Anda di halaman 1dari 32

OM SWASTYASTU

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1

Dewa Gede Eka Sanjita Yoga (213213269)


I Gusti Bagus Agung Taruna Jaya (213213271)
Ni Putu Dian Yonitari (213213272)
Ni Kadek Ira Apriliani (213213273)
Ni Kadek Virna Erikayani (213213275)
Ni Putu Candra Dewi Windari (213213276)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN
PREMATURITAS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi/Pengertian Prematuritas

Bayi prematur (prematuritas) Pantiawati (2012) telah menyusun definisi sebagai


didefinisikan sebagai neonatus yang lahir pada berikut:
usia gestasi kurang dari 37 minggu (neonatus 1. Preterm infant (prematur) atau bayi kurang bulan
kurang bulan/NKB). Prematuritas merupakan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari
salah satu masalah global yang masih perlu 37 minggu (259) hari.
diperhatikan karena masih tingginya angka 2. Term infant atau bayi cukup bulan adalah bayi
mortalitas dan morbiditas yang disebabkan dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu
oleh kelahiran premature (Darmawan, 2019). sampai dengan 42 minggu (259- 293) hari.
Bayi prematur berisiko tinggi mengalami 3. Post term atau bayi lebih bulan adalah bayi
gangguan, seperti kebutaan, tumbuh kembang dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu
yang lebih lambat, penyakit paru-paru kronis, atau lebih (294) hari atau lebih.
cerebral palsy, serta dapat mengakibatkan
kematian (Prowirohardjo, 2011).
2. Klasifikasi
Persalinan Prematur Murni Sesuai Dengan Definisi WHO
Lanjutan…
Lanjutan…

Persalinan Prematur Berdasarkan Penggolongan Faktor Penyebab


Lanjutan…
3. Penyebab/Etiologi
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

1 Faktor ibu

2 Faktor Janin

Faktor Lain Selain faktor ibu dan janin ada


3
faktor lain yaitu:
1. faktor plasenta
2. faktor lingkungan
4. Patofisologi Terjadinya Penyakit
Stres dingin akan direspon oleh bayi dengan
Menurut Surasmi, dkk (2003), neonatus
melepas norepinefrin yang menyebabkan
dengan imaturitas pertumbuhan dan
vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan
perkembangan tidak dapat menghasilkan kalori
keefektifan ventilasi paru sehingga kadar oksigen
melalui peningkatan metabolisme. Hal itu
darah berkurang.
disebabkan karena respon menggigil pada bayi
Bayi prematur umunya relatif kurang mampu
tidak ada atau kurang, sehingga bayi tidak dapat
untuk bertahan hidup karena struktur anatomi dan
menambah aktivitas.
fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum
Stres dapat menyebabkan hipoksia,
bekerja seperti bayi yang lebih tua.
metabolisme asidosis dan hipoglikemia.
Bayi prematur atau imatur tidak dapat
Peningkatan metabolisme sebagai respon
mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
terhadap stres dingin akan meningkatkan
karena pusat pengatur suhu pada otak yang
kebutuhan kalori dan oksigen.
belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan
lemak coklat sebagai sumber kalori.
Pathway
5. Tanda dan Gejala Klinis

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala yang
dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut:

1. Umur kehamilan sama dengan atau 9. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
kurang dari 37 minggu. 10. Genetalia belum sempurna, labia minora belum
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari tertutup oleh labia mayora dan klitoris menonjol
2.500 gram. (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum
dari 46 cm. kurang (pada bayi laki-laki).
4. Lingkar kepala sama dengan atau kurang 11. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan
dari 33 cm. pergerakannya lemah.
5. Lingkar dada sama dengan atau kurang 12. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan
dari 30 cm. tangisnya lemah.
6. Rambut lanugo masih banyak. 13. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat
7. Jaringan lemak subkutan tipis atau pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih
kurang. kurang.
8. Tulang rawan daun telinga belum 14. Vernix caseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
sempuna pertumbuhannya.
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang (Laboratorium, Radiologi, dll)

Menurut Nurarif & Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat


dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah sebagai berikut:

01 02 03
Jumlah sel darah putih:
Hematokrit (Ht): 43%-61%. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl.
18.000/mm3 .

04 05 06
Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari Destrosix: tetes glukosa pertama .
selama 4-6 jam pertama setelah Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl):
pertama kehidupan, 8 mg/dl pada dalam batas normal pada awal
1-2 hari, dan 12 gr/dl pada 3-5 kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl
dan meningkat 60-70 mg/dl kehidupan. 7.
hari.
pada hari ketiga.
7. Prognosis

Prognosis bayi prematur sangat bergantung pada usia


gestasi, berat badan, kondisi saat lahir, dan tata laksana yang
didapat. Semakin kecil usia gestasi dan berat badan bayi, maka
prognosis umumnya semakin buruk.
Komplikasi juga lebih sering terjadi pada bayi prematur
dengan usia gestasi dan berat lahir lebih kecil. Komplikasi yang
paling sering menyebabkan mortalitas adalah respiratory
distress, hipotermia, infeksi, dan kelainan kongenital. Bayi-bayi
prematur sering kali mengalami gangguan tumbuh kembang dan
perkembangan neurologis, namun tetap dapat hidup seperti bayi-
bayi cukup bulan lainnya.
8. Penatalaksanaan
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012),
beberapa penatalaksanaan atau penanganan
Sedangkan menurut Proverawati &
yang dapat diberikan pada bayi prematur
Sulistyorini (2010), ada beberapa
adalah sebagai berikut:
penatalaksanaan umum yang dapat dilakukan
pada bayi prematur dan berat badan lahir
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan
rendah, yaitu sebagai berikut:
ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat.
3. Pengawasan nutrisi.
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
4. Penimbangan ketat.
2. Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi
5. Kain yang basah secepatnya diganti
3. Pencegahan infeksi
dengan kain yang kering dan bersih serta
4. Penimbangan berat badan
pertahankan suhu tetap hangat.
5. emberian oksigen
6. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen
6. Pengawasan jalan nafas
bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan
pemberian ASI.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada bayi prematur dilakukan dari ujung rambut hingga ujung kaki,
meliputi semua sistem pada bayi. Pengkajian diawali dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti (Proverawati & Sulistorini, 2010).
Menurut Surasmi, dkk (2003), pengakajian pada bayi prematur meliputi:

1) Pengkajian umum pada bayi


2) Masalah yang berkaitan dengan ibu
3) Pengkajian bayi pada saat kelahiran
4) Kardiovaskular
5) Gastrointestinal
6) Integumen
7) Muskuloskeletal
8) Neurologis
9) Pernapasan
10) Perkemihan
11) Reproduksi
12) Temuan sikap
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Masalah yang lazim muncul atau diagnosa keperawatan yang sering muncul pada bayi
prematur berdasarakan NANDA Nic Noc (2015), adalah sebagai berikut:
1) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas otot-otot pernafasan dan
penurunan ekspansi paru.
2) Ketidakadekuatan pemberian ASI berhubungan dengan prematuritas.
3) Disfungsi motalitas gastrointestinal berhubungan dengan ketidakadekuatan aktivitas
peristaltik di dalam sistem gastrointestinal.
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menerima nutrisi.
5) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan penurunan jaringan
lemak subkutan.
6) Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis tidak adekuat.
7) Ikterus neonatus berhubungan dengan bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi.
Rencana Tindakan dan Rasionalisasi
Implementasi

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan


dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan. Implementasi dari rencana asuhan keperawatan
mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan.
Implementasi mencakup melakukan, membantu atau
mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari,
memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien.
Lanjutan

Berikut adalah implementasi keperawatan yang dapat dilakukan


terhadap bayi prematur dan bayi berisiko tinggi lainnya:
1. Bantuan penapasan.
2. Mengupayakan suhu lingkungan yang netral.
3. Pencegahan infeksi.
4. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.
5. Penghematan energi.
6. Perawatan kulit.
7. Pemberian obat.
8. Pemantauan data fisiologis.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai atau tidak. Menurut Nursalam (2008), pada tahap evaluasi ini
terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan
mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung (evaluasi proses) dan
kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan
(evaluasi hasil).
“OM SANTIH,
SANTIH,SANTIH OM”

Anda mungkin juga menyukai