DISUSUN OLEH :
NURAINI
202016041
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
JAKARTA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat
badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi
keduanya (Maryunani & Nurhayati, 2009). Menurut definisi WHO, bayi prematur
adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari
pertama haid terakhir). Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Sejak
tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat badannya kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur (Rukiyah & Yulianti, 2012).
Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41
minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.
Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu
disebut dengan persalinan prematur (Sulistiarini & Berliana, 2016). Prematur juga
sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir
sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai neonatus
imatur.
3) Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010), yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,
HIV/AIDS, TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV)
dan Herpes simplex virus), danpenyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah.
4) Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin
kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.
5) Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik), ketuban pecah dini.
6) Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat
tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
4) Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan
demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia,
anemia dan lain-lain. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada
bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara
refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori
yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding
dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan
panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
5) Manifestasi Klinis
Menurut Proverawati (2010), Gambaran Klinis atau ciri- ciri Bayi BBLR :
a. Berat kurang dari 2500 gram, Panjang kurang dari 45 cm
b. Lingkar dada kurang dari 30 cm, Lingkar kepala kurang dari 33 cm
c. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
d. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
e. Kepala lebih besar
f. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
g. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
h. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif pada lengan
dan sikunya
i. Pernapasan 40 – 50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/ menit, dan bila
pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
j. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, tumit mengkilap,
telapak kaki halus.
k. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan
tangisnya lemah.
6) Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut
Proverawati (2010), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi
prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas
atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi
kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB
(Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang
lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah
yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau memasang sonde
menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/kg/BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas atau BBLR.
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus
dan terisolasi dengan baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur
dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5
hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna
bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau
lebih cepat bertambah coklat.
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini
tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat
terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan
untuk mengobserfasi usaha pernapasan.
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah
secara teratur.
7) Pemeriksaan Penunjang
Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek
dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui
apakah bayi itu prematuritas atau maturitas
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes
pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens
terakhirnya.
c. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir
tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
DISCHARGE PLANNING
1. Memperhatikan nutrisi dan cairan bayi agar tidak terkena hiperbilirubin dan dehidrasi
2. Menginformasikan kepada orang tua bahwa ASI Ekslusif merupakan nutrisi yang
tepat selama 6 bulan
3. Melakukan kegiatan PMK (Perawatan Metode Kangguru) atau Lekat Dada Ibu untuk
menjaga kehangatan bayi, menyusu dan meningkatkan kedekatan ibu atau orang tua
terhadap bayinya
4. Mengingatkan dan mengevaluasi kembali para orang tua bayi untuk memberikan susu
formula bila bayi tidak mau atau tidak bisa menyusu dengan baik dan benar.
5. Mengingatkan orang tua perlunya membaw anak untuk kontrol rutin untuk mengecek
BB bayi dengan menggunakan KMS
6. Mengingatkan orang tua untuk imunisasi bayinya karena imunisasi merupakan
tambahan agar bayi tidak mudah sakit dan meningkatkan imun bayi
7. Menganjurkan bayi untuk tidak dikunjungi dan disentuh oleh orang lain selain ibunya
sebelum usia minimal 6 bulan untuk mengurangi terkena infeksi.
TUMBUH KEMBANG NEONATUS DAN BAYI
1. Pertumbuhan
a. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang
bersifat kuantitatif dan dapat di ukur ( Depkes RI,1997). Pertumbuhan berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu. Cara mengetahui pertumbuhan anak ada beberapa cara melakukan
penilaian status pertumbuhan pada anak, salah satunya dengan pengukuran tubuh
manusia yang di kenal dengan antropometri. Antropometri disajikan dalam bentuk
indeks yang di kaitkan dengan variabel lain.
2. Perkembangan
Menurut Depkes (2006) perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola teratur dan dapat di
ramalkan, sebagai pematangan.
Proses tersebut menyangkut adanya proses diferensiasi dan sel-sel tubuh, jaringan,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi fungsinya masing-masing. Perkembangan merupakan proses yang tidak
pernah berhenti (never ending process). Fase perkembangan terjadi pada bayi, kanak-
kanak, remaja, dewasa sampai masa tua. Semua individu yang normal mengalami
tahapan atau fase perkembangan.
2. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa yang diperlihatkan oleh bayi antara lain :
a. Alat komunikasi utama : menangis.
b. Orang tua dapat membedakan tangisan bayi.
c. Usia 1-2 bulan :bayimendengkur.
d. Usia 3-4 bulan : bayi tertawa dan mengoceh, terdengar bunyi/suara konsonan
dari mulut bayi.
e. Usia 6 bulan :bayi meniru bunyi-bunyi, usia 7-8 bulan :bayi dapat
menggabungkan suku kata seperti mengucapkan “mama”.
f. Usia 9 bulan : bayi mengerti kata : tidak”
g. Usia 10 bulan : bayi mengerti dan dapat mengatakan “mama” dan “dadah”.
h. Usia 12 bulan : bayi mengerti dan dapat mengatakan 4-10 kata.
5. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik pada bayi meliputi perkembangan motorik halus dan
motorik kasar.
a. Perkembangan motorik halus (Fine Motor) pada bayi
Usia 1 bulan :
- Di hari pertama setelah kelahiran bayi belum bisa membuka mata
- Pada bulan pertama bayi akan mulai beradaptasi dengan lingkungannya
- Memiliki gerakan reflek alami
- Sedikit demi sedikit bisa tersenyum
- Bayi menggenggam kuat
Usia 2 bulan :
- Bayi dapat memegang mainan dengan kuat
- Sudah dapat melihat dengan jelas dan dapat membedakan wajah orang
- Bereaksi kaget saat mendengar suara keras
Usia 3 bulan :
- Refleks genggaman bayi menghilang bayi secara aktif memegang
mainan yang berbunyi dan memperhatikannya.
- Memberikan reaksi mengoceh atau menyahut dengan ocehan
- Mulai mengenal ibu dengan penglihatan, penciumannya dan kontak
Usia 4 bulan : bayi memasukan objek kemulutnya
Usia 5 bulan : bayi memegang 2 objek dan memindahkan objek dari tangan
satu ketangan yang lainnya,
Usia 6 bulan : bayi dapat mengamankan kubus pada penglihatannya
Usia 7 bulan : bayi dapat menarik tali untuk meraih objek.
Usia 8-9 bulan : bayi menggenggam dengan jempol dan jari-jarinya
Usia 10 bulan : bayi dapat memukul-mukul cangkir dengan sendok
Usia 11 bulan : bayi dapat menaruh 3 objek ke dalam botol.
Usia 12 bulan : bayi dapat menyusun 2 balok keatas.
b. Perkembangan motorik kasar ( Gross Motor)
1) BBL : dapat menengok kepalanya dari satu sisi kesisi lain. Jika di
tengkurapkan kecuali berbaring permukaan yang lambat
2) Usia 3 bulan : hampir tidak ada kelambatan pada kepala.
3) Usia 5 bulan : bayi berguling dari depan kebelakang.
4) Usia 7 bulan : bayi duduk miring/condong kedepan.
5) Usia 8 bulan : bayi duduk tanpa ditopang (tegak).
6) Usia 9 bulan : bayi tertarik untuk berdiri.
7) Usia 10 bulan : bayi menjelajah/meluncur (kemana-mana).
8) Usia 12 bulan :bayi berjalan jika dipegang tangannya.
c. Tugas perkembangan usia bayi
Beberapa tugas perkembangan bayi, antara lain bayi belajar untuk :
a. Mencapai keseimbangan fisiologis.
b. Menyesuaikan diri dengan orang lain.
c. Mencintai dan dicintai.
d. Mengembangkan dasar-dasar untuk kesadaran diri.dan system komunikasi.
e. Mengekspresikan dan mengontrol kepuasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 1700 gram
Panjang Badan : 39 cm
Lingkar kepala : 29 cm
Tanda Vital
Nadi : 132 x/menit
Suhu badan : 36 ℃
Frekuensi nafas : 52 x/menit
Kesan umum : Sakit sedang
Kesadaran : composmentis
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium tgl 28-07-2020 GDS 40
Bilirubin newborn 18,5 mg/dL
Golongan darah O/+
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus
Jl. Salemba Raya No. 41 Jakarta
Program Profesi S1
I. Pengkajian :
1. Identifikasi Klien
Nama (initial) : By. R
Tempat / tgl lahir (umur) : Bekasi, 28 Juli 2020 (1 hari)
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : Pertama
Agama / Suku : islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Alamat Rumah : Prima harapan regency Blok B4 no 5 Bekasi
Penanggung Jawab
Nama :Tn A dan Ny. F
Alamat :Prima harapan regency Blok B4 no 5 Bekasi
Hubungan dengan klien :Orang tua klien
Data Medik
Dikirim Oleh : Unit Gawat Darurat
Ruang rawat saat ini : Perinatologi
Diagnosa Medik : Premature dan BBLR
II. Riwayat Keperawatan (Data Fokus, PKPK, Imunisasi, Capaian tumbuh kembang)
a. Keadaan Sakit
Alasan Masuk : By.R lahir tanggal 28 Juli 2020 berusia 1 hari, jenis kelamin
perempuan dengan berat badan lahir 1700 gram, panjang badan 39 cm, tidak ada cacat
bayi, anus (+), usia kehamilan 32 minggu. Kelenjar getah bening tidak membesar,
pernafasan pada klien tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis, kulit
klien terasa hangat, ektremitas terasa hangat, lingkar perut 26,5 cm, lingkar dada 25
cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar lengan 11,2 cm, lemak pada bawah kulit (subkutan)
terlihat tipis.
Saat Pengkajian : Keadaan Umum: sakit sedang, Kesadaran: composmentis By.
R sudah dapat vaksin Polio pertama, Hep B, dan vit A, obsrv TTV: Nadi : 132
x/menit, Suhu badan : 36ºC Frekuensi nafas : 52 x/menit, orang tua klien mengatakan
kalau khawatir dan cemas terhadap kondisi anaknya, dan orang tua klien juga
mengatakan tidak mengetahui apa itu pengertian, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan BBLR, dan orang tua klien pun terlihat kebingungan ketika perawat
menanyakkan mengenai BBLR. Obs: Berat badan (BB) : 1700 gram, Panjang Badan
(PB) : 39 cm, Lingkar kepala (LK) : 29 cm
C. KAJIAN PSIKOSOSIAL
Orang tua klien mengatakan hubungan antar anggota keluarganya baik, dan By. R
akan di asuh oleh ayah dan ibunya sendiri. orang tua klien mengatakan kalau
khawatir dan cemas terhadap kondisi anaknya, dan orang tua klien juga
mengatakan tidak mengetahui apa itu pengertian, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan BBLR, Ny. F mengatakan tidak mengetahui kalo anaknya
mengalami berat bayi lahir rendah (BBLR). orang tua klien pun terlihat
kebingungan ketika perawat menanyakkan mengenai BBLR.
D. KAJIAN POLA SISTEM
Observasi dan Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : Bayi dirawat didalam inkubator & reflek menghisap lemah
2. Tanda-tanda vital : Suhu: 36°C tempat pengukuran di aksila, frekuensi nadi
132x/menit, dan frekuensi pernafasan respirasi : 52x/menit, Bayi di letakkan di
inkubator
3. Antropometri : panjang badan (PB) 39 cm, berat badan (BB) 1.700 gram,
lingkar lengan atas (LLA) 11,2 cm, lingkar dada 25 cm, lingkar kepala 29 cm,
lingkar perut 26,5 cm.
Masalah keperawatan: Hipotermia
4. Sistem Pernafasan
Inpeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada sama kanan dan kiri, klien
tidak menggunakan alat bantu nafas, frekuensi pernafasan : 52x/menit tidak
menggunakan cuping hidung dan tidak ada retraksi otot bantu nafas.
Palpasi : vocal premitusnya tidak terkaji,
Perkusi thorak sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler.
5. Sistem Kardiovaskuler
Inpeksi : Pulsasi kuat, tidak ada clubbing finger tidak juga sianosis.
Palpasi :CRT < 3 detik, tidak ada nyeri dada
Perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : dengan bunyi jantung S1 dan S2 tunggal.
6. Sistem Persyarafan
Bentuk kepala simetris kanan/kiri, ubun-ubun datar, kesadaran klien
composmentis gerak tangis (+), dengan reflex sucking tapi lemah (+), reflek
menggenggam ada tapi lemah, reflek babinsky ada tapi lemah, reflek moro ada
tapi lemah, dan reflek rooting ada tapi lemah, reflek patella ada tapi lemah, dan
tidak ada kejang, nyeri kepala tidak ada, istirahat tidur klien tampak selalu tidur
dan sesekali membuka mata dan tidak ada kelainan nervus kranialis
7. Sistem Genitourinaria
Labia minor menutupi labia mayor, klitoris menonjol, alat kelamin normal,
kebersihan kelamin bersih, bau urine khas, produksi urin 10cc/kg/BB ml/hr,
tempat yang di gunakan pempers.
8. Sistem Pencernaan
Mulut : Mukosa bibir kering, kondisi bibir simetris, lidah tampak putih,
jaringan lemak subkutan tipis, aerola payudara datar tidak ada tonjolan, pada
abdomen tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, terpasang OGT (ASI
8x10cc/24jam)
9. Sistem Muskuloskeletal dan integument
Klien tampak lemah dalam incubator, tidak ada fraktur dan dislokasi, akral
dingin, dan turgor baik, kelembapan lembab, tidak ada oedema, kulit bersih,
warna kulit merah muda, licin/ halus tampak tipis, terdapat lanugo.
10. Sistem Pengindraan
Mata : pupil isokor kanan/kiri, reflek cahaya positif kanan/kiri, konjungtiva
merah muda kanan/kiri, skelera putih kanan/kiri, pergerakan bola mata baik
kanan/kiri, ketajaman penglihatan normal kanan/kiri
Telinga : simetris kanan dan kiri (daun telinga masih menempel) ketajaman
pendengaran normal (jika kita tepukan tangan diantara telingan kanan & kiri
bayi akan menoleh), tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Hidung : mukosa lembab, tidak ada secret dan tidak ada kelaianan.
11. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran getah bening, tidak hiperglikemi, klien hipoglikemia,
gula darah sewaktu (GDS) : 40 mg/dL
Masalah keperawatan : Resiko ikterik neonatus
E. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium tgl 28-07-2020
GDS 40 mg/dL, Bilirubin newborn 18,5 mg/dL, Golongan darah O/+
F. Penatalaksanaan Medik
By. R di beri terapi cairan parenteral D 10% sebanyak 100cc/24 jam, rawat di inkubator
dan pemberian nutrisi per NGT susu 8x10 cc.
1. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : -
DO :
- By.R berusia 1 hari, usia kehamilan
32 minggu,
- BBL: 1700 gram, panjang badan prematuritas Ikterik neonatus
DS : - Resiko Infeksi
DO :
- By.R berusia 1 hari, usia kehamilan
32 minggu,
- BBL: 1700 gram, panjang badan prematuritas
39 cm, tidak ada cacat bayi, lingkar
perut 26,5 cm, anus (+), lingkar
lengan 11,2 cm, KGB tidak
membesar,
- Pernafasan pada klien tidak
menggunakan cuping hidung, tidak
terdapat sianosis, kulit klien terasa
hangat, ektremitas terasa hangat,
lingkar dada 25 cm, lingkar kepala
29 cm, lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis, anus (+).
- By. R sudah dapat vaksin Polio
pertama, Hep B, dan vit A
- TTV : Nadi : 132 x/menit, Suhu
badan : 36 ℃, Frekuensi nafas :
52 x/menit
- Hasil Lab: GDS : 40 mg/dL,
Bilirubin newborn 18,5 mg/dL,
RENCANA KEPERAWATAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan antara teori dan asuhan keperawatan secara
langsung pada By Ny. dengan diagnosa medis BBLR di Ruang Perinatologi yang meliputi
pengkajian sampai dengan perencanaan keperawatan.
1. Pengkajian
Pada tahap pengumpulan data tidak ada kesulitan karena diketahui Identitas klien,
pada tinjauan pustaka, BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau
pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010) dan dari
hasil tinjaun kasus ditemukan hal yang sama yaitu bayi yang dilahirkan dengan usia
kehamilan 32 minggu (kurang bulan). Pada pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
a. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama : Pada tinjauan pustaka berat badan bayi biasanya kurang dari 2500
gram, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relative besar dibanding
badan. Kelainan fisik yang mungkin terlihat, sesak atau tidak, jumlah pernafasan 40-60
permenit di selingi apnea, sianosis atau tidak dan pada tinjauan kasus yang ditemukan
BB : 1.700 gram, tidak ada clubbing finger, tidak ada sianosis. Nadi : 132 x/menit,
klien nafas tidak menggunakan cuping hidung, pola nafas teratur, frekuensi pernafasan
: 52x/menit, tidak ada retraksi otot bantu nafas, lapisan lemak subkutan tipis, bentuk
kepala simetris dan reflek menghisap lemah. Pada pengkajian ini tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus
berat badan bayi kurang dari 2.500 gramtidak ada sianosis, nadi : 132 x/menit, klien
nafas tidak menggunakan cuping hidung, pola nafas teratur, frekuensi pernafasan :
52x/menit.
b. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit saat ini: Pada tinjauan pustaka mengatakan keadaan umum bayi
berat badan ≤ 2500 gram, Panjang kurang dari 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm,
Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea, sedangkan hasil dari tinjauan kasus
diperoleh keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran Compos mentis, terpasang
infuse dan NGT, tidak menggunakan alat bantu nafas, pola nafas teratur, suara nafas
vesikuler, reflek menghisap lemah. BB: 1.700 gram, panjang badan 39 cm, lingkar
perut: 26,5 cm, lingkar dada: 25 cm, lingkar kepala: 29 cm, lingkar lengan: 11,2 cm,
frekuensi nafas : 52 x/menit. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus pernafasannya teratur dan tidak
apnea. Karena pada saat pengkajian bayi bernafas tidak menggunakan cuping hidung,
tidak di temukan adanya gerakkan otot bantu nafas dan tidak terdapat sesak.
c. Riwayat Persalianan
Prenatal care : Pada tinjauan pustaka tidak ada riwayat penggunaan obat selama
ibu hamil seperti pengguna narkotika. Pada tinjauan kasus ibu juga tidak mempunyai
riwayat komplikasi seperti DM dan lain-lain, serta ibu klien tidak menggunakan obat
selama kehamilan. Ibu klien mengatakan bahwa selama hamil rutin control ke dokter
kandungan untuk memeriksakan kehamilannya kurang lebih 5 kali dan imunisasi TT 1
kali, dan selama hamil Ny. F mengalami kenaikan berat badan 5 kg. Ny. F mengalami
mual muntah pada trimester pertama. Pada pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus ibu pasien pada
saat hamil tidak mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan.
Natal care : Pada tinjauan pustaka mengatakan Ibu melahirkan dengan umur
kehamilan antara < 39-40 minggu, rendahnya berat badan pada saat kelahiran, atau
terlalu besar dibanding umur kehamilan, dan pada tinjauan kasus ditemukan By. R
lahir pada usia kehamilan 32 minggu. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus usia kehamilan kurang
dari 32 minggu.
Post natal : Pada tinjauan pustaka mengatakan setelah bayi lahir kelainan fisik
yang mungkin terlihat. Tanda-tanda lain seperti : Berat badan ≤ 2.500 gram, Panjang
<45 cm, LD <30 cm, LK <33 cm, Umur kehamilan < 37 minggu, Kulit tipis,
transparan, rambut lanungo banyak, lemak kurang. Sedangkan pada tinjauan kasus di
temukan kondisi klien lahir BBLR 1.700 gram, dengan panjang bayi (PB) 39 cm, LD:
25 cm, LK: 29cm, kulit bersih, lemak subkutan tipis. Klien di lakukan perawatan
intensif di incubator. Pada pengkajian ini tidak ada terdapat kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena tinjauan kasus sama dengan tinjauan
pustaka.