Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELOLAAN RUANG

PERINA BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


STASE KEPERAWATAN ANAK

ERNA PURNAWATI
NPM : 224291517062

FAKULTAS ILMU
KESEHATAN PENDIDIKAN
PROFESI NERS UNIVERSITAS
NASIONAL
2023
BAB I
KONSEP DASAR
A. Definisi

BBLR atau yang dapat dikatakan sebagai berat bayi lahir rendah ini merupakan
kondisi dimana berat bayi kurang dari 2500 gram tanpa maemandang masa gestasi
dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir
(IDAI, 2016).
Berat badan lahir rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat badan
kurang dari 2500 gram (H. Nabiel ridha, 2017). BBLR ini dapat dikatakan juga sebagai
faktor utama dari meningkatnya prevalensi mortilitas serta morbiditas pada bayi,
sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang seperti halnya adanya gangguan
perkembangan seperti stunting (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

B. Anatomi Fisiologi
1. Sistem Pernafasan
Pada bayi dengan berat 900g alveoli cenderung kecil dengan adanya sedikit
pembuluh darah yang mengelilingi stomaseluler. Semakin matur dan bayi lebih besar
berat badannya, maka akan semakin besar alveoli,pada hakekatnya dindingnya dibentuk
oleh kapiler. Pusat pernafasan kurang berkembang dan otot pernafasan bayi ini lemah.
Terdapat kekurangan lipoprotein paru-paru,yaitu suatu surfaktan yang dapat mengurangi
tegangan permukaan pada paru-paru. Pada bayi tidak ada preterm yang terkecil relaks
batuk. Hal ini dapat mengarah yang akan timbulnya inhalasi cairanyang di muntahkan
dengan timbulnya akibat yang serius.Saluran hidung sangat sempit dan cidera terhadap
mukosa nasal mudah terjadi.Hal ini penting untuk diingat ketika dimasukkan tabung
endotrakeal atau tabung nasogastrik melalui hidung. Percepatan pernafasan dapat
bervariasi pada semua bayi yang baru lahir dan bayi preterm. Pada bayi baru lahir
sewaktu istirahat, maka kecepatan pernafa san dapat mencapai 60 sampai 80permenit,dan
akan menurun kecepatan yang biasa yaitu34 sampai 36 per menit.
2. Sistem Sirkulasi
Jantung saat lahir secara relatif kecil,pada beberapa bayi preterm a kan bekerja
lemah dan lambat. Dinding pembuluh darah juga lemah 9 dan sirkulasi perifer seringkali
buruk. Hal ini disebabkan akibat timbulnya kecenderungan perdarahan intrakanial yang
terlihat pada bayi pre-term. Tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan bayi aterm,
terjadinya penurunan berat dan juga tingginya me nurun. Tekanan sistolik pada bayi
aterm sekitar 80mmhg dan pada bayi pre- term 45 sampai 60 mmhg. Tekanan diastolik
secara proporsional rendah,bervariasi dari 30 sampai 45 mmhg dan nadi juga bervariasi
antara 100 dan 160/menit.
3. Sistem Pencernaan
Semakin rendah usia kehamilan, maka semakin lemah reflek menelan dan
menghisap,bayi yang paling kecil cenderung tidak mampu untuk minum secara efektif.
Regurgitasi adalah hal yang mungkin sering terjadi. Hal ini disebabkan karena
spingterpilorus yang secara relatif kuat dan mekanisme penutupan spingter jantung yang
kurang berkembang. Pencernaan bergantung pada per kembangan dari alat pencernaan itu
sendiri. Lambung dari bayi dengan berat 900gram akan memperlihatkan adanya sedikit
lipatan mukosa,glandula sekretoris, demikian otot kurangberkembang.
4. Sistem Urinarius
Pada saat lahir perubahan lingkungan harus disesuai kan oleh fungsi ginjal,dengan
adanya angka filtrasi glumerolus yang menurun maka fungsi ginjal akan kurang efisien,
dan bahan terlarut juga rendah. Hal ini akan terjadinya penurunan kemampuan untuk
mengkonsentrasi urin sehingga menyebabkan urin akan sedikit. Gangguan elektrolit dan
keseimbangan air mudah terjadi.
5. Sistem Persyarafan
Perkembangan saraf sebagian besar tergantung pada derajat maturitas. Hal ini
akan menyebabkan kurang berkembangnya pusat pengendali fungsi vital,suhu
tubuh,pernafasan,dan pusat reflek. Pada bayi prematur yang ditemukan reflek lehertonik
dan reflek morodi, tetapi reflek tandon bervariasi. Bayi kecil lebih lemah dibangunkan
dan mempunyai tangisan yang lemah yang disebabkan karena buruknya perkembangan
saraf (Price, 2006 ; Syaifudin, 2006).

