DISUSUN OLEH :
Ambiya Aulia
202007003
Tangerang Selatan
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan dan Laporan Kasus yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn. T DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA DI RUANG RAWAT
INAP KENANGA RS IMC BINTARO”tepat pada waktunya meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
Saya berharap Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, Saya berharap adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun demi
memperbaiki Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus yang telah kami buat bersama.
Semoga Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan. Atas
perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
A. PENGERTIAN 1
B. ANATOMI FISIOLOGI 1
C. ETIOLOGI 4
D. PATOFIOLOGI 5
E. WOC 7
F. MANIFESTASI KLINIS 8
G. PENATALAKSANAAN 8
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 8
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 9
1. PENGKAJIAN 9
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 11
3. INTERVENSI KEPERAWATAN 11
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 18
5. EVALUASI KEPERAWATAN 18
COVER LAPORAN KASUS 19
A. PENGKAJIAN 20
B. ANALISA DATA 32
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 33
D. INTERVENSI 34
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 36
iii
BAB I
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Bronkopneumonia adalah istilah medis yang digunakan untuk menyatakan
peradangan yang terjadi pada dinding bronkiolus dan jaringan paru di sekitarnya.
Bronkopeumonia dapat disebut sebagai pneumonia lobularis karena peradangan
yang terjadi pada parenkim paru bersifat terlokalisir pada bronkiolus berserta
alveolus di sekitarnya (Muhlisin, 2017).
Bronkopneumonia adalah peradangan umum dari paru-paru, juga disebut
sebagai pneumonia bronkial, atau pneumonia lobular. Peradangan dimulai dalam
tabung bronkial kecil bronkiolus, dan tidak teratur menyebar ke alveoli
peribronchiolar dan saluran alveolar.
B. ANATOMI FISIOLOGI
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
1
Gambar 2.2
Anatomi Fisiologi Pernapasan Atas
a) Hidung
Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan (respirasi) dan indra penciuman (pembau). Bentuk dan
struktur hidung menyerupai piramid atau kerucut dengan alasnya pada
prosesus palatinus osis maksilaris dan pars horizontal osis palatum.
b) Faring
3. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak
dalam rongga toraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma.
Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan
pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan
surfaktan. Paru kanan terdiri dari tiga lobus dan paru kiri dua lobus.
Paru sebagai alat pernapasan terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan
kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta pembuluh
darah yang berbentuk yang bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki
jaringan yang bersifat elastis berpori, serta berfungsi sebagi tempat
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dinamakan alveolus.
3
C. ETIOLOGI
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas reflek glotis dan
batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari
organ dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus dan jamur, antara
lain :
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella
2. Virus : Legionella Pneumoniae
3. Jamur : Aspergillus Spesies, Candida Albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama
4
D. PATOFISIOLOGI
5
mencakup histamin dan prostaglandin.
2. Stadium II/Hepatisasi Merah (48 jam berikutnya)
Pada stadium II, disebut hepatitis merah karena terjadi sewaktu alveolus
terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh
penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena
menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan
cairan sehingga warna paru.
menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara
alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga orang dewasa akan
bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48
jam.
3. Stadium III/ Hepatisasi Kelabu (3-8 hari berikutnya)
Pada stadium III/hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel- sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai di reabsorbsi, lobus masih
tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat
kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.
4. Stadium IV/Resolusi (7-11 hari berikutnya)
Pada stadium IV/resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan
mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
