UNIVERSITAS FALETEHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Disusun Oleh:
NURYANI
5022031084
KONSEP DASAR
1. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009).
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Arief
dan Weni, 2016)
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500
gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan (Ambarwati, E.R. dan
Rismintari, Y.S., 2011).
2. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
A. Faktor ibu
1) Penyakit
2) Ibu
b. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
B. Faktor janin Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik
pecah dini.
12). Alat kelamin: pada bayi laki – laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris
13). Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakanya lemah
14). Fungsi syaraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks hisap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisanya lemah.
15). Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan jaringan lemak
masih kurang
Menurut Proverawati (2010), Gambaran Klinis atau ciri- ciri Bayi BBLR:
10. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif pada lengan
dan sikunya
12. Ekstermitas: paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, tumit mengkilap, telapak
kaki halus
13. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan
tangisnya lemah.
4. Patofisiologi
Bayi berat lahir rendah dibagi menjadi dua golongan yaitu prematuritas murni dimana
masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badanya sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu atau biasa disebut noenatus kurang bulan-sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK) dan dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu yang berarti bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK). Penyebab prematuritas antara lain dari factor ibu yaitu penyakit
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis, nefritis akut,
diabetes mellitus, infeksi akut, tindakan operatif, usia dibawah 20 tahun, multigravida
yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat, golongan soial-ekonomi rendah maupun
bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, sedangkan dari factor janin adalah
hidramnion dan kehamilan ganda. Penyebab dismaturitas adalah segala keadaan yang
Karakteristik fisis bayi dismaturitas terutama pre-term sama dengan bayi premature
mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting. Pada bayi cukup bulan
dengan dismaturitas, gejala yang menonjol ialah wasting, demikian pula pada postterm
pada bayi premature. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsioonal paru-paru pada
dasarnya kecil berkaitan dengan ukuran bayi, sebagai akibatnya sindrom gawat napas
sering merupakan penyebab umum kematian. Masalah besar lainnya pada bayi
premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan yang inadekuat. Bila prematuritas
bayi lebih dari dua bulan, system pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat.
Absorpsi lemak juga sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet rendah
6
lemak. Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium yang
tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan
tersebut dikenali.
Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat pada bayi
premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi premature relatif
belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan masih belum baik sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi,
system integument dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system
termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu tubuh yang
normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya jaringan lemak di bawah
kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
5 5. Pathways
8
6. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi
mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
(Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang
lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah
yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/
hari.
9
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur
dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari
berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi
sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat.
f.Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini
tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat terlentang
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah
secara teratur.
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui apakah
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada
ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens terakhirnya.
c. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir
tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai
pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
8. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1) Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu
2) Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh
rendah
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5 menit, 0
sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6 kegawatan sedang, dan 7-10
normal
B. ADL
a. Pola Nutrisi: reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
e. Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium, produksi
urin rendah
C. Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum
140X/menit
Pemeriksaan Fisik
g. Sistem kulit: Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
terkelupas.
13
h. Pemeriksaan fisik: Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500
gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama
dengan atau kurang dari 30cm, lingkar lengan atas, lingkar perut,
2010)
9. Diagnosa Keperawatan
BBLR adalah:
metabolik.
b. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak
tubuh subkutan.
karena imaturitas.
DO : Hipotermia
- akrosianosis
- bradkikardi
- dasar kuku sianotik
- Hipoglikemia
- pengisisan kapiler > 3 detik
3. Faktorrisiko : BBLR Risiko deficit
- ketidakmmpuan menelan makanan nutrisi
- ketidakmampuan mencerna makanan Prematuritas
- ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrient Fungsi organ-organ
- peningkatan kebutuhan metabolisme belumbaik
- Faktor ekonomi
- faktor psikologis Otak
11. RencanaAsuhanKeperawatan
DiagnosaKeper KriteriaHasil/ Intervensi Aktivitas
awatan Tujuan (Slki) (Siki) (Siki)
Pola napas tidak Setelah dilakukan Menejemen Observasi :
efektif asuhan keperawatan jalan napas - monitor pola napas
selama 2x4 jam - monitor bunyi napas
maka pola napas - monitor sputum
membaik dengan Terapeutik
criteria hasil : - pertahankan kepatenan jalan
- ventilasi se menit napas dengan head till chin-lift
meningkat - posisikan semi flower
- kapasitas vital - berikan oksigen jika perlu
meningkat Edukasi
- diameter thoraks - anjurkan asupan cairan 200 ml
anterior-posterior perhari
meningkat
- tekanan ekspirasi
meningkat
- tekanan inspirasi
menngkat
- dipsnea menurun
- frekuensi napas
membaik
- kedalamaan napas
membaik
Hipotermia Setelah dilakukan Menejemen Observasi
asuhan keperawatan hipotermia - monitor suhu tubuh
selama 2x4 jam - identifikasi penyebab hipotermi
maka termogregulasi - monitor tanda dan gejala
membaik dengan hipotermi
criteria hasil : Terapeutik
- menggigil menurun - sediakan lingkungan yang hangat
- Kulit merah - ganti pakaian atau limen yang
17
meurun baasah
- Kejang menurun - lakukan penghangatan pasif
- suhu tubuh - lakukan penghangatan aktif
membaik eksternal
- suhu kulit membaik Lakukan penghaaangatan aktif
internal
-
Risiko deficit Setelah dilakukan Menejemenn Observasi
nutrisi asuhan keperawatan utrisi - identifikasi status nutrisi
selama 2x4 jam - identifikasi alergi dan intoleransi
maka status nutrisi makanan
membaikd engan -
criteria hasil : Identifikasi kebutuhan kalori dan
- porsi makan yang jenis nutrient
dihabiskan - identifikasi perlunya penggunaan
meningkat OGT
- berat badan - monitor berat badan
membaik - monitor hasil laboratorium
- indeks massa tubuh Terapeutik
(IMT) membaik - sesuai
- nafsu makan - berikan makanan tinggi kaloridan
membaik protein
- frekuens imakan - berikan suplemen makanan, jika
membaik perlu
Kolaborasi
- kolaborasi dengan ahli gizi
Risiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahanin Observasi
asuhan keperawatan feksi - monitor tanda dan gejala infeksi
selama 2x4 jam local dan sistemik
maka tingkat infeksi Terapeutik
menurun dengan - batasi jumlah pengunjung
criteria hasil : - cucitangan sebelum dan sesudah
- demam menurun kontak d engan pasien dan
18
-
19
DAFTAR PUSTAKA
Surasmi A., Handayani S., Kusuma H.2005. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta:
EGC
Tambayong. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC