ERNA PURNAWATI
NPM : 224291517062
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN PENDIDIKAN
PROFESI NERS UNIVERSITAS
NASIONAL
2023
BAB I
KONSEP DASAR
A. Definisi
BBLR atau yang dapat dikatakan sebagai berat bayi lahir rendah ini merupakan
kondisi dimana berat bayi kurang dari 2500 gram tanpa maemandang masa gestasi
dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir
(IDAI, 2016).
Berat badan lahir rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat badan
kurang dari 2500 gram (H. Nabiel ridha, 2017). BBLR ini dapat dikatakan juga sebagai
faktor utama dari meningkatnya prevalensi mortilitas serta morbiditas pada bayi,
sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang seperti halnya adanya gangguan
perkembangan seperti stunting (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
B. Anatomi Fisiologi
1. Sistem Pernafasan
Pada bayi dengan berat 900g alveoli cenderung kecil dengan adanya sedikit
pembuluh darah yang mengelilingi stomaseluler. Semakin matur dan bayi lebih besar
berat badannya, maka akan semakin besar alveoli,pada hakekatnya dindingnya dibentuk
oleh kapiler. Pusat pernafasan kurang berkembang dan otot pernafasan bayi ini lemah.
Terdapat kekurangan lipoprotein paru-paru,yaitu suatu surfaktan yang dapat mengurangi
tegangan permukaan pada paru-paru. Pada bayi tidak ada preterm yang terkecil relaks
batuk. Hal ini dapat mengarah yang akan timbulnya inhalasi cairanyang di muntahkan
dengan timbulnya akibat yang serius.Saluran hidung sangat sempit dan cidera terhadap
mukosa nasal mudah terjadi.Hal ini penting untuk diingat ketika dimasukkan tabung
endotrakeal atau tabung nasogastrik melalui hidung. Percepatan pernafasan dapat
bervariasi pada semua bayi yang baru lahir dan bayi preterm. Pada bayi baru lahir
sewaktu istirahat, maka kecepatan pernafa san dapat mencapai 60 sampai 80permenit,dan
akan menurun kecepatan yang biasa yaitu34 sampai 36 per menit.
2. Sistem Sirkulasi
Jantung saat lahir secara relatif kecil,pada beberapa bayi preterm a kan bekerja
lemah dan lambat. Dinding pembuluh darah juga lemah 9 dan sirkulasi perifer seringkali
buruk. Hal ini disebabkan akibat timbulnya kecenderungan perdarahan intrakanial yang
terlihat pada bayi pre-term. Tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan bayi aterm,
terjadinya penurunan berat dan juga tingginya me nurun. Tekanan sistolik pada bayi
aterm sekitar 80mmhg dan pada bayi pre- term 45 sampai 60 mmhg. Tekanan diastolik
secara proporsional rendah,bervariasi dari 30 sampai 45 mmhg dan nadi juga bervariasi
antara 100 dan 160/menit.
3. Sistem Pencernaan
Semakin rendah usia kehamilan, maka semakin lemah reflek menelan dan
menghisap,bayi yang paling kecil cenderung tidak mampu untuk minum secara efektif.
Regurgitasi adalah hal yang mungkin sering terjadi. Hal ini disebabkan karena
spingterpilorus yang secara relatif kuat dan mekanisme penutupan spingter jantung yang
kurang berkembang. Pencernaan bergantung pada per kembangan dari alat pencernaan itu
sendiri. Lambung dari bayi dengan berat 900gram akan memperlihatkan adanya sedikit
lipatan mukosa,glandula sekretoris, demikian otot kurangberkembang.
4. Sistem Urinarius
Pada saat lahir perubahan lingkungan harus disesuai kan oleh fungsi ginjal,dengan
adanya angka filtrasi glumerolus yang menurun maka fungsi ginjal akan kurang efisien,
dan bahan terlarut juga rendah. Hal ini akan terjadinya penurunan kemampuan untuk
mengkonsentrasi urin sehingga menyebabkan urin akan sedikit. Gangguan elektrolit dan
keseimbangan air mudah terjadi.
5. Sistem Persyarafan
Perkembangan saraf sebagian besar tergantung pada derajat maturitas. Hal ini
akan menyebabkan kurang berkembangnya pusat pengendali fungsi vital,suhu
tubuh,pernafasan,dan pusat reflek. Pada bayi prematur yang ditemukan reflek lehertonik
dan reflek morodi, tetapi reflek tandon bervariasi. Bayi kecil lebih lemah dibangunkan
dan mempunyai tangisan yang lemah yang disebabkan karena buruknya perkembangan
saraf (Price, 2006 ; Syaifudin, 2006).
