengan kaum rasionalis. Kaum rasionalis berpendapat bahwa ada beberapa kebenaran umum
seperti setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan beberapa prinsip
dasar etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya yang dikenal dengan istilah
kebenaran a priori / secara harafiah diartikan dari yang terakhir, frasa (Latin) ini digunakan
sebagai sinonim untuk metoda penalaran induktif yang diperoleh lewat intuisi rasional itu.
Namun kaum empiris menolak pendapat tersebut, menurul kaum empiris tidak ada intuisi
rasioanl itu. Semua kebenaran yang disebut tadi adalah kebenaran yang diperoleh lewat
observasi / kebenaran a posteriori, secara harafiah diartikan sejak yang pertama, biasa frasa
(Latin) ini digunakan sebagai sinonim untuk metoda penalaran deduktif.

Kemudian tinjauan empiris juga melakukan evaluasi terhadap kelebihan model konseptual
dalam situasi praktik keperawatan, dan sebuah tinjauan sistematik pada aplikasi dan hasil dari
penerapannya. Carper (1987) dalam Fitzpatrick 1989 juga mengemukakan, sebagai tambahan
pada penilaian empiris, didalamnya juga terdapat estetika atau “art of Nursing”, serta etika atau
“the moral knowledge of nursing” dan personal sebagai intuisi untuk proses memahami.

Pada disiplin ilmu keperawatan hasil pengujian empiris dari falsafah menghasilkan model-
model konseptual, sementara pengujian empiris terhadap model konseptual akan menghasilkan
hal yang lebih konkrit yaitu teori-teori keperawatan.

2.2 Tingkat Pengembangan Teori Keperawatan


Potter & Perry (2001) menjelaskan teori keperawatan mengalami perkembangan dari masa ke
masa yang ditujukan untuk penerapan teori yang sesuai dengan kondisi praktik, meliputi :
Philosophical theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.

Philosophical Theory merupakan karya awal yang mendahului era teori dan menyajikan makna
umum dari keperawatan dan fenomenanya melalui penalaran logis dan penjelasan ide
(Alligood, 2010). Penjelasan lengkap untuk masing-masing jenis teori adalah sebagai berikut:

1. Metatheory
Metatheory bersifat abstrak dan umum. Metatheory difokuskan pada filosofi dan
pertanyaan-pertanyaan metodologi yang dihubungkan dengan perkembangan teori-teori dasar
keperawatan. Metatheory kadang disebut juga philosophical theory. Philosophical theory
merupakan pernyataan yang mendukung tuntutan ontologi tentang fenomena sebagai pusat
perhatian suatu disiplin, tuntutan epistemik tentang bagaimana fenomena muncul dan tuntutan
etik tentang nilai suatu disiplin ilmu (Fawcett, 2005).

Metatheory memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan


menguji teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 1997). Teori
para pakar yang termasuk dalam metatheory atau philosophical theory adalah: Nightingale:
modern nursing, Watson: Watson’s philosophy and theory of transpersonal caring, Benner:
caring, clinical wisdom and ethics in nursing practice, Martinsen: philosophy of caring dan
Erikcsson: tehory of caritative caring (Tomey & Alligood, 2010)

Berdasarkan uraian di atas, kelompok mengartikan metatheory sama dengan philosophical


theory merupakan teori yang bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin
keperawatan dalam memandang manusia sebagai mahluk biologis, dan respon manusia dalam
keadaan sehat dan sakit serta berfokus terhadap respon mereka terhadap suatu situasi.

2. Grand Theory
Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang didapatkan dari
model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi tersebut nyata
dan hubungan yang spesial antara dua konsep atau lebih. Grand theory kurang abstrak dan lebih
spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit dan sespesifik middle range theory
(Fawcett, 2005). Grand theory merupakan teori yang cakupannya luas dan kompleks, terdiri
dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan
melibatkan perbedaan cara dalam melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang
menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010).

Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dari
observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan
mengidentifikasi konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik
keperawatan. Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik selain
tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur
kurikulum, dan bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek
(McKenna, 1997).
Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normatif sehingga sulit untuk
mengaplikasikannya secara empiris, namun grand teory lebih mudah dijadikan dasar untuk
perkembangan dari middle range theory dan teori praktis yang lebih spesifik. Berdasarkan
sebab inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai pembeda keperawatan dari
profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu pengetahuan keperawatan (Peterson &
Bredow, 2004). Contohnya, dari model konseptual Rogers’s Science of Unitary Human Beings
dihasilkan tiga grand theory yaitu Theory of Accelerating Evolution, Theory of Rhythmical
Correlates of Change, dan Theory of Paranormal Phenomena (Fawcett, 2005). Contoh grand
theory lainnya yaitu King’s theory of goal attainment, Leininger’s theory of culture care and
universality, Newman ‘s theory of health as expanding consciousness, Orem’s self care deficit
theory, Parse’s theory of human becoming (Peterson & Bredow, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang masih
bersifat abstrak dengan cakupan yang masih luas, belum bisa secara langsung diuji secara
empiris, tapi merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.
3. Middle Range Theory
Fawcett (2005) menggambarkan middle range theory sebagai teori yang lebih konkret dari
grand theory dan memberikan batasan konsep dan preposisi dengan relatif lebih konkret dan
spesifik. Middle range theory memberikan cara penyelesaian masalah dan dapat diuji secara
empiris. Middle range theory membantu praktek dengan memfasilitasi pemahaman tenatng
perilaku klien, saran intervensi dan memberikan penjelasan untuk keefektifan intervensi
(Peterson & Bredow, 2004).
Setiap middle range theory menyebutkan fenomena yang spesifik dengan lebih kongkrit
atau kurang kongkrit dibanding middle range theory lainnya yang menggambarkan apa itu
fenomena, menjelaskan mengapa fenomena terjadi atau memprediksi bagaimana cara
fenomena terjadi, sehingga middle range theory dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu
descriptive theory, explanatory theory dan predictive theory. 1) Desciptive theory merupakan
tipe paling dasar dari middle range theory, menggambarkan atau mengklasifikasikan sebuah
fenomena dan mungkin hanya mencakup satu fenomena atau konsep saja. Contohnya Peplau’s
theory of interpersonal realtionship. 2) Explanatory theory merupakan teori yang menjelaskan
hubungan antara dua atau lebih konsep. Contohnya Watson’s theory of human caring. 3)
Predictive Theory menjelaskan lebih luas tentang hubungan antara konsep–konsep atau
pengaruh satu konsep terhadap konsep lainnya. Tipe ini menunjukkan bagaimana perubahan-
perubahan dalam suatu fenomena terjadi. Contohnya Orlando’s theori of deliberative nursing
process (Fawcett, 2005). Contoh middle range theory lainnya yaitu Pender’s health promotion
in nursing practice, Beck’s postpartum depression theory, dll (Peterson & Bredow, 2004).

4. Practice Theory
Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory, teori
pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific theory,
dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi keperawatan yang cocok
untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang spesifik dengan
memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis
yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory menyediakan
kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan efek dari praktek
keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow, 2004).

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan
dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk
pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan
digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap fenomena
keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan (McKenna, 1997). Contoh
Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic touch, exercise as selfcare, caring
for patient with chronic skin disease, quality of care, dll (Peterson & Bredow, 2004).

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut :


Philosophical theory  Falsafah keperawatan merupakan karya
awal yang mendahului era teori.
 Falsafah berkontribusi untuk pengetahauan
keperawatan dengan memberikan arahan
untuk disiplin dan membentuk dasar untuk
keilmuan professional, yang mengarah
kepada pemahaman teotitis baru
Grand theory  Cakupannya luas dan kompleks.
 Membutuhkan penelitian yang spesifik
sebelum dapat sepenuhnya diuji cobakan.
 Tidak memberikan panduan terhadap
intervensi keperawatan yang spesifik, namun
memberikan kerangka kerja struktural dan
ide yang abstrak

Middle range theory  Cakupannya lebih terbatas dan kurang


abstrak
 Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep
dan mencerminkan praktik keperawatan

Practice Theory  Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan


cakupannya lebih sempit dibandingkan
dengan middle range theory.
 Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk
tujuan yang spesifik.
 Fokus kepada fenomena keperawatan
spesifik yang mencerminkan praktik klinis
dan hanya terbatas kepada populasi atau
bagian dari situasi pada teori
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Hubungan Model Konseptual / Teori Keperawatan dengan Filosofi dan
Paradigma Keperawatan

Model konsep maupun teori keperawatan yang didasari filosofi sangat erat
hubunganya dengan paradigma keperawatan. Penerapan konsep maupun teori
keperawatan harus selalu dikawal oleh paradigma, sehingga interaksinya jelas dan
terarah. Interaksinya adalah sebagai berikut :

Dari skema tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan yang saling terkait antara
model konseptual / teori keperawatan dengan filosofi dan paradigma
keperawatan, dimana falsafah keperawatan merupakan sistem nilai yang
mendasari munculnya beberapa teori seperti Methatory, Grand theory, Middle
range theory, dan Practice theory.
Falsafah keperawatan sebagai keyakinan dasar dalam menerapkan teori
keperawatan terhadap metaparadigma keperawatan yang terdiri dari manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Dalam hal ini paradigma dapat
dijadikan parameter dasar dan kerangka kerja untuk mengatur sebuah disiplin
ilmu pengetahuan, hal ini berarti paradigma keperawatan akan memberikan
banyak kontribusi terhadap pengembangan teori-teori keperawatan. Fungsi
paradigma selain sebagai parameter adalah untuk mengidentifikasi batas-batas
materi subjek yang menjadi perhatian sebuah disiplin ilmu, paradigma juga
memberikan kesimpulan intelektual dan tujuan sosial dalam penerapan disiplin
ilmu.

Falsafah keperawatan yang merupakan landasan dasar praktik keperawatan


harus dimiliki oleh setiap perawat sebagai pedoman untuk berfikir, mengambil
keputusan dan bertindak. Falsafah ini juga terkait dengan model konseptual
keperawatan, yang diaplikasikan melalui metode ilmiah akan menghasilkan
teori-teori keperawatan baru. Teori-teori yang awalnya bersifat abstrak akan
menjadi konkret dengan melalui penelitian menggunakan metode ilmiah,
sehingga penerapanya dapat sesuai dengan tujuan.

Pada skema di atas digambarkan bahwa grand theory yang merupakan konsep
paling abstrak karena hanya terdiri dari konsep global yang menguraikan
perspektif yang luas tentang praktek dan cara melihat fenomena keperawatan.
Untuk menerapkan teori tersebut dalam praktik keperawatan masih perlu
penjabaran lebih spesifik .

Untuk menjembatani kesenjangan antara grand theory dengan nursing practice


maka muncullah pemikiran tentang middle range theory yang dapat
dimanfaatkan untuk riset dan praktik. Peterson, Bredow (2004) dalam riset
middle range theory digunakan sebagai panduan dalam memilih variabel dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam praktik middle range theory
memfasilitasi pemahaman terhadap prilaku klien, menekankan intervensi, dan
menjelaskan tingkat efektifitas sebuah intervensi. Melalui penelitian ilmiah
middle range theory ini akan menjadi lebih spesifik dan aplikatif yang
dijabarkan dalam nursing practice.

Meskipun teori keperawatan relevan untuk praktik keperawatan tetapi tidak


semua teori dapat diterapkan dalam praktik. Marriner-Tomey (1994)
mendeskripsikan tentang teori bahwa “theoritical models of reality, often a
reality that is not directly observable”. Teori keperawatan dibuat berdasarkan
kondisi sesungguhnya di masyarakat, namun keadaan yang sesungguhnya
sering tidak diobservasi secara langsung, sehingga tidak semua teori
keperawatan dapat diaplikasikan secara langsung pada tatanan praktik.
Penerapan teori-teori keperawatan masih memerlukan kerangka kerja yang lebih
nyata dan lebih aplikatif, hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan yang teliti
sehingga dapat menentukan intervensi dan tujuan perawatan yang tepat.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka kesimpulan makalah adalah :
1. Falsafah Keperawatan yang meyakini manusai sebagai individu yang
unik dan holistik dan melalui Model konseptual keperawatan yang berlandaskan
paradigma keperawatan (manusia, sehat, kesehatan dan lingkungan) pada
akhirnya akan melandasi lahirnya teori – teori keperawatan mulai dari yang
paling abstrak (grand theory) sampai dengan teori yang lebih konkret dan
aplikatif (practice theory).
2. Teori-teori keperawatan akan selalu berkembang melalui pengalaman
empiris yang menunjang masing-masing bidang dan tujuan utama teori
keperawatan. Proses pengembangan teori keperawatan dapat meliputi pengujian
teori, memperbaiki teori maupun memodifikasi serta menggunakan penelitian
dalam penerapan teori tersebut.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perawat diharapkan mampu mengembangan ilmu yang menjadi satu
kewajiban dilandasi dengan ilmu pengetahuan / body of knowledge, falsafah
dan paradigma keperawatan.
2. Perawat diharapkan mampu terus mengembangkan riset dan menelaah
teori keperawatan guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan / asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A,. (2014). Nursing Theorists and Their
Work 8th ed. St.Louis : Mosby Inc, USA

Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A, . (2008). Nursing Theories


Utilization and Application 3rd ed. St.Louis : Mosby Inc, USA

Chinn & Kramer. (1995). Fundamental Of Nursing. Loussiana :Delmar a


division of Thomson Larning. Inc,USA

Fountouki A, & Theofanadis D. (2008). Nursing Theory A discussion on an


ambiguous concept. The International Journal of Caring Sciences vol 1 issue 1.
http:www.internationaljournalofcaringsciences.org, diunduh tanggal 24
September 2014.
Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary Nursing Knowledge; Analisys and
Evaluation of Nursing Models and Theories. Philadelphia : Davis Company,
USA.
Locke, J. (1690). An Essay Concerning Human Understanding. Pennsylvania
State University, USA.
Meleis, Afaf Ibrahim. (2007). Theoritical Nursing; Development and Progress.
Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA
Parker, Marilyn E.(2005). Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia
; Davis Company,USA.
Peterson, Sandra J and Bredow, Timothy S. (2004). Middle Range Theory
application to Nursing Research. Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins,
USA.
Rangkuman untuk PPT
Definisi Teori Keperawatan

Teori keperawatan adalah kumpulan pengetahuan yang terorganisir untuk


mendifinisikan apa itu keperawatan, apa yang perawat akan lakukan, dan
mengapa mereka melakukannya. Teori keperawatan memberikan cara untuk
mendefinisikan keperawatan sebagai disiplin unik yang terpisah dari disiplin
ilmu lain (misalnya kedokteran).

Keperawatan merupakan sebuah profesi yang memiliki batang tubuh ilmu


pengetahuan sendiri. Untuk membedakan landasan pengetahuan tersebut,
perawat perlu mengidentifikasi, mengembangkan, dan memahami konsep dan
teori keperawatan. Perkembangan teori keperawatan pertama kali muncul pada
tahun 1860, Florence Nightingale yang mendefinisikasi keperawatan dalam
teori lingkungan sebagai tindakan memanfaatkan lingkungan pasien untuk
membantu pemulihanya. Dalam perkembangannya teori keperawatan
diklasifikasi menjadi 3 bergantung pada fungsi atau tujuannya.

2.2 Klasifikasi Teori Keperawatan

3 kategori/klasifikasi teori keperawatan berdasarkan tingkat abstraksinya yakni:


grand nursing theory, midlle-range nursing theory, dan practice-level nursing
theory.

Grand Nursing Theories


Bersifat abstrak, luas cakupanya dan kompleks, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk klarifikasi. Tidak memberikan panduan untuk
intervensi keperawatan tertentu melainkan memberikan kerangka umum dan
gagasan tentang keperawatan. Para ahli teori ini, mengembangkan teori
keperawatan berdasarkan pengalaman mereka sendiri.

Contoh Grand Nursing Theories

General Systems Theory – Imogene King


Modeling and Role Modeling Theory – Erickson, Tomlin, and Swain
Transcultural Nursing (formerly Culture-Care) – Madeleine Leininger
Conservation Model – Myra Estrine Levine
Health as Expanding Consciousness – Margaret Newman
Nursing Process Theory – Ida Jean Orlanda
Theory of Human Becoming – Rosemarie Rizzo Parse
Humanistic Nursing – Josephine Paterson and Loretta Zderad
Interpersonal Relations Model – Hildegard E Peplau
Science of Unitary Human Beings – Martha E Rogers
Roy Adaptation Model – Sister Callista Roy
Philosophy and Theory of Transpersonal Caring – Jean Watson
Emancipated Decision Making in Health Care – Wittman-Price
Self-Care Theory – Dorothea Orem
Baca juga:

Ringkasan 25 Teori Keperawatan Dunia


12 Konsep & Teori Keperawatan yang Terkenal di Dunia
Konsep dan Teori Keperawatan Di Dunia
Middle-Range Nursing Theories
Teori keperawatan ini cenderung lebih spesifik atau membahas fenomena
spesifik dalam keperawatan. Middle Range Nursing Theories mendeskripsikan,
menjelaskan atau memprediksi fenomena tertentu dalam praktik klinik.

Contoh Middle-Range Nursing Theories

The Framework of Systemic Organization – Marie-Louise Friedemann


Theory of Group Power within Organizations – Christina Sieloff
Theory of Comfort – Katharine Kolcaba
Theory of Maternal Role Attainment- Ramona Thieme Mercer
Nurse as Wounded Healer – Marion Conti O’hare
Behavioral Systems Model – Dorothy Johnson
Quality of Nursing care Theory – June H Larrabee
Theory of Unpleasant Symptoms – Elizabeth R Lenz and Linda C Pugh
Advancing Technology, Caring, and Nursing – Rozzano C Locsin
Health Belief Model – Blanche Mikhail
Theory of Uncertainty in Illness – Merle Mishel
Practice-Level Nursing Theories
Teori spesifik yang lingkupnya sempit dan berfokus pada populasi/pasien
tertentu pada waktu tertentu. Memberikan kerangka kerja untuk intervensi
keperawatan dan menyarankan hasil atau efek dari praktik keperawatan.
Practice-Level Nursing Theories memberikan efek yang langsung pada praktik
keperawatan dibandingkan dengan 2 jenis kategori teori diatas (Grand Nursing
Theories atau Middle-Range Nursing Theories) namun memiliki keterkaitan
dengan kategori tersebut.

Anda mungkin juga menyukai