Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN An.

DENGAN PNEUMONIA

DI RSUD WATES RUANG CEMPAKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laboratorium Praktik Klinik Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing : Atik Ba’diah, S.Pd, S.Kp., M.Kes.

Disusun oleh :

Avisha Mufidhatul K (P07120117005)

Ayu Duwi Septiana (P07120117006)

Bagus Hernandi (P07120117007)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN An. D

DENGAN PNEUMONIA

DI RSUD WATES RUANG CEMPAKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan
Anak

Pembimbing Akademik : Atik Ba’diah, S.Pd, S.Kp., M.Kes.

Pembimbing Lapangan : Ristinandari, S.ST.

Disusun oleh:

Avisha Mufidhatul K NIM . P07120117005

Ayu Duwi Septiana NIM. P07120117006

Bagus Hernandi NIM. P07120117007

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Atik Ba’diah, S.Pd, S.Kp, M.Kes. Ristinandari,S.ST

NIP: 196512301988032001 NIP: 197801242000122001


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan
dengan judul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan An. DPneumonia Di
bangsal CempakaRSUD Wates”.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik
Anak.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada :

1. Bondan palestin. SKM., Sp.Kep., Sp.Kom selaku Ketua Jurusan Keperawatan


2. Abdul Majid., S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
3. Atik Ba’diah, S.Pd, S.Kp., M.Kes. selaku dosen pembimbing akademik
4. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dalam proses menyelesaikan
penyusunan laporan ini.

Kami berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca untuk lebih mengetahui
tentang asuhan keperawatan pada An. D dengan diagnosa Pneumonia di bangsal
CEMPAKA RSUD Wates.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharap saran dari berbagai pihak
agar laporan ini lebih sempurna.

Yogyakarta, Juni 2019

Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
A. Pengertian
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang
disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas berlangsung pada
daerah yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan kesekitar alveoli yang tidak
berfungsi.  Hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan paru-paru yang
sakit ( Doenges & Moorhouse, 2010 : 67 ).
Definisi Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang
biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia adalah
infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru
yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap
oksigen menjadi kurang. Di dalam buku Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA
untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita, disebutkan bahwa pneumonia
merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang mengenai
bagian paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2014:4)
B. Klasifikasi
Klasifikasi menurut Misnadiarly (2009) :
1. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
a. Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas
lobus atau lobularis.
b. Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat
dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
2. Berdasarkan faktor lingkungan :
a. Pneumonia komunitas
b. Pneumonia nosokomial
c. Pneumonia rekurens
d. Pneumonia aspirasi
e. Pneumonia pada gangguan imun
f. Pneumonia hipostatik
3. Berdasarkan sindrom klinis :
a. Pneumonia bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang
terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan
pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu
perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru.
b. Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan
Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae atau Legionella.
1. Klasifikasi berdasarkan Reeves (2009) :
a. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan
umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal
merupakan organisme penyebab umum. Tipe pneumonia ini biasanya
menimpa kalangan anak-anak atau kalangan orang tua.
b. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial.
Organisme seperti ini aeruginisa pseudomonas. Klibseilla atau aureus
stapilococcus, merupakan bakteri umum penyebab hospital acquired
pneumonia.
c. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi. Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut organisme,
bukan hanya menurut lokasi anatominya saja.
d. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan
organisme perusak.

