RENDAH SITUASIONAL
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Artika Amelia
NIM. 409018100010
2021
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HARGA DIRI
RENDAH SITUASIONAL
Oleh :
Artika Amelia
NIM. 40901800010
2021
ii
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
penguji KaryaTulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Unissula pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 28 Mei 2021
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya
Tulis IlmiahProdi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula pada
hari Senin tanggal 14 Juni2021 dan telah diperbaiki sesuai dengan memasukan
Tim Penguji.
Semarang 14 Juni 2021
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Mengetahui,
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada nenek,kedua orangtua dan
kakak perempuan saya yang paling saya cintai dan sayangi melebihi diri saya
sendiri, yang selalu dengan tulus memberikan dukungan,motivasi dan doa tanpa
henti. Sebab tanpa doa dan dukungan dari mereka mungkin saya tidak bisa menjadi
sekuat ini dan sampai pada titik ini sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
dengan sebaik mungkin. Terima kasih banyak untuk nenekku tercinta sudah
merawatku sejak kecil,memberikan kasih sayang dengan tulus. Terima kasih ayah
dan ibu sudah bekerja keras mendidik saya serta sibuk mencari nafkah untuk
membiayai saya selama saya kuliah dan selalu memberikan dukungan dan doa yang
tiada henti untuk anakmu ini putri kecilmu. Dan tak lupa saya berterima kasih
kepada kakak perempuan saya yang selalu mensupport memberikan semangat
untuk saya.
Terima kasih kepada Dosen Pembimbing saya Bunda endang yang selalu
menyediakan waktu bimbingannya dan selalu sabar membimbing tugas karya tulis
ilmiah saya yang masih banyak kekurangan sampai bisa seperti saat ini.
Terima kasih untuk semua teman-temanku satu angkatan ini yang telah
menjadi sahabat dan keluarga yang saling memberikan support saling menguatkan
satu sama lain, kita semua sama-sama berjuang untuk bisa menghadapi dan
melewati sidang masuk bareng dan lulus juga bareng. Semoga setelah ini tidak
saling melupakan justru saling menguatkan satu sama lain Aamiin.
vi
MOTTO
Jika kita gagal dalam meraih sebuah cita-cita, janganlah engkau berkecil hati,
teruslah berusaha untuk lebih baik lagi, karena dari kegagalan itu membuat motivasi
kita untuk lebih usaha lagi untuk mewujutkannya,dengan mencoba kita tau batas
kemampuan kita,penting jangan pernah putus asa dan terus mencoba,sebab itu
merupakan langkah awal kunci kesuksesan dari sebuah keberhasilan.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis telah diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Obesitas yang
mengalami harga diri rendah situasional.
1. Drs. H. Bedjo Sasonto, MT., Ph.D, Rektor Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
2. Iwan Ardian, SKM.,M.Kep Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
3. Ns. Muh. Abdurrouf, M.Kep Selaku Kaprodi D3 Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
4. Wahyu Endang Setyowati,SKM,M.KEP Selaku Pembimbing Karya Tulis
Ilmiah saya yang telah sabar dan selalu meluangkan waktu serta tenaganya
dalam memberikan bimbingan dan memberikan ilmu serta nasehat yang
bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan
serta bantuan kepada penulis selama menempuh studi.
6. Keluarga hebat saya yaitu kedua orang tua, nenek saya dan saudaraku yang
telah memberikan semangat serta, do’a, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan dengan baik..
7. Sahabat-sahabatku Mas sholeh,Octavia,Rida,Diana,Alvina,mas
firmanto,yayan,mas irfan,mas fathur,kak ndo, naily,
nadif ,kansha,rina,siska yang saling mendukung dan membantu serta
viii
berbagi suka maupun duka sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman satu bimbingan dan teman teman FIK UNISSULA prodi D3
Keperawatan angkatan 2018 yang telah berjuang bersama-sama selama ini
untuk menggapai masa depan dan impian.
9. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu,terima kasih
untuk bantuan dan kerjasamanya yang telah diberikan.
Semoga Allah senantiasa memberikan balasan pahala yang berlipat ganda
kepada semua pihak yang telah membantu dalam sebuah penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini. Penulis sendiri menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat membutuhkan masukkan saran
dan kritik sebagai bahan evaluasin bagi penulis. Penulis berharap sebuah karya tulis
nini dapat bermanfaat bagi oranglain dan banyak pihak.
Artika Amelia
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah......................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 5
A. Definisi ......................................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................. 38
PEMBAHASAN ................................................................................................... 38
x
A. Pengkajian .................................................................................................. 38
A. Diagnosa..................................................................................................... 39
B. Intervensi .................................................................................................... 40
D. Implementasi ............................................................................................... 40
E. Evaluasi ...................................................................................................... 42
BAB V................................................................................................................... 43
PENUTUP ............................................................................................................. 43
A. Kesimpulan ................................................................................................ 43
B. Saran ........................................................................................................... 43
REFERENCES...................................................................................................... 45
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan Jiwa merupakan suatu kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga dapat menggunakan kemampuan atau
potensi diri secara maksimal dalam mengahadapi tantangan hidup dalam
kehidupan sehari-hari dan lebih menghargai orang lain di sekitar. (Kemenkes
RI, 2018)
Masa remaja merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang penting
dan menentukan periode perkembangan berikutnya. Masa pertumbuhan ini
terjadi perubahan fisik, biologis, emosional, psikososial atau tingkah laku,
dan kemampuan kognitif sebagai tahap perubahan masa anak-anak menuju
dewasa. Periode terjadinya puncak pertumbuhan yaitu pada masa remaja.
