Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
(A1R19031)
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Sindi Dwi Ambar Wati Berlian Yuli Saputri, S.Kep, Ns, M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ASKEP
Pneumonia yang Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Keperawatan Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1 oleh dosen pembimbing Berlian Yuli Saputri, S.Kep, Ns,
M.Kep, dan merupakan salah satu tugas individu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa.
Dalam pembuatan laporan pendahuluan ini saya banyak mendapatkan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pembimbing yakni Ibu Berlian Yuli Saputri, S.Kep, Ns, M.Kep dan rekan-rekan mahasiswa
yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
Saya menyadari bahwa penulisan laporan pendahuluan ini masih belum sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan
pendahuluan ini.
Saya mengharapkan semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Nurarif & Kusuma, (2016) pneumonia adalah salah satu penyakit
infeksi peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran
pernafasan bawah akut (ISNBA) Deegan batuk dan disertai sesak nafas disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspirasi substansi asing,
berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.
Pada masyarakat awam biasanya penyakit ini lebih dikenal dengan istilah paru-
paru basah, pada zaman dahulu untuk menyembuhkan penyakit ini biasanya teknik
gurah sering dipakai untuk mengeluarkan cairan lendir yang ada di dalam tubuh (paru-
paru) dengan menggunakan ramuan yang dimasukan kedalam rongga hidung, namun
sebenarnya teknik gurah ini beresiko akan menambah cairan yang masuk ke dalam
paru-paru dan dapat memperparah keadaan.(Sariasih, 2014).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2013 terdapat 6,3 juta kematian di dunia,
dan sebesar 935.000 (15%) kematian disebabkan oleh pneumonia. Sedangkan, di
Indonesia kasus pneumonia mencapai 22.000 jiwa menduduki peringkat ke delapan
sedunia (WHO, 2014). Ada lima provinsi dengan pneumonia tertinggi yaitu Nusa
Tenggara Timur (4,6% & 10,3%), Papua (2,8% & 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% &
5,7%), Sulawesi Barat (3,1% & 6,1%) dan Sulawesi Selatan (2,4% & 4,8%) (Riskesdas,
2013). Sedangkan data pasien pneumonia di Jawa Timur khususnya di Surabaya
terdapat 1 2 peningkatan yakni 180 pasien pneumonia dengan angka kematian 20-30%
(Kemenkes RI, 2013). Jumlah Pasien penderita pneumonia dalam satu tahun terakhir di
RSUD Bangil adalah 123 orang (Rekam Medik Rsud Bangil, 2017).
Bakteri penyebab pneumonia yaitu Streptococcus pneumonia yang merupakan
flora normal tenggorokan manusia yang sehat. Namun apabila daya tahan tubuh
menurun disebabkan oleh usia tua, gangguan kesehatan, maupun asupan gizi, setelah
menginfeksi bakteri tersebut akan memperbanyak diri. Penyakit ini juga bisa menjadi
infeksi yang serius apabila terjadi keterlambatan penangan dan dapat berkembang
menjadi sepsis yang berpotensi mengancam jiwa (Misnadiarly,2008).
Pasien dengan pneumonia perlu dirawat di RS karena memerlukan pengobatan
yang memadai. Perawat dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat
tentang penyakit pneumonia dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya
vaksinasi dan tidak merokok guna untuk mencegah penyakit pneumonia. Penyakit
pneumonia dapat dicegah dengan vaksinasi terhadap bakteri penyebab pneumonia dan
vaksin influenza. Di samping itu juga harus menjaga kebersihan dengan rajin cuci
tangan, tidak merokok, serta istirahat cukup dan diet sehat untuk menjaga daya tahan
tubuh. Pemberian antibiotik biasanya dilakukan pada pasien penderita pneumonia 3
guna menghambat penyebaran bakteri. Pada pasien yang mengeluh demam dan batuk
dapat dikompres secara berkala, memberikan air hangat dan perawat dapat
mengajarkan batuk efektik untuk mempermudah mengeluarkan sputum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi dari Pneumonia?
2. Bagaimana Klasifikasi dari Pneumonia.?
3. Bagaimana Etiologi dari Pneumonia?
4. Apa saja Manifestasi Klinis dari Pneumonia?
5. Bagaimana Pathway dari Pneumonia?
6. Bagaimana Patofisiologi dari Pneumonia?
7. Apa Komplikasi dari Pneumonia ?
8. Bagaimana Pencegahan dari Pneumonia?
9. Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari Pneumonia?
10. Bagaimana Pemeriksaan penunjang dari Pneumonia ?
11. Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan dari Pneumonia ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengtahui Definisi dari Pneumonia.
