Anda di halaman 1dari 19

OM

SWASTYASTU
KELOMPOK 1
01 I DEWA GEDE EKA SANJITA YOGA (213213269)

02 NI PUTU RINA EKA PRATIWI (213213270)

03 I GUSTI BAGUS AGUNG TARUNA JAYA (213213271)

04 NI PUTU DIAN YONITARI (213213272)

05 NI KADEK IRA APRILIANI (213213273)

06 KADEK MAS ARYA SIDHA DEWI (213213274)

07 NI KADEK VIRNA ERIKAYANI (213213275)


APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS III
(SISTER CALISTA ROY ‘ADAPTATION MODEL’)
Riwayat Calista Roy
Callista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of
Carondelet. Callista Roy adalah seorang perawat, guru, dan
ahli teori agama di Amerika Serikat. Dari keluarga yang
sangat percaya, pengaruh ibunya, seorang perawat terdaftar,
sangat penting dalam kariernya nanti. Ibu Callista adalah
seorang perawat terdaftar dan bertanggung jawab untuk
mengajar putrinya pentingnya perawatan yang dibutuhkan
oleh orang sakit dan bahwa seorang perawat harus
berperilaku dengan cara yang sepenuhnya altruistik. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles
California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada
tahun1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister
Saintin Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of
California Los Angeles.Roy memulai pekerjaan dengan teori
adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari
University of California Los Angeles.
Definisi Teori Keperawatan menurut Calista Roy
Adaptation Model

Model keperawatan adaptasi Roy adalah model yang


memandang manusia sebagai suatu sistem adaptasi mulai
dari tingkatan individu itu sendiri sampai ke adaptasi dengan
lingkungan. Teori ini menjelaskan proses keperawatan yang
bertujuan membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap
perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
4 hubungan interdependensi selama sehat sakit
(MarrinerTomery, 1994 dan Rofikoh, 2014).
Your Picture Here

Konsep Dasar
keperawatan Calista
Roy
Ada beberapa konsep yang digunakan oleh Roy yang
harus diperhitungkan untuk memahami teorinya.

pertama adalah Persona, yang didefinisikan oleh penulis


sebagai makhluk yang holistik dan mudah beradaptasi.
Baginya, seorang individu menggabungkan bidang
biologis, psikologis dan sosial.

Yang kedua dari konsep penting di Lingkungan. Ini


adalah tentang semua keadaan dan pengaruh yang
mengelilingi orang itu, memengaruhi perilaku dan
cara berpikir mereka.
Teori Model Keperawatan Calista Roy
Dimulai dengan pendekatan dengan teori sistem roy menekankan
kerja adaptasi Harry Halson (1964) seseorang ahli fisikologis –
fisikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya
Harry Halson mengartikan adaktife sebagai fungsi dari datangnya
setimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan
oleh individu. Derajat adaptasi yang dibentuk oleh dorongan 3
stimulus yaitu :
a. Focal stimulus : Individu segera menghadap

b. Konseptual stimulus : semua kehadiran stimuli yang


menyumbangkan efek dari stimuli

c. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya


keadaan

Empat elemen yang penting termasuk dalam model adaptasi


keperawatan adalah : (1) manusia, (2) lingkungan, (3) kesehatan,
(4) keperawatan. Dimana antara keempat elemen tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem.
a. Manusia

Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena


manusia yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, yang dipadang sebagai “Holistic
adaktif sytem”. Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah
sistem yang dapat menyesuaikan diri (afaktive sistem sebagai sistem yang
dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik bio,
pischo, sosial). Sebagai sistem yang dapat menyesuaikan diri manusia
dapat digambarkan dalam karakteristik sistem, manusia dilihat sebagai
suatu kesatuan yang mempunyai tujuan yang sama sebagai suatu sistem
manusia dapat juga dijelaskan dalam istilah input, control, proses, fedback
dan output.

