Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMONIA

Oleh :

Kelompok 1
01. I Dewa Gede Eka Sanjita Yoga (213213269)
02. I Gusti Bagus Agung Taruna Jaya (213213271)
03. Ni Putu Dian Yonitari (213213272)
04. Ni Kadek Ira Apriliani (213213273)
05. Ni Kadek Virna Erikayani (213213275)
06. Ni Putu Candra Dewi Windari (213213276)

Dosen Pengampu:

Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pneumonia”
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Anak Sehat Dan Sakit, yang dimana disampaikan oleh dosen pengampu kami
yaitu Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi, S.Kep., M.Kep.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Denpasar, 04 November 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan .....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
2.1 Definisi Pneumonia.............................................................................
2.2 Klasifikasi Pneumonia.........................................................................
2.3 Etiologi Pneumonia.............................................................................
2.4 Patofisiologi Pneumonia (beserta pathway)........................................
2.5 Gejala klinis Pneumonia......................................................................
2.6 Pemeriksaan penunjang Pneumonia....................................................
2.7 Komplikasi Pneumonia........................................................................
2.8 Prognosis Pneumonia..........................................................................
2.9 Penatalaksanaan Pneumonia................................................................
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2. 11 Pengkajian Pneumonia.....................................................................
2.12 Diagnosa Pneumonia.........................................................................
2.13 Intervensi Pneumonia........................................................................
2.14 Implementasi Pneumonia..................................................................
2.15 Evaluasi Pneumonia..........................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................6
3.2 Saran..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru,
sehingga menyebabkan terjadinya peradangan dan pembengkakan. Gejala
yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, sesak
nafas dan demam. Biasanya ditandai dengan cairan atau nanah yang
menyebabkan penderita sulit bernapas.
Salah satu penyebab kematian anak-anak tertinggi di dunia adalah
pneumonia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit
ini diperkirakan telah merenggut nyawa sekitar 25.000 jiwa pada tahun 2013.
Pneumonia bisa jadi infeksi paru-paru biasa tapi bisa mematikan. upaya
pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia diantaranya
melalui penemuan kasus pneumonia secepat mungkin di pelayanan kesehatan
(Alodokter, Pneumonia, 2020).
Menurut Menteri Kesehatan, pengendalian penyakit ISPA memiliki
kendala diantaranya masih sangat rendah penemuan akibat tingginya mutasi
tenaga kesehatan. Jadi dapat dikatakan bahwa lebih baik terkena pneumonia
karena bakteri dibandingkan dengan pneumonia karena virus. Pengamatan ini
dilakukan paramedis melalui citra xray. Meskipun pneumonia dapat dilihat
dengan mudah melalui citra x-ray, tetapi kualitas citra yang dihasilkan kurang
optimal, bahkan cenderung samar dan memiliki kemiripan yang sama antar
jenis penyakit lain. Hal ini merupakan tantangan bagi dokter untuk
menentukan jenis penyakit pada sebuah x-ray, agar mempermudah
permasalahan yang dihadapi oleh dokter dalam mendeteksi pneumonia
dibutuhkan sebuah sistem otomatisasi berbasis komputer. Berdasarkan hal
tersebut, akan dilakukan penelitian yang berjudul “Deteksi Pneumonia
menggunakan Convolutional neural network (CNN)”. CNN merupakan salah
satu metode deep learning. CNN dipilih karena memiliki kelebihan seperti
fitur yang terdapat pada citra dapat ditentukan secara otomatis serta secara
spesifik ditujukan untuk mengklasifikasikan dan mendeteksi citra tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Pneumonia?
2. Apa saja klasifikasi dari Pneumonia?
3. Apa saja etiologi dari Pneumonia?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari Pneumonia?
5. Apa saja gejala klinis dari Pneumonia?
6. Apa saja yang merupakan bagian dari pemeriksaan penunjang Pneumonia?
7. Apa saja komplikasi dari Pneumonia?
8. Bagaimanakah prognosis dari pneumonia?
9. Bagaimanakah penatapelaksanaan pneumonia?
10. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pasien pneumonia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari pneumonia
2. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi dari Pneumonia
3. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Pneumonia
4. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari Pneumonia
5. Untuk mengetahui dan memahami gejala klinis dari Pneumonia
6. Untuk mengetahui dan memahami bagian dari pemeriksaan penunjang
Pneumonia
7. Untuk mengetahui dan memahami komplikasi dari Pneumonia
8. Untuk mengetahui dan memahami prognosis dari pneumonia
9. Untuk mengetahui dan memahami penatapelaksanaan pneumonia
10. Untuk mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan pasien
pneumonia.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah yakni sebagai berikut :
1. Bagi Pembaca
Manfaat penulisan makalah ini bagi para pembaca yaitu menjadi sumber
referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini supaya
mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pneumonia.
2. Bagi Penulis
Manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis yaitu untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Keperawatan Anak Sehat Dan Sakit, sekaligus
memperdalam wawasan dan mampu menganalisis mengenai Laporan
Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pneumonia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pneumonia


Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan
bawah akut (ISNBA) dengan gejala batuk dengan disertai dengan sesak
nafas yang disebabkan agen infeksius seperti Virus, Bakteri, Mycoplasma
(fungi), Dan aspirasi subtansi asing, berupa radang paru- paru yang sertai
eksudasi dan konsolidasi. (Nanda 2015). Pneumonia adalah proses
inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agens infeksius
(Brunner & suddarth 2013). Pneumonia adalah suatu infeksi atau
peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur, ataupun parasit, dimana pulmonary alveolus (alveoli), organ yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer, mengalami
peradangan dan terisi oleh cairan (Shaleh, 2013). Pneumonia adalah suatu
radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2015).

2.2 Klasifikasi Pneumonia


Klasifikasi pneumonia dapat dibedakan menjadi: anatominya,
etiologinya, gejala kliniknya ataupun menurut lingkungannya.
Berdasarkan lokasi anatominya, pneumonia dapat pada segmen, lobus,
atau menyebar (diffuse). Jika hanya melibatkan lobulus, pneumonia sering
mengenai bronkus dan bronkiolus jadi sering disebut sebagai
bronkopneumonia. Kuman komensal saluran pernapasan bagian atas
kadang dapat menyebabkan pneumonia jadi sifatnya sudah berubah
menjadi patogen (Djojodibroto, 2014).
Pada pasien yang penyakitnya sangat parah, sering ditemukan
penyebabnya adalah bakteri bersama dengan virus. Berdasarkan gejala
kliniknya, pneumonia dibedakan menjadi pneumonia klasik dan
pneumonia atipik. Adanya batuk yang produktif adalah ciri pneumonia
klasik, sedangkan pneumonia atipik mempunyai ciri berupa batuk
nonproduktif. Peradangan paru pneumonia atipik terjadi pada jaringan
interstisial sehingga tidak menimbulkan eksudat. Pneumonia dapat
digolongkan (Djojodibroto, 2014) menjadi;
A. Pneumonia bacterial
Mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui inhalasi udara dari
atmosfer, juga dapat memalui aspirasi dari nosofering atau orofering.
Pneumonia bakterial terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Community – Acquired Pneumonia (CAP)
Penyakit ini sering diderita oleh anggota masyarakat umumnya
disebabkan oleh streptococcus pneumonia dan biasanya
menimbulkan pneumonia lobar. Pneumonia yang disebabkan oleh
pneumokokus yang menyebabkan penderita mengalami gejala
menggigil dan diiukuti demam yang tinggi.
2. Hospital – Acquired Pneumonia (HAP)
Pneumonia nosocomial yaitu pneumonia yang kejadiannya
bermula dirumah sakit. Penyakit ini adalah penyebab kematian
yang terbanyak pada pasien dirumah sakit. Mikroorganisme
penyebabnya biasanya bakteri gram negatif dan stafilokokus.
3. Pneumonia aspirasi (aspiration pneumonia)
Pneumonia aspirasi dapat menyebabkan: obstruksi atau
tersumbatnya saluran pernapasan, pneumonitis oleh bahan kimiawi
(asam lambung, enzim, dan pencernaan) dan, pneumonitis oleh
infeksi.
4. Pneumonia pneumositis
Pneumonia pneumositis merupakan penyakit akut yang
opertunistik yang disebabkan oleh suatu protozoa bernama
pneumocystis jirovecii sebleumnya dinamai pneumovystis carinii.
Protozoa ini dikenal sekjak 1909 dan mulai decade 1980-an
menempatkan diri kembali sebagai pathogen terutama pada
penderita AIDS.
B. Pneumonia atipik (pneumonia non-bacterial)
Yang termasuk grup ini adalah pneumonia yang disebabkan oleh
mycoplasma pneumoniae, chlamydea psittaci, legionella pneumophila,
dan coxiella burneti. Klasifikasi pneumonia menurut (Padila, 2013)
yaitu;
1. Community acquired merupakan penyakit pernapasan umum dan
bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia streptococal
merupakan organisme penyebab umum.
2. Hospital acquired pneumonia dikenal sebagai pneumonia
nosocomial. Organisme seperti ini aeruginisa pseudomonas.
Klibseilla atau aureus stapilococcus, merupakan bakteri umum
penyebab hospitas acquired pneumonia.
3. Lobar dan bronkopneumonia tidak hanya dikategorikan menurut
lokasi tetapi sekarang ini pneumonia di klasifikasikan menurut
organisme.

2.3 Etiologi Pneumonia


Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti
bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Pneumoni komunitas yang diderita
oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan gram positif, sedangkan
pneumonia rumah sakit banyak disebabkan gram negatif. Dari laporan
beberapa kota di Indonesia ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita
komunitas adalah bakteri gram negatif.
1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organism
gram positif: Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus
pyogenesis. Bakteri gram negative seperti Haemophilus influenza,
Klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa. (Padila, 2013)
2. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab
utama pneumonia virus. (Padila, 2013)
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. (Padila,
2013)
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia
(CPC). Biasanya pada pasien yang mengalami immunosupresi.
(Reeves, 2013). Penyebaran infeksi melalui droplet dan disebabkan
oleh streptococcus pneumonia, melalui selang infus yaitu
stapilococcus aureus dan pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa
dan enterobacter. Dan bisa terjadi karena kekebalan tubuh dan juga
mempunyai riwayat penyakit kronis.
Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia yaitu dari
Non mikroorganisme:
1) Bahan kimia.
2) Paparan fisik seperti suhu dan radiasi (Djojodibroto, 2014).
3) Merokok.
4) Debu, bau-bauan, dan polusi lingkungan (Ikawati, 2016).
Namun, penyebab paling sering pneumonia yang didapat dari
masyarakat dan nosokomial:
1. Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus pneumonia,
Mycoplasma pneumonia, Hemophilus influenza, Legionella
pneumophila, chlamydia pneumonia, anaerob oral, adenovirus,
influenza tipe A dan B.
2. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negative (E. coli,
Klebsiella pneumonia), Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, anaerob oral.

2.4 Patofisiologi Pneumonia


Menurut pendapat Sujono & Sukarmin (2009), kuman masuk
kedalam jaringan paru-paru melalui saluran nafas bagian atas menuju ke
bronkhiolus dan alveolus. Setelah Bakteri masuk dapat menimbulkan
reaksi peradangan dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein.
Kuman pneumokokusus dapat meluas dari alveoli ke seluruh
segmen atau lobus. Eritrosit dan leukosit mengalami peningkatan,
sehingga Alveoli penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit, fibrin
dan leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar, paru menjadi tidak
berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah menurun sehingga
alveoli penuh dengan leukosit dan eritrosit menjadi sedikit.
Setelah itu paru tampak berwarna abu-abu kekuningan. Perlahan
sel darah merah yang akan masuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat
eksudat pada alveolus Sehingga membran dari alveolus akan mengalami
kerusakan yang dapat mengakibatkan gangguan proses difusi osmosis
oksigen dan berdampak pada penurunan jumlah oksigen yang dibawa oleh
darah.
Secara klinis penderita mengalami pucat sampai sianosis.
Terdapatnya cairan purulent pada alveolus menyebabkan peningkatan
tekanan pada paru, dan dapat menurunan kemampuan mengambil oksigen
dari luar serta mengakibatkan berkurangnya kapasitas paru. Sehingga
penderita akan menggunakan otot bantu pernafasan yang dapat
menimbulkan retraksi dada.
Secara hematogen maupun lewat penyebaran sel, mikroorganisme
yang ada di paru akan menyebar ke bronkus sehingga terjadi fase
peradangan lumen bronkus. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkan
produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia sehingga timbul reflek
batuk.
Pathway

2.5 Gejala Klinis Pneumonia


Menurut Mandan (2019) tanda gejala yang timbul pada pneumonia
antara lain:
1. Demam menggigil
Terjadinya gejala seperti demam menggigil merupakan
sebuah tanda adanya peradangan atau inflamasi yang terjadi
didalam tubuh sehingga hipotalamus bekerja dengan memberi
respon dengan menaikan suhu tubuh. Demam pada penyakit
pneumoni dapat mencapai 38,80C sampai 41,10C.
2. Mual dan tidak nafsu makan
Gejala mual dan tidak nafsu makan disebabkan oleh
peningkatan produksi sekret dan timbulnya batuk, sehingga dengan
adanya batuk berdahak menimbulkan penekanan pada intra
abdomen dan saraf pusat menyebabkan timbulnya gejala tersebut.
3. Batuk kental dan produktif
Batuk merupakan gejala dari suatu penyakit yang
menyerang saluran pernapasan, hal ini disebabkan adanya
mikroorganisme atau non mikroorganisme yang masuk ke saluran
pernapasan sehingga diteruskan ke paru-paru dan bagian bronkus
maupun alveoli. Dengan masuknya mikroorganisme menyebabkan
terganggunya kinerja makrofag sehingga terjadilah proses infeksi,
jika infeksi tidak ditangani sejak dini akan menimbulkan
peradangan atau inflamasi sehingga timbulnya odema pada paru
dan menghasilkan sekret yang berlebih.
4. Sesak napas
Adanya gejala sesak nafas pada pasien pneumonia dapat
terjadi karena penumpukan sekret atau dahak pada saluran
pernapasan sehingga udara yang masuk dan keluar pada paru-paru
mengalami hambatan.
5. Ronchi
Ronchi terjadi akibat lendir di dalam jalur udara, mendesis
karena inflamasi di dalam jalur udara yang lebih besar.
6. Mengalami lemas/ kelelahan
Gejala lemas/ kelelahan juga merupakan tanda dari
Pneumonia, hal ini disebabkan karena adanya sesak yang dialami
seorang klien sehingga kapasitas paru-paru untuk bekerja lebih dari
batas normal dan kebutuhan energi yang juga terkuras akibat usaha
dalam bernapas.
7. Orthopnea
Gejala orthopnea juga dapat terjadi pada klien dengan
Pneumonia. Orthopnea sendiri merupakan suatu gejala kesulitan
bernapas saat tidur dengan posisi terlentang.
Sedangkan Gejala klinis dari pneumonia menurut Nursalam (2016)
adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non produktif atau
produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak
darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah
pasien lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut tertekuk karena
nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding
dada bagian bawah saat bernapas, takipnea, kenaikan atau penurunan taktil
fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau
terdapat cairan pleura, dan ronchi.

2.6 Pemeriksaan Penunjang Pneumonia


Daftar Pustaka

Damayanti, K., & Ryusuke, O. (2017). Pneuminia. In Fakultas Kedokteran


Universitas Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f331a8a1e4135790
27127d4509a339e5.pdf

Ii, B. A. B. (2019). Konsep Bersihan Jalan Nafas. 10–37.

PDPI. 2003. Pneumonia komuniti-pedoman diagnosis dan penatalaksaan


di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2017). Hubungan Kebiasaan


Merokok Dengan Penumonia. [Journal of Psychology], April, 5–24.

Wilson LM. Penyakit pernapasan restriktif dalam Price SA, Wilson LM. 2012.
Patofisiologi: konsep klinis prosses-proses penyakit E/6 Vol.2.
Jakarta:EGC. Hal:796-815

Anda mungkin juga menyukai