CALLISTA ROY
DI SUSUN OLEH
Kelompok 5 :
RUDIYANTO
M.RIDWAN
DEWI WAHYU NINGRUM
JASSYA AYU RINITA
NURHAYATI
2. Kontrol
3. Output
Output dari suatu system adaptasi adalah prilaku yang dapat diamati,
diukur, atau dapat dikemukakan secara subjektif. Output pada system ini
dapat berupa respons adaptif ataupun respons maladaptive (Asmadi,
2008). Output dari suatu system adalah prilaku yang dapat diamati,
diukur atau secara subjektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam
maupun diluar. Prilaku ini merupakan umpan balik untuk sitem. Roy
mengkategorikan output sebagi respon yang tidak maladaptive. Respon
yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang tersebut mampu
melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup,
perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan responyang mal
adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini. Roy telah
menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan proses
control seseorang sebagai adaptif system. Beberapa mekanisme koping
diwariskan atau diturunkan secara genetic (missal sel darah putih)
sebagai sitem pertahan terhadap bakteri yang menyerang tubuh (Sudarta,
2015).
Fungsi model Callista Roy
Empat fungsi model yang dikembangkan oleh roy terdiri dari :
1. Fisiologis
Menurut Nursalam (2016) secara fisiologis dapat dilihat dari
beberapa hal berikut :
a. Oksigenasi
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas dan istirahat
e. Integritas kulit
f. Rasa/senses
g. Cairan dan elektrolit
h. Fungsi neurologis
i. Fungsi endokrin
2. Konsep diri (psikis)
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri. Konsep diri adalah
citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dariperasaan,
sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar Komponen konsep diri
antara lain identitas, citra tubuh, harga diri, dan peran diri (Potter dan
Perry, 2005). Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran,
keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui
tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir melainkan harus
dipelajari (Murwani, 2009).
Model konsep ini mengidentifikasi pola nilai, kepercayaaan dan emosi
yang berhubungan dengan ide diri sendiri. Perhatian ditujukan pada
kenyataan keadaan diri sendiri tentang fisik, individual, dan moral-etik
(Sudarta, 2015).
Menurut Potter dan Perry (2005) komponen konsep diri antara lain:
a. Identitas
Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan dan
konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi.
Identitas menunjukkan menjadi lain dan terpisah
dari orang lain, namun menjadi diri yang utuh dan unik. Ciri-ciri
identitas diri:
i. Memahami diri sendiri sebagai organisme yang utuh, berbeda,dan
terpisah dari orang lain.
ii. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.
iii. Mengakui jenis kelamin sendiri.
iv. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan masa yang akan
datang.
v. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu
keserasian dan keselarasan.
vi. Mempunyai tujuan hidup yang bernilai dan dapat direalisasikan.
b. Citra tubuh
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara
internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap
yang ditujukan pada tubuh.
c. Harga diri
Harga diri adalah rasa tentang nilai nilai diri. Rasa ini adalah suatu
evaluasi dimana seseorang membuat atau memper tahankan diri. Orang
perlu merasa berharga dalam hidupnya dan hal ini merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain
dan diri sendiri. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi,
dikasihi, orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain.
d. Peran diri
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh
keluarga, komunitas dan kultur. Peran adalah perilaku yang didasarkan
pada pola yang ditetapkan melaluisosialisasi.
2. Fungsi peran (Sosial)
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh
keluarga, komunitas dan kultur. Peran adalah perilaku yang didasarkan
pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi (Potter danPerry, 2005).
Fungsi peran mengidentifikasi tentang pola interaksi social seseorang
berhubungan dengan orang lain akibat dari peran ganda yang
dijalankannya (Nursalam, 2016).
3. Interdependent
Interdependent mengidentifikasi pola nilai-nilai manusia, kehangatan,
cinta dan memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan
interpersonal terhadap individu maupun kelompok (Sudarta, 2015).
Hubungan interdependent meliputi kemauan dan kemampuan untuk
memberi kepada yang lain dan menerima dari aspek-aspek mereka yang
memberikan, seperti cinta, respek, nilai, pengasuhan, pengetahuan,
kemampuan-kemampuan, komitmen- komitmen yang memiliki materi,
waktu dan bakat (Alligot & Tommy, 2010)
1. Manusia
Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keprawatan) Menurut Roy
manusia bersifat holistic, yang mempunyai systemadaptif. Sebagai system
yang adaptif, manusia dijelaskan sebagai keseluruahan dengan bagian-
bagian fungsi sebagai kesatuan daribeberapa tujuan. System manusia
meliputi orang-orang sebagai
2. Keperawatan
4. Lingkungan