Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK 2

KONSEP PENYAKIT DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PNEUMONIA PADA ANAK
DosenPengampu :

Ns. Andri Yulianto, S. Kep., M.Kes

Disusun Oleh Kelas 2.A :


1. Antika Yunanda Setyawati (2020205201007)
2. Desta Safitri (2020205201011)
3. Ermi Dewita Sari (2020205201017)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah  ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ”Konsep Penyakit Dan Konsep Asuhan
Keperawatan Pneumonia Pada Anak”.

Makalahiniberisikaninformasimengenai “Penyakit Pneumonia Beserta Asuhan


Keperawatannya Pada Pasien Anak” .
Diharapkan makalahinidapatmemberikaninformasikepadakita  semuatentang Penyakit
Pneumonia Pada Anak Berserta Penanganannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Pringsewu, 01Maret 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang......................................................................................................... 1
B. RumusanMasalah....................................................................................................2
C. TujuanMakalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit Pneumonia...................................................................................3
1. Definisi........................................................................................................ 3
2. Klasifikasi.................................................................................................... 4
3. Etiologi........................................................................................................ 4
4. Tanda dan Gejala......................................................................................... 5
5. Patofisiologi................................................................................................ 6
6. Pathway....................................................................................................... 7
7. Komplikasi.................................................................................................. 7
8. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................. 8
9. Penatalaksanaan.......................................................................................... 8
B. Konsep Askep Penyakit Pneumonia....................................................................... 10
1. Pengkajian................................................................................................... 10
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 11
3. Rencana Keperawatan................................................................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli), dengan gejala batuk yang disertai nafas sesak atau nafas cepat. Penyakit ini
mempunyai tingkat kematian tinggi. Secara klinis pada anak yang lebih tua selalu
disertai batuk dan nafas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam. Namun pada bayi
seringkali tidak disertai batuk (Stansfild, 1987).
Berdasarkan data UNICEF (The United Nations Internasional Children’s
Emergency Fund) tahun 2015 terdapat 5,9 juta anak atau 15 persen di bawah usia lima
tahun yang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 15 persen atau 920.136 anak
meninggal karena pneumonia. Dengan kata lain, ada lebih 2.500 balita per hari yang
terinfeksi pneumonia (lifestyle.kompas.com). menurut UNICEF(2015), Indonesia masuk
dalam 10 besar negara dengan kematian akibat pneumonia tertinggi (cnnindonesia.com).
Pneumonia sering ditemukan pada anak balita, namun juga pada orang dewasa
dan pada kelompok usia lanjut. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak
segera diobati. Pada orang dewasa, pneumonia bisa menjadi infeksi yang serius yang
dapat berkembang menjadi sepsis yang berpotensi mengancam jiwa. Pneumonia juga
sebagai salah satu penyakit infeksi pada usia lanjut, dan masih merupakan problem
kesehatan masyarakat karena tingginya angka kematian disebabkan penyakit tersebut
diberbagai negara termasuk di Indonesia (Misnadiarly, 2008).
Di Indonesia pneumonia merupakan urutan kedua penyebab kematian pada balita
seterlah diare. Riser Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan bahwa kejadian
pneumonia seblan terakhir (periode prevalence) mengalami peningkatan pada tahun
2007 sebsar 2,1% menjadi 2,7% pada tahun 2013. Kematian balita yang disebabkan oleh
pneumonia tahun 2007 cukup tinggi, yaitu sebesar 15,5%.
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), yang melaporkan bahwa prevalensi
pneumoniadari tahun ke tahun terus meningkat, yaitu 7,6% pada tahun 2002 menjadi
11,2% pada tahun 2007.

1
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui konsep mengenai penyakit pneumonia anak ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penyakit pneumonia anak ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Konsep penyakit pneumonia anak
2. Konsep asuhan keperawatan pada penyakit pneumonia anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Penyakit Pneumonia Anak


1. Definisi Penyakit Pneumonia Anak
Istilah pneumonia menggambarkan keadaan paru apapun, tempat alveolus
biasanya terisi dengan cairan dan sel darah (Gyuton, 1996). Pneumonia adalah
penyakit infeksi akut yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Dahlan, 2014).
Pneumonia adalah keradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-
anak dan sering terjadi pada masa bayi (Hidayat, 2006). Pneumonia pada anak
merupakan masalah yang umum dan menjadi penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di dunia (Gessman, 2009).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan olehkarena infeksi
atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudatperadangan (Mutaqin,
2008). Pneumonia adalah suatu radang paru yangdisebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamurdan benda asing (Ngastiyah, 2015).

3
2. Klasifikasi
Hariadi (2010) membuat klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan
epidemilogi serta letak anatomi.
a. Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1) Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada
seseorang yang tidak menjalani rawat inap di rumah sakit.
2) Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh
selama perawatan di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit
lain atau prosedur.
3) Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari
lambung, baik ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi
pada paru bukan merupakan infeksi tetapi dapat menjadi infeksi
karena bahan teraspirasi mungkin mengandung bakteri aerobic
atau penyebab lain dari pneumonia.
4) Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah
pneumonia yang terjadi pada penderita yang mempunyai daya
tahan tubuh lemah.
b. Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi
1) Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari
satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal
sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”.
2) Bronkopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang
tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
3) Pneumonia interstisial, Proses implamasi yang terjadi di dalam
dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta
interlobular (Wong, 2004).

3. Etiologi Pneumonia
Faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia
anak, terutama dalam spectrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan yaitu
usia pasien. Pada anak balita (4 bulan – 5 tahun), pneumonia sering disebabkan oleh
infeksi Strepcoccus pneumonia, Haemophillus influenza tipe B dan Staphylococcus
aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut juga
ditemukan infeksi Mycoplasma pneumonia (Said, 2008).

4
Menurut Hariadi (2010) dan Bradley dkk (2011) pneumonia dibagi berdasarkan
kuman penyebab yaitu :
a. Pneumonia bacterial/tipikal adalah pneumonia yang dapat terjadi pada
semua usia. Bakteri yang biasanya menyerang pada balita dan anak-anak
yaitu Streptococcus pneumonia, Haemofilus influenza, Mycobacterium
tuberculosa dan Pneumococcus.
b. Pneumonia atipikal adalah pneumonia yang disebabkan oleh
Mycoplasma. Organisme atipikal yang biasanya menyerang pada balita
dan anak-anak yaitu Chlamidia trachomatis, Mycoplasma pneumonia, C.
pneumonia dan Pneumocytis.
c. Pneumonia virus. Virus yang biasanya menyerang pada balita dan anak-
anak yaitu Virus parainfluenza, Virus influenza, Adenovirus, Respiratory
Syncytial Virus (RSV) dan Cytomegalovirus.
d. Pneumonia jamur adalah pneumonia yang sering, merupakan infeksi
sekunder, terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh lemah
(Immunocompromised).

4. Tanda dan Gejala


Anifestasi klinik pneumonia berdasarkan World Health Organization (WHO)
(2005) yaitu batuk dan/atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut
ini yaitu :
a. Kepala terangguk-angguk
b. Pernapasan cuping hidung
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
Selain itu terdapat juga tanda berikut ini :
a. Nafas cepat
1) Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 kali/menit
2) Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit
3) Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
4) Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit

b. Suara merintih pada bayi


c. Pada auskultasi terdengar :
1) Crackles (ronki)

5
2) Suara pernapasan menurun
3) Suara pernapasan bronkial
Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai :
a. Tidak dapat minum/makan atau memuntahkan semuanya
b. Kejang, letargis atau tidak sadar
c. Sianosis
d. Distress pernapasan berat

5. Patofisologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengankonsulidasi karena
eksudat yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saatsaluran nafas bagian bawah
terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi,disertai dengan jalan obstruksi nafas
(Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektifseperti
menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yangpada keadaan
normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksiusdifiltrasi dihidung, atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus danepitel bersilia disaluran napas. Bila
suatu partikel dapat mencapai paruparu, partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveoler, danjuga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satumekanisme
pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratoriusterbawah melalui
aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogenmencapai akhir bronkiolus maka
terjadi penumpahan dari cairan edema kealveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar.
Kemudian makrofag bergerakmematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik
mampu mencapaibakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru
menjaditerkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan
alirandarah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadifisiologis
right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas danmenghasilkan hipoksia.
Kerja jantung menjadi meningkat karenapenurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia
(Nugroho.T, 2011)

6
6. Pathway

https://www.scribd.com/document/538793456/Patofisiologi-pneumonia

7. Komplikasi
a) Gagal Napas
Jika pneumonia sudah masuk dalam tahap berat, risiko terjadinya gagal
napas akan meningkat berkali-kali lipat. Jika kondisi ini tidak segera
mendapatkan penanganan tepat dari pihak medis, risiko terjadinya
kekurangan oksigen yang berujung kematian mungkin tak bisa dihindari lagi.
b) Bakteremia
Ketika pneumonia sudah memburuk, infeksi akan meluas ke aliran darah.
Akibatnya, proses penyembuhan lebih sulit untuk dilakukan.

7
Kondisi ini juga bisa menyebabkan kegagalan pada fungsi organ selain paru-
paru, syok septik, dan kemudian meninggal dunia.
c) Efusi Pleura
Infeksi di paru bisa menyebabkan penumpukan cairan di selaput pleura, yaitu
selaput tipis yang melapisi bagian luar paru-paru dan bagian di dalam tulang
rusuk.
Semakin banyak cairan yang ada di paru-paru, semakin sesak pula laju
pernapasan pasien. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen dan berujung pada hilangnya nyawa pasien.

8. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
orang dengan masalah pneumonia adalah:
a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,bronchial);
dapat juga menyatakan abses.
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapatmengidentifikasi
semua organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosisorganisme
khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luasberat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat bendaasing.

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:
a. Manajemen Umum
1) Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental
danberlebihan.
2) Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
3) Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumoneniapasti;
pasien harus didorong setidaknya untuk batuk dan bernafasdalam
untuk memaksimalkan kemampuan ventilator.
8
4) Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan
untukmempertahankan hidrasi dan mencairkan sekresi.
b. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkindiperlukan jika
masalah sekunder seperti empiema terjadi.
c. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Penicillin untuk
infeksi pneumonia staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi
pneumonia virus. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi
pneumonia.

9
B. KonsepAskepPenyakit Pneumonia
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan datasecara
subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melaluimetode anamnesa
dan data objektif (data hasil pengukuran atau observasi).Menurut Nurarif (2015),
pengkajian yang harus dilakukan adalah :
a. Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk
tidakproduktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi
batukproduktif dengan mukus purulen kekuning-kuningan,
kehijauhiajuan,kecokelatan atau kemerahan, dan sering kali
berbaubusuk. Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi
danmenggigil (onset mungkin tiba-tiba dan berbahaya).
Adanyakeluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas, peningkatan
frekuensipernapasan, dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah
menderitapenyakit seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini
diperlukan untukmengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluargayang
menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagaipenyebab
pneumoni seperti Ca paru, asma, TB paru dan lainsebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat
alergiterhadap beberapa oba, makanan, udara, debu.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tand vital:
 TD: biasanya normal
 Nadi: takikardi
 RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal

10
 Suhu: hipertermi
4) Kepala: tidak ada kelainan
5) Mata: konjungtiva nisa anemis
6) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
7) Paru:
 Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris,
adapenggunaan otot bantu napas
 Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus
padadaerah yang terkena.
 Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
 Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
8) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
9) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang mungkinmuncul pada
anak dengan masalah pneumonia:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
mukusberlebihan yang ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang
berlebihan, dispnea,sianosis, suara nafas tambahan (ronchi).
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan ototpernafasan
yang ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan ototbantu pernafasan,
pernafasan cuping hidung.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membranalveolar-kalpier yang ditandai dengan dispnea saat istirahat,
dispneusaat aktifitas ringan, sianosis.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungandengan Asupan diet kurang yang ditandai dengan
ketidakmampuanmenelan makanan,membran mukosa pucat, penurunan
berat badanselama dalam perawatan.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antarasuplai
dan kebutuhan oksigen yang ditadai dengan Dispnea
setelahberaktifitas,keletihan, ketidaknyamanan setelah beraktifitas.

11
f. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumberpengetahuan
yang ditandai dengan ibu/keluarga mengatakan tidakmengetahui penyakit
yang diderita pasien, cara penularan, faktorresiko, tanda dan gejala,
penanganan dan cara pencegahannya.

3. Intervensi / Rencana Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Tujuan (Noc) Intervensi (Nic)
a. Ketidakefektifan bersihanjalan NOC : Manajemen jalan nafas
nafas b.dmukusberlebihan Status pernafasan : 1. Monitor
Kepatenan jalan statuspernafasan
nafas danrespirasisebagai
Definisi : saluran manamestinya.
trakeobronkial 2. Posisikan
yang pasiensemi fowler,
terbuka dan lancar atauposisi fowler.
untuk 3. Observasikecepatan,
pertukaran udara irama dan kesulitan
Setelah dilakukan bernafas.
tindakan 4. Auskultasi
keperawatan suaranafas.
selama 3x24 5. Lakukan
jam pasien dapat fisioterapidada
meningkatkan sebagaimanamestiny
status a.
pernafasan yang 6. Kolaborasipemberia
adekuat meningkat n O2sesuai
dari skala 2 instruksi.
(cukup) menjadi 7. Ajarkan
skala 4 melakukanbatuk
(ringan) dengan efektif.
kriteria 8. Ajarkan pasien
hasil : dankeluarga
1. Frekuensi mengenaipenggunaa

12
pernafasannor nperangkat
mal oksigenyang
(30-50x/menit). memudahkanmobilit
2. Irama as
pernafasan
normal
(teratur).
3. Kemampuan
untukmengelua
rkan
secret(pasien
dapatmelakuka
n batukefektif
jikamemungkin
kan).
4. Tidak ada
suara
nafastambahan
(seperti ;Ronch
i,wezing,mengi
).
5. Tidak ada
penggunaanoto
t bantu napas
(tidakadanya
retraksi
dindingdada).
6. Tidak ada
batuk
Ket:
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
13
5. Tidak ada
b. Ketidakefektifan pola Status pernafasan Manajamen Jalan
napasberhubungandengan Definisi : Proses nafas
keletihan otot keluar masuknya 1. Posisikan pasien
udara ke paruparu posisi semi
serta pertukaran fowler,atau posisi
karbondioksida fowler.
dan oksigen di Manajemen pernafasan
alveoli. Setelah 2. Observasi
dilakukan tindakan kecepatan,irama,ked
keperawatan 3x24 alaman dan
jam status kesulitanbernafas.
pernafasan yang 3. Observasi
adekuat meningkat pergerakandada,
dari skala 2 (berat) kesimetrisandada,pe
menjadi 5 (ringan) nggunaan
dengan kriteria otoototbantu
hasil : nafas,danretraksi
1. frekuensi pada dindingdada.
pernafasannor 4. Auskultasi
mal suaranafas.
(30-50x/menit). Terapi oksigen
2. Irama 5. Kolaborasi
pernafasannor pemberian O2
mal (teratur). 6. Monitor
3. Suara aliranoksigen.
auskultasi 7. Ajarkan pasien
nafasnormal dankeluarga
(vesikuler). mengenaipenggunaa
4. Kepatenan nperangkat
jalan nafas. oksigenyang
5. Tidak ada memudahkanmobilit
penggunaanoto as.

14
t bantu nafas
(tidakada
retraksi
dindingdada)
6. Tidak ada
pernafasancupi
ng hidung
Ket:
1. Deviasi berat
darikisaran
normal.
2. Deviasi yang
cukupberat
dari
kisarannormal.
3. Deviasi yang
sedangdari
kisaran normal
4. Deviasi ringan
darikisaran
normal.
5. Tidak ada
deviasiyang
cukup berat
darikisaran
normal.
c. Gangguan pertukaran Status Monitor pernafasan
gasberhubungandenganperubaha pernafasan :Pertuk 1. Monitor kecepatan,
nmembranalveolarkalpiler. aran Gas irama, kedalaman,
Definisi : dan
Pertukaran kesulitanbernapas
Karbondioksida Terapi oksigen
dan oksigen di 2. Pertahankan

15
alveoli untuk kepatenan jalan
mempertahankan napas
konsentrasi darah 3. Observasi
arteri. adanyasuara
Setelah dilakukan napastambahan
tindakan 4. Kolaborasipemberia
keperawatan 3x24 n O2
jam status 5. Ajarkan pasien
pernafasan : dankeluarga
pertukaran gas mengenaipenggunaa
yang adekuat nperangkat
meningkat dari oksigenyang
skala 2 (berat) memudahkanmobilit
menjadi 4 (ringan) as.
Dengan kriteria
hasil :
1. Tidak dispnea
saatistirahat
2. Tidak dispneu
saataktifitas
ringan
3. Tidak sianosis
yaitukulit
tampak
normalatau
tidak kebiruan.
Ket:
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
d. Ketidakseimbangan Status nutrisi : Manajemen nutrisi

16
nutrisikurang Asupan 1. Observasi dan
darikebutuhantubuhberhubunga nutrisi catatasupan pasien
ndenganasupan dietkurang Definisi : Asupan (cairdan padat).
gizi untuk 2. Ciptakan
memenuhi lingkunganyang
kebutuhan- optimal padasaat
kebutuhan mengkonsumsimak
metabolik. an (misalnya;bersih,
Setelah dilakukan santai, danbebas
asuhan dari bau yang
keperawatan menyengat).
selama 3x24jam 3. Monitor kalori
pasien dapat danasupan
meningkatkan makanan.
status nutrisi yang 4. Atur diet
adekuat dari skala yangdiperlukan(me
2 (sedikit adekuat) nyediakanmakanan
menjadi skala 3 proteintinggi,
(cukup adekuat) menambahatau
dengan kriteria menguragikalori,
hasil : vitamin,mineral
1. Asupan kalori atausuplemen).
adekuat 5. Kolaborasi
2. Asupan protein pemberianobat-
adekuat obatan
3. Asupan zat sebelummakan
besi adekuat (contoh obatanti
Ket: nyeri).
1. Sangat berat 6. Ajarkan pasien
2. Berat dankeluarga
3. Cukup caramengakses
4. Ringan program-
5. Tidak ada programgizikomuni
tas
17
(misalnya ;perempu
an,bayi,anak).
e. Intoleransi Toleransi Manajemen energy
AktifitasBerhubungan terhadap 1. Observasi
denganketidakseimbanganantara aktifitas sistemkardiorespira
suplai dankebutuhan oksigen. Definisi : Respon sipasien
fisiologis terhadap selamakegiatan
pergerakan yang (misalnya;
memerlukan takikardi,distrimia,
energi dalam dispnea).
aktifitas sehari- 2. Monitor lokasi dan
hari. sumberketidaknyam
Setelah dilakukan anan/nyeri yang
tindakan dialami pasien
keperawatan selamaaktifitas
2x24jam pasien 3. Lakukan Romaktif
dapat toleransi atau pasif.
terhadap aktifitas 4. Lakukan terapinon
meningkat dari farmakologis(terapi
skala 2 (banyak musik).
terganggu) 5. Kolaborasipemberia
menjadi 4 (sedikit n
terganggu) dengan terapifarmakologisu
kriteria hasil : ntuk
1. Kemudahan mengurangikelelaha
bernapasketika n.
beraktifitas 6. Beri
2. Warna kulit Penyuluhankepada
idak pucat keluargadan pasien
3. Kemudahan tentangnutrisi yang
dalammelakuk baikdan istirahat
an ADL yangadekuat.
Ket:

18
1. Sangat
terganggu
2. Banyak
terganggu
3. Cukup
terganggu
4. Sedikit
terganggu
f. Defisiensipengetahuanberhubun Pengetahuan : Pengajaran proses
gandengan kurangsumber Manajemen penyakit
pengetahuan. pneumonia 1. Kaji
Definisi : tingkatpengetahuan
Tingkat tentangproses
pemahaman yang penyakit.
disampaikan 2. Jelaskan
tentang tentangpenyakit.
pneumonia, 3. Jelaskan tanda
pengobatannya dangejala.
dan pencegahan 4. Jelaskan
komplikasinya. tentangpenyebab.
Setelah dilakukan 5. Jelaskan tentang
tindakan cara penularan
keperawatan 6. Jelaskan
selama 30-40 tentangcara
menit pasien dan penanganan
keluarga dapat 7. Jelaskan
meningkatkan tentangcara
pengetahuan pencegahan.
tentang
manajemen
pneumonia.
Meningkat dari
skala 2

19
(pengetahuan
terbatas menjadi
skala 4
(pengetahuan
banyak)
dengan kriteria
hasil :
1. mengetahui
tentangpenyaki
t.
2. mengetahui
faktorpenyebab
(dapatmenyebu
tkanpenyebab).
3. mengetahui
faktorresiko
kekambuhan(d
apat
menyebutkanfa
ktor resiko).
4. mengetahui
tanda dangejala
penyakit
dankekambuha
n
penyakit(dapat
menyebutkanta
nda dan gejala)
Ket :
1. Tidak ada
pengetahuan
2. Pengetahuan
terbatas
3. Pengetahuan
20
sedang
4. Pengetahuan
banyak
5. Pengetahuan
sangatbanyak

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Pneumonia sering disebabkan oleh infeksi Strepcoccus pneumonia, Haemophillus
influenza tipe B dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan
remaja, selain bakteri tersebut juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumonia.
B. Saran
Diharapkankepadapembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang
konsep penyakit pneumonia beserta konsep asuhan keperawatan yang lain. Setelah
mengetahui pengetahuan tentang konsep penyakit pneumonia beserta konsep asuhan
keperawatan yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami apa itu penyakit pneumonia dan bagaimana asuhan keperawatan pada
pasien pneumoniakarena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan
praktik keperawatan. 

22
DAFTAR PUSTAKA

www.jurnalmedikahutama.com, Jurnal Medika Hutama. Vol.01 No.01, 2019.


Christina Andhia Setyanti. 2016. Pneumonia, Si Perenggut Nyawa Balita di Indonesia.
Diunduh dari https://cnnindonesia.com tanggal 4 Oktober 2018.

Smeltzer, Suzzane C . 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth vol 1 ed 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Muttaqin, Arif .2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan, Salemba Medika, Jakarta.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine M. Wilson . 2005 . Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit vol 2 ed 1 . Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran (EGC). https://www.scribd.com/document/538793456/Patofisiologi-


pneumonia.

23

Anda mungkin juga menyukai