Puncak pertumbuhan mempengaruhi perubahan komposisi tubuh, aktivitas
fisik, pertumbuhan yang pesat pada berat badan dan massa tulang. Remaja
rentan mengalamipermasalahan gizi, karena pertumbuhannya yang sangat
cepat sehingga kebutuhan zat gizi meningkat pada remaja akhir.2 Masalah
gizi yang dapat terjadi pada masa remaja yaitu gizi kurang, overweightdan
obesitas.3Berdasarkan data World Health Organization (WHO) obesitas di
seluruh dunia bertambah cukup pesat menjadi lebih dari dua kali lipat sejak
tahun 1980.4Prevalensi remaja pada tahun 1990 dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) >2 SD (sama dengan persentil ke-95) meningkat dari 4,2% menjadi
6,7% pada tahun 2010 dan diperkirakan akan meningkat lagi menjadi 9,1%
pada tahun 2020.5 Tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa, berusia
≥18 tahun mengalami overweight dan lebih dari 600 juta orang di dunia
mengalami obesitas.4 Prevalensi status gizi gemuk pada remaja usia 13-15
tahun berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, (RISKESDAS) tahun 2013 sebesar
10,8%, terdiri dari 8,3% overweightdan 2,5% obesitas. Prevalensi gemuk
pada remaja usia 16-18 tahun sebesar 7,3% yang terdiri dari 5,7%
1
overweightdan 1,6% obesitas. Provinsi Jawa Tengah termasuk provinsi
dengan prevalensi obesitas diatas prevalensi nasional untuk remaja usia 16-
18 tahun.6Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Tengah, prevalensi status gizi
gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 9,5% yang terdiri dari 7,1%
overweightdan 2,4% obesitas. Prevalensi gemuk pada remaja usia 16-18
tahun sebesar 7,1% yang terdiri dari 5,4% overweight dan 1,7% obesitas.
7Kota Semarang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang
memiliki prevalensi status gizi pada remaja usia 13-15 tahun adalah
11,0%overweightdan 4,9% obesitas. Kota Semarang termasuk salah satu kota
dengan prevalensi gemuk diatas prevalensi provinsi Jawa Tengah untuk
remaja usia 13-15 tahun. Sedangkan prevalensi status gizi remaja usia 16-18
tahun adalah 7,6% overweightdan 2,7% obesitas.
2
dengan penerapan SP 1 pasien dengan gangguan citra tubuh dapat menerima
keadaan tubuh saat ini dan SP II menumbuhkan semangat positif dan latihan
untuk mengontrol perasaan tidak ketidakberdayaan. Teknik komunikasi
terapeutik merupakan pola penanganan yang tepat terhadap masalah obesitas
remaja putri, karena masa remaja merupakan masa labil yang dimana saat itu
berusaha mencari jati diri mereka. Sehingga teknik komunikasi terapeutik
dianggap sangat efektif dalam mengatasi masalah harga diri rendah pada
remaja yang mengalami obesitas.
B. Rumusan masalah
Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami obesitas remaja dengan gangguan citra tubuh.
C. Tujuan Penulisan
1.Tujuann Umum
2.Tujuan khiusus
3
D. Manfaat penelitian
Hasil laporan ini diharapkan bisa memberikan manfaat pada dunia
keperawatan dan berbagai lembaga kesehatan seperti :
1.Bagi Pasien
3.Penulis
4. Bagi masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
2.1 obesitas
2.1.2 Etiologi
5
a. Tipe kelamin
Tipe kelamin berfungsi dalam peristiwa kegemukan. (Pertiwi et al.,
2020b) , kegemukan lebih kerap ditemukan pada wanita dibandingakan
dengan pria diakibatkan sebab pengaruh hormonal pada wanita paling
utama sehabis kehamilan serta pada dikala menopause. Pada umur 11-
18 tahun anak muda wanita mempunyai IMT lebih besar dibanding
dengan anak muda pria.
b. Genetik
Kegemukan pada remaja sebagian besar di warisi dari keluarganya.
Seseorang remaja yang mempunyai bapak serta ataupun bunda
kegemukan, hingga dia juga cenderung hadapi kegemukan (Pertiwi et
al., 2020a)
d. Kegiatan fisik
6
warga cenderung malas buat melaksanakan kegiatan fisik (Pertiwi et al.,
2020b)
e. Pola makan
Salah satu pemicu dari kegemukan merupakan pola makan yang tidak
tertib. Warga cenderung memilah makanannya sendiri paling utama
makan yang kilat saji serta besar karbohidrat sehingga menyebabkan
warga hadapi kelebihan berat tubuh hendak susah buat dihindari (Pertiwi
et al., 2020a)
2)Obat
Obat dikala ini telah ada sebagian yang bisa memicu pusat lapar yang
ada didalam badan. Sehingga seseorang yang komsumsi obat tersebut,
nafsu makannya hendak bertambah, terlebih bila disantap dalam waktu
7
yang cukup relatif lama, semacam dalam kondisi pengobatan sesuatu
penyakit, hingga perihal ini hendak merangsang terjadinya obesitas
((Pertiwi et al., 2020a)
3)Asupan makanan
Asupan makanan merupakan banyak makanan yang dikonsumsi
seseorang. Asupan energi yang berlebih secara kronis akan
menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan melebih (over weight).
Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung
lemak dan gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut
menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini
(Pertiwi et al., 2020a)) memiliki serat ikut menimbulkan sebagian besar
penyeimbang tenaga yang positif ini (Ibrahim et al., 2019)
4) Kegiatan fisik
8
Pengetahuan tentang gizi menjadi suatu peran penting salah satunya
dalam menggunakan pangan dengan baik sehingga dapat mencapai
keadaan gizi yang cukup. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh
pendidikannya. Tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan
menggunakan berbekal pendidikan yang cukup, seseorang akan lebih
banyak meperoleh banyak informasi dalam menentukan suatu pola
makan bagi dirinya sendirinya maupun keluarganya ((Pertiwi et al.,
2020b)
2)Pengaturan makan
Hidangan makanan gizi seimbang adalah makanan yang banyak
mengandung dan memiliki zat gizi tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur yang dikonsumsi seseorang bisa dalam waktu satu hari sesuai
dengan kecukupan tubuhnya (Ibrahim et al., 2019).
Santapan sumber karbohidrat lingkungan ialah sumber tenaga pertama.
Bahan santapan sumber berupa karbohidrat lingkungan merupakan padi
( beras, jagung, gandum),umbian( singkong, ubi jalar serta bisa
kentang), dan bahan santapan lain yang memiliki banyak karbohidrat
semacam pisang serta sagu ((Nuraini & Murbawani, 2019)
9
mengkontrol dari sistim dari pengendali( hipotalamus) buat penyatuhan
selanjutnya, yang dimana hendak memastikan membutuhan konsumsi
santapan serta mengeluarkan tenaga.
10
Hormon yang dibuat dengan sel lemak bekerja dengan kebalikannya,
menghalangi penyimpanan lemak dengan kurangi makanan santapan(
tingkatkan respon gen corticotropn relasing faktor dihipotalamus bisa
berdampak penyusutan kebutuhan santapan) serta pengaruhi jalan
metabolik khusus di adiposa serta jaringan yang lain. Hormon zat lemak
memberikan tanda ke dalam otak deengan jumlah simpanan lekosit.
Hormon ini memicu mengeluaran sebuah obat dalam lemak dengan
menstimulasi oksidasi asam lemak serta membatasi lipgenesis.
11
Kegiatan raga bisa dipecah jadi kegiatan berolahraga serta kegiatan
non- olahraga( berhubungan dengan ativitas kerja serta kegiatan tiap
hari (Manggabarani et al., 2020)
Kegemukan bisa terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis obesitas
pada remaja dapat bervariasi dari bentuk yang ringan sampai dengan
yang berat sekali.Menurut (Pertiwi et al., 2020a) gejala klinis umum
yang terjadi pada remaja yang menderita obesitas adalah sebagai
berikut :
a.Pertumbuhan berjalan dengan begitu cepat atau pesat disertai adanya
ketidakseimbangan antara peningkatan berat badan yang berlebihan
dibandingkan dengan tinggi badannya.
b.Jaringan lemak bawah telihat kulit menebal sehingga terlihat tebal
lipatan kulit lebih daripada yang normal dan kulit nampak lebih
kencang.
c. Wujud pipi lebih tembem, hidung serta mulut nampak relatif lebih
kecil,bisa jadi diiringi dengan wujud dagunya yang berganda( dagu
ganda).
12
i. Lingkar lengan atas serta paha lebih besar dari wajar, tangan relatif
lebih kecil serta jari- jari wujudnya meruncing.
k. Obesitas pada berat yang bisa jadi terjalin kendala jantung serta paru
yang diucap sindroma pickwickian dengan indikasi sesak nafas,
sianosis, pembesaran jantung serta kadang- kadang penyusutan
pemahaman.
a. Diet
b. Kegiatan Fisik
13
30x3 mnt dalam satu minggu serta bisa meningkatkan intensitas
sepanjang 45x5 mnt dalam satu minggu(Hendra et al., 2016)
c. Pengobatan Perilaku
d. Farmakoterapi
e. Pengobatan Bedah
2.2 Remaja
2.2.1 pengertian remaja
Masa muda biasanya ditandai berupa perubahan dari kanak- kanak
mengarah berusia remaja. Anak muda pada tahapanan ini menghadapi
14
masa pubertas ialah terbentuknya perkembangan yang gesit, munjul
tanda-tanda berupa seks sekunder, serta terpenuhi fertilitas. Pergantian
psiko-sosial yang mempengaruhi pubertas dikatakan adolesen.
Adolesen merupakan dimana dalam suatu kehidupan seorang dimana
warga tidak lagi memandang orang selaku seseorang anak, namun pula
belum diakui selaku seseorang berusia remaja dengan seggala hak serta
kewajiban yang dimiliki kewajibanya ((Denich & Ifdil, 2015)Menurut
(Denich & Ifdil, 2015) pertumbuhan anak muda dalam masa
pertumbuhan dibagi jadi 3 tahapan, ialah tahapan fase anak muda dini,
tahapan fase pertengahan, serta tahapan fase akhir.
Anak muda pada masa ini hadapi perkembangan raga serta intim
dengan gesit. logika difokuskan pada posisi serta pada kelompok
sumuran. Bukti diri paling utama difokuskan pada pergantian raga serta
atensi pada kondisi wajar. Sikap intim anak muda pada proses ini lebih
bertabiat menyelidiki, serta tidak membeda-bedakan. Sehingga kontak
raga dengan sahabat sebaya merupakan wajar. Anak muda pada suatu
masa ini berupaya buat tidak tergantung pada sikap orang lain.
Munculah suatu rasa penasaran yang besar terhadap diri sendiri
menimbulkan anak muda memerlukan rahasia pribadi.