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan skor Ballard
2. Tes kocok (shake test) dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah
4. Kadar elektrolit dan analisis gas darah
5. Foto rontgen dada diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dan mengalami sindrom gangguan nafas
6. USG kepala terutama pada bayi umur kehamilan <35 minggu dimulai pada umur
3 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan perawatan pada bayi BBLR yang dilakukan oleh seorang ibu
meliputi mempertahankan suhu atau yang disebut metode kanguru. Metode kanguru
digunakan sebagai pengganti inkubator yang efektif dan ekonomis. Metoda kanguru
adalah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan pada bayi
dengan berat badan lahir rendah berupa memberikan ASI kepada bayi BBLR di rumah
dan pencegahan terjadinya infeksi bayi BBLR (Proverawati, 2020).
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan yang bertujuan untuk
mengurangi stress fisik maupun psikologis yang diantaranya adalah:
Termogulasi
Kebutuhan yang paling rusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi
adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas pada bayi
distress sangat dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses kompleks
yang melibatkan sistem kardiovaskuler, neurologis, dan metabolik. Bayi harus
dirawat dalam suhu lingkungan yang netral Neutral Thermal Environment atau
NTE yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori
minimal. Sedangkan menurut Proverawati tahun 2020, suhu netral bagi bayi
adalah 36,6˚C – 37,3˚C. Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi
dapat dilakukan melalui beberapa cara menurut Kosim Sholeh (2005)
diantaranya adalah:
- Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara
bayi dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh
orang lain sebagai penggantinya.
- Pemancar pemanas
- Ruangan yang hangat
- Inkubaror, suhu inkubator yang direkomendasikan menurut
umur dan berat bayi suhu inkubarator (˚C)
Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada
bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi
cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm)
Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas
osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang
sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan
Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi
terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai
mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah,
jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi.
Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan
kombinasi keduanya.
Mekanisme oral-faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang
terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi
kapasitas mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang berhubungan
dengan kemampuan bayi menyusu harus didasarkan pada evaluasi status
respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat
menunjukkan stress dan keletihan. Bayi akan mengalami kesulitan dalam
koordinasi mengisap, menelan.
Stimulasi sensori bayi baru lahir
Orang tua akan memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya jika bayi
dilakukan perawatan perawatan khusus yang mengharuskan bayi dirawat
terpisah dari ibunya. Selain cemas, orang tua mungkin juga akan merasa bersalah
terhadap kondisi bayinya, takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut
wajar, tetapi memerlukan dukungan dari perawat.
Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam
menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan pada
orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal ini
dapat dilakukan melalui metode kanguru karena melalui kontak kulit antara bayi
dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam
merawat bayinya.
Dukungan respirasi
Bayi dengan alat atau tanpa penanganan suportif ini di posisikan untuk
memaksimalkan oksigenasi karena pada bayi yang lahir dengan berat rendah
akan beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas,
merangsang pernfasana, diposisikan miring untuk mencegah aspirasi, posisikan
tertelungkup jika mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih
baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi.
Pemberian oksigen 100% dapat memberikan efek edema dan retinopathy of
prematurity.
F. Konsep Pertumbuhan
Masa perinatal mulai dari konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi tumbuh
kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi mengalami deferenisasi
yang berlangsung cepat hinggga terbentuk organ-organ tubuh yang berfungsi
sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan didalam kandungan. Masa
kombrio berlangsung sejak konsepsi sampai umur 8 minggu (ada yang
mengatakan sampai
12 minggu). Pada saat ini terbentuk organ-organ yang sangat peka terhadap
lingkungan. Pada msa fetus ini, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan
jasad manusia yang sempurna, dan organ-organ tubuh yang telah terbentuk mulai
berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan berlangsung pesat dan
berkembang fungsi organ-organ tubuh.
Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri ke
kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ tubuh
berfungsi sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa 7 hari
pertama (neonatal dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus, karena angka
kematia pada masa bayi ini tinggi.
Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun kecepatan
telah mengalami deselerasi dan proses maturasi yang berlangsung, terutama
sistem saraf.
Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung
stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah serta keterampilan dan proses fikir
meningkat.
Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa
remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari
masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan, tinggi
badan dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-
tanda seks sekunder
G. Konsep Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Di dalam perkembangan terdapat proses
pematangan sel – sel tubuh, jaringan tubuh, organ – organ, dan sistem organ yang
berkembang sehingga masing – masing dapat melakukan fungsinya. Perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu, seperti perkembangan emosi,
intelektual, kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan pergerakan dan sikap tubuh anak
yang melibatkan penggunaan otot – otot besar. Perkembangan motorik kasar yang
dapat dicapai pada usia ini diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh
dan mulai mengangkat kepala.
Perkembangan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan otot – otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya kemampuan
untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari
atau tangan.
Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan personal sosial pada masa
bayi dapat ditunjukkan dengan adanya tanda – tanda tersenyum dan mulai
menatap muka untuk mengenali seseorang.
Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan. Perkembangan bahasa pada masa ini dapat ditunjukan dengan
adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel.
H. Konsep Hospitalisasi
Penyakit dan hospitalisasi seringkali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi
anak-anak. Mereka sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi karena stres
akibat perubahan dari kesehatan sehat biasa dan lingkungan, dan keterbatasan jumlah
mekanisme koping yang dimiliki anak dalam menyelesaikan stresor. Stresor utama dari
hospitalisasi adalah cemas karena perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri
(Supartini, 2014).
Reaksi yang timbul akibat hospitalisasi meliputi :
1. Reaksi anak secara umum, anak lebih rentan terhadap efek penyakit dan hospitalisasi
karena merupakan perubahan dari status kesehatan dan rutinitas umum pada anak.
Hospitalisasi menciptakan serangkaian peristiwa traumatik dan penuh kecemasan
dalam iklim ketidakpastian bagi anak dan keluarganya, baik itu merupakan produser
elektif yang telah direncanakan sebelumnya ataupun akan situasi darurat yang terjadi
akibat trauma.
2. Anak memasuki rumah sakit adalah seperti memasuki dunia asing, sehingga
akibatnya terhadap ansietas dan ketakutan. Ansietas seringkali berasal dari cepatnya
awalan penyakit dan cedera, terutama anak memiliki pengalaman terbatas terkait
dengan penyakit dan cidera.
3. Kehilangan control ketika di hospitalisasi, anak mengalami kehilangan kontrol secara
signifikan.
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN
PENGKAJIAN NEONATUS
A. Pengkajian Keperawatan
I. DATA IDENTITAS
Nama klien : Bayi Ny. S Nama Ayah : Tn. S
Tanggal lahir : 20/03/2023 Usia Ayah : 34 Tahun
Usia/JK : 0 Hari/L Pekerjaan Ayah: Karyawan
Nama ibu : Ny. S Pekerjaan ibu :
IRT Usia Ibu : 30 Tahun
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Struktur keluarga (genogram 3 generasi)
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien :
Garis keturunan :
2. Suku : Sunda
3. Agama : Islam
4. Bahasa utama : Bahasa Indonesia
5. Perencanaan makanan bayi : Asi ekslusif
6. Masalah social yang penting : -
7. Hubungan orang tua dan bayi
Ibu Tingkah laku Ayah
✓ Menyentuh ✓
✓ Memeluk ✓
✓ Berbicara ✓
✓ Berkunjung ✓
✓ Memanggil nama ✓
✓ Kontak mata ✓
DO:
Suhu: 35,5˚c
Berat badan:
2150
Tubuh pasien teraba dingin
C. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko hipotermi berhubngan dengan suhu lingkungan rendah
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme
D. Rencana Keperawatan
Terapeutik
-Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
-Bedong bayi
segera setelah lahir
-Tempatkan bayi
dibawah radiant warm
-Pertahankan
kelembapan inkubator
-Atur suhu inkubator
sesuai kebutuhan
O : Suhu : 37˚c
SPO2 : 96%
-Klien nampak
nyaman dan tidurnya
nyenyak
A : Masalah hipotermi
teratasi
P : -Monitor suhu
pasien dan lingkungan
-Lanjutkan
intervensi
IDAI. Tahun 2016. Modul pelatihan teknik stimulasi pijat pada bayi cukup bulan
(Aterm) dan batita, teknik stimulasi pijat pada bayi kurang bulan
.
Monita, F., Suhaimi, D., & Ernalia, Y. (2016). Hubungan Usia, Jarak Kelahiran, dan
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jom FK, 3(1), 1–5.
Ridha & Nabiel, H. 2014. Buku Ajar Kepeerawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar