Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PNEUMONIA

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN

MATA KULIAH KEPERAWAT MEDIKAL BEDAH 1

Dosen Pembimbing :

Berlian Yuli Saputri, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

SINDI DWI AMBAR WATI

(A1R19031)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA

TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PNEUMONIA

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Mahasiswa Dosen Pembimbing

Sindi Dwi Ambar Wati Berlian Yuli Saputri, S.Kep, Ns, M.Kep
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ASKEP
Pneumonia yang Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Keperawatan Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1 oleh dosen pembimbing Berlian Yuli Saputri, S.Kep, Ns,
M.Kep, dan merupakan salah satu tugas individu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa.

Dalam pembuatan laporan pendahuluan ini saya banyak mendapatkan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pembimbing yakni Ibu Berlian Yuli Saputri, S.Kep, Ns, M.Kep dan rekan-rekan mahasiswa
yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.

Saya menyadari bahwa penulisan laporan pendahuluan ini masih belum sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan
pendahuluan ini.

Saya mengharapkan semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Tulungagung, 12 Juli 2021

Sindi Dwi Ambar Wati


DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................
A. LATAR BELAKANG .....................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN ....................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI .........................................................................................
A. DEFINISI ..........................................................................................................
B. KLASIFIKASI ..................................................................................................
C. ETIOLOGI ........................................................................................................
D. MANIFESTASI KLINIS ..................................................................................
E. PATWAY .........................................................................................................
F. PATOFISIOLOGI.............................................................................................
G. KOMPLIKASI .................................................................................................
H. PENCEGAHAN ...............................................................................................
I. PENATALAKSANAAN MEDIS .....................................................................
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG ......................................................................
K. KONSEP DASAR KEPERAWATAN ……………………………….............
BAB III PENUTUP ......................................................................................................
A. KESIMPULAN .................................................................................................
B. SARAN .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Nurarif & Kusuma, (2016) pneumonia adalah salah satu penyakit
infeksi peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran
pernafasan bawah akut (ISNBA) Deegan batuk dan disertai sesak nafas disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspirasi substansi asing,
berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.
Pada masyarakat awam biasanya penyakit ini lebih dikenal dengan istilah paru-
paru basah, pada zaman dahulu untuk menyembuhkan penyakit ini biasanya teknik
gurah sering dipakai untuk mengeluarkan cairan lendir yang ada di dalam tubuh (paru-
paru) dengan menggunakan ramuan yang dimasukan kedalam rongga hidung, namun
sebenarnya teknik gurah ini beresiko akan menambah cairan yang masuk ke dalam
paru-paru dan dapat memperparah keadaan.(Sariasih, 2014).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2013 terdapat 6,3 juta kematian di dunia,
dan sebesar 935.000 (15%) kematian disebabkan oleh pneumonia. Sedangkan, di
Indonesia kasus pneumonia mencapai 22.000 jiwa menduduki peringkat ke delapan
sedunia (WHO, 2014). Ada lima provinsi dengan pneumonia tertinggi yaitu Nusa
Tenggara Timur (4,6% & 10,3%), Papua (2,8% & 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% &
5,7%), Sulawesi Barat (3,1% & 6,1%) dan Sulawesi Selatan (2,4% & 4,8%) (Riskesdas,
2013). Sedangkan data pasien pneumonia di Jawa Timur khususnya di Surabaya
terdapat 1 2 peningkatan yakni 180 pasien pneumonia dengan angka kematian 20-30%
(Kemenkes RI, 2013). Jumlah Pasien penderita pneumonia dalam satu tahun terakhir di
RSUD Bangil adalah 123 orang (Rekam Medik Rsud Bangil, 2017).
Bakteri penyebab pneumonia yaitu Streptococcus pneumonia yang merupakan
flora normal tenggorokan manusia yang sehat. Namun apabila daya tahan tubuh
menurun disebabkan oleh usia tua, gangguan kesehatan, maupun asupan gizi, setelah
menginfeksi bakteri tersebut akan memperbanyak diri. Penyakit ini juga bisa menjadi
infeksi yang serius apabila terjadi keterlambatan penangan dan dapat berkembang
menjadi sepsis yang berpotensi mengancam jiwa (Misnadiarly,2008).
Pasien dengan pneumonia perlu dirawat di RS karena memerlukan pengobatan
yang memadai. Perawat dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat
tentang penyakit pneumonia dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya
vaksinasi dan tidak merokok guna untuk mencegah penyakit pneumonia. Penyakit
pneumonia dapat dicegah dengan vaksinasi terhadap bakteri penyebab pneumonia dan
vaksin influenza. Di samping itu juga harus menjaga kebersihan dengan rajin cuci
tangan, tidak merokok, serta istirahat cukup dan diet sehat untuk menjaga daya tahan
tubuh. Pemberian antibiotik biasanya dilakukan pada pasien penderita pneumonia 3
guna menghambat penyebaran bakteri. Pada pasien yang mengeluh demam dan batuk
dapat dikompres secara berkala, memberikan air hangat dan perawat dapat
mengajarkan batuk efektik untuk mempermudah mengeluarkan sputum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi dari Pneumonia?
2. Bagaimana Klasifikasi dari Pneumonia.?
3. Bagaimana Etiologi dari Pneumonia?
4. Apa saja Manifestasi Klinis dari Pneumonia?
5. Bagaimana Pathway dari Pneumonia?
6. Bagaimana Patofisiologi dari Pneumonia?
7. Apa Komplikasi dari Pneumonia ?
8. Bagaimana Pencegahan dari Pneumonia?
9. Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari Pneumonia?
10. Bagaimana Pemeriksaan penunjang dari Pneumonia ?
11. Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan dari Pneumonia ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengtahui Definisi dari Pneumonia.
2. Untuk mengetahui Klasifikasi dari Pneumonia.
3. Untuk mengetahui Etiologi dari Pneumonia.
4. Untuk mengetahui apa saja Manifestasi Klinis dari Pneumonia.
5. Untuk mengetahui Pathway dari Pneumonia.
6. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Pneumonia.
7. Untuk mengetahui Komplikasi dari Pneumonia.
8. Untuk mengetahui Pencegahan dari Pneumonia.
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis dari Pneumonia.
10. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang dari Pneumonia.
11. Untuk mengetahui Konsep Dasar Keperawatan dari Pneumonia.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Menurut Nurarif & Kusuma, (2016) pneumonia adalah salah satu penyakit
infeksi peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran
pernafasan bawah akut (ISNBA) Deegan batuk dan disertai sesak nafas disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspirasi substansi asing,
berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.
Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut yang
mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut Alveoli,
yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.Ketika seorang individu
memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat berbafas
asupan oksigen yang menyakitkan dan terbatas.
Menurut Brunner & Suddarth, (2011) pneumonia adalah inflamasi parenkim
paru yang disebabkan oleh berbagai mikro-organisme, termasuk bakteria,
mikobakteria, jamur, dan virus. Pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia didapat
di komunitas (community- acquired pneumonia [CAP]), pneumonia didapat di rumah
sakit (nosokomial) (hospital – acquired pnuemonia [HAP]), pneumonia pada pejamu
yang mengalami luluh imun, dan pneumonia aspirasi. Terjadi pada tumpang tindih
dalam pengelompokan pneumonia tertentu, karena pneumonia dapat terjadi pada
tatanan yang berbeda. Mereka yang berisiko mengalami pneumonia sering kali
menderita penyakit kronis utama, penyakit akut berat, sistem imun yang tertekan karena
penyakit atau medikasi, imobilitas, dan faktor lain yang mengganggu mekanisme
perlindungan paru normal. Lansia juga berisiko tinggi.
B. KLASIFIKASI

Klasifikasi pneumonia menurut (Wahid, 2013) adalah sebagai berikut:

Berdasarkan agen penyebab :


 Pneumonia komunitas (community–acquired) Community acquired pneumonia
disebabkan oleh : Streptococcus pneumonia, Hemofilus influenza dan
staphylococcus aureus.
 Pneumonia atipikal nosokomial Disebabkan oleh : Micoplasma pneumonia dan
virus - Legionella pneumonia dan pneuomcytis carinii.
 Pneumonia aspirasi Disebabkan oleh : - Makanan atau cairan - Flora campuran
anaerob dan aerob dari saluran nafas atas - Kuman enteric gram negative aerob.
 Pneumonia Jamur Pneumonia yang sering merupakan infeksi sekunder,
terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh lemah
(immonocompromised).

Berdasarkan area paru yang terkena :

 Pneumonia Lobaris Pneumonia yang terjadi pada satu lobus baik kanan maupun
kiri.
 Bronkopneumonia Pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada
berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupu kiri yang disebabkan oleh virus atau
bakteri dan sering terjadi pada orang tua dan bayi.
C. ETIOLOGI
Penyebab infeksi terjadi melalu droplet dan sering disebabkan oleh streptococus
pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus aureus sedangkan pada
pemakaian ventilator oleh P. aeruginosa dan enterobacter. Dan pada masa kini terjadi
perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, populasi
lingkungan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Setelah masuk ke paru-paru
organisme bermultiplikasi dan, jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan
paru, terjadi pneumonia. Menurut Nurarif & Kusuma (2016) Selain diatas penyebab
terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu:
 Bacteria : Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokoccus hemolyticus,
streptokoccus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkulosis,
bacillus friedlander.
 Virus : Respiratory syncytial virus, adeno virus, virus sitomegalitik, virus
influenza. Mycoplasma pneumonia
 Jamur : Histoplasma capsulatum, crytococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, coccidodiesnimmitis, aspergilus species, candida albicans.
 Aspirasi : Makanan , kerosesene ( bensin, minyak tanah ), cairan amnion, benda
asing.
 Pneumonia hipostatik.
 Sindrom loeffler.

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah sebagai berikut:
 Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi
pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5°C – 40,5°C bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang
euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan
tidak biasa.
 Meningitis, yaitu tanda – tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi
dengan awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan
kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan
akan berkurang saat suhu turun.
 Anoreksia merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa
kanak- kanak. Sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai
derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit,
seringkali memanjang sampai ke tahap pemulihan.
 Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan
petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat
menetap selama sakit.
 Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyetai infeksi pernafasan, khususnya karena virus,
 Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari
nyeri apendiksitis.
 Sumbatan nasal, lubang hidung dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan
mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusui pada
bayi. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan
sedikit lendir kental dan purulen, bergantung pada tipe dan Pada anak umur 2
bulan – 11 bulan > 50kali/menit b. Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun >
40kali/menit.tahap infeksi.
 Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Bunyi
pernafasan, seperti mengi, mengorok, dan krekels.
 Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih
besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan peroral.
 Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum, atau
memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress
pernapasan berat.
 Disamping batuk atau kesulitan bernapas, terdapat napas cepat.
E. PATWAY
F. PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:

 Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme


dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain.
 Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari peralatan terapi
pernapasan yang terkontaminasi.
 Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring
dapat menjadi patogenik.
 Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui sirkulasi
dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau tertahan
dalam pipi melalui mekanisme pertahanan diri seperti reflek batuk, klirens mukosiliaris,
dan fagositosis oleh makrofag alveolar.
Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk kedalam tubuh memperbanyak diri,
melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan
respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping merusak. Reaksi antigen-
antibodi dan endotoksin yang melepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak
membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapilar inflamasi dan edema
menyebabkan sel-sel acini dan brokhioventilasi perfusi (Asih & Effendy, 2014).

G. KOMPLIKASI
Menurut Suzanne dan Brenda (2013), komplikasi pneumonia menyebabkan hipotensi
dan syok, gagal pernapasan, atelektasis, efusi pleura, delirium, superinfeksi dan adhesi.
Beberapa kelompok orang yang lebih beresiko mengalami komplikasi, seperti lansia
dan balita. Sejumlah komplikasi pneumonia yang dapat terjadi adalah:
 Infeksi aliran darah. Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya
bakteri yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infesi ke organ-
organ lain.
 Abses paru atau paru bernanah. Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik,
namun terkadang juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang
nanahnya.
 Efusi Pleura. Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti paru-
paru.

H. PENCEGAHAN
Pencegahan pneumonia yaitu menghindari dan mengurangi factor resiko,
meningkatkan pendidikan kesehatan, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam
diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia yang benar dan efektif (Said, 2010).

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotic
per oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak
nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan 13
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan untuk pneumonia
bergantung pada penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil kultur (Nurarif & Kusuma,
2016).

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang pneumonia adalah:
 Sinar X : mengidentifikasikan distribusi structural (missal: lobar, bronchial dapa
juga menyatakan abses).

 Biopsi paru : untuk menetapkan diagnose.


 Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat mengindentifikasi semua
organisme yang ada.
 Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnose organisme
khusus. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan .
 Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang aspirasi . Bronkoskop :
untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.
K. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Klien.
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah, pendidikan
terakhir, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan, TB/BB, alamat. Pada kasus
pneumonia banyak terjadi pada :
- Jenis kelamin Paling banyak menderita pneumonia yaitu lakilaki tapi tidak
menutup kemungkinan perempuan.
- Umur : Usia yang paling rentang terkena pneumonia yaitu usia tua (lanjut usia)
dan anak-anak.
2. Riwayat Kesehatan.
- Riwayat Kesehatan Sekarang.
Gejala saat ini dan durasinya : adanya sesak nafas atau kesulitan bernafas, nyeri
dada dan kaitan nyeri dengan pernapasan: batuk, produktif atau tidak produktif,
warna, konsistensi sputum,: gejala lain: kesakitan pernapasan atas saat ini atau
kesakitan akut lain; penyakit kronik seperti DM, PPOK, atau penyakit jantung;
medikasi saat ini; alergi obat. (LeMone atal, 2016).
- Riwayat kesehatan dahulu.
Dengan riwayat penyakit yang diderita klien yang berhubungan dengan
penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat dipengaruhi atau
memengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini (Rohman & Walid, 2009).
- Riwayat Kesehatan keluarga.
Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan kemungkinan adanya
penyakit keturunan,kecenderungan alergi dalam satu keluarga,penyakit yang
menular akibat kontak langsung antara anggota keluarga (Rohman & Walid,
2009).
3. Pemeriksaan fisik :
Tampilan, distress nyata, tingkat kesadaran : tanda-tanda vital, antara lain suhu;
warna aksesorius, pernapasan; suara paru. (LeMone. atal, 2016). Pemeriksaan fisik
dengan pendekatan persistem dimulai dari kepala Sampai ujung kaki dapat lebih
mudah. Dalam melakukan pemeriksaan fisik perlu dibekali kemampuan dalam
melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan rasional.
Teknik pemeriksaan fisik perlu modalitas dasar yang digunakan meliputi: inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi. (Mutaqqin, 2010)
- Penampilan umum
Yaitu penampilan klien dimulai pada saat mempersiapkan klien untuk
pemeriksaan.
- Kesadaran.
Status kesadaran dilakukan dengan dua penilaian yaitu kualitatif dan kuantitatif,
secara kualitatif dapat dinilai antara lain yaitu composmentis mempunyai arti
mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan, apatis yaitu mengalami acuh tak acuh terhadap
lingkungan sekitarnya, samnolen yaitu mengalami kesadaran yang lebih rendah
dengan ditandai tampak mengantuk bahwa untuk, sopor mempunyai arti bahwa
klien memberikan respon dengan rangsangan yang kuat dan refleks pupil
terhadap cahaya tidak ada. sedangkan penilaian kesadaran terhadap kuantitatif
dapat diukur melalui penilaian (GCS) Glasgow Coma Scale dengan aspek
membuka mata yaitu, 4 respon verbal yaitu 5 dan respons motorik yaitu nilai 6
(Aziz alimul, 2009).
- Tanda-Tanda Vital Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang rutin
dilakukan dalam berbagai kondisi klien. Pengukuran yang paling sering
dilakukan adalah pengukuran suhu, dan frekuensi pernafasan (Mutaqqin, 2010).
Pada pasien pneumonia biasanya mengalami demam suhu diatas 37 0 c,
pernapasan cepat (Tachypnea).
- Kepala.
• Rambut
Kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka, ketombe tidak ada, pertumbuhan
rambut jarang, warna rambut hitam, kekuatan rambut: mudah dicabu atau
tidak, dan tidak ada pembengkakan atau tidak ada nyeri tekan.
• Mata
Kebersihan mata: mata tanpak bersih, gangguan pada mata: mata berfungsi
dengan baik, pemeriksaan konjungtiva: anemis atau ananemis, sclera
biasanya putih, pupil: isokor atau anisokor dan kesimetrisan mata: mata
simetris kiri dan kanan dan ada atau tidaknya massa atau nyeri tekan pada
mata.
• Telinga Fungsi pendengaran: biasanya berfungsi dengan baik, bentuk telinga
simetris kiri dan kanan, kebersihan telinga.
Hidung Kesimetrisan hidung: biasnya simetris, kebersihan hidung, nyeri
sinus, polip, fungsi pembauan dan apakah menggunakan otot bantu
pernapasan.
• Mulut dan Gigi Kemampuan bicara, adanya batuk atau tidak, adanya sputum
saat batuk atau tidak, keadaan bibir, keadaan platum, kelengkapan gigi, dan
kebersihan gigi.
• Leher. Biasanya simetris kiri dan kanan, gerakan leher; terbatas atau tidak,
ada atau tidak pembesaran kelenjer thyroid, ada atau tidaknya pembesaran
vena juguralis dan kelenjer getah bening.
• Thorak
a) Paru-paru
o Inspeksi : Perhatikan kesimetrisan gerakan dada, frekuensi napas cepat
(tachipnea), irama, kedalamannya pernapasan cuping hidung.
o Palpasi : Adanya nyeri tekan, fremitus traktil bergetar kiri dan kanan.
o Auskultasi : Suara napas ronchi (nada rendah dan sangat kasar
terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi).
o Perkusi : Terdengar bunyi redup (Dullnes) adanya jaringan yang lebih
padat atau konsolidasi paruparu seperti pneumonia.
b) Jantung
o Inspeksi : Perhatikan kesimetrisan dada, Ictus cordis tampak atau tidak.
o Palpasi : Ictus cordis teraba, tidak ada massa
(pembengkakan)
o dan ada atau tidaknya nyeri tekan.
o Perkusi : Perkusi jantung pekak (adanya suara perkusi jaringan yang
padat seperti pada daerah jantung).
o Auskultasi : Terdengan Suara jantung I dan suara jantung II (terdengar
bunyi lub dub lub dub) dalam rentang normal.
c) Abdomen
o Inspeksi : Bentuk abdomen, kesimetrisan abdomen, ada atau tidaknya
lesi, ada atau tidaknya stretch mark.
o Auskultasi : Mendengarkan bising usus (normal 5- 30 x/ menit).
o Perkusi : Terdengar suara tympany (suara berisi cairan).
o Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pemberasan hepar.
• Punggung

