Anda di halaman 1dari 18

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny.S


DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

DI RUANG HCU RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah disusun untuk memenuhi salah satu


persyaratan dalam menyelesaikan program
Prodi Diploma III Keperawatan

Oleh:
Muhammad Faizal Miyardi
NIM : 2015.1399

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAMBA’UL ‘ULUM
SURAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab

kematian pada bulan pertama kelahiran seorang bayi. Kejadian BBLR

menyebabkan berbagai dampak kesehatan masyarakat baik dimasa bayi

dilahirkan maupun dimasa perkembangannya diwaktu yang akan datang

(Jayant, 2011). BBLR akan meningkatkan angka kesakitan dan angka

kematian bayi, BBLR merupakan individu manusia yang karena berat badan,

usia kehamilan dan faktor penyebab kelahirannya kurang dari standart

kelahiran bayi normal (Maryuni, 2013).

Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir kurang dari 2500 gram

tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati dan Ismawati, 2010). Bayi

dengan berat badan lahir rendah mempunyai kondisi fisik bayi masih sangat

lemah, alat-alat pernapasan belum berfungsi sempurna. Hal ini menunjukan

bahwa bayi dengan keadaan BBLR sangatlah rentan untuk terjangkitnya suatu

infeksi dan penyakit (Wiknjosatro, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 22

oktober 2014 didapatkan data dari bulan november 2013 – oktober 2014

sejumlah 1036 bayi baru lahir sebanyak 974 bayi (94%) baru lahir normal,

bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 47 bayi (4,5%), bayi dengan

asfeksia 8 bayi (0,7%), bayi dengan ikterus sebanyak 5 bayi (0,5%) dan IUFD
sebanyak 2 bayi (0,2%). Berdasarkan data tersebut BBLR menempati urutan

pertama pada bayi baru lahir patologi. Bayi dengan berat badan lahir rendah

dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR

berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat

berdampak serius pada kualitas generasi mendatang.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik memilih judul Karya Tulis Ilmiah

“Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny S Dengan Berat Badan

Lahir Rendah di ruang HCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan

bayi baru lahir pada bayu Ny.S dengan berat badan lahur rendah (BBLR)

di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada bayi Ny S dengan

berat badan lahir rendah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta diharapkan

penulis mampu mendiskripsikan:

a. Pengkajian yang dilakukan;

b. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan;

c. Perencanaan tindakan yang disusun;

d. Penatalaksanaan tindakan perawatan;

e. Evaluasi tindakan yang dilakukan;


f. Dokumentasi keperawatan pada bayi Ny S dengan berat badan lahir

rendah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta;

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi instansi pendidikan

Sebagai bahan referensi sehingga dapat memberikan wawasan yang

luas mengenai asuhan keperawatan bayi baru lahir dengan berat badan

lahir rendah

b. Mahasiswa

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai bayi baru

lahir dengan berat badan lahir rendah sehingga penulis mampu

memberikan asuhan keperawatan dan bermanfaat dalam menjalankan

tugas dilapangan.

2. Manfaat Praktis

a. Pasien dan Keluarga

Keluarga dapat mengerti dan memahami tentang berat badan lahir

rendah dan perawatan, serta cara pemberian nutrisi yang benar.

b. Masyarakat

Diharapkan karya tulis ini sebagai tambahan informasi dan

pengetahuan mengenai bayi baru lahir dengan berat badan lahir

rendah.

c. Bagi Rumah Sakit


Diharapkan dapat memberikan mutu dan pelayanan kesehatan yang

baik dan profesional kepada masyarakat semua dengan tidak

membeda-bedakan pangkat, golongan, dan tahta.

d. Bagi penulis

Sebagai pengalaman dan praktik teori selama ini di dapat, sehingga

nantinya dapat mengaplikasikan, meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional

kepada masyarakat khusunya pada bayi baru lahir dengan berat badan

lahir rendah.

e. Bagi pembaca

Untuk menambah ilmu dan wawasan mengenai bayi baru lahir dengan

berat badan lahir rendah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN RESUME KASUS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian

Menurut WHO (2004) berat badan lahir rendag (BBLR)

sebagai bayiyang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram.

Menurut departemen kesehatan RI (2009;8) mendefinisikan

bblr) kelompok bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500

gram tanpa memandang usia kehamilannya, baik prematur atau

cukup bulan.

Menurut Amru sofian (2012) dikutip Nurarif dan Kusuma

(2015;86) bayo berat badan lahirendah adalah bayi dengan berat

badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.

Dari definisi diatas penulis memyimpulkan BBLR ( Berat

Badan Lahir Rendah) asalah suatu keadaan dimana bayi lahir

dengn berat badan kuramg dari 2500 gram baik untuk bayi lagi

normal ataupun prematur serta cukup bulan.

2. Etiologi

Menurut nurarif dan kusuma (2015:86) etiologi atau penyebab

kelahiran prematur tidak diketahui, tetqpi ada beberapa faktor

yamg berhubungan, yaitu :

a. Faktor genetik atau kromosom


b. Infeksi

c. Bahan toksik

d. Radiasi

e. Disfungsi plasenta

f. Faktor nutrisi

g. Faktor lain : Merokok, peminum alkohol, bekerja berat semasa

hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan

sebagainya.

3. Manifestasi Klinis

Memurut nurarif dan kusuma (2015:86-87) manifestasi BBLR

antara lain :

a. Sebelum bayi lahir

1) Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus,

partus prematurus dan lahir mati.

2) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat,

gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah

agak lanjut.
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai

menurut yang seharusnya.

4) Sering dijumpai kehamilan dengan oligramnion gravidarum

atau perdarahan antepartum.

5) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan

b. Setelah bayi lahir

1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intrauteri

2) Bayi premature yang lahir sebelum kelahiran 37 minggu

3) Bayi small of date (SFD) atau kecil masa kehamilan (KMK)

sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine

4) Bayi prematur kurang sempurna perumbuhan alat-alat atau

organ dalam tubuhnya

4. Patofisiologi

Tingginya morbiditas dan mortalitas bayi berat badan lahir

rendah masih memjadi masalah utama. Gizi ibu yang kurang sehat

bahkan kurang terpenuhi sebelum masa kehamilan maupun saat

hamil, lebih sering menghasilkan bayi dengan BBLR. kekurangan

gizi kronis pada masa anak-anak dengan atau tanpa sakit yang
berulang menyebabkan bentuk tubuh yang stunting pada masa

dewasa, kondisi ini sering terjadi pada bayi BBLR.

Faktor-faktor lain selama kehamilan misalnya sakit berat,

komplikasi kehamilan, kurang gizi, kondisi stress pada perasaan

hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan plasenta dan transpor zat-

zat gizi ke janin sehingga menyebabkan bayi BBLR.

Bayi BBLR akan memiliki alat tubuh yang belum

berdungsi dengn bak. Oleh sebab itu ia akan mengalami kesulitan

untuk hidup di luar uterua ibunya. Makin pendek masa

kehamilannya makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat

dalam tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya terjadi

komplikasi dan maoin tinggi angka kematiannya.

Berkaitan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam

tubuhnya, baik anatomis maupun fisiologis maka mudah timbul

masalah seperti : Suhu tubuh yanag tidak stabil karena

kesulitanmempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh

penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak

di bawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas, otot yang

tidak aktif, roduksi paanas yang berkurang. Gangguan pernafasan

yang sering menimbulkan penyakit berat pada bayi BBLR, hal ini

disebabka oleh pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum

sempurna, otot prrnafasan yang masih lemah .gangguan alat


pencernaan dan masalah nutrisi, distensi abdomen akibat daru

mortilitas usus kurang, volume lambung kurang sehingga waktu

pengosongan lambung bertambah. Ginjal yang imatur baik secara

anatomis maupun fisioligis prosukdi uri berkurang.

Gangguan immunologik : daya tahan tubuh terhadap infeksi

berkurang karena rendahnya kadar Ig G gamma globukin. Bayi

orematur relati belum sanggup membentuk antibodi dan daya

reaksi terhadap peradangan masih belum baik.


5. Phatways

Prematuritas

Faktor Ibu
Faktor Plasenta Faktor Janin

Dinding otot rahim


BBLR
bagian bawah lemah

Permukaan tubuh Jaringan lemak sub prematuritas


relatif lebih luas kutan lebih tipis

Penguapan Fungsi organ


Pemaparan dengan
berlebih belum baik
suhu luar

Kehilangan panas Kehilangan panas Otak paru


melalui kulit

Resiko ketidakseimbangan Imaturitas sentrum Pertumbuhan dinding


suhu tubuh vital dada belum sempurna

Refleks menelan Insuf pernafasan


belum sempurna

Penyakit membran
hialin
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Ketidak efektifan pola
nafas
6. Pemeriksaan penunjang

Hematokrit (Ht) : 43%-61%(peningkatan sampai 65% atau lebih

menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia

atau hemoragic prenatal/ perinatal.

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan.adapun oenatalaksanaan menurut rukiyah, dkk

(2010) dikutip Nurarif dan Kusuma (2015,86) sebagai berikut

untuk bblr) (BBLR) :

a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah

mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus

dipertahankan dengan ketat

b. Mencegah infeksi dengan ketat, BBLR sangat rentan dengan

infeksi, mempertahaknakn prinsip-prinsip pencegahan

infekaivtermasuk mencuvi tangan sebelum memegang bayi

c. Pengawasan nutrisi (ASI). refleks menelan BBLR belum

sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan

cermat

d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan

kondisi gizi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh
e. Mengganti kain basah dengan yang kering untuk

memyeimbangkan atau mempertahaknakn suhu tubuh yang

tetap hangat

f. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.

g. Tali pusat dalam keadaan bersih

h. Beri minuman dengan tetes pemberian ASI

8. Komplikasi

a. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatum, sindrom

distensu respirasu, penyakit membran hialin

b. Diamatur preterm terutama baik masa gestasinya kuramg dari

35 minggu

c. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan

ventrikel itak

d. Hipotermia, hiperglikemia, hipokalsemia, anemia dan

gangguan pembekuan darah

e. Infeksi, retronatal fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),

bronchopulmonary dysplasia.
9. Diagnosa keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kurang asupan makanan

b. Hipotermia berhubungan dengan peningkatan area permukaan

tubuh terhadap rasio berat badan

c.

10. Intervensi

a.

B. Resum kasus

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 november 2017 jam 10 wib di

ruang HCU Neonatus RSUD dr Moewardi, sumber data diperoleh oleh

keluarga dan rekam medis. Identitas pasien bayi. Ny S, 13 hari jenis

kelamin laki-laki, agama islam, alamat sukoharjo, suku jawa, bangsa

indonesia. Penanggung jawab ny. S seagai ibu dari pasien, jenis

kelamin perempuan, pendidikan Sekolah Menengah Atas(SMA), agama

Islam, alamat Sukoharjo, Suku Jawa, bangsa Indonesia. Pasien lahir

pada tanggal 8 november 2017 dengan diagnosa BBLR

Keluhan utama bayi lahir dengan berat badan lahir rendah(BBLR),

berat badan 2200 gram, ibu mengatakan jarang memeriksakan


kandungan selama hamil, makan sembarangan, merasa sering pusing

dan merasa perutnya kembung. Bayi lahir pada 8 November 2017

dengan berat badan 2200 gram, panjang badan 43 cm secara SC di

ruang operasi RSUD dr. Moewardi dengan suhu 35’C, nadi 180x/menit,

respirasi 54x/menit, G2P1A0, tidak ada kecacatan, warna kulit merah,

bayi ny. S mendapat imunisasi hepatitis.

Persepsi pola menurut Gordon. Nutrisi pada metabolik berat badan

2200 gramharus minum susu 168 cc/hari 30cc/3jam untuk takaran

minum bayi saat dikaji, A:BB 2200 gram, PB 43 cm, Lk 28 cm, LD 30

cm. B: leukosit 28.4 ribu/UL, eritrosit 4.3 ribu/UL, trombosit 77

ribu/UL. C: composmentis, keluhan utama (KU) sedang. D: susu

formula, ASI. Aktivitas pola latihan: Reflek roating cukup, reflek

palmar grasp positif, reflek babinsky positif, releks galant positif,

refleks moro positif, pola koognitif dan persepsi pada bayi tampak

positif secara keseluruhan dan menangis saat haus/BAB/BAK, persepsi

diri dan pola konsep diri pada bayi berhenti menangis jika sudah tidak

haus dan merasa nyaman

Pemeriksaan fisik:keadaan umum sedang, TTV:Suhu 35’C, nadi

180x/menit, PB 43cm, BB 2200 gram, mulut bayi tidak ada stomatitis,

mukosa bibir sedikit kering, fungsi menelan baik, fungsi menghisap

belum adekuat, ekstremitas atas: Lengkap, tidak ada kelainan, terpasang

infus di tangan kanan, akral dingin, ekstremitas bawah:Lengkap, tidak


ada kelainan, gerak baik tapi agak lemah, turgor kulit pada bayi agak

kering, tidak ada kelainan, akral agak dingin.

Data penunjang pada tanggal 21 November 2017:Hb 16 g/dl,

hematokrit 43.1%, leukosit 28.04 ribu/UL, trombosit 77 ribu/UL,

eritrosit 4,3 ribu/UL.

Data fokus: Data subjektif(DS), ny. S mengatakan ASI kurang. Data

objektif (DO):Bayi tampak minum pelan-pelan habis 20 cc/jam,

sesekali mutah ±5cc. TTV: suhu 35’C, nadi 180x/menit, pernapasan

54x/menit, leukosit 28,04 ribu/UL, BB 2200 gram, PB 43cm, mulut:

Mukosa bibir kering, akral dingin, kulit: agak kering, merah, CRT<3

detik, refleks menghisap belum adekuat, A:BB 2200 gram, PB 43 cm,

Lk 28 cm, LD 30 cm. B: leukosit 28.4 ribu/UL, eritrosit 4.3 ribu/UL,

trombosit 77 ribu/UL. C: composmentis, keluhan utama (KU) sedang.

D: susu formula, ASI

Analisa data

No Data Problem Etiologi

1 DS: ny. S mengatakan Gangguan nutrisi Ketidakmampuan

ASI kurang kurang dari menerima nutrisi

kebutuhan
DO: Bayi tampak

minum pelan-pelan habis

20 cc/jam, sesekali
mutah ±5cc, A:BB 2200

gram, PB 43 cm, Lk 28

cm, LD 30 cm. B:

leukosit 28.4 ribu/UL,

eritrosit 4.3 ribu/UL,

trombosit 77 ribu/UL. C:

composmentis, keluhan

utama (KU) sedang. D:

susu formula, ASI

2 DS:- Resiko Kegagalan

ketidakseimbangan mempertahankan
DO: : suhu 35’C, nadi
suhu tubuh suhu tubuh
180x/menit, pernapasan

54x/menit, akral dingin

3 DS:- Resiko infeksi Pertahan

imunologis yg
DO: suhu 35’C, nadi
tidak adekuat
180x/menit, pernapasan

54x/menit, leukosit

28,04 ribu/UL, BB 2200

gram, terpasang infus di

tangan kanan

2.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardi. 2015. Aplikasu Asuhan Keperawatan

Berdasarkan NANDA NIC-NOC. Jakarta: Mediaction.

Inna, Ani. 2011. Berat Badan Lahir Rendah. Online.

http://zh.scribd.com/.doc/233505197/Pathway. Diakses pada tanggal 3 November

2017 pukul 17.00 WIB.

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2015-2017. Jakarta: EGC.

World Health Organization (WHO). 2014. BBLR. Online.

http://etd.respiratory.ugm.ac.id/index.php?. Diakses pada tanggal 2 november

2017 pukul 14.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai