Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU

LAHIR NY “D” G2P2A0 DENGAN BERAT


BADAN LAHIR RENDAH DI RSU ERNI
MEDIKA KOTA JAMBI
Dosen Pembimbing :
Silvia Mariana SKM, M. Kes
Rini Mustikasari Kurnia Pratama, S.Si.T., M.Keb
 
Disusun Oleh :
Anna Oktaviani (19.10.15401.001)
Ayu Nosa Safitri(19.10.15401.002)
Dita Pratiwi (19.10.15401.003)
Eka Fajar Wati (19.10.15401.004)
Ega Priyanka Khoiralla (19.10.15401.005)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan lahir adalah salah satu indikator dalam tumbuh kembang
anak hingga masa status gizi yang diperoleh janin selama dalam
kandungan. Pada negara berkembang, berat bayi lahir rendah (BBLR)
masih menjadi salah satu permasalahan defisiensi zat gizi. Berat
badan lahir rendah adalah berat badan kurang dari 2.500 gram, tanpa
memandang masa gestasi (Kosim, 2012). Bayi yang lahir dengan berat
badan lahir rendah beresiko tinggi mengalami mortalitas dan
morbiditas pada masa pertumbuhannya (Manuaba, 2012:437).
Berdasarkan laporan organisasi kesehatan dunia World Health
Organization (WHO) prevalensi Bayi berat lahir rendah (BBLR)
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%
- 38% dan lebih sering terjadi di negara - negara berkembang atau
sosial – ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian
BBLR di dapatkan di negara Berkembang dan angka kematiannya 35
kali lebih tinggi di banding pada bayi dengan berat lahir lebih dari
2500 gram (Maryunani A, 2013: 5).
Komplikasi bayi berat lahir rendah yang sering dijumpai
adalah asfiksia dan hipotermi. Adapun upaya pemerintah
untuk menurunkan angka kematian bayi berat badan
lahir rendah yaitu dengan memberikan pengawasan
antenatal yang baik kepada ibu hamil. Memberi nasehat
tentang gizi saat kehamilan, meningkatkan keadaan
sosial-ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan.
Berdasarkan uraian data diatas maka penulis tertarik
untuk mengangkat kasus berat badan lahir rendah
(BBLR). Sehingga penulis menggunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan dengan judul "Laporan
KasusAsuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny “D”
G2P2A0 dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSU Erni
Medika Kota Jambi".
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas
maka rumusan masalah dalam laporan pendahuluan ini
adalah:
1. Apa pengertian dari bayi berat badan lahir rendah ?
2.Apa saja klasifikasi dari bayi berat badan lahir rendah ?
3. Apa etiologi dari bayi berat badan lahir rendah ?
4.Bagaimana gambaran klinik bayi berat badan lahir
rendah ?
5.Apa saja penyakit yang berhubungan dengan bayi berat
badan lahir rendah ?
6.Bagaimana penatalaksanaan bayi berat badan lahir
rendah ?
C.Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan pendahuluan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari bayi berat
badan lahir rendah.
2.Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi dari bayi berat
badan lahir rendah.
3. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari bayi berat
badan lahir rendah.
4.Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari bayi berat
badan lahir rendah.
5.Untuk mengetahui dan memahami penyakit yang berhubungan
dengan bayi berat badan lahir rendah.
6.Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan bayi berat
badan lahir rendah.
 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Berat Bayi Rendah (BBLR)
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah kurang dari 2500 gram yaitu usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari
semestinya, sekalipun cukup bulan,atau karena kombinasi keduanya
(Manuaba, 2013: 436).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat kurang
dari 2.500 gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh
setelah lahir. (Putra, 2012). Berat saatlahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
2. Klasifikasi
Bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau lebih di anggap cukup
matang. Pertumbuhan rata-rata bayi didalam rahim dipengaruhi oleh
berbagai faktor (keturunan, penyakit ibu, nutrisi dan sebagainya).
bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat di kelompokkan
menjadi prematuritas murni dan dismaturitas :
 Prematuritas murni adalah bayi dengan kehamilan kurang
dari 37 minggu dan berat badannya sesuai untuk masa
kehamilan itu atau biasa di sebut dengan neonatus kurang
bulan sesuai masa kehamilan (NKB – SMK ).
 Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk kahamilan itu atau
biasa di sebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB – SMK ). Berarti bayi mengalami gangguan
intra uteri dan merupakan bayi yang kecil masa kehamilan
(KMK) (Amiruddin,2014:138).
3. Etiologi
a. Faktor Ibu
1. Toksemia gravidarum (pre-eklamsia dan eklamsia).
2. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum dan
malnutrisi, Anemia sel sabit.
3. Kelainan bentuk uterus misalnya: uterus bukirnis, inkompeten serviks.
4. Tumor misalnya: mioma uteri dan eistoma.
5. Ibu yang menderita penyakit misalnya: akut dengan gejala panas tinggi
(tifus abdominalis, dan malaria), kronis yaitu TBC, penyakit jantung,
Hipertensi dan penyakit ginjal.
6. Trauma pada masa kehamilan antara lain jantung.
7. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotika, rokok dan alkohol).
8. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
9. Bekerja yang terlalu berat.
10.Perdarahan antepartum.
b. Faktor janin
1. Kehamilan ganda.
2. Ketuban pecah dini.
3. Cacat bawaan.
4. Kelainan kromosom.
5. Infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplamosis).
6. Insufensi plasenta Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor
rhesus, golongan darah A,B dan O).
7. Infeksi dalam rahim
c. Faktor lain
1. Faktor plasenta : plasenta previa, solusio plasenta, plasenta kecil.
2. Faktor lingkungan : radiasi atau zat – zat beracun.
3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah.
4.Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok (Rukiah,
dkk,2013: 244).
4. Gambaran klinik bayi berat lahir rendah
a. Sebelum lahir
1. Pada anamnese sering di jumpai adanya riwayat abortus partus prematur dan
lahir mati.
2. Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebuh lambat, walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
3. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
4. Pertambahan berat badan ibu lambat.
5. Sering di jumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula hidramnion,
hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toxemia gravidarum.
b. Setelah lahir
1. Verniks kaseosa sedikit/tidak ada.
2. Jaringan lemak bawah kulit sedikti.
3. Tulang tengkorak lunak mudah bergerak.
4. Menangis lemah.
5. Kulit tipis, merah dan transparan.
6. Tonus otot hipotonik (Marynani,A, 2013: 54-55).
5. Penyakit yang berhubungan dengan bayi berat lahir rendah
a. Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas
1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik (penyakit membran
hialin)
2. Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum
sempurna.
3. Perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral, akibat anoksia
otak (erat kaitannya dengan gangguan pernapasan).
4. Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang.
5. Hipotermi.
b. Penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas
1. Sindrom aspirasi mekonium.
2. Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah.
3. Hiperbilirubinemia.
4. Hipotermi (Maryunani A,2013:46-47).
6. Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah
a. Langkah-Langkah Penanganan BBLR Secara Umum
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat Karena bayi BBLR
mudah mengalami hipotermi, maka itu suhu tubuhnya harus
di pertahankan dengan ketat. Cara mempertahankan suhu
tubuhbayi BBLR dan penangannya jika lahir di puskesmas atau
petugas kesehatan yaitu:
a. Keringkan badan bayi BBLR dengan handuk hangat.
b. Kain yang basah secepatnya di ganti dengan yang kering dan
hangat dan pertahankan tubuhnya dengan tetap.
c. Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit
dan bungkus bayi BBLR dengan kain hangat.
d. Beri lampu 60 watt denga jarak minimal 60 cm dari bayi.
e. Beri oksigen.
f. Tali pusat dalam keadaan bersih.
2. Mencegah infeksi dengan ketat Bayi BBLR sangat rentan akan
infeksi, maka prinsip – prinsip pencegahan infeksi termasuk cuci
tangan sebelum memegang bayi. Pencegahaninfeksi, yaitu:
a. Cara kerja aseptik, cuci tangan setiap akan memegang bayi.
b. Mencegah terlalu banyak bayi dan petugas dalam satu ruangan.
c. Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi
dirawat.
d. Antibiotik disesuaikan dengan pola kuman.
e. Membatasi tindakan seminimal mungkin (Sudarti & Afroh, F,
2013:6).
3. Pengawasan nutrisi (Air Susu Ibu (ASI) )
Refleks menelan bayi BBLR belum sempurna dan sangat lemah,
sehingga pemberian nutrisi harus di lakukan dengan cermat.
Sebagai langkah 38 awal jika bayi BBLR bisa menelan adalah tetesi
ASI dan jika bayi BBLR belum bisa menelan segera rujuk (rujuk ke
rumah sakit jika bayi BBLRnya di tangani di puskesmas).
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab
itu penimbangan berat badan harus di lakukan dengan ketat.
Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir adalah 120 – 150 ml /
kg/hari atau 100 – 120 ml/kg/hari. Pemberian di lakukan secara
bertahap sesuai dengan kemampuan bayi untuk segera
mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori.
b.Penanganan BBLR dengan inkubator
1. Bayi yang dapat di inkubator.
a. Bayi yang kurang dari 1500 gram, yang tidak dapat dilakukan
KMC (KangarooMotherCare).
b.Bayi sakit berat (sepsis dan gangguan nafas berat).
2. Cara pemakaian inkubator
a. Pastikan inkubator berfungsi dengan baik.
b. Nyalakan alat sebelum di pakai agar matras, linen hangat.
c. Atur suhu inkubator yang dikehendaki (dilakukan bertahap) sesuai umur dan
berat bayi.
d. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi.
e. Periksa suhu inkubator dengan termometer ruang.
f. Minimalkan membuka pintu inkubator, jaga lubang selalu tertutup agar suhu
inkubator tetap hangat.
g. Bersihkan inkubator dengan desinfektan.
h. Ganti air reservoir setiap hari.
c. Perawatan BBLR Sehat
1. BBLR sering mempunyai masalah selama minggu-minggu pertama
kehidupannya:
a. Adaptasi kehidupan di luar rahim.
b. Bantuan untuk tetap hangat.
c. ASI yang cukup.
2. Asuhan BBLR sehat:
a. Penghangatan bayi dengan Perawatan Metode Kangguru (PMK).
b. Pemberian ASI dini dan eksklusif.
c. Pencegahan infeksi.
d. Pemberian imunisasi.
e. Pemantauan tanda bahaya dan persiapan pra rujukan jika perlu.
3. Perawatan bayi lekat atau metode kangguru (KangarooMotherCare (KMC))
a. Perawatan BBLR atau kurang bulan.
1. Cara yang murah, aman dan mudah diterapkan.
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara kontak ke kulit seawal
mungkin.
3. Mendukung ibu untuk memberikan ASI.
4. Proses latihan dan dukungan untuk ibu dan keluarga.
5. Memberi pelajaran tentang perawatan BBLR dimulai sejak di rawat di
Rumah Sakit dan diteruskan dirumah.
6. Memperpendek perawatan di Rumah Sakit, pulang lebih awal.
b. Cara KMC yang benar
1. Letakkan bayi telanjang kecuali popok ke dada ibu diantara
dua payudara dengan posisi vertikal dan menghadap ke ibu.
2. Ikatan gendongan hingga bayi dan ibu terasa nyaman.
3. Ibu dapat melakukan aktifitas sehari-hari sambil
menggendong bayinya.
4. Susui bayi setiap bayi mau.
B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Ny “D” G2P2A0 dengan Berat Badan Lahir Rendah
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY “D” G2P2A0
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU ERNI MEDIKA
Nomor Registrasi : 1122
Tanggal/Jam Masuk : 27/09/2021/01:20 WIB
Tempat : Ruang Perinatologi
I. PENGKAJIAN DATA
1. Data Subjektif
a.Identitas Bayi dan Orang Tua
a.)Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. D
Tanggal lahir : 29 Juli 2021
Anak ke : II (Kedua)
Jenis Kelamin : Laki-laki
b.)Identitas Ibu/Ayah
Ibu Ayah
Nama : Ny.D Nama : Tn. M
Umur : 31 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Islam Agama :Islam
Pendidikan: SMP Pendidikan:SMP
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta
b. Keluhan Utama
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dengan berat badan 2000
gram.
c. Bayi
Jenis kelamin laki - laki, berat badan 2000 gram, panjang badan
45 cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar dada 30 cm, jam partus
01.00 wib,29 juli  2021.
d.Reproduksi
G.P.A : G2P1A0
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1.Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TB : 45 cm
4. BB : 2000 gram
5. LK : 29 cm
6. LD : 30 cm
7. TTV : N=140x/mnt,R=40x/mnt, S=36,0 °C
b. Pemeriksaan Fisik:
1.Kepala
Mata : normal
Mulut : normal
THT: normal
Lain-lain : tidak ada
2. Leher : normal
3. Dada
Jantung : normal
Paru : normal
4. Perut : supel
c. Status kebidanan
G2P1A0 dengan KPD 
II.IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
1. Diagnosa : Neonatus cukup bulan dan lahir sesuai masa kehamilan
2. Masalah : Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
3.Kebutuhan :
a. Menjaga bayi tetap hangat
b. Merawat tali pusat
c.Membersihkan mata
d. Mengganti popok saat BAK/BAB
e. Personal hygiene
f. Pemenuhan nutrisi
III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIA
Tidak ada
IV.TINDAKAN SEGERA
a. Rangsangan taktil
b. Injeksi Neo-K1 1 ml
c.Salep mata gentamicin 0.3%
V. PERENCANAAN
Tanggal/pukul : 29/7/2021, 01.25 WIB
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya segera setelah penilaian
awal
2. Jelaskan pada ibu bahwa bayinya harus tetap hangatdengan mengajari
ibu cara melakukan metode kangguru saat pulang dari rumah sakit.
3. Jelaskan pada ibu bahwa selama perawatan di rumah sakit bayi akan
diletakkan di inkubator untuk menjaga tetap menjaga kehangatan
bayi
4. Jelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat
5. Jelaskan pada ibu mengenai cara menyusui bayinya
6. Jelaskan pada ibu mengenai personal hygiene bayi
7. Jelaskan pada ibu mengenai pemenuhan nutrisi bayi
8. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
 
VI. PELAKSANAAN
Tanggal/pukul : 30/7/2021, 09.00WIB
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya:
a.Kondisi saat lahir
b.Jenis kelamin
c. Kelengkapan extremitas
2.Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya harus tetap dijaga
kehangatannya, selama di RS bayi akan dirawat didalam inkubator.
3. Jelaskan cara merawat tali pusat:
a.Selalu jaga kebersihan tali pusat dengan menyekanya menggunakan
tisu basah atau basuh dengan air hangat
b.Jaga tali pusat agar tetap kering
c. Jangan tutupi tali pusat dengan popok
d.Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya
e.Perawatan setelah tali pusat puput:
1.)Pastikan Anda telah mencuci tangan hingga bersih sebelum
membesihkan pusar bayi agar tidak menyebabkan infeksi
2.)Bersihkan sisa tali pusar yang sudah puput paling tidak dua kali
sehari setelah selesai mandi menggunakan air hangat
3.)Jangan menutup bagian pusar dengan apapun termasuk memberi
bedak, betadine maupun alkohol
4.)Perhatikan pemakaian popok dan baju bayi. Jangan pakai pokok
hingga menutupi bagian pusar dan pilih baju yang nyaman serta
lembut untuk membantu pusar cepat kering dan terhindar dari
iritasi. 
4. Menjelaskan kepada ibu cara menyusui bayinya:
a.Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
mempunyai ikatan batin yang erat dengan bayinya minimal 8x24
jam.
b. Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi
menyusu.
c. Posisi benar: Seluruh badan bayi tersangga dengan baik,
kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada
ibunya, badan bayi dekat ke ibu.
d.Melekat dengan baik: Dagu bayi menempel payudara, mulut
terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak
lebih banyak di bagian atas daripada di bawah mulut
e.Mengisap dengan efektif: Bayi mengisap dalam, teratur,
diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan
5.Personal hygiene pada BBL diantaranya:
a.Memandikan bayi minimal 2x sehari
b.Merawat tali pusat
c. Membersihkan mata
d.Membersihkan kuku
6. Jelaskan pada ibu tentang pemenuhan nutrisis pada bayi:
a.Bayi harus sesegera mungkin disusui setelah lahir (terutama 1 jam
pertama) dan melanjutkanya selama 6 bulan pertaa masa kehidupan
b. Kolostrum harus diberikan
c.Tidak dianjurkan memberi makanan apapun selain ASI pada 6 bulan
pertama masa kehidupan
d. Bayi harus disusui kapan saja dia mau, baik siang maupun malam
(ondemand) yang akan merangsang payudara memproduksi ASI
secara adekuat.
7.Tanda-tanda bahaya umum pada bayi:
a.Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum.
b. Kejang.
c.Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang.
d. Sesak nafas.
e.Bayi merintih.
f. Pusar kemerahan sampai dinding perut.
g. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu
tubuh kurang dari 36,5°c).
h. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta.
i. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan
kembali lambat.
j. Kulit terlihat kuning.

VII. EVALUASI
Tanggal/pukul : 30/7/2021, pukul 10.00 WIB
a. Ibu mengerti tentang kondisi bayinya.
b. Ibu mengerti dan paham cara menghangatkan bayinya dengan
metode kangguru.
c.Ibu mengerti dan menyetujui bayinya dirawat didalam inkubator.
d. Ibu mengerti penjelasan petugas dan dapat mempraktikan cara
merawat tali pusat.
e.Ibu mengerti penjelasan petugas dan mampu mempraktikan cara
menyusui bayinya sesuai penjelasan petugas.
f. Ibu mengerti penjelasan petugas dan mampu
mempraktikan apa-apa saja bagian dari personal
hygiene bayi.
g. Ibu mengerti penjelasan petugas mengenai
pemenuhan nutrisi bayi.
h.Ibu memahami penjelasan petugas mengenai
tanda-tanda bahaya umum pada bayi dan
mengetahui kapan harus melapor ke petugas
kesehatan terdekat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan
berat kurang dari 2.500 gram diukur pada saat lahir atau
sampai hari ke tujuh setelah lahir.
Penggolongan BBLR dengan menggabungkan berat badan
lahir dan umur kehamilan yakni : Bayi yang berat lahirnya
kurang dari 2500 gram, disebut bayi berat badan lahir rendah
(BBLR), Bayi berat lahir sangat rendah, kurang dari 1500
gram, diistilakan sebagai bayi berat lahir sangat rendah
(BBLR), Bayi berat lahir sangat rendah sekali, kurang dari
1000 gram, diberikan istilah bayi berat lahir amat sangat
rendah (BBLSR).Penyebab bayi mengalami BBLR yaitu dari
faktor ibu, faktor bayi dan faktor lainnya.
B. Saran
1. Bagi institusi
Metode pembelajaran yang diterapkan sudah baik, namun lebih di tingkatkan
pada praktik konseling agar mahasiswi lebih terampil saat melakukan
konseling dan melaksanakan dengan benar saat memberikan konseling pada
keluarga pasien.
2.Bagi rumah sakit
Diharapkan rumah sakit melakukan kegiatan IMD pada bayi baru lahir
dengan BBLR apabila kondisi bayi sehat, IMD dapat mengurangi terjadinya
hipotermi pada bayi. Memberikan motivasi dan fasilitas kepada pasien untuk
memberikan ASI kepada bayinya meskipun tidak dirawat gabung agar bayinya
tetap mendapatkan ASI dengan baik.
3.Bagi mahasiswa
Diharapkan setelah melakukan praktik, mahasiswa dapat melakukan tindakan
dan konseling yang baik dan benar, selalu melakukan tindakan pencegahan
infeksi, informatif kepada pasien, lebih disiplin dan aktif dalam mengikuti
praktik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahwati, Sitti. 2017. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny“S” dengan
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Syeikh Yusuf Gowa. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4997/1/SITTI%20RAHMAWATI.pdf .
Diakses pada Jumat 29 Juli 2021 Pukul 19:20 WIB. 
Alwahyuni. 2017. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny“E” dengan
Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Jumpandang Baru. Makassar:
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6313/1/AL-WAHYUNI_opt_opt.pdf .
Diakses pada Jumat 29 Juli 2021 Pukul 20:45 WIB. 
Aprianty, Yenny. 2018. Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. R dengan Berat
Badan Lahir Rendah di RSUD Sekarwangi. Bandung: Poltekkes Bandung.
http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/1552 . Diakses pada Jumat 29
Juli 2021 Pukul 16:14 WIB.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai