Anda di halaman 1dari 36

TUGAS PROFESI ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN dan ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Bayi BBLR dan Prematur

DISUSUN OLEH :

NURAINI

202016041

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Sint Carolus

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

JAKARTA

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BBLR dan PREMATUR

1. Pengertian
Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat
badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi
keduanya (Maryunani & Nurhayati, 2009). Menurut definisi WHO, bayi prematur
adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari
pertama haid terakhir). Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Sejak
tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat badannya kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur (Rukiyah & Yulianti, 2012).
Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41
minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.
Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu
disebut dengan persalinan prematur (Sulistiarini & Berliana, 2016). Prematur juga
sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir
sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai neonatus
imatur.

2. Klasifikasi Bayi Prematur


Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :
1) Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang lahir dengan
masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan usia
kehamilan. Derajat prematuritas dapat digolongkan menjadi 3 kelompok antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Bayi sangat prematur (extremely premature) : 24-30 minggu
b. Bayi prematur sedang (moderately premature) : 31-36 minggu
c. Borderline premature : 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat prematur
dan matur. Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul masalah
seperti yang dialami bayi prematur misalnya gangguan pernapasan,
hiperbilirubinemia dan daya isap yang lemah.

2) Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)


Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi
tersebut. Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan bahwa bayi
KMK ini dapat menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus (intrauterine
retardation = IUGR) seperti pseudopremature, small for dates, dysmature, fetal
malnutrition syndrome, chronis fetal distress, IUGR dan small for gestational
age (SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan post matur) mungkin
saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Gambaran
kliniknya tergantung dari pada lamanya, intensitas dan timbulnya gangguan
pertumbuhan yang mempengaruhi bayi tersebut. IUGR dapat dibedakan menjadi
2 yaitu sebagai berikut:
a. Proportinate IUGR : janin menderita distres yang lama, gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam proporsi
yang seimbang, tetapi keseluruhannya masih di bawah masa gestasi yang
sebenarnya.
b. Disproportinate IUGR : terjadi akibat distres sub akut. Gangguan terjadi
beberapa minggu atau beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi berat tidak sesuai dengan
masa gestasi. Tanda-tandanya adalah sedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit, kulit kering, keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan
lebih panjang.

3) Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010), yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,
HIV/AIDS, TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV)
dan Herpes simplex virus), danpenyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah.
4) Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin
kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.
5) Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik), ketuban pecah dini.
6) Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat
tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

4) Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan
demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia,
anemia dan lain-lain. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada
bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara
refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori
yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding
dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan
panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.

5) Manifestasi Klinis
Menurut Proverawati (2010), Gambaran Klinis atau ciri- ciri Bayi BBLR :
a. Berat kurang dari 2500 gram, Panjang kurang dari 45 cm
b. Lingkar dada kurang dari 30 cm, Lingkar kepala kurang dari 33 cm
c. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
d. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
e. Kepala lebih besar
f. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
g. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
h. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif pada lengan
dan sikunya
i. Pernapasan 40 – 50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/ menit, dan bila
pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
j. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, tumit mengkilap,
telapak kaki halus.
k. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan
tangisnya lemah.
6) Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut
Proverawati (2010), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi
prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas
atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi
kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB
(Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang
lebih sering.  ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah
yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau memasang sonde
menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/kg/BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas atau BBLR.
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus
dan terisolasi dengan baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur
dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5
hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna
bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau
lebih cepat bertambah coklat.
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini
tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat
terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan
untuk mengobserfasi usaha pernapasan.
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah
secara teratur.

7) Pemeriksaan Penunjang
Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek
dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui
apakah bayi itu prematuritas atau maturitas
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes
pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens
terakhirnya.
c. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir
tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
DISCHARGE PLANNING
1. Memperhatikan nutrisi dan cairan bayi agar tidak terkena hiperbilirubin dan dehidrasi
2. Menginformasikan kepada orang tua bahwa ASI Ekslusif merupakan nutrisi yang
tepat selama 6 bulan
3. Melakukan kegiatan PMK (Perawatan Metode Kangguru) atau Lekat Dada Ibu untuk
menjaga kehangatan bayi, menyusu dan meningkatkan kedekatan ibu atau orang tua
terhadap bayinya
4. Mengingatkan dan mengevaluasi kembali para orang tua bayi untuk memberikan susu
formula bila bayi tidak mau atau tidak bisa menyusu dengan baik dan benar.
5. Mengingatkan orang tua perlunya membaw anak untuk kontrol rutin untuk mengecek
BB bayi dengan menggunakan KMS
6. Mengingatkan orang tua untuk imunisasi bayinya karena imunisasi merupakan
tambahan agar bayi tidak mudah sakit dan meningkatkan imun bayi
7. Menganjurkan bayi untuk tidak dikunjungi dan disentuh oleh orang lain selain ibunya
sebelum usia minimal 6 bulan untuk mengurangi terkena infeksi.
TUMBUH KEMBANG NEONATUS DAN BAYI

1. Pertumbuhan
a. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang
bersifat kuantitatif dan dapat di ukur ( Depkes RI,1997). Pertumbuhan berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu. Cara mengetahui pertumbuhan anak ada beberapa cara melakukan
penilaian status pertumbuhan pada anak, salah satunya dengan pengukuran tubuh
manusia yang di kenal dengan antropometri. Antropometri disajikan dalam bentuk
indeks yang di kaitkan dengan variabel lain.

2. Perkembangan
Menurut Depkes (2006) perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola teratur dan dapat di
ramalkan, sebagai pematangan.
Proses tersebut menyangkut adanya proses diferensiasi dan sel-sel tubuh, jaringan,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi fungsinya masing-masing. Perkembangan merupakan proses yang tidak
pernah berhenti (never ending process). Fase perkembangan terjadi pada bayi, kanak-
kanak, remaja, dewasa sampai masa tua. Semua individu yang normal mengalami
tahapan atau fase perkembangan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


a. Faktor genetik
Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, dan suku.
b. Gizi dan penyakit
Pertumbuhan dapat terganggu bila jumlah salah satu jenis zat yang di butuhkan
tubuh berkurang. Misalnya gangguan pertumbuhan terlihat pada luka dan infeksi
cacing bulat. Pertumbuhan yang baik juga bergantung pada kesehatan organ tubuh.
Misalnya penyakit hati, jantung, ginjal, paru-paru yang terinfeksi dapat
mengganggu pertumbuhan normal.
c. Faktor Lingkungan
1) Faktor Pre-natal
Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi serta imunitas,
anoksia, embrio.
2) Faktor Post-natal
a) Faktor lingkungan biologis yaitu : ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan
terhadap penyuluhan kesehatan, penyakit kronis dan hormon.
b) Faktor lingkungan fisik yaitu : cuaca, musim, sanitasi dan keadaan rumah.
c) Faktor lingkungan sosial yaitu : stimulasi, motifasi belajar, stress, kelompok
sebaya, ganjaran atau hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang.
d) Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain yaitu ; pekerjaan,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.
Mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
kelingkungan terbagi 4 yaitu :
a) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi (pemindahan pnas dari tubuh bayi ke objek
lain melalui kontak langsung).
Contoh : Menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang
dingin memegang bayi, menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa
BBL.
b) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi keudara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara)
Contoh : Membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela, membiarkan
BBL di ruang yang terpasang kipas angin
c) Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih
dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).
Contoh : Bayi dibiarkan dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas
(radiant warmer), bayi dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi ditidurkan
berdekatan dengan ruang yang dingin, misalnya dekat tembok.
d) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan
kelembapan udara (perpindahan dengan cara mengubah cairan menjadi
uap). Evaporasi dipengaruhi oleh :jumlah panas yang dipakai, tingkat
kelembapan udara, aliran udara yang melewati.
Mencegah kehilangan panas :
1) Keringkan bayi secara seksama
2) Selimuti bayi dengan selimut
3) Tutup bagian kepala bayi
4) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
Dalam proses adaptasi kehilangan panas, bayi mengalami :
1) Stress pada BBL menyebabkan hipotermi.
2) BBL mudah kehilangan panas.
3) Bayi menggunakan timbunan lemak cokelat untuk meningkatkan suhu
tubuhnya.
4) Lemak cokelat terbatas, sehingga apabila habis akan menyebabkan
adanya stress dingin.

4. Aspek Perkembangan Anak


Menurut Depkes (2006), ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu di bina atau
di pantau yaitu :
a) Gerak kasar atau motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk,berdiri lari.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan di lakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis menghitung.
c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah.
d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan setelah
bermain) berpisah dengan ibu atau pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.

5. Pengelompokan Proses Perkembangan


Dari proses perkembangan dapat di kelompokan menjadi 3 aspek yaitu :
a) Aspek biologis merupakan perkembangan pada fisik individu, contohnya
bertambahnya berat badan dan tinggi badan yang tentunya dapat kita ukur.
b) Aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berpikir. Aspek
ini merupaka perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil
dari lingkungan sekitar.
c) Aspek psikososial merupakan perubahan aspek perasaan, emosi dan
hubungannya dengan orang lain. Aspek psikososial merupakan aspek
perkembangan individu dengan lingkungan atau masyarakat.

6. Jenis-jenis Perubahan dalam Pertumbuhan dan Perkembangan


Perubahan dapat di bagi dalam 4 kategori utama yaitu :
a. Perubahan dalam ukuran
Perubahan dapat berupa pertambahan ukuran panjang atau tinggi, berat
badan di ikuti oleh perubahan organ-organ lain yang mengalami perubahan
ukuran.
b. Perubahan dalam perbandingan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan operasional antara kepala, anggota
badan dan anggota gerak. Perubahan proposional juga terjadi pada
perkembangan mental.
c. Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama
Misalnya pada bayi terdapat kelenjar buntu yang di sebut tymus pada
daerah dada yang sedikit demi sedikit mengalami penyusutan dan akan
hilang setelah dewasa.
d. Berubah untuk memperoleh hal-hal baru
Misalnya di lihat dari segi mental, seseorang akan bertambah
perbendaharaan kata dan bahasanya ketika mengalami pertambahan usia.

7. Hukum-hukum Pertumbuhan dan Perkembangan


Hukum-hukum perkembangan antara lain :
a. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa
pertumbuhan fisik di mulai dari kepala ke arah kaki.
b. Hukum Proximadistal
Hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik dan menurut hukum ini
pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat
tubuh yang terdapat di pusat seperti jantung, hati dan alat-alat pencernaan
lebih dahulu berfungsi dari ada anggota tubuh yang ada di tepi.
c. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Anak akan lebih dahulu mampu mengerakan lengan atas, lengan bawah,
tepuk tangan baru kemudian menggerakan jemarinya.
d. Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan
e. Hukum tempo dan ritme perkembangan

KONSEP TUMBUH KEMBANG PADA BAYI


1. Perkembangan kognitif (menurut Piaget)
Perkembangan kognitif berpusat pada perkembangan cara penerimaan dan
mental anak. Menurut Piaget, anak-anak berusaha mencoba memahami hal-hal baru
untuk mengembangkan pola piker anak dan jika pemahaman anak tidak tercapai,
maka anak akan berusaha menyesuaikannya dengan cara membatasinya. Piaget
mengindentifikasi 4 tahapan utama perkembangan yaitu sensorimotor, pra-
operasional, operasional konkrit dan operational formal. Pada masa ini, bayi
termasuk pada tahap perkembangan kognitif sensori motorik.
Perkembangan kognitif sensori motorik ini berlangsung sejak lahir sampai usia
18 bulan atau 2 tahun yang pada umumnya mengandalkan observasi dari panca
indera dan gerakan tubuh mereka. Satu tanda dari perkembangan ini adalah
memahami objek tetap/permanen. Bayi berkembang dengan cara merespon kejadian
dengan gerakan refleks. Mereka belajar melihat diri mereka sebagai bagian
dariobjek yang ada dilingkungan.

2. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa yang diperlihatkan oleh bayi antara lain :
a. Alat komunikasi utama : menangis.
b. Orang tua dapat membedakan tangisan bayi.
c. Usia 1-2 bulan :bayimendengkur.
d. Usia 3-4 bulan : bayi tertawa dan mengoceh, terdengar bunyi/suara konsonan
dari mulut bayi.
e. Usia 6 bulan :bayi meniru bunyi-bunyi, usia 7-8 bulan :bayi dapat
menggabungkan suku kata seperti mengucapkan “mama”.
f. Usia 9 bulan : bayi mengerti kata : tidak”
g. Usia 10 bulan : bayi mengerti dan dapat mengatakan “mama” dan “dadah”.
h. Usia 12 bulan : bayi mengerti dan dapat mengatakan 4-10 kata.

3. Perkembangan psikososial (Menurut Erickson)


Erickson dalam bukunya “childhood and society” menguraikan tahap-tahap
perkembangan ego dalam perilaku sosial yang dikenal dengan istilah “8 tahap
perkembangan manusia”
a. Trust vs Minstrust (kepercayaan vs kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa oral kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau 1 ½
tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan
mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk
hadirnya suatu ketidakpercayaan.

4. Perkembangan moral (menurut Kohlberg)


Kohlberg dalam penelitiannya membagi perkembangan moral menjadi 6 tahap.
Sebelummasuk ke stadium 1. Ada tahap sebelumnya yang oleh Kohlberg
disebut dengan tingkatan nol. Pada tahap ini, anak menganggap baik apa yang
sesuai dengan permintaan dan keinginannya. Tahap ini terjadi pada usia 0-18
bulan atau 24 bulan.

5. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik pada bayi meliputi perkembangan motorik halus dan
motorik kasar.
a. Perkembangan motorik halus (Fine Motor) pada bayi
Usia 1 bulan :
- Di hari pertama setelah kelahiran bayi belum bisa membuka mata
- Pada bulan pertama bayi akan mulai beradaptasi dengan lingkungannya
- Memiliki gerakan reflek alami
- Sedikit demi sedikit bisa tersenyum
- Bayi menggenggam kuat
Usia 2 bulan :
- Bayi dapat memegang mainan dengan kuat
- Sudah dapat melihat dengan jelas dan dapat membedakan wajah orang
- Bereaksi kaget saat mendengar suara keras
Usia 3 bulan :
- Refleks genggaman bayi menghilang bayi secara aktif memegang
mainan yang berbunyi dan memperhatikannya.
- Memberikan reaksi mengoceh atau menyahut dengan ocehan
- Mulai mengenal ibu dengan penglihatan, penciumannya dan kontak
Usia 4 bulan : bayi memasukan objek kemulutnya
Usia 5 bulan : bayi memegang 2 objek dan memindahkan objek dari tangan
satu ketangan yang lainnya,
Usia 6 bulan : bayi dapat mengamankan kubus pada penglihatannya
Usia 7 bulan : bayi dapat menarik tali untuk meraih objek.
Usia 8-9 bulan : bayi menggenggam dengan jempol dan jari-jarinya
Usia 10 bulan : bayi dapat memukul-mukul cangkir dengan sendok
Usia 11 bulan : bayi dapat menaruh 3 objek ke dalam botol.
Usia 12 bulan : bayi dapat menyusun 2 balok keatas.
b. Perkembangan motorik kasar ( Gross Motor)
1) BBL : dapat menengok kepalanya dari satu sisi kesisi lain. Jika di
tengkurapkan kecuali berbaring permukaan yang lambat
2) Usia 3 bulan : hampir tidak ada kelambatan pada kepala.
3) Usia 5 bulan : bayi berguling dari depan kebelakang.
4) Usia 7 bulan : bayi duduk miring/condong kedepan.
5) Usia 8 bulan : bayi duduk tanpa ditopang (tegak).
6) Usia 9 bulan : bayi tertarik untuk berdiri.
7) Usia 10 bulan : bayi menjelajah/meluncur (kemana-mana).
8) Usia 12 bulan :bayi berjalan jika dipegang tangannya.
c. Tugas perkembangan usia bayi
Beberapa tugas perkembangan bayi, antara lain bayi belajar untuk :
a. Mencapai keseimbangan fisiologis.
b. Menyesuaikan diri dengan orang lain.
c. Mencintai dan dicintai.
d. Mengembangkan dasar-dasar untuk kesadaran diri.dan system komunikasi.
e. Mengekspresikan dan mengontrol kepuasaan.
DAFTAR PUSTAKA

Heryani, Reni;. (2019). Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,Balita,dan Anak Pra Sekolah.


Jakarta: TIM.
Johariyah; Ningrum, Ema Wahyu;. (2012). Asuhan kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: TIM.
Oktiawati, Anisa ; , Khodijah; Setyaningrum, Ikawati; Dewi, Rizki Cintya;. (2017). Teori dan
Konsep Keperawatan Pediatrik. Jakarta: TIM.
Pantiawati, I. (2010). Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2010). Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Ratnaningsih, Tri; Indatul, Siti; Peni, Tri;. (2019). Teori & Konsep Tumbuh Kembang dan
Stimulasi Bayi,Todler,Pra sekola,Usia Sekolah & Remaja. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Ratnawati, Ana;. (2018). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: PB.
KASUS BBLR-Premature
By.R lahir tanggal 28 juli 2020 berusia 1 hari, jenis kelamin perempuan dengan berat badan
lahir 1700 gram, panjang badan 39 cm, tidak ada cacat bayi, anus (+), usia kehamilan 32
minggu. Diagnosa medis Prematur dan BBLR. Keadaan umum, compos mentis, pemeriksaan
fisik nadi 132x/menit, RR 52x/menit, suhu 360C. Kelenjar getah bening tidak membesar,
pernafasan pada klien tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis, kulit klien
terasa hangat, ektremitas terasa hangat, lingkar perut 26,5 cm, lingkar dada 25 cm, panjang
badan 39 cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar lengan 11,2 cm, lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis. Di beri terapi cairan parenteral D 10% sebanyak 100cc/24 jam, rawat
di inkubator dan pemberian nutrisi per OGT. Dan orang tua klien mengatakan kalau khawatir
dan cemas terhadap kondisi anaknya, dan orang tua klien juga mengatakan tidak mengetahui
apa itu pengertian, penyebab, tanda gejala dan penatalaksanaan BBLR, orang tua klien pun
terlihat kebingungan ketika perawat menanyakkan mengenai BBLR.

Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 1700 gram
Panjang Badan : 39 cm
Lingkar kepala : 29 cm
Tanda Vital
Nadi : 132 x/menit
Suhu badan : 36 ℃
Frekuensi nafas : 52 x/menit
Kesan umum : Sakit sedang
Kesadaran : composmentis

Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium tgl 28-07-2020 GDS 40
Bilirubin newborn 18,5 mg/dL
Golongan darah O/+
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus
Jl. Salemba Raya No. 41 Jakarta
Program Profesi S1

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

I. Pengkajian :
1. Identifikasi Klien
Nama (initial) : By. R
Tempat / tgl lahir (umur) : Bekasi, 28 Juli 2020 (1 hari)
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : Pertama
Agama / Suku : islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Alamat Rumah : Prima harapan regency Blok B4 no 5 Bekasi
Penanggung Jawab
Nama :Tn A dan Ny. F
Alamat :Prima harapan regency Blok B4 no 5 Bekasi
Hubungan dengan klien :Orang tua klien
Data Medik
Dikirim Oleh : Unit Gawat Darurat
Ruang rawat saat ini : Perinatologi
Diagnosa Medik : Premature dan BBLR

II. Riwayat Keperawatan (Data Fokus, PKPK, Imunisasi, Capaian tumbuh kembang)
a. Keadaan Sakit
Alasan Masuk : By.R lahir tanggal 28 Juli 2020 berusia 1 hari, jenis kelamin
perempuan dengan berat badan lahir 1700 gram, panjang badan 39 cm, tidak ada cacat
bayi, anus (+), usia kehamilan 32 minggu. Kelenjar getah bening tidak membesar,
pernafasan pada klien tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis, kulit
klien terasa hangat, ektremitas terasa hangat, lingkar perut 26,5 cm, lingkar dada 25
cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar lengan 11,2 cm, lemak pada bawah kulit (subkutan)
terlihat tipis.
Saat Pengkajian : Keadaan Umum: sakit sedang, Kesadaran: composmentis By.
R sudah dapat vaksin Polio pertama, Hep B, dan vit A, obsrv TTV: Nadi : 132
x/menit, Suhu badan : 36ºC Frekuensi nafas : 52 x/menit, orang tua klien mengatakan
kalau khawatir dan cemas terhadap kondisi anaknya, dan orang tua klien juga
mengatakan tidak mengetahui apa itu pengertian, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan BBLR, dan orang tua klien pun terlihat kebingungan ketika perawat
menanyakkan mengenai BBLR. Obs: Berat badan (BB) : 1700 gram, Panjang Badan
(PB) : 39 cm, Lingkar kepala (LK) : 29 cm

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Riwayat persalinan
a) Pre natal care
Ibu klien mengatakan bahwa selama hamil rutin control ke dokter kandungan
untuk memeriksakan kehamilannya kurang lebih 5 kali dan mendapat imunisasi
TT 1 kali, dan selama hamil Ny. F mengalami kenaikan berat badan 5 kg. Ny. F
saat selama hamil mengeluh mual dan muntah.
Kebiasaan minum obat/jamu/makanan tertentu/ minuman keras/ merokok : tidak ada
b) Natal
Ny. F mengatakan melahirkan di rumah sakit dengan usia kehamilan 32
minggu, dengan bantuan penolong persalinan dokter dan tidak ada komplikasi
eklamsi selama persalinan.
c) Post Natal
Kondisi klien lahir BBLR 1700 gram, panjang bayi (PB) 39 cm, tidak terjadi
ketuban pecah dini, warna ketuban jernih, Apgar Score 7/10, kelainan bawaan
tidak ada, trauma bawaan tidak ada. Klien dilakukan perawatan di incubator.
Riwayat Vaksinasi : Hepatitis B Baru Lahir dan Polio baru lahir,
B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
a. Data Subjektif dan Objektif
By. R diberikan pemberian ASI pada tanggal 27-07-2019, cara pemberian setiap
kali bayi menangis, ASI keluar sedikit- sedikit lalu reflek menghisap klien lemah
(+), sehari setelah lahir bayi dipindahkan kedalam incubator diperinatologi dan
terpasang OGT dan cara pemberian OGT dengan jumlah pemberian 8x10cc/hari.
Pengetahuan ibu tentang ASI Ny. F mengatakan cemas dengan kondsi anaknya dan
Ny. F mengatakan ingin tetap memberikan ASI meskipun anaknya diinkubator.
b. Pemeriksaan Fisik
Hidrasi kulit baik, lemak pada bawah kulit terlihat tipis, Palpebrae tidak ada
oedem, Conjungtiva anemis, Sclera ikterik, Hidung tampak simetris, Rongga mulut
bersih, Lidah putih, Tonsil tidak ada pembesaran, Kelenjar getah bening leher tidak
mengalami pembesaran.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Auskultasi : Peristaltik 20 X / menit
Palpasi : Massa tidak ada
Fenton : TB/U = 10-50 percentiles, BB/U = 25-50 percentiles.
Status gizi : BB Awal / BB Ideal x 100% = 30/29x100% = 103,4% (Cukup)
Kesimpulan

C. KAJIAN PSIKOSOSIAL
Orang tua klien mengatakan hubungan antar anggota keluarganya baik, dan By. R
akan di asuh oleh ayah dan ibunya sendiri. orang tua klien mengatakan kalau
khawatir dan cemas terhadap kondisi anaknya, dan orang tua klien juga
mengatakan tidak mengetahui apa itu pengertian, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan BBLR, Ny. F mengatakan tidak mengetahui kalo anaknya
mengalami berat bayi lahir rendah (BBLR). orang tua klien pun terlihat
kebingungan ketika perawat menanyakkan mengenai BBLR.
D. KAJIAN POLA SISTEM
Observasi dan Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : Bayi dirawat didalam inkubator & reflek menghisap lemah
2. Tanda-tanda vital : Suhu: 36°C tempat pengukuran di aksila, frekuensi nadi
132x/menit, dan frekuensi pernafasan respirasi : 52x/menit, Bayi di letakkan di
inkubator
3. Antropometri : panjang badan (PB) 39 cm, berat badan (BB) 1.700 gram,
lingkar lengan atas (LLA) 11,2 cm, lingkar dada 25 cm, lingkar kepala 29 cm,
lingkar perut 26,5 cm.
Masalah keperawatan: Hipotermia
4. Sistem Pernafasan
Inpeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada sama kanan dan kiri, klien
tidak menggunakan alat bantu nafas, frekuensi pernafasan : 52x/menit tidak
menggunakan cuping hidung dan tidak ada retraksi otot bantu nafas.
Palpasi : vocal premitusnya tidak terkaji,
Perkusi thorak sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler.
5. Sistem Kardiovaskuler
Inpeksi : Pulsasi kuat, tidak ada clubbing finger tidak juga sianosis.
Palpasi :CRT < 3 detik, tidak ada nyeri dada
Perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : dengan bunyi jantung S1 dan S2 tunggal.
6. Sistem Persyarafan
Bentuk kepala simetris kanan/kiri, ubun-ubun datar, kesadaran klien
composmentis gerak tangis (+), dengan reflex sucking tapi lemah (+), reflek
menggenggam ada tapi lemah, reflek babinsky ada tapi lemah, reflek moro ada
tapi lemah, dan reflek rooting ada tapi lemah, reflek patella ada tapi lemah, dan
tidak ada kejang, nyeri kepala tidak ada, istirahat tidur klien tampak selalu tidur
dan sesekali membuka mata dan tidak ada kelainan nervus kranialis
7. Sistem Genitourinaria
Labia minor menutupi labia mayor, klitoris menonjol, alat kelamin normal,
kebersihan kelamin bersih, bau urine khas, produksi urin 10cc/kg/BB ml/hr,
tempat yang di gunakan pempers.
8. Sistem Pencernaan
Mulut : Mukosa bibir kering, kondisi bibir simetris, lidah tampak putih,
jaringan lemak subkutan tipis, aerola payudara datar tidak ada tonjolan, pada
abdomen tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, terpasang OGT (ASI
8x10cc/24jam)
9. Sistem Muskuloskeletal dan integument
Klien tampak lemah dalam incubator, tidak ada fraktur dan dislokasi, akral
dingin, dan turgor baik, kelembapan lembab, tidak ada oedema, kulit bersih,
warna kulit merah muda, licin/ halus tampak tipis, terdapat lanugo.
10. Sistem Pengindraan
Mata : pupil isokor kanan/kiri, reflek cahaya positif kanan/kiri, konjungtiva
merah muda kanan/kiri, skelera putih kanan/kiri, pergerakan bola mata baik
kanan/kiri, ketajaman penglihatan normal kanan/kiri
Telinga : simetris kanan dan kiri (daun telinga masih menempel) ketajaman
pendengaran normal (jika kita tepukan tangan diantara telingan kanan & kiri
bayi akan menoleh), tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Hidung : mukosa lembab, tidak ada secret dan tidak ada kelaianan.
11. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran getah bening, tidak hiperglikemi, klien hipoglikemia,
gula darah sewaktu (GDS) : 40 mg/dL
Masalah keperawatan : Resiko ikterik neonatus

E. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium tgl 28-07-2020
GDS 40 mg/dL, Bilirubin newborn 18,5 mg/dL, Golongan darah O/+

F. Penatalaksanaan Medik
By. R di beri terapi cairan parenteral D 10% sebanyak 100cc/24 jam, rawat di inkubator
dan pemberian nutrisi per NGT susu 8x10 cc.
1. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : -
DO :
- By.R berusia 1 hari, usia kehamilan
32 minggu,
- BBL: 1700 gram, panjang badan prematuritas Ikterik neonatus

39 cm, tidak ada cacat bayi, lingkar


perut 26,5 cm, anus (+), lingkar
lengan 11,2 cm, KGB tidak
membesar,
- Pernafasan pada klien tidak
menggunakan cuping hidung, tidak
terdapat sianosis, kulit klien terasa
hangat, ektremitas terasa hangat,
lingkar dada 25 cm, lingkar kepala
29 cm, lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis, anus (+).
- By. R sudah dapat vaksin Polio
pertama, Hep B, dan vit A
- TTV : Nadi : 132 x/menit, Suhu
badan : 36 ℃, Frekuensi nafas :
52 x/menit
- Hasil Lab: GDS : 40 mg/dL,
Bilirubin newborn 18,5 mg/dL,

2. DS : - Prematuritas dan Hipotermia


DO : BBLR
- By.R berusia 1 hari, usia kehamilan
32 minggu
- BBL: 1700 gram, panjang badan
39 cm, tidak ada cacat bayi, lingkar
perut 26,5 cm, anus (+), lingkar
lengan 11,2 cm, Kelenjar getah
bening tidak membesar,
- Pernafasan pada klien tidak
menggunakan cuping hidung, tidak
terdapat sianosis, kulit klien terasa
hangat, ektremitas terasa hangat,
lingkar dada 25 cm, lingkar kepala
29 cm, lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis, anus (+).
- By. R sudah dapat vaksin Polio
pertama, Hep B
- TTV Nadi : 132 x/menit, Suhu
badan : 36 ℃, Frekuensi nafas :
52 x/menit
- Hasil Lab: GDS : 40 mg/dL,
Bilirubin newborn 18,5 mg/dL,
Golongan darah O/+
3. DS : kurang terpapar Defisit
informasi tentang pengetahuan
- Orang tua klien mengatakan kalau
BBLR
khawatir dan cemas terhadap
kondisi anaknya,
- Orang tua klien juga mengatakan
tidak mengetahui apa itu
pengertian, penyebab, tanda gejala
dan penatalaksanaan BBLR,

DO : Orang tua klien terlihat


kebingungan ketika perawat
menanyakan mengenai BBLR.
4. DS : - Defisit nutrisi
kurang dari
DO :
kebutuhan
- By.R berusia 1 hari, usia kehamilan
32 minggu,
- BBL: 1700 gram, panjang badan prematuritas
39 cm, tidak ada cacat bayi, lingkar
perut 26,5 cm, anus (+), lingkar
lengan 11,2 cm, KGB tidak
membesar,
- Pernafasan pada klien tidak
menggunakan cuping hidung, tidak
terdapat sianosis, kulit klien terasa
hangat, ektremitas terasa hangat,
lingkar dada 25 cm, lingkar kepala
29 cm, lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis, anus (+).
- By. R sudah dapat vaksin Polio
pertama, Hep B, dan vit A
- TTV : Nadi : 132 x/menit, Suhu
badan : 36 ℃, Frekuensi nafas :
52 x/menit
- Hasil Lab: GDS : 40 mg/dL,
Bilirubin newborn 18,5 mg/dL,

DS : - Resiko Infeksi
DO :
- By.R berusia 1 hari, usia kehamilan
32 minggu,
- BBL: 1700 gram, panjang badan prematuritas
39 cm, tidak ada cacat bayi, lingkar
perut 26,5 cm, anus (+), lingkar
lengan 11,2 cm, KGB tidak
membesar,
- Pernafasan pada klien tidak
menggunakan cuping hidung, tidak
terdapat sianosis, kulit klien terasa
hangat, ektremitas terasa hangat,
lingkar dada 25 cm, lingkar kepala
29 cm, lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis, anus (+).
- By. R sudah dapat vaksin Polio
pertama, Hep B, dan vit A
- TTV : Nadi : 132 x/menit, Suhu
badan : 36 ℃, Frekuensi nafas :
52 x/menit
- Hasil Lab: GDS : 40 mg/dL,
Bilirubin newborn 18,5 mg/dL,
RENCANA KEPERAWATAN

Nama/Umur : By. R/ 1 hari


Ruang/Kamar : Ns. S / 537.3
No. Diagnosa Hasil yang diharapkan Rencana tindakan Rasional
Meliputi :
DX keperawatan
Tindakan keperawatan, tindakan
dan observatif, tindakan penyuluhan,
pelaksanaan program dokter.
Data Penunjang
1. Ikterik neonatus Setelah dilakukan intervensi Perawatan Bayi
berhubungan dengan keperawatan - Monitor tanda-tanda vital bayi R/ mengetahui haemodinamik bayi
prematuritas selama 3x 24 jam diharapkan: (terutama suhu 36,5°C - 37,5°C)
Integritas kulit dan - Mandikan bayi pada suhu ruangan 21- R/ agar bayi tidak hipotermia
jaringan meningkat. Dengan 24°C R/ mencegah bayi terkena ruam dan
Luaran: - Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit menjaga kebersihan serta kehangatan
- Elastisitas meningkat dan 2x dalam sehari bayi
- Hidrasi meningkat - Rawat tali pusat secara terbuka (tali R/ agar tali pusat cepat kering
- Perfusi jaringan meningkat pusat tidak dibungkus apapun)
- Suhu kulit membaik - Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi R/ agar tidak berbau dan
- Tekstur membaik kapas yang telah diberi air matang mengakibatkan infeksi
-Pertumbuhan rambut membaik - Kenakan popok bayi dibawah umbilikal R/ menjaga talipusat agar kering dan
jika tali pusat belum lepas terkena udara
- Lakukan pemijatan bayi R/ meningkatkan tumbuh kembang
- Ganti popok bayi jika basah R/ mencegah bayi hipotermia
- Kenakan pakaian bayi dari bahan katun R/ mencegah terjadinya biang keringat
/alergi/ruam
- Anjurkan ibu menyusui sesuai R/ agar nutrisi bayi tercukupi sesuai
kebutuhan bayi kebutuhannya
- Ajarkan ibu cara merawat bayi di R/ agar ibu tidak keliru dalam
rumah merawat bayinya
- Ajarkan cara pemberian makanan R/ agar bayi diberikan PASI yang
pendamping ASI pada bayi > 6 bulan sesuai
2. Hipotermia Setelah dilakukan intervensi Regulasi Temperatur
berhubungan dengan keperawatan - Monitor suhu bayi sampai stabil R/ mencegah terjadnya hipotermia
Prematuritas dan selama 3x24 jam diharapkan: (36,5°C-37,5 °C)
BBLR - Termoregulasi membaik - Monitor frekuensi pernapasan dan nadi R/ mengetahui heamodinamik bayi
- Termoregulasi neonatus - Monitor warna dan suhu kulit R/ mengetahui terjadinya sianosis
membaik - Monitor dan catat tanda, gejala R/ mencegah terjadinya hipotermia
Dengan luaran: hipotermia R/ agar lebih mudah memantau suhu
-Dasar kuku sianotik menurun - Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika tubuh bayi
-Hipoksia menurun perlu R/ menambah BB bayi dan mencegah
-Suhu tubuh membaik - Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi terjadinya hipoglikemia
-Suhu kulit membaik yang adekuat R/ Bayi baru lahir mudah kehilangan
-Kadar glukosa darah membaik - Tempatkan bayi baru lahir dibawah panas
-Pengisian kapiler membaik radiant warmer R/ penggunaan incubator dapat
- Pertahankan kelembaban inkubator 50% mempertahankan suhu bayi
atau lebih untuk mengurangi kehilangan
panas akibat proses evaporasi R/ perlu menyesuaikan suhu bayi
- Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan R/ penjelasan dapat berguna untuk
- Jelaskan cara pencegahan hipotermia perawatan bayi dirumah
karena terpapar udara dingin R/ pemberian pendkes dapat berguna
- Demonstrasikan tehnik perawatan untuk perawatan bayi dirumah
metode kanguru untuk BBLR
- Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
perlu
3. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan keperawatan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan R/ mengetahui kesiapan dalam
kurang terpapar selama 1 x 24 jam diharapkan, menerima informasi menerima informasi
informasi tentang Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang dapat R/ mengetahui hal yang keliru dalam
BBLR meningkat meningkatkan dan menurunkan motivasi penerimaan informasi
Dengan Kriteria Hasil: - Sediakan materi dan media pendidikan R/ memberikan kejelasan tentang
- Verbalisasi minat dalam kesehatan pendidikan kesehatan
belajar meningkat - Berikan kesempatan untuk bertanya R/ mengurangi resiko kesalahan dalam
- Kemampuan menjelaskan penerimaan informasi
pengetahuan tentang BBLR - Jelaskan faktor resiko yang dapat R/ agar tidak terjadi kekeliruan dalam
meningkat mempengaruhi pengetahuan menerima informasi kesehatan
- Kemampuan menggambarkan - Ajarkan strategi yang dapat digunakan R/ tidak terlalu lama memahami
pengalaman sebelumnya yang untuk meningkatkan pengetahuan pengetahuan yang diberikan
sesuai dengan BBLR meningkat
- Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat
- Pernyataan tentang masalah
yang dihadapi menurun
- Persepsi yang keliru terhadap
masalah menurun.
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan antara teori dan asuhan keperawatan secara
langsung pada By Ny. dengan diagnosa medis BBLR di Ruang Perinatologi yang meliputi
pengkajian sampai dengan perencanaan keperawatan.
1. Pengkajian
Pada tahap pengumpulan data tidak ada kesulitan karena diketahui Identitas klien,
pada tinjauan pustaka, BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau
pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010) dan dari
hasil tinjaun kasus ditemukan hal yang sama yaitu bayi yang dilahirkan dengan usia
kehamilan 32 minggu (kurang bulan). Pada pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
a. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama : Pada tinjauan pustaka berat badan bayi biasanya kurang dari 2500
gram, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relative besar dibanding
badan. Kelainan fisik yang mungkin terlihat, sesak atau tidak, jumlah pernafasan 40-60
permenit di selingi apnea, sianosis atau tidak dan pada tinjauan kasus yang ditemukan
BB : 1.700 gram, tidak ada clubbing finger, tidak ada sianosis. Nadi : 132 x/menit,
klien nafas tidak menggunakan cuping hidung, pola nafas teratur, frekuensi pernafasan
: 52x/menit, tidak ada retraksi otot bantu nafas, lapisan lemak subkutan tipis, bentuk
kepala simetris dan reflek menghisap lemah. Pada pengkajian ini tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus
berat badan bayi kurang dari 2.500 gramtidak ada sianosis, nadi : 132 x/menit, klien
nafas tidak menggunakan cuping hidung, pola nafas teratur, frekuensi pernafasan :
52x/menit.
b. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit saat ini: Pada tinjauan pustaka mengatakan keadaan umum bayi
berat badan ≤ 2500 gram, Panjang kurang dari 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm,
Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea, sedangkan hasil dari tinjauan kasus
diperoleh keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran Compos mentis, terpasang
infuse dan NGT, tidak menggunakan alat bantu nafas, pola nafas teratur, suara nafas
vesikuler, reflek menghisap lemah. BB: 1.700 gram, panjang badan 39 cm, lingkar
perut: 26,5 cm, lingkar dada: 25 cm, lingkar kepala: 29 cm, lingkar lengan: 11,2 cm,
frekuensi nafas : 52 x/menit. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus pernafasannya teratur dan tidak
apnea. Karena pada saat pengkajian bayi bernafas tidak menggunakan cuping hidung,
tidak di temukan adanya gerakkan otot bantu nafas dan tidak terdapat sesak.
c. Riwayat Persalianan
Prenatal care : Pada tinjauan pustaka tidak ada riwayat penggunaan obat selama
ibu hamil seperti pengguna narkotika. Pada tinjauan kasus ibu juga tidak mempunyai
riwayat komplikasi seperti DM dan lain-lain, serta ibu klien tidak menggunakan obat
selama kehamilan. Ibu klien mengatakan bahwa selama hamil rutin control ke dokter
kandungan untuk memeriksakan kehamilannya kurang lebih 5 kali dan imunisasi TT 1
kali, dan selama hamil Ny. F mengalami kenaikan berat badan 5 kg. Ny. F mengalami
mual muntah pada trimester pertama. Pada pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus ibu pasien pada
saat hamil tidak mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan.
Natal care : Pada tinjauan pustaka mengatakan Ibu melahirkan dengan umur
kehamilan antara < 39-40 minggu, rendahnya berat badan pada saat kelahiran, atau
terlalu besar dibanding umur kehamilan, dan pada tinjauan kasus ditemukan By. R
lahir pada usia kehamilan 32 minggu. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus usia kehamilan kurang
dari 32 minggu.
Post natal : Pada tinjauan pustaka mengatakan setelah bayi lahir kelainan fisik
yang mungkin terlihat. Tanda-tanda lain seperti : Berat badan ≤ 2.500 gram, Panjang
<45 cm, LD <30 cm, LK <33 cm, Umur kehamilan < 37 minggu, Kulit tipis,
transparan, rambut lanungo banyak, lemak kurang. Sedangkan pada tinjauan kasus di
temukan kondisi klien lahir BBLR 1.700 gram, dengan panjang bayi (PB) 39 cm, LD:
25 cm, LK: 29cm, kulit bersih, lemak subkutan tipis. Klien di lakukan perawatan
intensif di incubator. Pada pengkajian ini tidak ada terdapat kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena tinjauan kasus sama dengan tinjauan
pustaka.

Anda mungkin juga menyukai