1. Input (Stimulus)
Pada manusia sebagai suatu sistem yang dapat menyesuaikan diri :
yaitu dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan
dalam diri individu diri sendiri. Input/sitimulus dimana fedbacknya dapat
berlawanan atau responnya yang berubah–ubah dari stikomulus.
2. Mekanisme koping
Adalah tiap upaya yang diarahkan pada penata laksanaan stres,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme
pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri (Stuart, Sundeen,
1995).
3. Output
Faz Patrick & Wall (1989), manusia sebagai suatu sistem adaktif adalah
respon adaktif (dapat menyesuaikan diri) dan repon mal adaktive tidak
dapat menyesuaikan diri. Responrespon yang adaktif itu mempertahankan
atau meningkatkan integritas, sedangkan repson mal adaktif dapat
menggangu integritas. Melalui proses fedback, respon respon itu
selanjutnya akan menjadi input (masukan) kembali pada manusia pada
suatu sistem. Prilaku adaptasi yang muncul berpariasi, prilaku seseorang
berhubungan dengan dengan metode adaptasi

4. Subsitem Rgeulator dan Kognator


Adalah mekanisme penyesuaian atau koping yang berhubungan perubahan
lingkungan, diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis dan sosial.
Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan
sistem saraf, kimia tubuh dan organ endoktirn.
b. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar
individu merupakan elemen dari lingkungan,
menurut Roy. Lingkungan difefinisikan oleh
Roy adalah “Semua kondisi, keadaan dan
pengaruh-pengaruh disekitar individu yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku individu dan kelompok”.

c. Kesehatan

Roy mengidefinisikan sebagai status dan


proses keadaan yang digabungkan dari
manusia yang diekspresikan sebagai
kemampuan untuk menentukan tujuan,
hidup berkembang, tumbuh, memproduksi
dan memimpin.
d. Keperawatan
Roy mengidentifikasikan tujuan dari keperawatan sebagai
peningkatan dari proses adaptasi. Tingkat adaptasi
ditentukan oleh besarnya rangsang baik vokal, konstektual
maupun residual. Aktivitas perawatan direncanakan model
sebagai peningkatan respon adaptasi atas situasi sehat atau
sakit. Sebagai batasan adalah pendekatan yang merupakan
aksi perawat untuk memanipulasi stimuli vokal, konseptual
dan residual yang menyimpang pada manusia.
Aplikasi Model Keperawatan Calista Roy
Teori model adaptasi Roy menuntut perawat
mengaplikasikan proses keperawatan. Element
proses Keperawatan menurut Roy meliputi:
Pengkajian perilaku, pengkajian stimulus,
diagnosa keperawatan, rumusan tujuan, intervensi
dan evaluasi .
Pengkajian
Pengkajian perilaku
Pengkajian perilaku (Behavior Assessment) merupakan tuntunan
bagi perawat untuk mengetahui respon pada manusia sebagai
sistem adaptive. Data spesifik dikumpulkan oleh perawat melalui
proses observasi, pemeriksaan dan keahlian wawancara”. Sistem
adaptasi memiliki 4 metode adaptasi

4) Pengkajian interdependent
Mode interdependensi adalah
bagian akhir dari mode yang
3) Pengkajian fungsi peran dijabarkan oleh Roy.fokusnya
Metode fungsi peran adalah interaksi untuk saling
mengenal pola-pola interaksi memberi dan menerima cinta
2) Pengkajian konsep diri sosial seseorang dalam atau kasih sayang, perhatian
hubungannya dengan orang dan saling menghargai.
Metode konsep diri lain, Yang dicerminkan dalam
1) Pengkajian fisiologis berhubungan dengan peran primer, sekunder dan
fisik sosial dengan tersier.
I Fisiologis berhubungan penekanan spesifik pada
dengan struktur tubuh dan aspek psikososial dan
fungsinya. Mengidentifikasi spiritual manusia.
SEMBILAN kebutuhan dasar
fisiologis yang harus dipenuhi
untuk Mempertahankan
integritas,
Pengkajian stimulus
Setelah pengkajian perilaku, Perawat menganalisis data-data yang muncul ke dalam pola
perilaku pasien (Empat model respon perilaku) Untuk mengidentifikasi respon-respon
inefektif atau respo- respon adaptif yang perlu didukung oleh perawat untuk
dipertahankan. Ketika perilaku infektif atau perilaku adaptif yang Memerlukan dukungan
perawat, perawat-perawat membuat pengkaji tentang in the eksternal mempengaruhi
perilaku.