6
E. WOC
Virus ETIOLOGI
DS : tn. T DS : tn. T
Infeksi saluran mengatakan Proses Infeksi saluran
mengatakan batuk
pernapasan bawah penyakit
sesak berdahak pernapasan atas
7
F. MANIFESTASI KLINIS
8
I. Konsep Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia
Konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
1. PENGKAJIAN
10
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
a) Identifikasi kemampuan batuk
b) Monitor adanya retensi sputum
12
a) Tekanan ekspirasi meningkat
b) Tekanan inspirasi meningkat
c) Dispnea menurun
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
a) Monitor bunyi napas
b) Monitor sputum
c) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
d) Monitor kemampuan batuk efektif
e) Monitor adanya sumbatan jalan napas
f) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
g) Monitor saturasioksigen
Edukasi
a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
b) Ajarkan teknik batuk efektif
e) PO2 membaik
f) Takikardi membaik
g) Ph arteri membaik
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
13
b) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, biot, ataksik)
c) Monitor adanya sumbatan jalan napas
d) Auskultasi bunyi napas
e) Monitor saturasi oksigen
f) Monitor nilai AGD
g) Monitor hasil x-ray thoraks
h) Monitor kecepatan aliran oksigen
i) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan
oksigen Terapeutik
a) Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
d. Diagnosa : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
a) Menggigil menurun
b) Kulit merah menurun
c) Kejang menurun
d) Pucat menurun
e) Takikardi menurun
f) Takipnea menurun
g) Bradikardi menurun
h) Hipoksia menurun
i) Suhu tubuh membaik
j) Suhu kulit membaik
k) Tekanan darah membaik
2) Intervensi keperawatan
: Observasi :
a) Identifikasi penyebab hipertermia
b) Monitor tanda-tanda vital
14
c) Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu
d) Monitor intake dan output cairan
e) Monitor warna dan suhu kulit
f) Monitor komplikasi akibat
hipertermia Terapeutik :
a) Sediakan lingkungan yang dingin
b) Longgarkan atau lepaskan pakaian
c) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
Edukasi
a) Anjurkan orang tua atau keluarga membantu memberi makan
kepada pasien
Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
b) Kolaborasi pemberian antiemetil sebelum makan, jika perlu
16
c) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
a) Anjurkan tirah baring
b) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
c) Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika
sesuai
17
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
18
LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH :
Ambiya Aulia
202007003
Tangerang Selatan
2020
19
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 33 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Bahasa Yang Digunakan : Bahasa Indonesia campuran jawa
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : jl. Pondok aren gang mekarsari rt10/003
Sumber Biaya : Tn.T
Sumber Informasi : Tn.T
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan masuk rumah sakit : pasien datang dengan keluhan
batuk,sesak dan demam sudah 5 hari
2) Keluhan utama : batuk,sesak
3) Kronologis keluhan : pertama sakit tenggorokan lalu batuk
Factor pencetus : virus
Timbulnya keluhan : ( ) mendadak ( √) bertahap
Lamanya : sudah 3 hari
Upaya mengatasi : minum obh batuk
20
3.Riwayat Dirawat Di Rumah Sakit ( Kapan, Alasan, Dan Berapa
Lama ) : tidak pernah
v v
v 33 v v
3
Keterangan :
v : perempuan
: laki-laki
: pasien
: tinggal serumah
21
Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit: badan menjadi lemas
7.System nilai kepercayaan
Nilai- nilai yang bertentangan dengan kesehatan : -
Aktivitas/ kepercayaan yang di lakukan : beribadah sholat dan ngaji
e. Kondisi Lingkungan Rumah : baik
22
f. Pola kebiasaan
Pola Kebiasaan
HAL YANG DIKAJI Sebelum sakit Dirumah sakit
3) Cuci rambut
2 kali/hari 1 kali/hari
Frekuensi..x/hari
23
4. Pola istirahat dan tidur
Lama tidur siang :…jam/hari 1 jam/hari 3 jam / hari
Lama tidur malam :…jam/hari 6 jam/hari 8 jam/hari
6. Kebiasaan yang
memperngaruhi kesehatan
Tidak Tidak
merokok : Ya/Tidak
- -
Frekuensi :
- -
Jumlah :
- -
Lama pemakaian :
24
3. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1. Berat badan : 71 kg ( sebelum sakit: 73 kg)
2. Tinggi badan : 171cm
3. Tekanan darah :120/80 mmHg
4. Nadi :86 X/menit
5. Frekuensi nafas : 20 X/menit
6. Suhu tubuh : 38°C
7. Keadaan umum : ( √)Ringan ( ) Sedang ( ) Berat
8. Pembesaranan kelenjar getah bening : ( √) Tidak
b. Sistem Penglihatan
1. Posisi mata : (√ ) Simetris ( ) Asimetris
2. Kelopak mata : ( √ ) Normal ( ) Ptosis
3. Pergerakan bola mata : (√ ) Normal ( ) Abnormal
4. Konjungtiva : ( √) Merah muda ( )Anemis ( )Sangat Merah
5. Kornea : ( √ ) Normal ( ) Keruh/berkabut
( )terdapat Pendarahan
6. Sklera : ( √ ) Ikterik ( ) Aniterik
7. Pupil : ( √ ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
8. Otot-otot mata : ( √) Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling kedalam ( ) Berada diatas
9. Fungsi penglihatan : ( √ ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk/diplopia
10. Tanda-tanda radang : tidak ada
11. Pemakaian kaca mata : ( ) Ya,jenis.. ( √ ) Tidak
12. Pemakaian lensa kontak : tidak
13. Reaksi terhadap cahaya : +/+
25
c. Sistem Pendengaran
1. Daun telinga : ( √ ) Normal ( ) Tidak. Kanan/Kiri
2. Karakteristik serumen ( warna, kosistensi, bau ) : coklat, normal,
khas
3. Kondisi telinga tengah : (√ ) Normal ( ) kemerahan
( ) bengkak ( ) terdapat lesi
4. Cairan dan telinga : ( ) Tidak ( √) Ada,
5. Perasaan penuh ditelinga : ( ) Ya ( √ ) Tidak
6. Tinitus : ( ) Ya (√ ) Tidak
7. Fungsi pendengaran : ( √) Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, Kanan/Kiri
8. Gangguan keseimbangan : ( √) Tidak ( ) Ya
9. Pemakaian alat bantu : ( ) Ya ( √) Tidak
26
f. Sistem Kardiovaskuler
1. Sirkulasi peripher
- Nadi :86x/menit : Irama: ( √)Teratur ( ) Tidak Teratur
Denyut : ( ) Lemah (√ )Kuat
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Distensi vena juguralis: Kanan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Kiri : ( )Ya ( √ ) Tidak
- Temperatur Kulit : ( √ ) hangat ( )dingin
- Warna kulit : ( √) pucat ( )cyanosis ( )kemerahan
- Pengisian kapiler : <3 detik
Edema : ( )Ya (√ ) Tidak
( ) Tungkai Atas ( ) Tungkai Bawah
( ) Periobital ( ) Muka
( ) Skrotalis ( ) Anasarka
2. Sirkulasi jantung
- Kecepatan denyut apical :
- Irama : ( √)Teratur ( ) Tidak Teratur
- Kelainan bunyi jantung : ( )Murmur ( ) Gallop
- Sakit dada : ( )Ya ( √ ) Tidak
Timbulnya : ( )Saat Beraktivitas ( ) Tanpa Aktivitas
Karakteristik : ( )Seperti Ditusuk-Tusuk ( ) Seperti Terbakar
( ) Seperti Tertimpa Benda Berat
Skala nyeri :-
g. Sistem Hematologi
Gangguan hematologi :
- Pucat : ( )Ya ( √ ) Tidak
- Perdarahan : ( )Ya ( √ ) Tidak
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan
( ) Perdarahan Gusi ( ) Echimosis
h. Sistem Saraf Pusat
- Keluhan sakit kepala : iya
27
- Tingkat kesadaran : (√ )compos mentis ( ) apatis
( )somnolent ( ) soporokoma
- Glasgow coma scale (GCS) E :4 V: 5 M: 6
- Tanda- tanda peningkatan TIK : ( )Ya ( √ ) Tidak
- Gangguan sistem persyarafan : ( ) kejang ( ) pelo
( ) mulut mencong ( ) disorientasi
( ) polineuritis/ kesemutan ( ) kelumpuhan ekstermitas
( kanan,kiri,atas,bawah)
- Pemeriksaan reflek
a. Reflek fisiologis : ( √)Normal ( ) Tidak
b. Reflek patologis : ( )Ya,.... ( ) Tidak
i. Sistem Pencernaan
1. Keadaan mulut :
- Gigi : ( )caries ( √) Tidak
- Penggunaan gigi palsu : ( )Ya ( √ ) Tidak
- Stomatis : ( )Ya (√ ) Tidak
- Lidah kotor : ( √ )Ya ( ) Tidak
- Salifah : ( √ )normal ( ) abdomal
2. Muntah : ( )Ya ( √ ) Tidak
- Isi : ( )makanan ( ) cairan ( ) darah
- Warna : ( )sesuai warna makanan ( ) kehijauan
( )coklat ( ) kuning ( ) hitam
- Frekuensi : ...x/hari
- Jumlah : ....ml
3. Nyeri daerah perut : ( )Ya ( √) Tidak
4. Skala nyeri : ..
5. Lokasi dan karakter nyeri : ( )seperti ditusuk-tusuk ( ) melilit
( ) panas/seperti terbakar ( )setempat ( ) menyebar ( ) berpindah-
pindah ( )kanan atas ( ) kanan bawah ( ) kiri atas ( )kiri bawah
6. Bising usus :30 x/menit
7. Diare : ( √ )Ya ( ) Tidak
8. Warna faeces : ( )kuning ( ) putih seperti air cucian beras
( √ )coklat ( ) hitam ( )dempul
28
9. Konsistensi faeces : ( √)setengah padat ( ) cair ( )berdarah
( ) terdapat lendir ( )tidak ada kelainan
10. Konstipasi : ( )Ya ( √) Tidak
11. Hepar : ( √ )teraba ( ) Tidak teraba
12. Abdomen : ( )lembek ( √ ) kembung ( )acites ( ) distensi
j. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : ( )Ya ( √ ) Tidak
Nafas berbau keton : ( )Ya ( √ ) Tidak
Luka ganggren : ( )Ya (√ ) Tidak
k. Sistem urogenital
Balance cairan : intake : 2900 ml Output : 2510 ml
Perubahan pola kemih : ( )retensi ( ) urgency ( )disuria ( )anuria
( ) tidak lampias ( )nocturia ( ) inkontinensia
BAK : warna : ( √ )kuning jernih ( ) kuning kental/coklat
( )merah ( ) putih
Distensi /ketegangan kandung kemih : ( )Ya (√ ) Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( )Ya (√ ) Tidak
Skala nyeri :-
l. Sistem intergumen
Turgor kulit : ( √ ) Baik ( )tidak
Temperatur kulit : hangat
Warna kulit : ( ) pucat ( )sianosis ( √) kemerahan
Keadaan kulit : ( √ ) baik ( )lesi ( ) ulkus
( ) luka, lokasi..
( ) insisi operasi, lokasi
( )gatal –gatal
( ) kelinan pigmen
( ) luka bakar, grade : prosentase :
( )dekubitus, lokasi
Kelainan kulit : ( )Ya ( √ ) Tidak
Kondisi kulit daerah pemasangan infus : baik
Keadaan rambut : - tekstur : ( √ )baik ( ) Tidak ( ) alopesia
29
- Kebersihan : ( √)Ya ( ) Tidak
m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( )Ya ( √ ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit: ( )Ya (√ ) Tidak
Fraktur : ( )Ya (√ ) Tidak
Lokasi :
Kondisi :
Kelainan bentuk tulang sendi : ( )kontraktur ( ) bengkak ( ) lainnnya
Kelainan struktur tulang belakang : ( )skoliasis ( ) lordosis ( ) kiposis
Keadaan tonus otot : ( ) baik ( ) hipotomi ( ) hipertomi ( ) atomi
Kekuatan otot : 55555555
55555555
4. DATA PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 16.2 11.7 -15.5 gr/dL
Leukosit 5.3 3.6-11.6 10^3/uL
Eritrosit 5.49 3.50-5.20 10^3/uL
LED 44 0-20 Mm/jam
Hematokrit 48 35-47 %
Trombosit 219 150-400 10^3/uL
HITUNG JENIS
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Netrofil batang 1 4-6 %
Neutrofil segmen 62 40-70 %
Limfosi 25 20-40 %
Monosit 12 2-4 %
INDEX ERITROSIT
MCV 87 80-100 fl
MCH 29 26-34 pg
CHC 34 32-36 g/Dl
SERO IMUNOLOGI
Widal
Typhi H 1/80 Negatif
Paratyphi AH 1/80 Negatif
Paratyphi BH 1/80 Negatif
Paratyphi CH 1/80 Negatif
30
Typhi 0 1/320 Negatif
Paratyphi A0 1/80 Negatif
Paratyphi B0 1/80 Negatif
Paratyphi C0 1/80 Negatif
RONTGEN
Thorax AP/PA
Pada pemeriksaan foto thorax
Kesan
Bronkopneumonia bilateral
Kardiomegali tanpa bendungan paru
5. PENATALAKSAAN
Oral :
- Nac 3x2
- Codein 3x10 mg
- sanmol 3 x 1
Intra Vena :
- ceftriaxone 1x2gr
- ranitidine 2x1
- ondancentrone 3x4mg
- vit c 1x1gr
- Rl/ 12jam
- Sanmol flash k/p jika s>38.5
31
B. ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
DO :
DO :
- Klien tampak
- Klien menggunakan 02 4 lpm
- Spo2 : 96%
- Rr : 25x/menit
DO :
32
- Suhu : 38.C
C. DIAGNOSE KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d jalan napas ( D.0001)
Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas ( D.0005)
Hipertermi b.d proses penyakit (D.0130)
33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawtan
34
Disspnea menurun napas
Penggunaan otot bantu Posisikan semi-fowler
napas menurun Berikan minum hangat
Pemanjangan fase Lakukan fisioterafi dada
ekspirasi menurun. Lakukan penghisapan lendir
Pernapasan cuping Lakukan hiperoksigenasi
hidung menurun Keluarkan sumbatan benda
Frekuensi napas padat dengan forsep
membaik Berikan oksigen jika perlu
Kedalaman napas
membaik
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator
Regulasi Temperatur :
Monitor suhu sampai stabil
(36,5oC 37,5oC)
35
frekuensi pernafasan dan nadi
36
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Hari/tgl jam Diagnose Implementasi evaluasi
37
Menganjarkan cara A: masalah kep dx2
batuk efektif belum teratasi
P : intervensi
dilanjutkkan
- RL/12jam
38
No Hari/tgl jam Diagnose Implementasi evaluasi
39
batuk efektif P : intervensi
Memberikan pispot dilanjutkkan
untuk bak - RL/12jam
40
No Hari/tgl jam Diagnose Implementasi evaluasi
41
semi flower Spo2 : 98%
Memberikan air A: masalah kep dx2
hangat belum teratasi
Menganjarkan cara P : intervensi
batuk efektif dilanjutkkan
Menganjurkn untuk - RL/12jam
posisi fontposition
Memberikan pispot
untuk bak
42