1)
2)
3)
4)
5)
22020114410005
22020114410006
22020114410059
22020114410030
22020114410022
Halaman
HALAMAN JUDUL .
1
DAFTAR ISI .
2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .
3
B. Tujuan Penulisan ..
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Conceptual Models ...............
5
B. Teori Keperawatan............................................................
4
C. Perbedaan antara Tingkat Philosophical Theory, Grand Theory,
Middle Range Theory, dan Practice Theory
1.
Philosophical Theory
2.
......
Grand Theory/ Nursing Theory
..
3.
Middle Range Theory
4.
.
Practice Theory/Micro Theory
7
8
9
10
11
12
B.
12
A.
Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional
akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta
pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktik
keperawatan.
Pelayanan
keperawatan
yang
berkualitas
didukung
oleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Conceptual Models
Model konseptual Johnson pada tahun 1980 menguraikan suatu model
konseptual untuk praktik keperawatan sebagai suatu rangkaian konsep yang
dibentuk secara sistematis, berbasis ilmiah dan berhubungan secara local.
Suatu model konseptual adalah sekelompok konsep atau ide yang
berhubungan, tetapi hubungannya tidak eksplisit. Model adalah suatu
perspektif abstrak atau kerangka kerja yang mewakili realitas. Contoh dari
model konseptual dalam keperawatan adalah : model perawatan diri Orem
(1980), model adaptasi Roy (1984), dan model system perilaku untuk
keperawatan Johnson (1980). Proses keperawatan juga dianggap sebagai
menerapkan
teori
keperawatan
untuk
menggambarkan,
theory
menyediakan
arti-arti,
kalimat-kalimat,
situasi
struktur
Bates (2005) membahas perbedaan antara meta theor, dan model, yang
seringkali digunakan secara bergantian. Meta theory merupakan landasan
filsafat dari sebuah teori, sebagai serangkaian ide mendasar tentang bagaimana
seharusnya sebuah fenomena tertentu dipikirkan dan dipelajari. Pengertian
seperti ini seringkali bertumpangan dengan pengertian paradigma yang
dipopulerkan oleh Thomas Kuhn dan yang oleh dia dianggap sebagai
gabungan dari meta theory, teori, metodologi, dan etika yang dipakai oleh
sebuah disiplin tertentu. Jadi, paradigma lebih luas dari meta theory, tetapi
pada saat sama meta theory adalah inti dari paradigma itu. Sedangkan teori
dapat dilihat sebagai keseluruhan generalisasi dan prinsip yang dikembangkan
untuk satu bidang tertentu. Selain itu, teori juga adalah sebuah sistem asumsi,
prinsip, dan antar hubungan yang dibuat untuk menjelaskan serangkaian
fenomena tertentu. Secara implisit, teori seringkali mengandung meta theory
dan metodologi. Namun, pada umumnya, inti dari teori adalah ide pokok yang
menjelaskan makna dari sebuah fenomena tertentu.
Dalam sains dan ilmu-ilmu alam, teori mengalami perkembangan amat
pesat. Secara klasik perkembangan teori ini mengikuti proses description,
prediction, explanation. Pada tahap pertama, sebuah fenomena alam
mendapat penjelasan alias deskripsi. Tentu saja sulit menyelidiki sesuatu tanpa
menjelaskannya lebih dahulu. Lalu, ketika sudah ada beberapa pengetahuan
tentang sebuah fenomena tertentu, ilmuwan mulai membuat dugaan atau
prediksi tentang keterkaitan, proses, atau urutan kejadan (sequences) tentang
fenomena tersebut. Lalu, berdasarkan pengujian tentang dugaan-dugaan
tersebut, dikembangkanlah penjelasan atau eksplanasi, dan inilah yang
kemudian disebut teori.
Dalam bidang sains pula lah pengertian teori dikaitkan dengan metode
ilmiah yang biasa disebut metode sederhana untuk melakukan induksideduksi (nave inductive-deductive method). Ben-Ari menguraikan bahwa
kegiatan seorang ilmuan dimulai dari pengamatan terhadap jagat raya
(universe) dan merekam hasil pengamatannya itu sebagai fakta ilmiah. Setelah
itu
melakukan
proses
induksi
dengan
memeriksa
berbagai
hasil
eksperimennya
berhasil
maka
teori
tersebut
mendapatkan
stimulus
memberikan
struktur
perkembangan
organisasi
pengetahuan
ilmu
keperawatan
keperawatan
secara
dan
umum
memecahkan
mengidentifikasi
tujuan
masalah,
praktik,
meningkatkan
meningkatkan
kepuasan
kualitas
pasien,
pelayanan
perawatan
klinis.
Keterbatasan
grand
theory:
tidak
Middle
range
keabstrakannya
pada
theory
level
merupakan
pertengahan
teori
dan
keperawatan
lebih
mudah
yang
untuk
diaplikasikan oleh perawat. Ruang lingkup pada middle range theory lebih
sempit dan spesifik dari grand theory dan lebih konkrit pada tingkat
abstraksinya namun lebih besar dari micro theory. Middle range theory tidak
dapat digunakan untuk menjelaskan situasi kehidupan yang kompleks. Teori
ini berfokus pada konsep peminatan keperawatan yang mencakup konsep
nyeri, berduka, harapan hidup, empati, konsep diri, dan kenyamanan
( Peterson & Bredow, 2008).
Beberapa perbedaan middle range theory dibandingkan dengan grand
theory, yaitu: ruang lingkup lebih sempit, abstrak pada level pertengahan,
menerangkan fenomena lebih spesifik, terdiri dari beberapa konsep dan
bagian, representatif terbatas pada realita keperawatan, lebih sesuai untuk
uji empiris, lebih aplikatif secara langsung dalam praktik untuk
implementasi dan penjelasan.
Kelebihan dalam middle range theory memudahkan perawat untuk
lebih terlibat dalam penguasaan teori yang berdasarkan riset dan praktik.
Contoh middle range theory adalah Theory of Comfort (Kolkaba), Theory of
Caring (Swanson), Self Transcendence Theory (Reed) (Tomey & Alligood,
2010).
4. Practice Theory
Practice theory merupakan pengembangan dari middle range theory,
lebih spesifik dan memiliki cakupan yang lebih sempit dari pada middle
range theory. Teori ini dapat diaplikasikan langsung atau dipraktekkan
dengan pasien atau dapat diuji secara empiris. Practice theory merupakan
pernyataan yang bersifat teoritik dan menggunakan hipotesis kerja atau
perencanaan yang menjelaskan fenomena secara detil. Ilmuan dan praktisi
menggunakan perencanaan kerja untuk kategori tentatif, penjelasan, atau
pemeriksaan kesehatan dihubungkan dengan interaksi orang dengan
lingkungan. Dickhoff dan James (1968) dalam Peterson & Bredow (2008)
mengidentifikasi elemen penting, yaitu isi tujuan dispesifikkan sebagai
BAB III
HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN DENGAN
FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari
pemahamannya tentang substansi dasar yang terkandung dalam profesi
tersebut antara lain falsafah keperawatan, paradigma keperawatan, model
konseptual serta teori-teori keperawatan, dimana antara keempat
komponen tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam
tingkat perkembangan teori keperawatan, beberapa teori keperawatan di
kembangkan dan di klasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakanya yaitu
meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.
DAFTAR PUSTAKA
George. (1995). Nursing Theories(The Base for Profesional Nursing Practice),
Fourth Edition. USA : Appleton & Lange.
Aligood. M.R dan Tomey. A.N., 2006, Nursing Theory : Utilization &
Application, 3th editon, Mosby Inc, USA
Aligood. M.R dan Tomey. A.N., 2006, Nursing Theorists and Their Work, 6th
Edition, Mosby Inc, USA
Parker ME, Smith MC (2010). Nursing Theories and Nursing Practice. Third
Edition. USA : Appleton & Lange. FA Davis Company, Philadelphia
Fawcett. J., 2005, Contemporary Nursing Knowledge: Analisys and Evaluation of
Nursing Models and Theorist, 2th edition, FA Davis Company, Philadelphia
Christensen, Paula J, Jannet W.Kenny : alih bahasa, Yuyun dkk. 2009. Proses
keperawatan : aplikasi model konseptual. Jakarta : EGC
Van Sell, S.L.,& Kalofissudis, I.A. (2003). Formulating nursing theory. Retrieved
June 4, 2003 from http://www.nursing.gr/theory/theory.html
Sarwoko soemowinoto. Pengantar Filsafat Ilmu keperawatan. Salemba Medika:
Jakarta. (2008)
kbbi.web.id/empiris di akses tanggal 5 Oktober 2014
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4. EGC. Jakarta.
Dochterman, J.M & Bulecheck G.M, (2008). Nursing Interventions Classification
(NIC) Fifth Edition. St. Louis: Mosby Elsevier.
Higgins, P.A., & Moore, S.M. (2000). Levels of theoretical thinking in nursing.
Nursing
outlook,
48(4),
179-183.
Retrieved
from:
http://www.nursingoutlook.org/article.
Kolcaba, K.Y. (1994). A theory of holistic comfort for nursing. Journal of
Advance
Nursing,
19,
1178-1184.
Retrieved
from:
http://thecomfortline.com/files/pdf/1994.
Kolcaba & Wilson, L. (2004). Practical application of comfort theory in the
perianesthesia setting. Journal of PeriAnasthesia Nursing, 19 (3), 164-173.
Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdfs/2004.
Kolcaba, K. (2005). Comfort Theory and Its Application to Pediatric Nursing.
Retrieved from: http://medscape.com/viewarticle/507387_2
Kolcaba, K., Tilton, C., Drouin, C. (2006). Comfort theory a unifying framework
to enhance the practice environment. The Journal of Nursing
Administration,
36(11),
538-544.
Retrieved
from:
http://thecomfortline.com/files/pdfs/2006.
March, A. & McCormack, D. (2009). Nursing Theory-Directed Healthcare
Modifying Kolcabas Comfort Theory as an Institution-Wide Approach.
Holistic
Nursing
Practice.
Retrieved
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19258847
McKenna. (1997). Nursing Theories and Models. London: Routledge
Moorhead, S. et all, (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth
Edition. St. Louis: Mosby Elsevier.