Anak muda pada tahapan fase ini menghadapi masa pertumbuhan baik
buat diri sendiri ataupun orang berusia matang yang berhubungan
dengan dirinya sendiri Proses kognitif anak muda pada tahapan ini lebih
rumit. Lewat pemikiran oprasional resmi, anak muda dalam suatu
proses tengahan mulai melakukan eksperimen dengan melalui ide,
15
memikirkan apa yang bisa terbuat dengan beberapa barang yang
terdapat, meningkatkan pengetahuan, serta refleksikan perasaan kepada
orang lain. Anak muda pada tahapan ini terfokus pada permasalahan
diri yang biasanya berfokus pada aspek raga badan.
16
KETERLIBATAN REMAJA DENGAN MASALAH SOSIAL
(Factors Influencing Teens with Social Problems),” 2019)
Citra tubuh adalah salah satu bagian konsep diri yang mana dipengaruhi
oleh pertumbuhan Tidak hanya itu, citra badan ialah kumpulan dari
perilaku orang, disadari maupun tidak disadari terhadap badannya,
tercantum didalamnya anggapan seorang menimpa masa kemudian
serta masa saat ini, dan perasaan tentang dimensi, guna, penampilan
serta kemampuan. Kendala citra badan ialah anggapan ketidakpuasan
17
hendak pergantian badan sebab tidak semacam keinginanan oleh orang
yang bersangkutan(Ajar, 2019)
Rentang respon
1)Sikap
Sikap yang negatif merefleksikan keadaan individu yang lemah,
inferior yang mengarah pada kesimpulan ketidakberhargaan dan
merasa tidak dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok tertentu.
2)Perilaku
Manifestasi perilaku yang memiliki harga diri rendah dan tinggi itu
berbeda (Ramadhan & Wijayanti, 2017)
Factor presipitasi
18
Penilaian Terhadap Stressor
Sumber Koping
Mekanisme Koping
Respon Adaptif
Maladaptif Konstruksi
Destruktif Respo
19
negatif tentang ketidak berfungsian anggota badannya. Klien
mempunyai perasaaan tidak berdaya, putus asa, serta tidak berharga.
Klien tidak ingin berbicara dengan yang lain. Klien menuntut anggota
badan yang tidak berperan.
2. 3. 5 Penatalaksanaan Medis
Terhadap Klien.
20
dapat diperoleh dengan melalui anamnesa,observasi, dan pemeriksaan
penunjang dan kemudian didokumetasikan (dalami, 2016)
a.Mengkaji identitas dan keadaan umum anak
Pengkajian terdiri dari pemeriksaan umum seperti identitas
anak,penanggungjawab khususnya orangtua atau pengasuh,
pemeriksaan status kesadaran.
b.Keluhan utama
Pengkajian ini dilakukan dengan wawancara terhadap anak dan
orangtua tentang apa yang dikeluhkan oleh anak karena konsep dirinya.
Contoh : anak mengeluh tidak percaya dengan bentuk tubuhnya dan
tidak percaya diri dengan fisiknya.
c.Riwayat gangguan konsep diri pada anak
Remaja awal, individu dimulai pada tahap memantapkan konsep diri
yang dimiliki bisa melalui pengalaman yang didapatkan dari
lingkungan sosial dan bagaimana cara individu memandang dirinya
sendiri. Pengalaman yang menyenangkan akan memberikan pengaruh
positif terhadap konsep dirinya, dan begitu juga sebaliknya. Contoh :
pengalaman yang menyenangkan yaitu mendapat pujian dari orangtua
an mendapat perhatian dari orangtua dan temannya. Sedangkan
pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu diejek tentang bentuk
tubuhnya dan dipanggil gemuk oleh orang sekitarnya (Yuliana &
Dieny, 2018)
21
memahami terhadap pola pemberian makan, orangtua memberikan
makan tidak seimbang sehingga dapat menyebabkan obesitas.
f.Pola istirahat tidur
Remaja yang mengalami gangguan konsep diri biasanya mengalami
gangguan pola tidur karena
selalu membayangkan betapa sedihnya ketika dia berbeda dari yang
lain.
g.Pola peran dan hubungan
Peran dan hubungan pada remaja dengan gangguan konsep diri
biasanya akan muncul sifat tidak mempunyai harga diri dan sering
merasa tidak puas dengan keadaan dirinya.
h.Pola persepsi sensori
Menjelaskan sensori dankognitif. Pola sensori meliputi pengkajiam
fungi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau maupun
kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan kognitif didalamnya
mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap peristiwa yang
telah lama terjadi, atau baru terjadi, kemampuan orientasi klien
terhadap waktu, tempat dan nama (orangtua atau benda). Apakah
terdapat masalah gangguan terhadap penglihatan, pendengaran persepsi
sensori (nyeri), penciuman dan lain.
22
k.Pola nilai dan kepercayaan
Remaja yang mengalami gangguan konsep diri biasanya mempunyai
keyakinan bahwa saat dirinya berbeda dengan yang lain dia akan
tertinggal dari yang lain. Hal ini justru akan membuat tumbuh kembang
anak atau psikologi anak terhambat.
2.Diagnosa Keperawatan
a.Pengertian kesiapan meningkatkan konsep diri
Kesiapan meningkatkan konsep diri adalah suatu pola persepsi atau
gagasan tentang diri, yang dapat diperkuat (dalami, 2016).
b.Batasan Karakteristik
(dalami, 2016)ada 10 batasan karakteristik pada kesiapan
meningkatkan konsep diri antara lain:
1)Kepuasan terhadap pikiran tentang diri sendiri.