C. Patofisiologi & Patoflow


Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu
hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir
rendah.apabila
dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada
dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang
mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil
ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari
janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR. Kemudian jika dikaji dari faktor
janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim yang mana dapat menggangu atau
menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.
(Manggiasih dan Jaya.2016).

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan skor Ballard
2. Tes kocok (shake test) dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah
4. Kadar elektrolit dan analisis gas darah
5. Foto rontgen dada diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dan mengalami sindrom gangguan nafas
6. USG kepala terutama pada bayi umur kehamilan <35 minggu dimulai pada umur
3 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan perawatan pada bayi BBLR yang dilakukan oleh seorang ibu
meliputi mempertahankan suhu atau yang disebut metode kanguru. Metode kanguru
digunakan sebagai pengganti inkubator yang efektif dan ekonomis. Metoda kanguru
adalah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan pada bayi
dengan berat badan lahir rendah berupa memberikan ASI kepada bayi BBLR di rumah
dan pencegahan terjadinya infeksi bayi BBLR (Proverawati, 2020).
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan yang bertujuan untuk
mengurangi stress fisik maupun psikologis yang diantaranya adalah:
 Termogulasi
Kebutuhan yang paling rusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi
adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas pada bayi
distress sangat dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses kompleks
yang melibatkan sistem kardiovaskuler, neurologis, dan metabolik. Bayi harus
dirawat dalam suhu lingkungan yang netral Neutral Thermal Environment atau
NTE yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori
minimal. Sedangkan menurut Proverawati tahun 2020, suhu netral bagi bayi
adalah 36,6˚C – 37,3˚C. Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi
dapat dilakukan melalui beberapa cara menurut Kosim Sholeh (2005)
diantaranya adalah:
- Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara
bayi dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh
orang lain sebagai penggantinya.
- Pemancar pemanas
- Ruangan yang hangat
- Inkubaror, suhu inkubator yang direkomendasikan menurut
umur dan berat bayi suhu inkubarator (˚C)
 Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada
bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi
cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm)
Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas
osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang
sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan

 Nutrisi

Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi
terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai
mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah,
jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi.
Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan
kombinasi keduanya.
Mekanisme oral-faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang
terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi
kapasitas mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang berhubungan
dengan kemampuan bayi menyusu harus didasarkan pada evaluasi status
respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat
menunjukkan stress dan keletihan. Bayi akan mengalami kesulitan dalam
koordinasi mengisap, menelan.
 Stimulasi sensori bayi baru lahir

Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang khusus.


Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan yang diletakkan
dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual Suara radio dengan
volume rendah, suara kaset, atau mainan yang bersuara dapat memberikan
stimulasi pendengaran. Rangsangan suara yang paling baik adalah suara dari
orang tua atau
keluarga, suara dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi. Memandikan,
menggendong, atau membelai memberikan rangsang sentuhan.
 Dukungan dan keterlibatan Keluarga

Orang tua akan memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya jika bayi
dilakukan perawatan perawatan khusus yang mengharuskan bayi dirawat
terpisah dari ibunya. Selain cemas, orang tua mungkin juga akan merasa bersalah
terhadap kondisi bayinya, takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut
wajar, tetapi memerlukan dukungan dari perawat.
Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam
menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan pada
orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal ini
dapat dilakukan melalui metode kanguru karena melalui kontak kulit antara bayi
dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam
merawat bayinya.
 Dukungan respirasi
Bayi dengan alat atau tanpa penanganan suportif ini di posisikan untuk
memaksimalkan oksigenasi karena pada bayi yang lahir dengan berat rendah
akan beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas,
merangsang pernfasana, diposisikan miring untuk mencegah aspirasi, posisikan
tertelungkup jika mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih
baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi.
Pemberian oksigen 100% dapat memberikan efek edema dan retinopathy of
prematurity.

F. Konsep Pertumbuhan
 Masa perinatal mulai dari konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi tumbuh
kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi mengalami deferenisasi
yang berlangsung cepat hinggga terbentuk organ-organ tubuh yang berfungsi
sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan didalam kandungan. Masa
kombrio berlangsung sejak konsepsi sampai umur 8 minggu (ada yang
mengatakan sampai
12 minggu). Pada saat ini terbentuk organ-organ yang sangat peka terhadap
lingkungan. Pada msa fetus ini, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan
jasad manusia yang sempurna, dan organ-organ tubuh yang telah terbentuk mulai
berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan berlangsung pesat dan
berkembang fungsi organ-organ tubuh.
 Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri ke
kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ tubuh
berfungsi sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa 7 hari
pertama (neonatal dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus, karena angka
kematia pada masa bayi ini tinggi.
 Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun kecepatan
telah mengalami deselerasi dan proses maturasi yang berlangsung, terutama
sistem saraf.
 Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung
stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah serta keterampilan dan proses fikir
meningkat.
 Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa
remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari
masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan, tinggi
badan dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-
tanda seks sekunder

G. Konsep Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Di dalam perkembangan terdapat proses
pematangan sel – sel tubuh, jaringan tubuh, organ – organ, dan sistem organ yang
berkembang sehingga masing – masing dapat melakukan fungsinya. Perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu, seperti perkembangan emosi,
intelektual, kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
 Perkembangan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan pergerakan dan sikap tubuh anak
yang melibatkan penggunaan otot – otot besar. Perkembangan motorik kasar yang
dapat dicapai pada usia ini diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh
dan mulai mengangkat kepala.
 Perkembangan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan otot – otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya kemampuan
untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari
atau tangan.
 Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan personal sosial pada masa
bayi dapat ditunjukkan dengan adanya tanda – tanda tersenyum dan mulai
menatap muka untuk mengenali seseorang.
 Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan. Perkembangan bahasa pada masa ini dapat ditunjukan dengan
adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel.

H. Konsep Hospitalisasi
Penyakit dan hospitalisasi seringkali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi
anak-anak. Mereka sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi karena stres
akibat perubahan dari kesehatan sehat biasa dan lingkungan, dan keterbatasan jumlah
mekanisme koping yang dimiliki anak dalam menyelesaikan stresor. Stresor utama dari
hospitalisasi adalah cemas karena perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri
(Supartini, 2014).
Reaksi yang timbul akibat hospitalisasi meliputi :
1. Reaksi anak secara umum, anak lebih rentan terhadap efek penyakit dan hospitalisasi
karena merupakan perubahan dari status kesehatan dan rutinitas umum pada anak.
Hospitalisasi menciptakan serangkaian peristiwa traumatik dan penuh kecemasan
dalam iklim ketidakpastian bagi anak dan keluarganya, baik itu merupakan produser
elektif yang telah direncanakan sebelumnya ataupun akan situasi darurat yang terjadi
akibat trauma.
2. Anak memasuki rumah sakit adalah seperti memasuki dunia asing, sehingga
akibatnya terhadap ansietas dan ketakutan. Ansietas seringkali berasal dari cepatnya
awalan penyakit dan cedera, terutama anak memiliki pengalaman terbatas terkait
dengan penyakit dan cidera.
3. Kehilangan control ketika di hospitalisasi, anak mengalami kehilangan kontrol secara
signifikan.
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN

PENGKAJIAN NEONATUS
A. Pengkajian Keperawatan

Nama Mahasiswa : Erna Purnawati NPM : 224291517062


Tempat Praktek : R. Perina RS Marinir Cilandak HARI/TGL: 17 April 2023

I. DATA IDENTITAS
Nama klien : Bayi Ny. S Nama Ayah : Tn. S
Tanggal lahir : 20/03/2023 Usia Ayah : 34 Tahun
Usia/JK : 0 Hari/L Pekerjaan Ayah: Karyawan
Nama ibu : Ny. S Pekerjaan ibu :
IRT Usia Ibu : 30 Tahun