Tidak ada kelaina bentuk punggung, tidak ada terdapat luka pada punggung.

• Estremitas

o Atas : terpasang infuse, apa ada kelemahan atau tidak pada ekstremitas atas.

o Bawah: ada atau tidaknya gangguna terhadap ekstremitas bawah seperti :


kelemahan.

• Genetalia

Terpasang kateter atau tidak.

• Integument.

Turgor kulit baik atau tidak, kulit kering.

- Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang ditulis tanggal pemeriksaan, jenis pemeriksaan, hasil


dan satuanya. Pemeriksaan penunjang diantaranya: pemeriksaan laboratorium, foto
rotgen, rekam kardiografi, dan lain-lain (Rohman & Walid, 2010).

- Therapy

Pada therapy tulis nama obat lengkap, dosis, frekuensi pemberian dan cara
pemberian, secara oral, parental dan lain-lain (Rohman & Walid, 2010). 4. Analisa
data Merupakan proses berfikir secara ilmiah berdasarkan teori-teori yang
dihubungkan dengan data-data yang ditemukan saat pengkajian. Menginter
pretasikan data atau membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa,
maka akan didapatkan penyebab terjadinya masalah pada klien (Wong donna. L,
2009).

Diagnosa

1. (D.0005) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
dibuktikan dengan pola nafas abnormal.
2. (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi
jalan nafas dibuktikan dengan sputum berlebih.
Intervensi

1. Dx : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas


dibuktikan dengan pola nafas abnormal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam diharapkan pola nafas
membaik.
Kriteria hasil :
- Dispnea menurun
- Frekuensi nafas membaik
- Kedalaman nafas membaik

Intervensi :

(I.01011) Manajemen Jalan Nafas

Observasi

a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)


b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis. gurling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)

Terapeutik

a. Posisikan semi flower atau flower


b. Berikan minum air hangat
c. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
d. Berikan oksigenasi, jika perlu

Edukasi

a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada kontraindikasi

Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.


2. Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
nafas dibuktikan dengan sputum berlebih.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam diharapkan bersihan
jalan nafas meningkat.
Kriteria hasil :
- Batuk efektif meningkat
- Produksi seputum menurun
- Wheezing menurun
- Pola nafas membaik

Intervensi

(I.01006) Latihan Batuk Efektif

Observasi

a. Identifikasi kemampuan batuk


b. Monitor adanya retensi sputum
c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas

Terapeutik

a. Buang sekret pada tempat sputum

Edukasi

a. Jelaskan tuuan dan prosedur batuk efektif


b. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik ditahan selama
2 detik kemudian dikeluarkan dari mulut dengan bibir mecucu selama 8
detik
c. Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3 kali
d. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafa dalam yang ke 3

Kolaborasi

a. Kolaborasi peberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu.

Implementasi Keperawatan

Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun


pada tahap perencanaan (intervensi). Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat
kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi. Tujuan
implementasi adalah melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya
di evaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat,
mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi, dan menemukan
perubahan sistem tubuh.

Evaluasi

Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik


pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah proses penilaian, pencapaian, tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan (Griffith & Christensen, 1986).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:
1. Pneumonia lobaris.
2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian
bawah yangterbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit
dan seringmenyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang
menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia
banyak terjadi pada bayikurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita
pneumonia dapat menurunkanangka kematian anak.
B. SARAN
Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya
tahan tubuhseseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang
menyerang saluran pernapasan.Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi
pertumbuhan mikroorganisme, keadaan inidisebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan paru.
Terdapatnya bakteri di dalam parumerupakan ketidak seimbangan antara daya
tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya
infeksi penyakit.Oleh karena itu sangat di perlukan menjaga daya tahan tubuh dengan
memperhatikan nutrisidan kesehatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.pkr.ac.id/1171/1/SLAMET-KTI.pdf

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/308/1/Untitled.pdf

https://id.scribd.com/upload

https://repository.kertacendekia.ac.id/media/299403-asuhan-keperawatan-pada-ny-s-dengan-
diag-929c85ab.pdf

https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=459988925&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive%22%2C%22page%22%3A%22archive_plans%22%2C%22action%22%3A%22star
t_trial%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI. PPNI (2016). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP
PPNI PPNI (2018).

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1.


Jakarta : DPP PPNI PPNI (2018).

Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl :11 Juli 2021 Jam : 07.00

Tanggal Masuk :12 Juli 2021 No. reg : 12002794

Ruangan / Kelas : Pulmonary

No. Kamar :2

Diagnosa Masuk : Pneumonia

Diagnosa Medis : Pneumonia

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. A

2. Umur : 58 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki laki

4. Agama : Islam

5. Suku / Bangsa : Indonesia

6. Bahasa : Jawa

7. Pendidikan : SD

8. Pekerjaan : Buruh Tani

ASKEP KMB
9. Alamat : Ngantru, Tulungagung

10. Alamat yg mudah dihubungi : Ngantru, Tulungagung

11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
pasien mengatakan sering batuk dan nyeri bagian dada
b. Keluhan Utama :
batuk berdahak, susah tidur, sesak nafas, dan nyeri pada bagian dada, demam,
dan kepala pusing

2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :


Pasien mengatakan bahwa pasien batuk berdahak, ada sekret berwarna kuming
kental
yang tidak kunjung sembuh, selain itu juga mengalami sesak nafas yang disertai
dengan nyeri pada bagian dada, kemudian oleh anaknya pasien dibawa ke RSUD
Dr. Iskak Tulungagung pada tanggal 11 Juli 2021. Kemudian dirawat di ruang
Pulmonary
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Pasien sering merokok dan sebelumnya tidak pernah menderita sakit seperti
sekarang hanya batuk biasa saja.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada riwayat penyakit pneumonia di
keluarganya

III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur
Siang : 1-2 jam ; Siang : tidak bisa tidur
Malam : 5-6 jam Malam : 3-4 jam

ASKEP KMB
2. Waktu Bangun Siang : jam 14.00 Siang : tidak bisa tidur
Malam : jam 04.00 Malam : jam 04.00

3. Masalah Tidur Tidak ada Terganggu pasien lain

4. Hal-hal yang Memakai kipas angin Memakai kipas kecil


mempermudah tidur

5. Hal-hal yang Tidak ada Berisik dan terganggu


mempermudah pasien pasien lain
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B

- Warna Kuning kecoklatan Kuning


- Bau Khas feses Khas feses
- Konsistensi Lunak Lunak
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi
- Kesulitan BAB 2 hari sekali 1 hari sekali
- Upaya mengatasi
Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Tidak terkaji Tidak terkaji
2. B A K

- Warna Jernih kekuningan Kuning

- Bau Khas urin Khas urin

- Konsistensi Cair Cair

- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji


- Frekwensi 3-4 kali sehari 2-3 kali sehari
- Kesulitan BAK
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada

ASKEP KMB
C. Pola Makan dan Minum
1. Makan
3 kali sehari 1 porsi tdk
- Frekwensi 3 kali sehari satu porsi habis habis
- Jenis Nasi, lodeh, lauk Nasi, sayur, lauk
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak adaa
Makanan berminyak
- Yang Disukai Semua suka
Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
- Masalah makan Tidak ada Nafsu makan menurn
- Upaya mengatasi Tidak ada
Memberi suplemen makan

2. Minum
- Frekwensi 5-6 gelas per hari 2-3 gelas per hari
- Jenis Air putih, minuman soda Air putih
- Diit Tidak ada
Tidak ada
- Pantangan Tidak ada
Air es, minuman soda
- Yang Disukai Tidak ada
Tid ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada
Tidak ada
- Alergi Tidak ada alergi
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada

- Upaya mengatasi Tidak ada Selalu tersedak saat minum


Minum air hangat

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
3 kali sehari
1. Mandi 1 kali sehari
2 hari sekali
2. Keramas Tidak keramas
3 kali sehari
3. Pemeliharaan gigi dan 1 hari sekali
mulut

ASKEP KMB
4. Pemeliharaan kuku Saat panjang dipotong Belumdipotong
5. Ganti pakaian 3 kali sehari 2 kali sehari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Pasien dapat beraktifitasi sehari Pasien dapat beraktifitasi
Lain hari, seperti pergi kesawah dan dibantu anak dan istri
melakukn kegiatan lain
F. Kebiasaan
- Merokok 1 pack sehari Tidak merokok
- Alkohol Tidak ada Tidak ada
- Jamu, dll 1 minggu sekali
Tidak ada

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi :

Efektif dan baik


B. Orang yang paling dekat dengan klien :

Istri dan anak


C. Rekreasi
Hobby : mencari makan kambing di kebun

Penggunaan Waktu Senggang :

Pergi ke sawah

D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :


Pasien cemas dan gelisah

E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :

Dapat berinteraksi dengan baik

F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :

Istri dan anak

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Pasien dapat menerima keadaan dengan baik

ASKEP KMB
B. Harga Diri
Paseien tidak merasa malu dengan keadaan sekarang

C. Ideal Diri
Pasien berharap segera sembuh dari sakitnya

D. Identitas Diri
Pasien dapat mengatakan alamat, namanya, dan nama istri atau anaknya
E. Peran
Pasien sebagai kepala rumah tangga

VI. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah :

Taat beribadah 5 kali sehari dan rajin berdoa

B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :

Pasien yakin bahwa sakit adalah ujian dari Allah SWT

C. Keyakinan terhadap penyembuhan :

Pasien yakin akan kesembuhannya karena pasien sudah berusaha dan berdoa

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum

Keadaan umum pasien lemah, nafsu makan berkurang, batuk berdahak disertai
sesak nafas

B. Tanda – tanda vital

Suhu Tubuh : 38,5 C Nadi : 89x/mnt

Tekanan darah : 150/80 mmHg Respirasi : 34x/mnt

Tinggi Badan : 170 cm Berat Badan : 63 kg

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : oval tidak ada benjolan

ASKEP KMB
Ubun-ubun : simetris tidak ada benjolan

Kulit kepala : bersih, tidak berketombe

b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : tidak rata

Bau : tidak berbau

Warna : hitam sebagian beruban

c. Wajah
Warna Kulit : sawo matang

Struktur Wajah : simetris

2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap, simetris kanan kiri

b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :

tidak ada odema

c. Konjuctiva dan sklera :

konjungtiva anemis, sklera ikterik

d. Pupil :

miosis terhadap cahaya

e. Kornea dan iris

tidak ada peradangan

f. Ketajaman penglihatan / visus :

baik

g. Tekanan bola mata :

lunak

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :

ASKEP KMB
simetris tidak ada pembengkakan

b. Lubang Hidung :

simetris, ada secret

c. Cuping hidung :

ada pernafasan cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetri

Ukuran telinga : sedang

Ketenggangan telinga : normal lentur

b. Lubang telinga :

bersih, tidak ada serumen

c. Ketajaman pendengaran :

normal

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir :

kering

b. Keadaan gusi dan gigi :

gusi berwarna coklat kehitaman, ada caries gigi

c. Keadaan lidah :

bersih

d. Orofarings :

ada peradangan dan secret

6. Leher
a. Posisi trakhea : simetri

b. Tiroid : tidak ada pembesaran

ASKEP KMB
c. Suara : normal

d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembesaran

e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran

f. Denyut nadi coratis : teraba

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : bersih

b. Kehangatan : hangat

c. Warna : sawo matang

d. Turgor : kering

e. Tekstur : kering bersisik kusam

f. Kelembaban : kering

g. Kelainan pada kulit : tidak ada

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :

simetris, datar

b. Warna payudara dan areola :

payudara sawo matang, areola coklat

c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :

tidak ada kelainan

d. Axila dan clavicula :

tidak ada benjolan

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : simetris, normal chest

b. Pernafasan

ASKEP KMB
Frekwensi : 34 kali permenit

Irama : irreguler

c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :

dyspenea

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :

vocal fremitus sama kanan dan kiri

b. Perkusi :

sonor

c. Auskultasi

Suara Nafas :

vasikuler

Suara Ucapan :

normal

Suara Tambahan :

Wheezing dan ronchi

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : normal

- Ictus cordis : teraba di ICS V midclavicula sinistra

b. Perkusi
Batas-batas jantung :

- Kiri Atas : ICS II sternalis sinistra


- Kiri Bawah : ICS V midclavicula sinistra
- Kanan Atas : ICS II sinistra dextra
- Kanan Kiri : ICS III sinistra dextra
c. Auskultasi

ASKEP KMB
- Bunyi jantung I : lup

- Bunyi jantung II : dup

- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada


- Bising / Murmur : tidak ada

- Frekwensi denyut jantung : 89 kali per menit

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal

- Benjolan / Massa : tidak ada

- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak ada


b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 14 kali per menit

- Bunyi jantung Anak / BJA : tidak ada

c. Palpasi

- Tanda nyeri tekan : ada

- Benjolan / massa : tidak ada

- Tanda-tanda ascites : tidak ada

- Hepar : normal

- Lien : normal

- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan di titik Mc. Burne

d. Perkusi

- Suara Abdomen

tympani

- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada

ASKEP KMB
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal

tidak ada kelainan

2. Anus dan Perineum


a. Lubang anus : normal terdapat lubang anus

b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : tidak ada

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :

simetris

b. Pemeriksaan Oedem :

- +

- +

c. Kekuatan Otot :

5 4

5 5

(5) Mampu Menggerakan persendian dengan gaya gravitasi, mampu


melawan dengan tahanan penuh .

(4) Dapat bergerak dan dapat menahan hambatan ringan, terpasang infus di
tangan

d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :

tidak ada

ASKEP KMB
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :

GCS 4.5.6 Kesadaran composmetis

2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :

Tidak ada

3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :

normal

4. Fungsi Motorik :

Pasien dapat bergerak

5. Fungsi Sensorik :

Pasien dapat merasakan panas dingin

6. Refleks :

a. Refleks Fisiologis
normal

b. Refleks Patologis

normal

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
Merasa sedih dan gelisah

b. Orientasi

mengerti waktu, tempat, lingkungan

c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )

memiliki ingatan yang baik

d. Motivasi ( Kemauan )

kemauan sembuh sangat besar

ASKEP KMB
e. Persepsi

mengenali lingkungan

f. Bahasa : jawa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : pneumonia

B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :

1. Laboratorium

2. Rontgen
Pemeriksaan x-ray thorax

3. E C G

4. U S G
-

5. Lain – lain

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

ASKEP KMB
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Infus RL + Aminophylin 24/20 tpm

Terpasang O2 nasal 3lpm

Mahasiswa

Sindi Dwi Ambar Wati

NIM. A1R19031

ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. A
Umur : 58 Tahun
No. Register : 12002794

NO. KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH


KEPERAWATAN
1. Ds :
Pasien mengatakan Virus,bakteri, jamur dan Pola napas tidak efektif
Mycoplasma

pernapasannya sering ngos-


ngosan saat banyak bergerak.
Masuk ke dalam tubuh
Do : (saluran pernafasan)

K/U pasien lemah, batuk


Masuk ke dalam paru-paru
berdahak disertai sesak napas

TTV :
Menuju ke bronkus & alveoli

- TD : 150/80 mmHg
- N : 89 x/ menit
Mengganggu kerja makrofag

- S :38,5°C
- RR : 34 x/menit
Terjadi infeksi

- Dsypnea
- Terpasang O2 nasal lpm
Terjadi peradangan / inflamasi

Odema

Dyspnea

Pola napas tidak efektif

ASKEP KMB
2. Ds : Virus,bakteri, jamur dan Bersihan Jalan napas tidak
Mycoplasma

Pasien mengatakan efektif


pernapasannya masih sesak,
Masuk ke dalam tubuh
batuk disertai nyeri dada (saluran pernafasan)

Do :
Masuk ke dalam paru-paru
K/U pasien lemah, sesak nafas

TTV :
Menuju ke bronkus & alveoli

- TD : 150/80 mmHg
- N : 89 x/ menit
Mengganggu kerja makrofag

- S :38,5°C
- RR : 34 x/menit
Terjadi infeksi

Suara napas tambahan


Terjadi peradangan / inflamasi
Wheezing dan ronchi

Adanya penumpukan sekret

Odema

ASKEP KMB
Produksi secret

Batuk

Bersihan jalan napas tidak


efektif

ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. A

Umur : 58 Tahun

No. Register : 12002794

No Tanggal diagnosa Masalah keperawatan yang muncul

1 12 juli 2021 (D.0005) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


hambatan upaya nafas dibuktikan dengan pola nafas
abnormal

2 12 juli 2021 (D.0001) Bersihan nafas tidak efektif berhubungan


dengan hipersekresi dibuktikan dengan soutum
berlebih

ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. A

Umur : 58 Tahun

No. Register : 12002794

No Diagnosa Luaran (SIKI) Intervensi (SIKI)


keperawatan

1 Pola nafas tidak Luaran utama : Pola (I.01011) Manajemen Jalan Nafas
efektif (D.0005) Napas (L.01004)
Observasi
Tujuan : Setelah
a. Monitor pola nafas (frekuensi,
dilakukan tindakan
kedalaman, usaha nafas)
keperawatan selama 2 x
24 jam diharapkan pola b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis.

napas meningkat / gurling, mengi, wheezing, ronkhi kering)

membaik dengan Terapeutik

Kriteria hasil : a. Posisikan semi flower atau flower

-Dispnea menurun b. Berikan minum air hangat

-Pernafasan cuoing c. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu


hidung menurun
d. Berikan oksigenasi, jika perlu
-Frekuensi nafas
Edukasi
membaik
a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
-Kedalaman nafas
jika tidak ada kontraindikasi
membaik
Kolaborasi

a.Kolaborasi pemberian bronkodilator,


ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

2 Bersihan jalan nafas Luaran Utama : (I.01006) Latihan Batuk Efektif


tidak efektif bersihan jalan nafas
Observasi
(D.0001) (L.01001)

ASKEP KMB
Tujuan : Setelah a. Identifikasi kemampuan batuk
dilakukan tindakan
b. Monitor adanya retensi sputum
selama 2 x 24 jam
diharapkan bersihan c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran

jalan nafas meningkat. nafas

Kriteria hasil : Terapeutik

- Batuk efektif a. Buang sekret pada tempat sputum

meningkat Edukasi

- Produksi seputum a. Jelaskan tuuan dan prosedur batuk


menurun efektif

- Wheezing menurun b. Anjurkan tarik nafas dalam melalui

- Pola nafas membaik hidung selama 4 detik ditahan selama 2


detik kemudian dikeluarkan dari mulut
dengan bibir mecucu selama 8 detik

c. Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam


hingga 3 kali

d. Anjurkan batuk dengan kuat langsung


setelah tarik nafa dalam yang ke 3

Kolaborasi

a. Kolaborasi peberian mukolitik atau


ekspektoran, jika perlu.

ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. A Umur : 58 Tahun No. Register : 12002794 Kasus : Pneumonia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1 Dx 1 12 JULI 2021 12 JULI 2021
13.00 S : Pasien mengatakan pernafasan ngos-ngosan
07.00 1. Monitor pola napas
saat banyak gerak dan nyeri bagian dada

07.20 2. Monitor bunyi napas tambahan


O : K/U pasien lemah, batuk berdahak disertai

sesak napas
3. Memposisikan fowler atau semi fowler
08.00

TTV :
4. Memberikan minuman hangat
08.20 - TD : 150/80 mmHg

-N : 89 x/ menit
5. Mengajarkan teknik batuk efektif
08.30 -S :38,5°C

- RR : 34 x/menit
6. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
- Dsypnea
09.00 ekspektoran, atau mukolitik
- Terpasang O2 nasal lpm

ASKEP KMB
- Infus RL + Aminophylin 24/20 Tpm

- Skala nyeri 3

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-6 dilanjutkan

ASKEP KMB
2 Dx 2 12 juli 2021
S : Pasien mengeluh sakit pada tenggorokan
07.00 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk efektif
seperti ada secret yang keluar tapi tidak bisa

O : K/U pasien lemah, batuk berdahak disertai


07.20 2. Mengajarkan teknik batuk efektif
sesak napas, pasien tampak belum

nyaman
08.00 3 Memonitor retensi sputum
TTV :

- TD : 150/80 mmHg
08.20 4. Melakukan fisioterapi dada
-N : 89 x/ menit

-S :38,5°C
08.30 5. Kolaborasi pemberian mukolitik
- RR : 34 x/menit
ekspektoran
- Ada bunyi napas tambahan Wheezhing

dan Ronchi

- Ada sekret

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-5 dilanjutkan

ASKEP KMB
1 Dx 1 13 juli 2021 13 juli 2021
13.00 S : Pasien mengatakan pernafasan masih ngos-
07.00 1. Monitor pola napas
ngosan tetapi sesak nafas dan nyeri dada mulai

berkurang
07.20 2. Monitor bunyi napas tambahan
O : K/U pasien lemah, batuk berdahak sesak

napas sedikit berkurang


08.00 3. Memposisikan fowler atau semi fowler
TTV :

- TD : 140/70 mmHg
08.20 4. Memberikan minuman hangat
- N : 84 x/ menit

- S :37,5°C
08.30 5. Mengajarkan teknik batuk efektif
- RR : 30 x/menit

- Dsypnea
09.00 6. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
- Terpasang O2 nasal lpm
ekspektoran, atau mukolitik
- Infus RL + Aminophylin 24/20 Tpm

- Skala nyeri 2

A : Masalah belum teratasi

P: Intervensi 1-6 dilanjutkan

ASKEP KMB
2 Dx 2 13 juli 2021 13 juli 2021
13.00 S : Pasien mengeluh sakit pada tenggorokan
07.00 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk efektif
tetapi secret sudah bisa keluar

O : K/U pasien lemah, sesak napas sedikit


07.20 2. Mengajarkan teknik batuk efektif
berkurang, pasien tampak belum nyaman

TTV :
08.00 3 Memonitor retensi sputum
- TD : 140/70 mmHg

-N : 84 x/ menit
08.20 4. Melakukan fisioterapi dada
-S :37,5°C

- RR : 30 x/menit
08.30 5. Kolaborasi pemberian mukolitik ekspektor
- Ada bunyi napas tambahan Wheezhing

dan

Ronchi

- Ada produksi sekret

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-5 dilanjutkan

ASKEP KMB
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : Penyuluhan Tentang Pneumonia

Sasaran : Keluarga Tn. A

Ruang : Pulmonary

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pencegahan dan 1. Pengertian Ceramah, diskusi, Leavlet Keluarga mampu mengulang
penyuluhan tentang penyuluhan tentang penangganan penyakit pneumonia tanya jawab informasi atau pendidikan
pneumonia keluarga pneumonia keluarga pneumonia 2. Klasifikasi dari kesehatan yang diberikan
Tn.A mampu Tn.A diharapkan Pneumonia. terkait dengan pneumonia
memahami kondisi mampu : 3. Etiologi dari
terkait pneumonia a) Menjelaskan Pneumonia.
pengertian 4. Manifestasi Klinis
pneumonia dari Pneumonia.
b) Menjelaskan 5. Pathway dari
Klasifikasi Pneumonia.
dari
6. Patofisiologi dari
Pneumonia.
Pneumonia.
c) Menjelaskan
7. Komplikasi dari
Etiologi dari
ASKEP KMB
Pneumonia. Pneumonia.
d) Menjelaskan 8 Pencegahan dari
apa saja Pneumonia.
Manifestasi 9. Penatalaksanaan
Klinis dari Medis dari Pneumonia.
Pneumonia. 10. Pemeriksaan
e) Menjelaskan penunjang dari
Pathway dari Pneumonia.
Pneumonia. 11. Konsep Dasar
f) Menjelaskan Keperawatan dari
Patofisiologi Pneumonia.
dari
Pneumonia.
g) Menjelaskan
Komplikasi
dari
Pneumonia.
h) Menjelaskan
Pencegahan
dari
Pneumonia.
i) Menjelaskan

ASKEP KMB
Penatalaksanaa
n Medis dari
Pneumonia.
j) Menjelaskan
Pemeriksaan
penunjang dari
Pneumonia.
k) Menjelaskan
Konsep Dasar
Keperawatan
dari
Pneumonia.

ASKEP KMB
LEAFLET

ASKEP KMB

Anda mungkin juga menyukai