Identifikasi stimulus fokal


Stimuli Vokal merupakan perubahan perilaku yang dapat
diobservasi perawat dapat melakukan pengkajian dengan
menggunakan pengkajian perilaku

Identifikasi stimulus kontekstual


Lulus kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab terjadinya
perilaku atau Presipitasi oleh stimulus fokal. Stimulus kontekstual
dapat diidentifikasi oleh perawat melalui observasi, Pengukuran,
wawancara Dan validasi.

Identifikasi stimulus residual


Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu.
Beberapa faktor dalam pengalaman masa lalu relevan dalam
menjelaskan Bagaimana keadaan saat ini.
Diagnosa keperawatan

Rumusan diagnosa keperawatan adalah problem (P), Ediologi (E),


sinthom/karakterlistrik data (S). Roy menjelaskan ada tiga metode
merumuskan diagnosa keperawatan.

Metode pertama
Menggunakan satu tipologi diagnosa yang berhubungan dengan
cara penyesuaian diri (adaptasi). Penerapan metode ini ialah
dengan cara mengidentifikasi perilaku empat model adaptasi
perilaku adaptasi yang ditemukan disimpulkan menjadi respon
adaptasi.

Metode kedua
Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi
respon dalam satu cara penyesuaian diri dalam memperhatikan
stimulus yang sangat berpengaruh.metode ini caranya ialah
menilai perilaku respon dari satu cara penyesuaian nya
penyesuaian diri respon perilaku tersebut dinyatakan sebagai
sistem masalah.

Metode ketiga
Merupakan kumpulan respon-respon dari satu atau lebih cara
(mode adaptive) berhubungan dengan beberapa stimulus yang
sama. misalnya pasien mengeluh nyeri dada saat beraktivitas
(olahraga) sedangkan Pasien adalah atlet senam sebagai pasien
tidak mampu melakukan senam.
Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan ialah perencanaan yang


bertujuan untuk mengatasi atau memanipulasi stimulus
fokal kontekstual dan residual, Pelaksanaannya juga di
kukus pada besarnya ketidakmampuan koping manusia
atau tingkat adaptasi begitu juga hilangnya seluruh
stimulus dan manusia dalam kemampuan untuk
beradaptasi. Perawat merencanakan tindakan
keperawatan spesifik terhadap gangguan atau stimulus
yang dialami.

Implementasi keperawatan

Pelaksanaannya juga ditunjukkan kepada kemampuan


klien dalam menggunakan koping secara luas,supaya
stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada
klien.tujuan adalah harapan perilaku akhir dari manusia
yang dicapai. itu catatan merupakan indikasi perilaku
dari perkembangan adaptasi masalah pasien.

Evaluasi Proses

keperawatan diselesaikan atau dilengkapi dengan fase


evaluasi. perilaku tujuan dibandingkan dengan respon-
respon perilaku yang dihasilkan dan bagaimana
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Kelebihan dan Kelemahan Teori
Keperawatan Calista Roy

 Kelebihan
Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak
pada teori praktek. dengan model adaptasi yang dikemukakan
oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien
terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri,
mode fungsi peran dan mode interdepedensi.

 Kelemahan
Kelemahan dari model Adaptasi Roy ini adalah terletak pada
sasarannya. Model Adaptasi Roy ini hanya berfokus pada
proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah
pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak
menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat
(carring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyak perilaku carring ini akan menjadi stressor bagi para
pasien.
Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa ada tiga tipe teori keperawatan yaitu: terpusat pada keterikatan,timbal balik dan out ome.

yang baik dari seseorangYou sebagai


Portfolio Presentation
model penyesuaian Roy dikelompokkan dalam teori out came ditegaskan oleh penulisnya sebagai “konsep artikulasi
can simplypasien danaudience
impress your perawat dalam
and add mekanisme
a unique luar
zing and appeal yang beraturan” Roy dalam
to your
mengaplikasikan konsep-konsep
Presentations. I nya yang
hope and berasal
I believe that thisdari sistem
Template dan
will your Time,disesuaikan kepada pasien yang telah
Money and Reputation.
mempersembahkan artikulasi untuk perawat dalam menggunakan peralatan untuk praktek,pendidikan dan penelitian.
konsepkonsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu,keluarga,kelompok atau
masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik.

80% 50% 30% 70%


OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

Anda mungkin juga menyukai