2. Untuk mengetahui Klasifikasi dari Pneumonia.
3. Untuk mengetahui Etiologi dari Pneumonia.
4. Untuk mengetahui apa saja Manifestasi Klinis dari Pneumonia.
5. Untuk mengetahui Pathway dari Pneumonia.
6. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Pneumonia.
7. Untuk mengetahui Komplikasi dari Pneumonia.
8. Untuk mengetahui Pencegahan dari Pneumonia.
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis dari Pneumonia.
10. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang dari Pneumonia.
11. Untuk mengetahui Konsep Dasar Keperawatan dari Pneumonia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Menurut Nurarif & Kusuma, (2016) pneumonia adalah salah satu penyakit
infeksi peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran
pernafasan bawah akut (ISNBA) Deegan batuk dan disertai sesak nafas disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspirasi substansi asing,
berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.
Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut yang
mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut Alveoli,
yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.Ketika seorang individu
memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat berbafas
asupan oksigen yang menyakitkan dan terbatas.
Menurut Brunner & Suddarth, (2011) pneumonia adalah inflamasi parenkim
paru yang disebabkan oleh berbagai mikro-organisme, termasuk bakteria,
mikobakteria, jamur, dan virus. Pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia didapat
di komunitas (community- acquired pneumonia [CAP]), pneumonia didapat di rumah
sakit (nosokomial) (hospital – acquired pnuemonia [HAP]), pneumonia pada pejamu
yang mengalami luluh imun, dan pneumonia aspirasi. Terjadi pada tumpang tindih
dalam pengelompokan pneumonia tertentu, karena pneumonia dapat terjadi pada
tatanan yang berbeda. Mereka yang berisiko mengalami pneumonia sering kali
menderita penyakit kronis utama, penyakit akut berat, sistem imun yang tertekan karena
penyakit atau medikasi, imobilitas, dan faktor lain yang mengganggu mekanisme
perlindungan paru normal. Lansia juga berisiko tinggi.
B. KLASIFIKASI
Pneumonia Lobaris Pneumonia yang terjadi pada satu lobus baik kanan maupun
kiri.
Bronkopneumonia Pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada
berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupu kiri yang disebabkan oleh virus atau
bakteri dan sering terjadi pada orang tua dan bayi.
C. ETIOLOGI
Penyebab infeksi terjadi melalu droplet dan sering disebabkan oleh streptococus
pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus aureus sedangkan pada
pemakaian ventilator oleh P. aeruginosa dan enterobacter. Dan pada masa kini terjadi
perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, populasi
lingkungan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Setelah masuk ke paru-paru
organisme bermultiplikasi dan, jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan
paru, terjadi pneumonia. Menurut Nurarif & Kusuma (2016) Selain diatas penyebab
terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu:
Bacteria : Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokoccus hemolyticus,
streptokoccus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkulosis,
bacillus friedlander.
Virus : Respiratory syncytial virus, adeno virus, virus sitomegalitik, virus
influenza. Mycoplasma pneumonia
Jamur : Histoplasma capsulatum, crytococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, coccidodiesnimmitis, aspergilus species, candida albicans.
Aspirasi : Makanan , kerosesene ( bensin, minyak tanah ), cairan amnion, benda
asing.
Pneumonia hipostatik.
Sindrom loeffler.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah sebagai berikut:
Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi
pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5°C – 40,5°C bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang
euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan
tidak biasa.
Meningitis, yaitu tanda – tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi
dengan awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan
kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan
akan berkurang saat suhu turun.
Anoreksia merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa
kanak- kanak. Sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai
derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit,
seringkali memanjang sampai ke tahap pemulihan.
Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan
petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat
menetap selama sakit.
Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyetai infeksi pernafasan, khususnya karena virus,
Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari
nyeri apendiksitis.
Sumbatan nasal, lubang hidung dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan
mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusui pada
bayi. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan
sedikit lendir kental dan purulen, bergantung pada tipe dan Pada anak umur 2
bulan – 11 bulan > 50kali/menit b. Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun >
40kali/menit.tahap infeksi.
Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Bunyi
pernafasan, seperti mengi, mengorok, dan krekels.
Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih
besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan peroral.
Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum, atau
memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress
pernapasan berat.
Disamping batuk atau kesulitan bernapas, terdapat napas cepat.
E. PATWAY
F. PATOFISIOLOGI
G. KOMPLIKASI
Menurut Suzanne dan Brenda (2013), komplikasi pneumonia menyebabkan hipotensi
dan syok, gagal pernapasan, atelektasis, efusi pleura, delirium, superinfeksi dan adhesi.
Beberapa kelompok orang yang lebih beresiko mengalami komplikasi, seperti lansia
dan balita. Sejumlah komplikasi pneumonia yang dapat terjadi adalah:
Infeksi aliran darah. Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya
bakteri yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infesi ke organ-
organ lain.
Abses paru atau paru bernanah. Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik,
namun terkadang juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang
nanahnya.
Efusi Pleura. Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti paru-
paru.
H. PENCEGAHAN
Pencegahan pneumonia yaitu menghindari dan mengurangi factor resiko,
meningkatkan pendidikan kesehatan, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam
diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia yang benar dan efektif (Said, 2010).
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotic
per oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak
nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan 13
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan untuk pneumonia
bergantung pada penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil kultur (Nurarif & Kusuma,
2016).
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang pneumonia adalah:
Sinar X : mengidentifikasikan distribusi structural (missal: lobar, bronchial dapa
juga menyatakan abses).
Tidak ada kelaina bentuk punggung, tidak ada terdapat luka pada punggung.
• Estremitas
o Atas : terpasang infuse, apa ada kelemahan atau tidak pada ekstremitas atas.
• Genetalia
• Integument.
- Pemeriksaan Penunjang
- Therapy
Pada therapy tulis nama obat lengkap, dosis, frekuensi pemberian dan cara
pemberian, secara oral, parental dan lain-lain (Rohman & Walid, 2010). 4. Analisa
data Merupakan proses berfikir secara ilmiah berdasarkan teori-teori yang
dihubungkan dengan data-data yang ditemukan saat pengkajian. Menginter
pretasikan data atau membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa,
maka akan didapatkan penyebab terjadinya masalah pada klien (Wong donna. L,
2009).
Diagnosa
1. (D.0005) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
dibuktikan dengan pola nafas abnormal.
2. (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi
jalan nafas dibuktikan dengan sputum berlebih.
Intervensi
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Implementasi Keperawatan
Evaluasi
A. KESIMPULAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:
1. Pneumonia lobaris.
2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian
bawah yangterbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit
dan seringmenyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang
menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia
banyak terjadi pada bayikurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita
pneumonia dapat menurunkanangka kematian anak.
B. SARAN
Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya
tahan tubuhseseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang
menyerang saluran pernapasan.Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi
pertumbuhan mikroorganisme, keadaan inidisebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan paru.
Terdapatnya bakteri di dalam parumerupakan ketidak seimbangan antara daya
tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya
infeksi penyakit.Oleh karena itu sangat di perlukan menjaga daya tahan tubuh dengan
memperhatikan nutrisidan kesehatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.pkr.ac.id/1171/1/SLAMET-KTI.pdf
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/308/1/Untitled.pdf
https://id.scribd.com/upload
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/299403-asuhan-keperawatan-pada-ny-s-dengan-
diag-929c85ab.pdf
https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=459988925&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive%22%2C%22page%22%3A%22archive_plans%22%2C%22action%22%3A%22star
t_trial%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI. PPNI (2016). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP
PPNI PPNI (2018).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
No. Kamar :2
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 58 Tahun
4. Agama : Islam
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SD
ASKEP KMB
9. Alamat : Ngantru, Tulungagung
ASKEP KMB
2. Waktu Bangun Siang : jam 14.00 Siang : tidak bisa tidur
Malam : jam 04.00 Malam : jam 04.00
B. Pola Eliminasi
1. B A B
ASKEP KMB
C. Pola Makan dan Minum
1. Makan
3 kali sehari 1 porsi tdk
- Frekwensi 3 kali sehari satu porsi habis habis
- Jenis Nasi, lodeh, lauk Nasi, sayur, lauk
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak adaa
Makanan berminyak
- Yang Disukai Semua suka
Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
- Masalah makan Tidak ada Nafsu makan menurn
- Upaya mengatasi Tidak ada
Memberi suplemen makan
2. Minum
- Frekwensi 5-6 gelas per hari 2-3 gelas per hari
- Jenis Air putih, minuman soda Air putih
- Diit Tidak ada
Tidak ada
- Pantangan Tidak ada
Air es, minuman soda
- Yang Disukai Tidak ada
Tid ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada
Tidak ada
- Alergi Tidak ada alergi
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
ASKEP KMB
4. Pemeliharaan kuku Saat panjang dipotong Belumdipotong
5. Ganti pakaian 3 kali sehari 2 kali sehari
E. Pola Kegiatan / Aktifitas Pasien dapat beraktifitasi sehari Pasien dapat beraktifitasi
Lain hari, seperti pergi kesawah dan dibantu anak dan istri
melakukn kegiatan lain
F. Kebiasaan
- Merokok 1 pack sehari Tidak merokok
- Alkohol Tidak ada Tidak ada
- Jamu, dll 1 minggu sekali
Tidak ada
Pergi ke sawah
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Pasien dapat menerima keadaan dengan baik
ASKEP KMB
B. Harga Diri
Paseien tidak merasa malu dengan keadaan sekarang
C. Ideal Diri
Pasien berharap segera sembuh dari sakitnya
D. Identitas Diri
Pasien dapat mengatakan alamat, namanya, dan nama istri atau anaknya
E. Peran
Pasien sebagai kepala rumah tangga
Pasien yakin akan kesembuhannya karena pasien sudah berusaha dan berdoa
Keadaan umum pasien lemah, nafsu makan berkurang, batuk berdahak disertai
sesak nafas
ASKEP KMB
Ubun-ubun : simetris tidak ada benjolan
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : tidak rata
c. Wajah
Warna Kulit : sawo matang
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap, simetris kanan kiri
d. Pupil :
baik
lunak
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
ASKEP KMB
simetris tidak ada pembengkakan
b. Lubang Hidung :
c. Cuping hidung :
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetri
b. Lubang telinga :
c. Ketajaman pendengaran :
normal
kering
c. Keadaan lidah :
bersih
d. Orofarings :
6. Leher
a. Posisi trakhea : simetri
ASKEP KMB
c. Suara : normal
b. Kehangatan : hangat
d. Turgor : kering
f. Kelembaban : kering
simetris, datar
b. Pernafasan
ASKEP KMB
Frekwensi : 34 kali permenit
Irama : irreguler
dyspenea
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
b. Perkusi :
sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas :
vasikuler
Suara Ucapan :
normal
Suara Tambahan :
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : normal
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
ASKEP KMB
- Bunyi jantung I : lup
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal
c. Palpasi
- Hepar : normal
- Lien : normal
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan di titik Mc. Burne
d. Perkusi
- Suara Abdomen
tympani
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada
ASKEP KMB
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
simetris
b. Pemeriksaan Oedem :
- +
- +
c. Kekuatan Otot :
5 4
5 5
(4) Dapat bergerak dan dapat menahan hambatan ringan, terpasang infus di
tangan
tidak ada
ASKEP KMB
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Tidak ada
normal
4. Fungsi Motorik :
5. Fungsi Sensorik :
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
normal
b. Refleks Patologis
normal
b. Orientasi
d. Motivasi ( Kemauan )
ASKEP KMB
e. Persepsi
mengenali lingkungan
f. Bahasa : jawa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : pneumonia
1. Laboratorium
2. Rontgen
Pemeriksaan x-ray thorax
3. E C G
4. U S G
-
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
ASKEP KMB
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Infus RL + Aminophylin 24/20 tpm
Mahasiswa
NIM. A1R19031
ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. A
Umur : 58 Tahun
No. Register : 12002794
TTV :
Menuju ke bronkus & alveoli
- TD : 150/80 mmHg
- N : 89 x/ menit
Mengganggu kerja makrofag
- S :38,5°C
- RR : 34 x/menit
Terjadi infeksi
- Dsypnea
- Terpasang O2 nasal lpm
Terjadi peradangan / inflamasi
Odema
Dyspnea
ASKEP KMB
2. Ds : Virus,bakteri, jamur dan Bersihan Jalan napas tidak
Mycoplasma
Do :
Masuk ke dalam paru-paru
K/U pasien lemah, sesak nafas
TTV :
Menuju ke bronkus & alveoli
- TD : 150/80 mmHg
- N : 89 x/ menit
Mengganggu kerja makrofag
- S :38,5°C
- RR : 34 x/menit
Terjadi infeksi
Odema
ASKEP KMB
Produksi secret
Batuk
ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Umur : 58 Tahun
ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Umur : 58 Tahun
1 Pola nafas tidak Luaran utama : Pola (I.01011) Manajemen Jalan Nafas
efektif (D.0005) Napas (L.01004)
Observasi
Tujuan : Setelah
a. Monitor pola nafas (frekuensi,
dilakukan tindakan
kedalaman, usaha nafas)
keperawatan selama 2 x
24 jam diharapkan pola b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
ASKEP KMB
Tujuan : Setelah a. Identifikasi kemampuan batuk
dilakukan tindakan
b. Monitor adanya retensi sputum
selama 2 x 24 jam
diharapkan bersihan c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
meningkat Edukasi
Kolaborasi
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. A Umur : 58 Tahun No. Register : 12002794 Kasus : Pneumonia
sesak napas
3. Memposisikan fowler atau semi fowler
08.00
TTV :
4. Memberikan minuman hangat
08.20 - TD : 150/80 mmHg
-N : 89 x/ menit
5. Mengajarkan teknik batuk efektif
08.30 -S :38,5°C
- RR : 34 x/menit
6. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
- Dsypnea
09.00 ekspektoran, atau mukolitik
- Terpasang O2 nasal lpm
ASKEP KMB
- Infus RL + Aminophylin 24/20 Tpm
- Skala nyeri 3
ASKEP KMB
2 Dx 2 12 juli 2021
S : Pasien mengeluh sakit pada tenggorokan
07.00 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk efektif
seperti ada secret yang keluar tapi tidak bisa
nyaman
08.00 3 Memonitor retensi sputum
TTV :
- TD : 150/80 mmHg
08.20 4. Melakukan fisioterapi dada
-N : 89 x/ menit
-S :38,5°C
08.30 5. Kolaborasi pemberian mukolitik
- RR : 34 x/menit
ekspektoran
- Ada bunyi napas tambahan Wheezhing
dan Ronchi
- Ada sekret
ASKEP KMB
1 Dx 1 13 juli 2021 13 juli 2021
13.00 S : Pasien mengatakan pernafasan masih ngos-
07.00 1. Monitor pola napas
ngosan tetapi sesak nafas dan nyeri dada mulai
berkurang
07.20 2. Monitor bunyi napas tambahan
O : K/U pasien lemah, batuk berdahak sesak
- TD : 140/70 mmHg
08.20 4. Memberikan minuman hangat
- N : 84 x/ menit
- S :37,5°C
08.30 5. Mengajarkan teknik batuk efektif
- RR : 30 x/menit
- Dsypnea
09.00 6. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
- Terpasang O2 nasal lpm
ekspektoran, atau mukolitik
- Infus RL + Aminophylin 24/20 Tpm
- Skala nyeri 2
ASKEP KMB
2 Dx 2 13 juli 2021 13 juli 2021
13.00 S : Pasien mengeluh sakit pada tenggorokan
07.00 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk efektif
tetapi secret sudah bisa keluar
TTV :
08.00 3 Memonitor retensi sputum
- TD : 140/70 mmHg
-N : 84 x/ menit
08.20 4. Melakukan fisioterapi dada
-S :37,5°C
- RR : 30 x/menit
08.30 5. Kolaborasi pemberian mukolitik ekspektor
- Ada bunyi napas tambahan Wheezhing
dan
Ronchi
ASKEP KMB
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN
Ruang : Pulmonary
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pencegahan dan 1. Pengertian Ceramah, diskusi, Leavlet Keluarga mampu mengulang
penyuluhan tentang penyuluhan tentang penangganan penyakit pneumonia tanya jawab informasi atau pendidikan
pneumonia keluarga pneumonia keluarga pneumonia 2. Klasifikasi dari kesehatan yang diberikan
Tn.A mampu Tn.A diharapkan Pneumonia. terkait dengan pneumonia
memahami kondisi mampu : 3. Etiologi dari
terkait pneumonia a) Menjelaskan Pneumonia.
pengertian 4. Manifestasi Klinis
pneumonia dari Pneumonia.
b) Menjelaskan 5. Pathway dari
Klasifikasi Pneumonia.
dari
6. Patofisiologi dari
Pneumonia.
Pneumonia.
c) Menjelaskan
7. Komplikasi dari
Etiologi dari
ASKEP KMB
Pneumonia. Pneumonia.
d) Menjelaskan 8 Pencegahan dari
apa saja Pneumonia.
Manifestasi 9. Penatalaksanaan
Klinis dari Medis dari Pneumonia.
Pneumonia. 10. Pemeriksaan
e) Menjelaskan penunjang dari
Pathway dari Pneumonia.
Pneumonia. 11. Konsep Dasar
f) Menjelaskan Keperawatan dari
Patofisiologi Pneumonia.
dari
Pneumonia.
g) Menjelaskan
Komplikasi
dari
Pneumonia.
h) Menjelaskan
Pencegahan
dari
Pneumonia.
i) Menjelaskan
ASKEP KMB
Penatalaksanaa
n Medis dari
Pneumonia.
j) Menjelaskan
Pemeriksaan
penunjang dari
Pneumonia.
k) Menjelaskan
Konsep Dasar
Keperawatan
dari
Pneumonia.
ASKEP KMB
LEAFLET
ASKEP KMB