II. RIWAYAT BAYI


Apgar skore : 9
Usia Gestasi : 37 Minggu
Berat panjang lahir: 2150 gram/ 45cm
Komplikasi kelahiran : Tidak Ada
Data Lainnya : Lingkar kepala 32cm, Lingkar perut 29cm, Lingkar dada
30cm, lingkar lengan 12cm, panjang lengan 14, panjang tungkai 12

III. RIWAYAT IBU


Status maternal :
G4P3A0
Komplikasi kehamilan : Tidak ada
Jenis pesalinan : SC
Data lainnya : Tidak ada
IV. PENGKAJIAN FISIK
1. Reflek
Moro (✓)
Menggenggam (
Lemah) Menghisap (
Kuat)
Data lainnya :
2. Tonus / aktifitas
1. Aktif (✓)

2. Menangis keras (✓) kuat


3. Kepala / leher
a. Fontanel anterior: lunak (✓ ) datar ( ) tegas ( ) cekung ( ) menonjol ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat (✓ ) Menjauh ( ) Terpisah( )Tumpangtindih ( )
c. Gambaran wajah: simetris (✓) asimetris ( )
d. Molding (✓ ) Caput succcedanum ( ) cephalhematoma ( )
4. Mata
bersih ( ✓) sekresi ( )
Sclera : ikterik
jarak interkantus :
Data lainnya : posisi mata (simetris), besar pupil ( isokor), kelopak mata
simetria, konjungtiva (tidak anemis)
5. THT
a. Telinga normal (✓ ) abnormal ( ) simetris ( )asimetris ( )
b. Hidung: sekresi ( ) napas cuping hidung ( ) Penciuman ( ) normal (✓)
6. Wajah
Labioskizis ( ) palatoskizis ( ) normal (✓)
7. Abdomen
a. Bising usus 18x/mnt
b. Lunak ( ), tegas (✓ ), Datar ( ), Kembung()
c. Lingkar perut 29 cm
d. Liver : tidak teraba ( ✓), teraba < 2cm ( ), teraba > 2cm ( )
8. Toraks
a. Simetris (✓), Asimetris ( )
b. Retraksi dinding dada ( ) tidak ada (✓)
c. Klavikula normal (✓) abnormal ( )
9. Paru-paru
a. Suara nafas kanan-kiri sama (✓) tidak sama ( ) RR: 40x/mnt

b. Suara nafas bersih (✓), ronchi ( ), sekresi ( ), wheezing ( ), vesikuler ()

c. Alat bantu nafas ( ) tidak menggunakan alat bantu nafas (✓)


10. Jantung
a. Bunyi normal sinus rhythm (100-160x/mnt)
b. Murmur ( ) PMI ( ) Lokasi ( )
c. Capilary refill ( < 3 detik )
d. Denyut nadi : 140x/mnt
11. Ekstrimitas
a. Gerakan bebas (✓) ROM terbatas ( ) tidak terkaji ( )
b. Ekstrimitas atas: normal (✓) abnormal ( ) sebutkan: jari tangan
lengkap, bentuk simetris
c. Ekstrimitas bawah: normal (✓) abnormal ( ) sebutkan: jari kaki
lengkap, bentuk simestris
d. Panggul: normal (✓) abnormal ( ) tidak terkaji ( )
12. Umbilikus
Normal (✓), abnormal ( ), inflamasi ( ), drainase ( )
13. Genital
Normal (✓) abnormal ( ) sebutkan

14. Anus : Paten (✓) imperforate ( )


15. Spina : normal (✓), abnormal ( ) Tidak teraba adanya kelainan
tulang belakang
16. Kulit
a. Warna (kekuningan)
b. Sianosis (- ) tidak ada
c. Tanda lahir : Tidak ada
d. Turgor kulit (baik)
e. Edema (tidak ada edema)
f. Lanugo (ada dibeberapa bagian tubuh)
17. Suhu
a. lingkungan
Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu ( 33,0 C) Inkubator (✓)Suhu ruang(
) Boks terbuka ( )
b. Kulit
Suhu kulit : 35,5oC

V. RIWAYAT SOSIAL
1. Struktur keluarga (genogram 3 generasi)

Keterangan :
Laki-laki :

Perempuan :

Pasien :
Garis keturunan :

2. Suku : Sunda
3. Agama : Islam
4. Bahasa utama : Bahasa Indonesia
5. Perencanaan makanan bayi : Asi ekslusif
6. Masalah social yang penting : -
7. Hubungan orang tua dan bayi
Ibu Tingkah laku Ayah
✓ Menyentuh ✓
✓ Memeluk ✓
✓ Berbicara ✓
✓ Berkunjung ✓
✓ Memanggil nama ✓
✓ Kontak mata ✓

8. Orang terdekat yang dapat dihubungi : -


9. Orang tua berespon terhadap penyakit : ya (√) tidak (
) Respon : orang tua tidak ingin anaknya sakit
10. Orang tua berespon terhadap hospitalisasi : ya (√ ) tidak ( )
Respon: orang tua merasa cemas saat anaknya dirawat
11. Riwayat anak lain
Jenis kelamin Riwayat Riwayat lain Riwayat
kelahiran penyakit
Laki-laki Normal - Tidak ada
Laki-laki Normal - Tidak ada
Perempuan Normal - Tidak ada
Laki-laki SC - Tidak ada
Laki-laki SC - Tidak ada
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil Analisa
Hemotologi
Darah rutin
Hemoglobin/hb 12-16 9,8
Ht 37-54 31
Leukosit 5.0-10.0 7,35
Trombosit 150-400 203
Eritrosit 4-5.5 4.52
Kimia darah
Glukosa sewaktu <200 56
B. Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. DS: Risiko Hipotermi Suhu lingkungan
Menerima bayi baru lahir dari rendah
ok gemeli II gestasi 37
minggu dengan tubuh bayi
dingin

DO:
Suhu: 35,5˚c
Berat badan:
2150
Tubuh pasien teraba dingin

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


2. DS: Defisit Nutrisi Peningkatan
-Keluarga pasien mengatakan Metabolisme
anaknya belum bisa menghisap
ASI
-Keluarga pasien mengatakan
klien tidak bisa di berikan
ASI langsung
DO:
-Pasien minum peroral susu
formula menggunakan dot bayi
-Reflek hisap baik
-Susu formula 20cc/oral
Bab (+) Bak(+)

C. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko hipotermi berhubngan dengan suhu lingkungan rendah
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme
D. Rencana Keperawatan

Nama Klien : Bayi Ny. S RM : 202323


Diagnosa Medis Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
(SDKI) Hasil (SLKI)
Risiko hipotermi Setelah dilakukan Regulasi Temperatur
berhubungan asuhan keperawatan Observasi
dengan suhu selama 2x24 jam, -Monitor suhu bayi
lingkungan rendah maka termogulasi sampai stabil (36,5˚c-
membaik. Kriteria 37,5˚c)
hasil: -Monitor suhu tubuh
-Menggigil anak tiap dua jam,
menurun jika perlu
-Suhu tubuh -Monitor tekanan
membaik darah, frekuensi nafas
-Suhu kulit dan suhu
membaik -Monitor warna dan
suhu kulit
-Monitor dan catat
tanda dan gejala
hipotermi/hipertermi

Terapeutik
-Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
-Bedong bayi
segera setelah lahir
-Tempatkan bayi
dibawah radiant warm
-Pertahankan
kelembapan inkubator
-Atur suhu inkubator
sesuai kebutuhan

Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


berhubungan asuhan keperawatan Observasi
dengan peningkatan selama 2x24 jam -Identifikasi status
metabolisme maka status nutrisi nutrisi
membaik. Kriteria -Monitor tanda-tanda
hasil: vital
-Porsi makan yang -Monitor asupan
membaik makanan
-Berat badan -Monitor berat badan
membaik
-Indeks masa tubuh Terapeutik
(IMT) membaik -Sajikan makanan
dengan suhu
yang sesuai
-Berikan makakan
tinggi protein dan tinggi
kalori
-Hentikan pemberian
makan melalui
selang nasogatrik
jika supan
oral dapat di toleransi
E. Catatan Perkembangan

Tgl&Jam dx Implementasi Evaluasi Nama&TTD


Keperawatan
17-4-2023 -Monitor suhu bayi Suhu bayi 37˚c
10:00
-Monitor saturasi SPO2 : 96%
Risiko hipotermi oksigen
berhungan dengan
suhu lingkungan -Membedong bayi Bayi tampak lebih
rendah nyaman dan hangat

-Menempatkan bayi Bayi sudah didalam


dalam inkubator inkubator agar tetap
merasa hangat

-Mempertahankan Kelembapan inkubator


kelembapan inkubator 50%

17-4-2023 -Monitor asupan Klien minum susu


11:30 makanan formula peroral
sebanyak 20cc
Defisit nutrisi
berhubungan -Memonitor keadaan Klien nangis ketika
dengan klien haus dia selalu merasa
peningkatan kurang jika diberikan
metabolisme susu

-Memonitor intake dan Klien mau minum susu


output dengan baik, bab dan
bak teratur

-Memonitor berat badan Berat badan klien


2150gr

18-4-2023 -Memonitor suhu bayi Suhu bayi 36,5˚c


13:00
Risiko hipotermi -Memonitor saturasi SPO2 : 98%
berhungan dengan oksigen
suhu lingkungan
rendah -Membedong bayi Bayi tampak lebih
nyaman dan merasa
hangat
-Menempatkan bayi Bayi sudah didalam
dalam inkubator inkubator agar
kehangatannya tetap
terjaga

-Mempertahankan Kelembapan inkubator


kelembapan inkubator disesuaikan dengan
keadaan suhu tubuh
bayi dan suhu
lingkungan

-Monitor asupan Klien minum susu


makanan formula peroral dan
18-4-2023 ditambah takarannya
13:30 menjadi 40cc

Defisit nutrisi -Memonitor keadaan Klien merasa lapar


berhungan dengan klien terus dia merasa
peningkatan kurang dengan takaran
metabolisme minum susu yang telah
diberikan

-Memonitor intake dan Klien minum susu


output dengan baik dan kuat,
bab dan bak teratur

-Memonitor berat badan Berat badan klien


mengalami penurunan
menjadi 2120gr
F. Evaluasi

Tanggal & Jam Diagnosa Evaluasi Nama&TTD


Keperawatan (SOAP)
18-4-2023 Risiko hipotermi S : Keluarga klien
14:00 berhungan dengan mengatakan anaknya
suhu lingkungan sudah didalam
rendah inkubator

O : Suhu : 37˚c
SPO2 : 96%
-Klien nampak
nyaman dan tidurnya
nyenyak

A : Masalah hipotermi
teratasi

P : -Monitor suhu
pasien dan lingkungan
-Lanjutkan
intervensi

18-4-2023 Defisit nutrisi S : Keluarga klien


14:00 berhubungan mengatakan anaknya
dengan peningkatan mau minum susu
metabolisme formula peroral
O : -Keadaan klien
baik
-Klien nampak merasa
haus terus dengan
ukuran susu yang telah
diberikan
-Klien menangis jika
haus
-Berat badan klien
mengalami penurunan
menjadi 2120gr
A : Masalah defisit
nutrisi belum teratasi
P : -Intervensi
dilanjutkan
-Berikan susu per 5
jam
-Monitor berat badan
DAFTAR PUSTAKA

dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba, dr I. B. G. F. M. (2014). Ilmu Kebidanan, penyakit


kandungan, dan KB (EGC, Ed.).

IDAI. Tahun 2016. Modul pelatihan teknik stimulasi pijat pada bayi cukup bulan
(Aterm) dan batita, teknik stimulasi pijat pada bayi kurang bulan
.
Monita, F., Suhaimi, D., & Ernalia, Y. (2016). Hubungan Usia, Jarak Kelahiran, dan
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jom FK, 3(1), 1–5.

Ridha & Nabiel, H. 2014. Buku Ajar Kepeerawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai