DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1A
PRESEPTOR
Ns. Dewi Modjo, M.Kep TTD:
AKADEMIK
TANGGAL 1. TGL :
2. TEPAT WAKTU :
PENGUMPULAN
3. TERLAMBAT :
SARAN PRESEPTOR
KLNIK/AKADEMIK
Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian spyukur dan puji, penulis memanjatkan syukur
kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena berkat dan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan
dapat menyelesaikan Laporan Akhir Seminar Akhir Kasus Stase Keperawatan Gerontik dengan
judul “LAPORAN SEMINAR KASUS PADA By. AI DENGAN DIAGNOSA
BRONCHOPNEUMONIA DI RUANGAN PICU RSUD PROF. DR. ALOEI SABOE”
Selama menjalani studi dan menyelesaikan Proposal Seminar Penyuluhan Kesehatan Stase
Keperawatan Gerontik banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
melalui kesempatan ini menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Zuriati Muhamad, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
2. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
3. Ns. Firmawati, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Kordinator stase Anak dan pembimbing
akademik
5. Ns. Dewi Modjo, M.Kep selaku pembimbing akademik
6. Ns. Meyke Luawo, S.Kep selaku pembimbing akademik
7. Teman seperjuangan profesi Ners Angkatan XV Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh ketebatasan pengetahuan,
wawasan dan kemampuan kami. Oleh karena itu, kami sangat menghargai masukan guna
penyempurna dalam penyusunan Proposal ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para
pengambilan keputusan, pemerhati, dan para praktisi kesehatan.
Kelompok 1A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah Penelitian.....................................................................................................
1.3 Tujuan Manfaat Penelitian.........................................................................................................
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN.........................................................................................
2.1 Konsep Dasar Medis..................................................................................................................
2.2 Konsep Keperawatan.................................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………
4.2 Saran…………………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
b. Pemeriksaan radiologi
a) Rontgenogram thoraks
Menunjukan konsalidasi lobar yang seringkali dijumpai pada
infeksi pneumokokal atau klebsiela. Infiltrate multiple seringkali
dijumpai pada infeksi stafilokokus dan heamofilus.
b) Laringoskopi/bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas
tersumbat oleh benda padat.
7. Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
a) Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau
kolaps paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek
batuk hilang.
b) Empyema adalah sauatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam
rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
c) Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang
d) Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
e) Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
8. Penatalaksanaan
a. Oksigen 1-2 liter/menit
b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
c. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk transport muskuslier
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam saba elektrolit.
Pencegahan pada Anak
a. Hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan tempat
keramaian yang berpotensi terjadinya penularan
b. Hindari kontak langsung anak dengan penderita ISPA
c. Membiasakan melakukan pemberian ASI
d. Segera berobat apabila terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih
dahulu disertai suara sesak dan sesak pada anak.
e. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadap hameophilus influenza.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Demografi meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan
b. Keluhan utama : saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia
akan mengeluh sesak nafas, disertai batuk ada secret tidak bisa keluar.
c. Riwayat penyakit sekarang : penyakit bronchitis mulai dirasaka saat
penderita mengalami batuk menetap dengan produksi sputum setiap
hari terutama pada saat bangun pagi selama minimum 3 bulan berturut-
turut tiap tahun sedikit 2 tahun produksi sputum (hijau,putih/kuning)
dan banyak sekali. Penderita biasanya menggunakan otot bantu
pernafasan, dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP,
bunyi nafas krekels, warna kuliat pucat dengan sianosis bibir, dasar
kuku.
d. Riwayat penyakit dahulu : biasanya penderita
bronchopneumoniasebelumnya belum penah menderita kasus yang
sama tetapi mereka mempunyai riwayat penyakit yang dapat memicu
terjadinya bronchopneumonia yaitu riwayat merokok, terpaan polusi
kima dalam jangka panjang misalnya debu/asap.
e. Riwayat penyakit keluarga : biasanya penyakit bronchopneumonia
dalam keluarga bukan merupakan faktor keturunan tetapi kebiasaan
atau pola hidup yang tidak sehat seperti merokok.
f. Pola pengkajian :
a) Pernafasan
Gejala : nafas pendek timbulnya tersembunyi dengan batuk
menetap dengan produksi sputum setiap hari terutama pada saat
bangun) tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (hijau,
putih/kuning) dan banyak sekali riwayat pneumonia berulang,
biasanya terpajan pada polusi kimia/iritan pernafasan dalam
jangka panjang (misalnya rokok sigaret), debu/asap. Penggunaan
oksigen pada malam hari atau terus-menerus.
Tanda : lebih memilih posisi tiga titik (tripot) untuk bernafas,
penggunaan otot bantu pernafsan (misalnya : meninggikan bahu,
retraksi supra klatikula, melebarkan hidung).
Dada : dapat terlihat hiperinfalasi dengan penggian diameter AP
(bentuk barel), gerakan diafragma minimal.
Bunyi nafas : krekels lembab, kasar.
Warna : pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu-abu
keseluruhan.
b) Sirkulasi
Gejala : pembengkakan ektermitas bawah.
Tanda : peningkatan tekanan darah , peningkatan frekuensi
jantung.takikardi berat, disritmia, distensi vena leher (penyakit
berat) edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit
jantung. Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan
peningkatan diameter AP dada).
Warna kulit/membaran mukosa : normal atau bau-abu /sianosi
perifer. Pucat dapat menunjukan anemia.
c) Makanan/cairan
Gejala : mual muntah, nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema).
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan.
Tanda : turgor kulit buruk. Berkeringat. Palpitasi abdominal
dapat menyebabkan hepatomegali.
d) Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, malaise, ketidampuan melakukan aktifitas
sehari-hari karena sulit bernafas. Ketidakmampuan untuk tidur,
perlu tidur dalam posisiduduk tinggi. Dispnea pada saat istirahat
atau respon terhadap aktifitas atau istirahat.
Tanda : keletihan. Gelisah umum/kehilangan masa otot.
e) Integritas ego
Gejala : peningkatan faktor resiko.
Tanda : perubahan pola hidup, ansietas, ketakutan, peka
rangsangan.
f) Hygiene
Gejala : penurunan kemampuan /peningkatan kebutuhan
melakukan aktifitas sehari-hari.
Tanda : kebersihan buruk, bau badan.
g) Keamanan
Gejala : riwayat alergi atau sensitive terhadap zat/faktor
lingkungan
. Adanya infeksi berulang.
2. Penyimpangan KDM
Virus, bakteri, jamur
(penyebab)
Proses peradangan
Dilatasi Peradangan
Akumulasi secret di bronkus pembuluh darah
Peningkatan
Eksudat masuk suhu tubuh
Bersihan Jalan Mucus di
alveoli
Napas Tidak bronkus
Efektif meningkat
Hipertermi
Gangguan difusi
gas
Bau mulut tak sedap, terdapat
secret
Suplai O2 dalam
Anoreksia Gangguan darah menurun
Pertukaran Gas
Intake menurun
Hipoksia
Deficit Nutrisi
Fatique
Intoleransi
Aktivitas
3. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas d.d batuk
tidak efektif atau tidak mampu batuk.
b. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d
dispnea.
c. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d penggunaan otot
bantu pernapasan.
d. Deficit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d berat badan
menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
e. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah
4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Luaran Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan Manajemen jalan napas
tidak efektif b.d tindakan keperawatan Observasi
1. Monitor pola
spasme jalan napas d.d selama 3 x 24 jam
napas (frekuensi,
batuk tidak efektif atau diharapkan bersihan kedalaman, usaha
napas)
tidak mampu batuk. jalan napas meningkat,
2. Monitor bunyi
dengan kriteria hasil : napas tambahan
(mis. Gurgling,
1. Batuk feketif
mengi, wheezing,
(meningkat)
ronkhi kering)
2. Produksi
3. Monitor sputum
sputum
(jumlah, warna,
(menurun)
aroma)
3. Mengi
Terapeutik
(menurun)
4. Posisikan semi
4. Wheezing
fowler atau
(menurun) fowler
5. Dispnea 5. Berikan minuman
(menurun) hangat
6. Ortopnea 6. Lakukan fisioterapi
(menurun)
dada, jika perlu
7. Sulit bicara 7. Lakukan
(menurun)
penghisapan lendir
8. Sianosi
kurang 15 detik
(menurun) 8. Lakukan
9. Gelisah
hiperoksigenasi
(menurun)
sebelum
10. Frekuensi penghisapan
napas endotrakeal
(menurun) 9. Keluarkan sumbatan
11. Pola napas benda padat dengan
(membaik) forsep McGill
10. Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi
11. Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontra indikasi
12. Ajarkan teknik batuk
efektif
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
gas b.d tindakan keperawatan Observasi
1. Monitor frekuensi,
ketidakseimbangan selama 3 x 24 jam
irama, kedalam,
ventilasi-perfusi d.d diharapkan pertukaran dan upaya napas
2. Monitor pola
dispnea. gas meningkat, dengan
napas (seperti
kriteria hasil: bradipnea,
takipnea,
1. Dispena
hiperventilasi,
menurun
kusmaul
2. Bunyi napas
3. Chyne-stokes, biot
tambahan
ataksik)
menurun
4. Monitor kemampuan
3. PCO2
batuk efektif
membaik
5. Monitor adanya
4. PO2 membaik
produksi sputum
6. Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
7. Auskultasi bunyi
napas
8. Monitor saturasi
oksigen
9. Monitor nilai AGD
Terapeutik
10. Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
11. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
12. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
13. Informasikan
hasil pemantauan,
jika
perlu
3. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Terapi oksigen
b.d hambatan upaya tindakan keperawatan Observasi
1. Monitor kecepatan
napas d.d penggunaan selama 3 x 24 jam
aliran oksigen
otot bantu pernapasan. diharapkan pola napas 2. Monitor posisi
alat terapi oksigen
membaik, dengan 3. Monitor aliran
kriteria hasil : oksigen secara
1. Dispnea periodic dan pastikan
menurun fraksi yang diberikan
2. Penggunaan cukup
otot bantu 4. Monitor efektivitas
napas menurun terapi oksigen(mis.
3. Pemanjangan Oksimetri, analisa
fase ekspirasi gas darah), jika perlu
5. Monitor kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
6. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
7. Monitor tanda
dan gejala
toksikasi oksigen
dan atelektasis
8. Monitor integritas
mukosa hidung
akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
9. Bersihkan secret pada
mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
10. Pertahankan
kepatenan jalan
napas
11. Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
12. Berikan oksigen
tambahan, jika
perlu
13. Tetap berikan
oksigen saat pasien
ditransportasi
14. Gunakan perangkat
oksigen yang
sesuai dengan
tingkat mobilitas
pasien
Edukasi
15. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen
diruma
Kolaborasi
16. Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
17. Kolaborasi
penggunaan saat
aktivitas.
A. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : By. AI
Tempat / Tanggal Lahir : Gorontalo, 24/08/2023
Umur : 9 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Gorontalo
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Tanjung Kramat
Telepon : -
Golongan Darah : -
Tanggal Masuk RS : 22 Mei
2023 Ruangan : Picu
Sumber Info : Orang tua
Dx. Medis : Bronchopneumonia
1. Prenatal
Pemeriksaan kehamilan :
ibu pasien mengatakan saat hamil selalu memeriksakan kehamilannya setiap bulan
2. Natal
Tempat melahirkan : puskesmas
Lama dan jenis persalinan : >Spontan □ Forcep □ Operasi
□ Lain-lain …
Penolong persalinan : □ Dokter □ Bidan □ Dukun ahli
□ Lain-lain …
Komplikasi persalinan : tidak terdapat komplikasi saatpersalinan
3. Postnatal
Kondisi bayi : □ BB lahir 2,8 gram □ PB lahir 49 Cm
Penyakit anak : □ Kuning □ Kebiruan □ Kemerahan
□ Lain-lain …
Problem menyusui : putting lecet,klien saat umur 2 bulan sudah di
berikan sufor di karenakan asi ibunya sedikit
2. Tanda Vital
Suhu : 38,20C
Frekuensi Nadi : 140 kali/menit
Frekuensi Pernafasan : 78 kali/menit
Tekanan Darah : - mmHg
3. Kepala
Bentuk kepala normocephalus,tidak terdapat nyeri tekan pada kepala,tidak terdapat
pembengkakan
4. Kebutuhan Oksigenasi
Hidung
Bentuk hidung simetris kiri/kanan,warna kulit merata dengan warna kulit
sekitar,tidak terdapat lesi,terdapat pernafasan cuping hidung,pernafasan cepat dan
dangkal,tidak terdapt secret pada hidung pasien,pasien terpasang O2 Nasal kanul : 2
liter.
Dada dan Paru
Bentuk dada simetris,gerakan dinding dada simetris, terdapat retraksi dinding
dada,terdapat otot bantu pernafasan,terdapat suara nafas tambahan ronchi,pola nafas
ireguler,pernafasan cepat dan dangkal.
Jantung
Bunyi jantung sonor,irama sinus rhythem,tidak terdapat bunyi jantung tambahn,tidak
ada nyeri tekan,suara jantung pasien S1 lup,S2 dub
5. Kebutuhan Nutrisi & Cairan
Mulut
Riwayat nutrisi
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
0 – 6 bulan Asi,susu,formula 6 Bulan
6 – 12 bulan Susu formula,mpasi 6-sekarang
Saat ini ( tahun) - -
Telinga : Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, telinga bersih tidak ada nyeri
tekan,tidak ada masa/lesi tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan, tidak ada
keluhan di bagian telinga.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
2. Data Objektif
- Terdapat suara napas tambahan yaitu ronchi
- Pola napas ireguler
- Terdapat pernapasan cuping hidung
- Pernapasan cepat dan dangkal
- Klien tampak tidak mampu batuk
- Klien tampak ada sputum berlebih
- Frekuensi napas 78 kali / menit
- Badan klien teraba hangat
- Kulit kering
- Kulit tampak kemerahan
- Tanda-tanda vital :
Nadi : 140x/menit
Respirasi :
78x/menit Suhu Tubuh:
38,2C
- Klien terpasang oksigen Nasal Kanul 2 liter/menit
- Pemeriksaan Radiografi thorax : Kesan : Pneumonia lobus superior dextra
DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya demam sudah 4 hari
- Ibu klien mengatakan demam terus-menurus
DO :
- Badan teraba hangat
- Kulit kering
- Kulit tampak kemerahan
- Tanda-tanda vital :
Nadi : 140x/menit
Respirasi : 78x/menit
Suhu Tubuh : 38,2C
Akumulasi sekret
Proses Peradangan Stimulasi chemoreseptor
di bronkus hipothalamus
Sputum berlebih
Suhu Tubuh Meningkat
Sesak
HIPERTERMIA
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Asuhan keperawatan ini kami buat agar seluruh perawat mampu dan memahami dalam
pengkajian, merumuskan diagnosa, menetapkan