2)Kepuasan terhadap identitas pribadi.
3)Kepuasan terhadap rasa berharga.
4)Menerima kekuatan.
5)Menerima keterbatasan.
6)Mengekspresikan kepuasan terhadap citra tubuh.
7)Mengekspresikan minat untuk meningkatkan kinerja peran.
8)Mengekspresikan minat untuk meningkatkan konsep diri.
9)Percaya diri dengan kemampuan.
10)Tindakan selaras dengan ekspresi verbal.
3.Intervensi
Rencana keperawatan remaja obesitas dengan fokus studi kesiapan
meningkatkan konsep diri berdasarkan NOC(Nursing Outcome
Classification)dan intervensi NIC (Nursing Intervention
Classificstion).
23
Intervensi:
c. Tentukan bila ada perasaan tidak suka terhadap ciri raga spesial yang
menghasilkan disfungsi paralisis soal buat anak muda serta kelompok
dengan efek besar lain.
24
e. Bantu penderita memastikan keberlanjutan dari perubahan-
perubahan aktual diri badan ataupun tingkatan gunanya. Segenap
kemampuan diri dengan pembelajaran dariseorang orang akan bisa
tumbuh dengan baik bisa meningkatkan kemampuan dirinya secara
aktif biar mempunyai pengendalian diri, kecerdasan, keahlian dalam
bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, karakter dan akhlak
mulia(Amar et al., 2018)
25
j. Bantu penderita buat mendiskusikan perubahan- perubahan yang
diakibatkan olehkehamilan wajar dengan metode yang pas.
4.Implementasi
26
Tahapan ini perawat melakukan tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai (dalami, 2016). Penulis akan melaksanakan rencana tindakan
yang telah ditetapkan dalam proses pengelolaan kasus asuhan
keperawatan pada 2 anak obesitas selama 3 hari.
5.Evaluasi
1. Proses Keperawatan
b. Aksi Keperawatan
27
1) Asesmen citra badan( kendala serta kemampuan) serta menerima
kondisi badan dikala ini
28
SP 2 Penderita: Penilaian Citra Badan serta Latihan Kenaikan Citra
Badan serta Bersosialisasi.
2) Asesmen ulang citra badan serta hasli latihan kenaikan citra tubuh
1) Pakai protese, wig, kosmetik ataupun yang yang lain sesegera bisa
jadi, pakai baju baru( bila dibutuhkan)
29
2 Pohon Masalah
Obesitas
30
BAB III
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian ini dilaksanakan pada tanggal 2 desember 2020 selama 2
hari. Sebelumnya penulis telah meminta persetujuan kepada An.A
Dengan mendatangi langsung rumahnya untuk dilakukan pengkajian
dan asuhan keperawatan. An.A berumur 19 tahun beragama islam
dengan pendidikan SMA, Ibu An A bernama Ny.S adalah orang
terdekat klien, Ny.S tinggal di jl menoreh raya no 18 sampangan.
Dengan pekerjaan ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD.
a. Alasan masuk : Klien mengatakan malu untuk keluar rumah dan
berinteraksi dengan orang lain karena kondisi fisik klien yang memiliki
tubuh besar disebabkan berat badan yang berlebihan.
b. Fisik
31
Pemeriksaan TTV dengan hasil : Tekanan darah: 120/80 mmhg, N: 88
x/mnt, kondisi suhu tubuh: 36 °C, RR: 23 kali/mnt, TB: 145 cm,BB:
68 kg. An.A juga mengatakan malu dengajn bentuk tubuhnya sekarang.
Bentuk Mata silindris, konjungtiva anemis, fungsi penglihatan masih
normal. Mulut bentuk bibir simetris, gigi bersih dan lengkap, lidah
bersih, tidak ada kelainan fungsi pada pengecapan.
Sedangkan,ekstremitas pada An.A meliputi atas dengan fungsi
pergerakan tangan normal, tidak terdapat edema, tangan masih utuh.
Bawah fungsi pergerakan kaki normal, tidak ada edema. Dada dengan
bentuk dan pergerakan dinding dada simetris, tidak terdengar bunyi
ronkhi, dan RR normal. Dan pada perut An A tidak ditemukan adanya
kelaninan dalam bentuk abdomen, tidak ada nyeri tekan, dan tidak
terdapat edema atau luka.
c. Pola Presipitasi (Stimulasi Perkembangan)
Pada An A meliputi faktor pertama Biologis dengan Imunasi,Nutrisi
cukup. Faktor kedua ada faktor psikologis dan sosialbudaya ada 4 faktor
meliputi faktor yang pertama Psikoseksual. Dimana Pemenuhan
kepuasan fase oral dengan meneteki sendiri, Pemenuhan kepuasan fase
anal: toilet traning (bladder &bowel training),Pemenuhan kepuasan
fase phalik dengan menggunakan Pakaian dan permainan sesuai jenis
kelamin,Pemenuhan kepuasan fase laten dengan diberi kesempatan
bergaul dengan teman sebaya. Selanjutnya, Pemenuhan kepuasan fase
genital diberikan kesempatan bergaul dengan lawan jenis dengan
menggunakan faktor Psikososial dapat membangun rasa percaya
dengan segera mambantu jika anak minta pertolongan,meningkatkan
otonomi,memberi kesempatan anak mengeksplorasi
lingkungan,merangsang inisiatif dan merespon setiap pertanyaan anak,
memberi kesempatan ikut melakukan pekerjaan
rumah,mengembangkan rasa percaya diri seperti diberi kesempatan
bermain dengan teman sebaya, sebagai pembentukan identitas sehingga
memiliki cita-cita yang jelas dan realistis dapat menciptakan
32
kemesraan dengan masyarakat :menolak untuk mencari partner
kehidupan,Pro duktif : kerjaan belum tetap, dan kepuasan hidup : nyesal,
sia-sia. Faktor yang ketiga yaitu faktor kognitif dengan merangsang
sensori pada usia bayi, melihatkan benda berwarna dan bisa bergerak,
melatih menggenggam benda, mengajak bicara/ bercanda,
mengembangkan berfukir konkrit, mengenalkan ( warna, benda,
membaca, menulis, menggambar, berhitung), formal operasional,dan
memberi kesempatan anak bertanya, bercerita.Selanjutnya faktor
keemapt faktor terakhir yaitu faktor Moral dengan mengajarkan nilai-
nilai Agama sekaligus norma Sosial dan Budaya untuk melatih dislipin
diri dengan memberikan hadiah terhadap ketaatan dan hukuman
terhadap pelanggaran.
33
sedangakan jaringan sosial (perkumpulan, organisasi) An A
mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan dimasyarakat atau
organisasi lainnya. Namun Stabilitas budaya klien sangat menghargai
tradisi yang ada dilingkungannya. Dengan aset material An A untuk
penghasilan dan kekayaan yang dimiliki orangtuanya cukup apalagi
dengan menggunakan pelayanan kesehatan yang terjangkau.
Keyakinan An A mengatakan percaya kepada allah dan klien beragama
islam.Klien merasa sehat, namun klien merasa malu ketika harus
berinteraksi dengan orang lain.
f. Genogram
An A adalah anak ke-1 dari 2 bersaudara, klien berumur 19 tahun.
Klien mengatakan belum menikah dan hidup satu rumah dengan kedua
orang tuanya ,orang terdekat klien adalah orang tua klien.
g. Kebiasaan Koping
Yang digunakan An A berbicara dengan orang lain aktifitas konstruktif
dan dapat menyelesaikan masalah.
2. ANALISIS DATA
Hasil pengkajian yang telah di lakukan penulis pada tanggal 02
desember 2020 dapat ditemukan masalah keperawatan yaitu :
34
Dari data diatas penulis memperoleh data untuk diagnosa utama yaitu
Gangguan citra tubuh.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Citra Tubuh ditandai dengan penampilan tubuh yang tidak
ideal.
4. INTERVENSI
Maslah yang muncul pada tanggal 02 desember 2020 tersebut,
selanjutnya di susun rencana Tindakan keperawatan yang digunakan
sebagai tindak lanjut tindakan keperawatan kepada An.A
Gangguan citra tubuh : Harga diri rendah situasional sesudah
dilakukan Tindakan keperawatan selama 2 x 8 jam di harapkan pasien
dapat mengidentifikasi citra tubuhnya ,mengetahui dan menjalankan
cara untuk tingkatkan citra tubuh. Dengan kriteria hasil : Tidak fokus
berlebihan pada angota tubuh, menerima keadaan anggota tubuhnya
saat ini, dan dapat lebih percaya diri.
Intervensi Gangguan citra tubuh diatas dapat menggunakan
terapi/tindakan keperawatan dengan menggunakan SP 1 pada tanggal
02 Desember jam 08.30 untuk planning identifikasi rasa An.A
mengenai bagian tubuh yang kurang ,maupun yang mengalami
gangguan , kerjasama bersama klien mengenai aspek bermanfaat
terhadap tubuh, melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik,kemudian
evaluasi perasaan pasien.
Kemudian SP 2 pada tanggal 03 desember 2020 jam 10.00 planning
kerjasama pasien lebih terbuka tentang perasaanya, latihan koordinasi
fungi anggota tubuhnya,rencana kegiatan yang dapat dilakukan
kedepannya,kemudian evaluasi perasaan pasien.
5. Implementasi
35
Implementasi telah di susun berdasarkan masalah, kemudian dilakukan
implementasi sebagai tindak lanjut dari proses asuhan keperawatan
pada An. A. Implementasi yang dilakukan ini untuk mengatasi pasien
pada tanggal 02 Desember 2020 yaitu
Gangguan citra tubuh : Harga diri rendah situasional
Pada hari Rabu ,02 desember 2020 jam 09:00 setelah dilakukan
identifikasi ditemukan Data subjektif klien mengatakan malu terhadap
bentuk tubuhnya yang besar,klien mengatakan takut dengan reaksi
orang lain. Daengan data objektif fokus berlebihan pada perubahan
tubuh,menyembunyikan bagian tubuh,berubahnya struktur tubuh.
Dengan diagnosa keperawatan Gangguan citra tubuh diatas dapat
menggunakan terapi/tindakan keperawatan SP1 pasien dan rencana
asuhan keperawatan dilanjutkan dengan SP 2 pasien pada tanggal 03
desember 2020 untuk planning bisa mendengarkan musik yang disukai
oleh dan membaca novel dengan ervaluasi assasmen gangguan citra
tubuh, manfaat mengembangkan harapan positif dan latihan
mengontrol perasaan tidak ketidakberdayaan.Seperti pertahankan rasa
percaya pasien mengucapkan salam dan memberi motivasi dan
asesmen,dengan mengulang ketidakberdayaan dan kemampuan
mengembangkan pikiran positif, memotivasi pasien untuk melakukan
aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh ideal. Lakukan
interaksi secara bertahap dengan cara Susun jadwal sehari hari dan
dorong pasien melakukan aktivitas sehari hari jika bisa mengontrol
perasaan ketidakberdayaan dan dapat mengembangkan pikiran positif
beri pujian terhadap keberhasilannya.
6. EVALUASI
36
Gangguan citra tubuh : Harga diri rendah situasional
Evaluasi pada hari pertama tanggal 02 desember 2020 didapatkan hasil
hasil subjektif yaitu klien mengatakan masih merasa malu saat
berinteraksi dengan orang lain. Pada data objektif ditemukan klien
mampu mengidentifikasi citra tubuhnya,mampu menguraikan
perasaannya,penyebab dan akibat dari gangguan citra tubuh, dan
mampu meningkatkan citra tubuhnya dengan olahraga dan diet
makanan yang sehat. Assesment dalam penilaian implementasi adalah
Gangguan citra tubuh teratasi sebagaian dan rencana tindak lanjut
dengan memasukan kegiatan pola hidup sehat dan olahraga dalam
kegiatan sehari-hari.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
(Jannah, 2019) Pengkajian dalam proses keperawatan merupakan
tahap awal dari semua proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi data pasien di rumah sakit, mungukur data,
memvalidasi data, dan yang terakhir mendokumentasikan data yang
diperoleh. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai keyataan, kebenaran
data sangatlah penting untuk merumuskan suatu masalah keperawatan
atau diagnose keperawatan dan memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.
Berdasarkan pengkajian yang sudah di lakukan penulis di
dapatkan data sebagai berikut: pasien bernama An,A dengan umur 19
tahun dengan keluhan klien tidak menerima dan menolak kondisi fisik
klien yang memiliki tubuh besar disebabkan berat badan yang
berlebihan.. pasien tampak lesu, tidak bergairah, tampak tidak pede
,tidak ingin interaksi dengan masyarakat dan engan kembali bekerja.
Dari pengkajian sampai Analisa data ditemukan masalah keperawatan
yaitu :
1. Konsep diri : Harga diri rendah situasional
38
A. Diagnosa
39
dibiarkan terus menerus akan menebabkan seseorang mengalami Harga
Diri Rendah situasional.
B. Intervensi
Menurut SDKI DPP 2017 intervensi keperawatan merupakan treatment
yang dilakukan oleh perawat yang dikerjakan berdasarkan pengetahuan
dan penilaian klinis untuk mencapai outcome yang di harapkan.
D. Implementasi
40
menjelaskan tujuan interaksi : latihan pengendalian gangguan citra
tubuh, bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya, membantu
pasien untuk lebih mrngidentifikasi dengan mengapreasikan rasaanya,
mengenal penyebab gangguan citra tubuh dan menyadari perilaku
akibat gangguan citra tubuhnya, diskusikan persepsi pasien tentang
citra tubuhnya dulu dan saat ini. Perasaan tentang citra tubuhnya dan
harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
Kemudian dilanjutkan SP 2 pada tanggal 03 desember 2020 pasien
evaluasi assasmen gangguan citra tubuh, manfaat mengembangkan
harapan positif yang mengarah pada pembentukan tubuh ideal
,Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara seperti:Susun jadwal
sehari hari dan dorong pasien melakukan aktivitas sehari hari beri
pujian terhadap keberhasilannya.dan membina hubungan saling
percaya dengan menyapa pasien dengan sopan, memperkenalkan diri
dengan sopan, menanyakan nama lengkap dan menanyakan nama
panggilan yang sering di gunakan atau yang pasien suka, menjelaskan
tujuan dilakukan pertemuan, menepati janji dengan pasien seperti
menempati janji untuk bertemu untuk berbincang-bincang,
menunjukkan sikap menerima pasien apa adanya, memberi perhatian
pada klien, memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan
perasaan tentang apa yang dialaminya, membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien, melatih
pasien sesuai kemampuan yang dipilih, memberikan pujian terhadap
keberhasilan pasien dalam melakukan kegiatan, menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Pasien mampu
mengungkapkan perasaannya, dan pasien bersedia memasukkan
kegiatan yang sudah di tentukan dalam jadwal kegiatan harian serta
mau untuk melakukannya.
41
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhiryang bertujuan untuk menilai apakahtindakan
keperawatan yang telahdilakukan tercapai atau tidak untukmengatasi suatu
masalah (Meirisa,2013).
Dari hasil tindakan keperawatan selama 2 hari yang sudah diaplikasikan oleh
penulis dengan diagnose Gangguan citra tubuh : Harga diri rendah situasional
maka masalah dapat teratasi Sebagian. Penulis melakukan tindakan berikutnya
secara bertahap karena tindakan tersebut dapat membantu penulis untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari diagnose yang sudah ditegakan.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengkajian yang sudah di lakukan penulis terhadap An.
A didapatkan data subyektif pasien mengatakan klien mengatakan
malu karena bentuk badanya yang besar. Data objektif pasien
tampak fokus berlebihan pada perubahan tubuh,menyembunyikan
bagian tubuh.
2. Berdasarkan pengkajian yang di lakukan penulis terhadap An. A
diagnosa yang muncul adalah Gangguan citra tubuh : Harga diri
rendah situasional.
3. Dari data yang sudah dikumpulkan penulis, perawat perlu
merencakanan asuhan keperawatan untuk mengukur kemampuan
pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, menunjukan rasa
percaya diri, pasien mampu melakukan aktivitas dengan baik.
4. Untuk mengatasi masalah keperawatan dengan menarik diri penulis
melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan cara
melakukan SP 1 Assesment gangguan citra tubuh dan menerima
keadaan tubuh saat ini SP 2 Evaluasi assasmen gangguan citra tubuh,
manfaat mengembangkan harapan positif dan latihan mengontrol
perasaan tidak ketidakberdayaan.
5. Berdasarkan data yang di kumpulkan, penulis dapat mengevaluasi
An. A dengan gangguan Gangguan citra tubuh : Harga diri rendah
situasional supaya dapat mengukur keberhasilan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran antaralain:
43
Hasil dari penulisan ilmiah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan maupun keterampilan mahasiswa untuk mempersiapkan
tindakan keperawatan bagi klien gangguan citra tubuh.
2. Bagi profesi perawat
Saran dari penulis bagi perawat adalah agar perawat tetap
mempertahankan asuhan keperawatan yang telah sesuai dengan standar
prosedur yang diterapkan. Perawat juga harus mampu memodifikasi
intervensi maupun implementasi dengan baik sehingga masalah
keperawatan dapat teratasi sesuai yang diinginkan.
3. Bagi Lahan Praktik
Saran penulis bagi lahan praktik agar menambahkan skil dan
pengalaman bagaimana mengatasi klien dengan masalah gangguan
citra tubuh.
4. Bagi masyarakat
44
REFERENCES
Ajar, B. (2019). Keperawatan Jiwa 1. 19 93.
dalami. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra tubuh.
Journal of Chemical Information.
Denich, A. U., & Ifdil, I. (2015). Konsep Body Image Remaja Putri. Jurnal
Konseling Dan Pendidikan, 3(2), 55. https://doi.org/10.29210/116500
Ibrahim, R. H., Hendarto, A., Bardosono, S., & Alhadar, A. K. (2019). Hubungan
Asupan Kalori Total dan Makronutrien dengan Derajat Obesitas pada Remaja
Obesitas Usia 14-18 Tahun di Jakarta. Sari Pediatri.
https://doi.org/10.14238/sp21.3.2019.159-63
Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N. H., Siwi, L. P., Adityanti, M. M.,
Mustikaningsih, D., & Sholihah, K. I. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
11(4), 179. https://doi.org/10.22146/ijcn.22900
Manggabarani, S., Hadi, A. J., & Ishak, S. (2020). Jurnal pengabdian masyarakat
ilmu kesehatan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan.
45
Merita, M., Hamzah, N., & Djayusmantoko, D. (2020). PERSEPSI CITRA
TUBUH, KECENDERUNGAN GANGGUAN MAKAN DAN STATUS
GIZI PADA REMAJA PUTRI DI KOTA JAMBI. Journal of Nutrition
College. https://doi.org/10.14710/jnc.v9i2.24603
Mulya, P. K. T. P., Ides, S. A., & Surianto, F. (2019). Self concept in adolescents
with obesity (qualitative study) at abdi wacana high school pontianak. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(1).
Pertiwi, V., Balgis, B., & Mashuri, Y. A. (2020a). Salah satu masalah gizi yang
terjadi pada remaja adalah kekurangan energi kronis (KEK). Riskesdas (2018).
Health Science Journal of Indonesia.
Pertiwi, V., Balgis, B., & Mashuri, Y. A. (2020b). The influence of body image and
gender in adolescent obesity. Health Science Journal of Indonesia.
https://doi.org/10.22435/hsji.v11i1.3068
Ramadhan, N. R., & Wijayanti, H. S. (2017). Dietary acid load, keseimbangan asam
basa tubuh dan resistensi insulin pada remaja obesitas. Journal of Nutrition
College. https://doi.org/10.14710/jnc.v6i1.16895
Sari, D. A. K. W., & Permatasari, A. I. (2016). Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan
Obesitas. Jurnal Stikes.
46
Sugitami., Rayhana., Suryaalamsah, I., Rahmini., Akbar, Z, A., Harisatunnasyitoh,
Z., Azyah, D, I., Yuliarti, N, A, T., Annisa, S, N., Anandita, K., & Naufal, F,
R. (2019). Peningkatan pengetahuan tentang kegemukan dan obesitas pada
pengasuh pondok pesantren igbs darul marhamah desa jatisari kecamatan
cileungsi kabupaten bogor jawa barat. Prosiding Seminar Nasional
Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, September.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat/article/viewFile/5434/3644
LAMPIRAN
47
Lampiran 1.
SURAT KESEDIAAN MEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wahyu Endang Setyowati,SKM,M.Kep
NIDN : 06-1207-7404
Pekerjaan : Dosen
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis Ilmiah atas nama
mahasiswa Prodi DIII Keperawatan FIK Unissula Semarang, sebagai berikut :
Nama : Artika Amelia
NIM : 40901800010
Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Harga Diri Rendah
Situasional.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 2.
SURAT KETERANGAN KONSULTASI
48
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wahyu Endang Setyowati,SKM,M.Kep
NIDN : 06-1207-7404
Pekerjaan : Dosen
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis Ilmiah atas nama
mahasiswa Prodi DIII Keperawatan FIK Unissula Semarang, sebagai berikut :
Nama : Artika Amelia
NIM : 40901800010
Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Harga Diri Rendah
Situasional.
Menyatakan bahwa mahasiwa seperti yang disebutkan di atas benar-benar
telah melakukan konsultasi pada pembimbing KTI mulai tanggal 26 januari 2021
sampai dengan 28 mei 2021 Bertempat di prodi DIII Keperawatan FIK Unissula
Semarang.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 3.
LEMBAR BERITA ACARA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN HARGA DIRI
49
RENDAH SITUASIONAL
50
Lampiran 4.
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63