C. Etiologi
Jenis Etiologi Faktor Resiko Tanda &  Gejala
pneumonia
Sindroma          Streptococcus          Sicklo cell diseases          Onset
tipikal pneumonia tanpa        Hipogammaglobulinemia mendadak dingin,
penyulit          Multipel mieloma menggigil, demam
         Streptococcus (39-400C), Nyeri
pneumonia dada pleuritis
dengan penyulit          Batuk
produktif, sputum
hijau dan puluren
serta mungkin
mengandung
bercak darah.
         Terkadang
hidung kemerahan.
         Reaksi
interkostal,
penggunaan otot
aksesorius, dan
bisa timbul
sianosis.
Sindroma          Haemophilus          Usia tua          Onset berharap
atipik influenzae          COPD dalam 3 hari
         Stapihilococcu          Flu malaise, nyeri
s aureus §  Anak- anak kepala, nyeri
§  Mycoplasma §  Dewasa muda tenggorokan, dan
pneumonia batuk kering.
§  Virus pathogen          Nyeri dada
karena batuk
Aspirasi          Aspirasi basil        Alkoholismedebilitas          Pada anaerob
gram negatif,         Perawatan (misalnya campuran,
klebsiela, infeksi nosokimial) mulanya onset
pseudomonas,          Gangguan kesadaran perlahan
enterobacter,          Demam rendah,
echerchia proteus, batuk
basil gram positif          Foto dada
starfilococcus terlihat jaringan
         Aspirasi asam intersitial
lambung tergantung bagian
yang parunya yang
terkena
         Infeksi gram
negatif atau positif
         Gambaran
klinik mungkin
sama dengan
pneumonia klasik
         Disters respirasi
mendadak,
dipsnea, sianosis,
batuk, hipoksemia
dan diikuti tanda
infeksi sekunder
Hematogen          Terjadi bila         Kateter IV yang         Gejala
kuman patogen terinfeksi pulmonal timbul
menyebar ke         Endokarditis minimal di
paru-paru melalui         Drug abuse banding gejala
aliran darah,         Abses intraabdomen septikemi
seperti pada         Pielonefritis          Batuk
kuman          Empiema kandung nonproduktif dan
stafilococcus, E. kemih nyeri pleuritik
Colli, anaerob sama seperti yang
enteritik terjadi pada
emboli paru
Menurut Misnadiarly (2009), tanda dan gejala pneumonia secara umum dapat
dibagi menjadi:
1. Manifestasi non spesifik infeksi dan toksisitas berupa demam,sakit kepala,
iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.
2. Gejala umum: demam, sesak nafas, nadi berdenyut lebih cepat, dan dahak
berwarna kehijauan seperti karet.
3. Tanda pneumonia berupa retraksi ( penarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam saat bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas), perkusi pekak,
fremitus melemah, suara nafas melemah, dan ronki
4. Tanda efusi pleura  atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah
efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara nafas melemah, suara nafas tubuler
tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri
berkurang apabila efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kuku
kuduk / meningismus( iritasi meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura
atas, nyeri abdomen( kadang terjadi bila iritasi mengenai difragma pada
pneumonia lobus kanan bawah).
5. Tanda infeksi intrapulmonal

D. Manifastasi Klinis
Tanda-tanda klinis utama termasuk hal-hal berikut ini
1 Batuk
2 Dispnea
3 Takipnea
4 Sianosis
5 Melemahnya suara napas
6 Retraksi dinding toraks
7 Napas cuping hidung
8 Nyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru terinfeksi di
dekatnya)
9 Batuk paroksismal mirip pertusis (umumnya terjadi pada anak yang lebih
kecil)
10 Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit (Joyke M. Black. 2014)

E. Patofisiolgi
Paru merupakan struktur kompleks yang terdiri atas kumpulan unit yang
di bentuk melalui percabangan progresif jalan nafas. Saluran nafas bawah yang
normal adalah steril, walaupun bersebelahan dengan sejumlah besar
mikroorganisme yang menempati orofaring dan terpajan oleh mikroorganisme
dari lingkungan udara yang di hirup. Sterilisasi saluran nafas bagian bawah
adalah hasil mekanisme penyaring dan pembersihan yang efektif.
Saat terjadi inhalasi-bakteri mikroorganisme penyebaba pneumonia
ataupun akibat dari penyebaran secara hematogen dari tubuh dan aspirasi melalui
orofaring-tubuh pertama kali akan melakukan mekanisme pertahanan primer
dengan meningkatkan respon radang.
Timbulnya hepatisasi merah dikarenakan pembesaran eritrosit dan
beberapa leukosit  dari kapiler paru-paru. Pada tingkat lanjut aliran darah
menurun, alveoli penuh dengan leukosit dan relatif sedeikit eritrosit. Kuman
pneumococcus difagosit oleh leukosit beserta kuman. Paru masuk ke dalam tahap
hepatisasi abu-abu dan tampak berwarna abu-abu kekuningan. Secara perlahan sel
darah merah yang mati dan eksudat fibrin di buang dari alveoli. Terjadi resolusi
sempurna paru kembali menjadi normal tanpa kehilangan kemampuan dalam
pertukaran gas ( Misnadiarly, 2009)

F. PATHWAY

G. Komplikasi
1. Pneumonia interstisial menahun
2. Atelektasis segmental atau lobar kronik
3. Rusaknya jalan napas
4. Efusi pleura
5. Kalsifikasi paru
6. Fibrosis paru
7. Bronkitis obliteratif dan bronkiolitis
8. Atelektasis persisten (Joyke M. Black. 2014)

H. Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses) luas /infiltrasi, empiema (stapilococcos), infiltrasi menyebar
atau terlokalisasi (bakterial), atau penyebaran/perluasan infiltrasi nodul (lebih
sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
2.  GDA/nadi  oksimetris : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru
yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat diambil  biosi jarum,
aspirasi transtrakea, bronkoskofi fiberobtik atau biosi pembukaan paru untuk
mengatasi organisme penyebeb. Lebih dari satu organise ada : bekteri yang umum
meliputi diplococcos pneumonia, stapilococcos, aures A.-hemolik strepcoccos,
hemophlus influenza : CMV.  Catatan : keluar sekutum tak dapat di
identifikasikan semua organisme yang ada. Kultur darah dapat menunjukan
bakteremia semtara
4. JDL : leokositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
infeksi virus, kondisi tekanan imun seperti AIDS, memungkinkan berkembangnya
pneumonia bakterial.
5. Pemeriksaan serologi: mis, titer virus atau legionella,aglutinin dingin. membantu
dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
6. Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps
alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain. Mungkin terjadi
perembesan (hipoksemia)
7. Aspirasi perkutan atau biopsi jaringan paru terbuka: dapat menyatakan jaringan
intra nuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMP; kareteristik)
(Maritin,2010).

I. Penatalaksanaan
a. Pemberian antibiotic
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, biasanya diberikan
antibiotik peroral (lewat mulut) dan tetap tinggal dirumah. Seperti: penicillin,
chepalosporin.
b. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit
jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antiiotik diberikan melalui
infus. Mungkin perlu diberika oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu
nafas mekanik.
c. Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator
d. Pemberian oksigen
e. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi (Maritin,2010).
I. Pengkajian
1. Pemeriksaan kesehatan fungsional
a. Aktifitas/istirahat
 Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
 Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
b. Sirkulasi
 Tanda : takikardi, penampilan kemerahan atau pucat
c. Makanan/cairan
 Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah
 Tanda : kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia(malnutrisi)
d. Nyeri/kenyamanan
 Gejala: sakit kepala, nyeri kepala
2. Pemeriksaan fisik
a. Sistem integumen: kulit pucat, sianosis, turgor menurun, banyak
keringat, suhu kulit meningkat, kemerahan
b. Sistem pulmonal : pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk,
sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan
diafragma dan perut meningkat, laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, rongkhi pada lapang paru
c. Sistem kardiovaskuler : denyut nadi meningkat, pembuluh darah
vasokonstruksi, kualitas darah menurun
d. Sistem neurosensori : GCS menurun, reflek menurun, letargi
e. Sistem muskoloskeletal :tonus otot menurun, nyeri otot, retraksi paru
f. Sistem genitourinaria : produksi urine menurun
g. Sistem degestif : konsistensi feses normal/diare

J. Diagnosa
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya sekret diparu
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa
oksigen darah
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder
4. Toleransi aktivitas berhubungan dengan keidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolik sekunder
6. Ansietas berhubungan dengan kondisi kedaruratan hospitalisasi bayi (NANDA,
2018)

K. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
hasil
Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda 1. Sebagai dasar dalam
nafas tidak efektif tindakan keperawatan vital menentukan
berhubungan selama 3x24jam tindakan asuhan
dengan diharapkan suara keperawatan
terdapatnya sekret ronkhi basah pada 2. Pantau suara paru 2. Auskultasi untuk
diparu bayi dapat berkurang dengan melakukan mengatahui suara
dengan kriteria hasil: pemeriksaan tambahan yang
1. Tidak lagi auskutasi dada terdapat pada paru
terdengar suara 3. Lalukan massage 3. Massage tepukan
ronki basah dengan cara dapat merangsang
pada paru bayi menepuk pelan pada bayi untuk batuk
punggung dan dada
4. Edukasi ibu untuk 4. Menghangatkan area
memberikan minyak paru sehingga
didaerah dada bayi membantu
melebarkan sistem
pernafasan agar
tidak terjadi sesak
nafas
5. Membantu
5. Kolaborasi dengan
mengeluarkan dahak
dokter dan
bayi
fisioterapi untuk
pemberian obat
pengencer dahak
dan terapi
Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui tingkat
berhubungan tindakan keperawatan kecemasan. pengetahuan yang
dengan kondisi selama 1x24jam dimiliki orang tua dan
kedaruratan diharapkan cemas kebenaran informasi
hospitalisasi bayi dapat terkontrol/hilang yang didapat.
dengan kriteria hasil : 2. Berikan penjelasan 2. Informasi yang tepat
1. Klien mampu tentang keadaan menambah
mengungkapkan klien saat ini pengetahuan orang
cemasnya tua dan menurunkan
2. Dapat tingkat kecemasan
3. Berikan kesempatan
mengidentivikasi 3. Orangtua dapat
kepada keluarga
dan menunjukkan memperoleh
untuk
Teknik untuk informasi yang lebih
mengungkapkan
mengontrol cemas jelas
perasaan
3. Ekspresi wajah,
4. Ajarkan Teknik
Bahasa tubuh dan 4. Teknik relaksasi dapat
relaksasi pada klien
tingkat aktivitas mengontrol rasa
menunjukkan cemas yang dirasakan.
5. Lakukan evaluasi
berkurangnya 5. Evaluasi dilakukan
penjelasan yang
kecemasan untuk mengetahui
telah diberikan
apakah orangtua
kepada orangtua
sudah benar-benar
mengerti dengan
penjelasan yang
diberikan

DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 2009. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta

Misnadiarly. 2009. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak,


Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Jakarta.Pustaka Obor Populer

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014.Jakarta : Kemenkes RI;


2015

SDKI, DPP & PPNI.(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: definisi


dan indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.

M.Black.Joyke. 2014. Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil


yang diharapkan. Jakarta

Maritin, Susan dkk. 2010. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan,


Diagnosis, Dan Evaluasi. EGC:Yogyakarta
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN

Nama mahasiswa/NIM : Avisha Mufidatul K (P07120117005)

Ayu Duwi Septiana (P07120117006)

Bagus Hernandi (P07120117007)

Tempat praktek : Bangsal Cempaka RSUD Sleman

Tanggal : 24 juni 2019

I. IDENTITAS DATA
A. Identitas Bayi
Nama : An. D
Tanggal lahir : 5 Mei 2019
Jam lahir :
Jenis kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : pneumonia
B. Identitas Orang tua
a. Identitas ayah
Nama :W
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Alamat : Pancas Karangwuni
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
b. Identitas ibu
Nama :N
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Alamat : Turi Sleman
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh

II. RIWAYAT KELAHIRAN


1. Prenatal
Ibu mengatakan bahwa ini kehamilanpertama . Jumlah pemeriksaan ke bidan
rutin. Ibu melakukan imunisasi TT 1x saat hamil anak pertama, ibu juga tidak
mengonsumsi jamu dan obat-obatan lain selain obat penambah darah. Selama
hamil ibu mengatakan terjadi penambahan berat badan 7kg. Ibu mngatakan
tidak ada keluhan selama masa kehamilan.
2. Natal
Bayi Ny. N lahir pada 5 Mei 2019pukul 21.00 WIB jenis kelamin laki-laki,
dengan status gestasi G1P0A0 bayi dilahirkan secara spontan dibantu oleh
dokter dan melahirkan dirumah sakit. Warna ketuban jernih.
3. Post natal
Kelahiran tunggal, berat badan 2740 gr, panjang badan 47cm, lingkar lengan
atas 11cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32cm, lingkar perut 30cm.
Setelah 5 hari dirumah ibu mengatakan bayi mengalami batuk berdahak lalu
dibawa kerumah sakit dan diminta untuk rawat inap karena didiagnosa medis
pneumonia. Ibu mengatakan bahwa ia sangat khawatir dengan keadaan
bayinya
4. Riwayat keluarga
Ibu mengatakan dikeluarganya baik keluarga dari siibu maupun keluarga dari
suami tidak ada yang menderita penyakit sistemik seperti jantung, dm, darah
tinggii, dll.. Genogram keluarga:
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah

III. PEMERIKSAAN FISIK BAYI


1. Pemeriksaan umum dan antropometri
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran : composmentis
c. Suhu : 36.1o
d. Pernafasan : 42x/menit
e. Nadi : 150x/menit
f. Berat badan : 2885gr
g. Panjang badan : 47cm
h. Lingkar lengan atas : 11cm
i. Lingkar kepala : 33cm
j. Lingkar dada : 32cm
k. Lingkar perut : 31cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Simetris, tidak ada hematome, tidak ada luka, rambut hitam dan
bersih.
b. Muka
Simetris, bentuk oval, tidak ada jejas, warna kulit kemerahan

c. Mata
Simetris, tidak ada kelainan pada sklera, konjungtivatidak anemis,
dan tidak ada perdarahan pada mata
d. Telinga
Simetris, tidak ada kelainan, dan tidak ada cairan yang keluar dari
telinga
e. Mulut
Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada kelainan
f. Hidung
Simetris, tidak ada benjolan dan kotoran,
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h. Dada
Simetris, ada retraksi dinding dada , auskultasi dada terdengar suara
ronki
i. Abdomen
Tidak ada perbesaran perut
j. Punggung
Tidak ada benjolan
k. Genetalia
Tidak ada kelainan aresia ani, terdapat lubang vagina dan lubang
uretra
l. Ekstermitas
Simetris, tidak ada kelainan polidaktili maupun sindaktili
3. Pola kesehatan
a. Nutrisi
Bayi minum ASI lewat ogt pada ibu setiap 2jam sekali
b. Eliminasi
BAB teratur setiap harinya
BAK teratur setiap harinya
c. Personal hygiene
Selama di RS bayi setiap hari dilap oleh orangtua dengan
menggunakan waslap basah

d. Istirahat-tidur
Pasien tidak ada gangguan tidur, tidur kurang lebih 12 jam sehari

IV. HASIL LABORATORIUM


Hematologi Hasil Nilai Normal Satuan
Hemoglobin 10.8 10-17 gr/dL
Hematokrit 31,3 39-59 %
Leukosit 13.52 4.0-10.5 10^3/uL
Eritrosit 3.74 3.40-5.50 10^6/uL
Trombosit 320 150-450 10^3/Ul
MPV 9.3 6.5-12.00 Fl
PDW 16.5 9.0-17.0
RDW 53.4 35.0-56.0 Fl

V. ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
1. DO: Bersihan jalan Terdapat sekret
a. Terdengar suara ronki basah nafas tidak pada paru
dan suara grok-grok saat efektif
dilakukan auskultasi
DS:
a. Ibu mengatakan setelah 5 hari
dirumah bayi mengalami batuk
berdahak lalu dibawa kerumah
sakit dan diminta untuk rawat
inap
2. DO: Ansietas Kondisi
a. Ibu terlihat keluar masuk ruang kedaruratan
perawatan anak untuk hospitalisasi
menenggok bayinya bayinya
DS:
a. Ibu mengtaakan khawatir dan
takut dengan kondisi bayinya

VI. DIAGNOSA
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya sekret
diparu
2. Ansietas berhubungan dengan kondisi kedaruratan hospitalisasi bayi

VII. INTERVENSI

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


hasil
Bersihan jalan Setelah dilakukan 6. Monitor tanda-tanda 6. Sebagai dasar dalam
nafas tidak efektif tindakan keperawatan vital menentukan
berhubungan selama 3x24jam tindakan asuhan
dengan diharapkan suara keperawatan
terdapatnya sekret ronkhi basah pada
diparu bayi dapat berkurang 7. Auskultasi untuk
7. Pantau suara paru mengatahui suara
dengan kriteria hasil:
dengan melakukan tambahan yang
2. Tidak lagi
pemeriksaan terdapat pada paru
terdengar suara
auskutasi dada
ronki basah
pada paru bayi 8. Massage tepukan
8. Lalukan massage dapat merangsang
dengan cara bayi untuk batuk
menepuk pelan pada
punggung dan dada

9. Edukasi ibu untuk


9. Menghangatkan area
memberikan minyak
paru sehingga
didaerah dada bayi
membantu
melebarkan sistem
pernafasan agar
tidak terjadi sesak
nafas
10. Kolaborasi
dengan dokter dan 10. Membantu
fisioterapi untuk mengeluarkan dahak
pemberian obat bayi
pengencer dahak
dan terapi
Ansietas Setelah dilakukan 6. Kaji tingkat 6. Mengetahui tingkat
berhubungan tindakan keperawatan kecemasan. pengetahuan yang
dengan kondisi selama 1x24jam dimiliki orang tua dan
kedaruratan diharapkan cemas kebenaran informasi
hospitalisasi bayi dapat terkontrol/hilang yang didapat.
dengan kriteria hasil : 7. Berikan penjelasan 7. Informasi yang tepat
1. Klien mampu tentang keadaan menambah
mengungkapkan klien saat ini pengetahuan orang
cemasnya tua dan menurunkan
2. Dapat tingkat kecemasan
8. Berikan kesempatan
mengidentivikasi 8. Orangtua dapat
kepada keluarga
dan menunjukkan memperoleh
untuk
Teknik untuk informasi yang lebih
mengungkapkan
mengontrol cemas jelas
perasaan
3. Ekspresi wajah,
9. Ajarkan Teknik
Bahasa tubuh dan 9. Teknik relaksasi dapat
relaksasi pada klien
tingkat aktivitas mengontrol rasa
menunjukkan cemas yang dirasakan.
10. Lakukan
berkurangnya 10. Evaluasi dilakukan
evaluasi penjelasan
kecemasan untuk mengetahui
yang telah diberikan
apakah orangtua
kepada orangtua
sudah benar-benar
mengerti dengan
penjelasan yang
diberikan
VIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal dan No. Implementasi Evaluasi


Pukul Diagnosa
Senin 1 1. Memonitor tanda-tanda S : Ibu mengatakan bersedia untuk
vital memberikan minyak didaerah dada
4 Juni 2018
2. Melakukan massage sang anak, ketika sang anak selesai
Pukul: 10.00 WIB dengan cara menepuk mandi, maupun saat batuk tak
pelan pada punggung dan henti-henti.
dada O:
3. Lakukan auskultrasi dada HR : 140 x/menit
4. Mengajarkan ibu untuk RR : 40 x/menit
memberikan minyak S : 36,80 C
didaerah dada bayi - Nebul Ventolin 24 jam sudah
5. Kelola nebul Ventolin / diberikan
24 jam - Auskultasi dada suara ronki
masih terdengar
(Alfiana&Roshinta) - Saat massage pelaqn pada
punggung bayi Nampak tenang
dan nyaman
A: Bersihan jalan nafas tidak
efektif teratasi sebagian
P:
- Pantau TTV
- Kelola massage punggung
- Monitor auskultasi dada
- Kelola Kelola nebul
Ventolin/ 24 jam
Selasa 1 1. Memonitor tanda-tanda S:-
vital O:
5 Juni 2018
2. Melakukan massage HR : 136 x/menit
Pukul: 10.00 WIB dengan cara menepuk RR : 42 x/menit
pelan pada punggung dan S : 36,30 C
dada - Nebul Ventolin/ 24 jam sudah
3. Lakukan auskultasi dada diberikan
4. Kelola nebul Ventolin/ - Auskultasi dada bayi, suara
24 jam ronki terdengar samar
- Saat massage pada punggung
(Roshinta) bayi masih tenang dan tidak
rewel
A: Bersihan jalan nafas tidak
efektif teratasi sebagian
P:
- Pantau TTV
- Kelola massage punggung
- Monitor auskultasi dada
- Kelola nebul Ventolin/ 24
Rabu 1. Memonitor tanda-tanda S:-
vital O:
5 Juni 2018
2. Melakukan massage HR : 132 x/menit
Pukul: 10.00 WIB dengan cara menepuk RR : 40 x/menit
pelan pada punggung S : 36,60 C
dan dada - Nebul Ventolin/ 24 jam sudah
3. Lakukan auskultasi dada diberikan
4. Kelola nebul Ventolin/ - Auskultasi dada bayi, suara
24 jam vesikular
- Saat massage pada punggung
(Roshinta) bayi masih tenang dan tidak
rewel
A: Bersihan jalan nafas tidak
efektif teratasi sebagian
P:
- Pantau TTV
- Kelola massage punggung
- Nebul Ventolin/24 jam
dihentikan
Selasa 1 5. Memonitor tanda-tanda O:
vital HR : 142 x/menit
5 Juni 2018
6. Melakukan auskultasi RR : 40 x/menit
Pukul: 16.00 WIB dada S : 36,60 C
7. Melakukan massage - Auskultasi dada suara ronki
dengan cara menepuk sudah tidak terdengar
pelan pada punggung dan - Massage punggung dilakukan,
dada bayi terlihat lebih tenang dan
(Alfiana) tidur lebih nyenyak.
A: Bersihan jalan nafas teratasi
P:
- Pantau TTV
- Kelola massage punggung
Rabu 2 S: .Ibu menyatakan lebih lega
setelah bercerita dan dapat
6 Juni 2018 1. Mengkaji tingkat
mengungkapkan apa yang
kecemasan.
Pukul: 15.00 WIB dirasakannya selama ini.
2. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk O:
mengungkapkan
- Ekspresi wajah ibu tampak
perasaan.
rileks.
3. Mengajarkan Teknik
- Ibu dapat melakukan kembali
relaksasi berupa nafas
Teknik nafas dalam yang telah
dalam
diajarkan
4. Melakukan evaluasi
A: Ansietas orangtua teratasi
penjelasan yang telah
diberikan kepada P: Pertahankan Intervensi dengan
orangtua. tetap memantau kondisi klien.
(Alfiana)
BAB III

PENUTUP

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada pasien dengan


diagnosa medis Pneumonia Ruang Perinatologi Nusa Indah III RSUD Sleman,
didapatkan 2 diagnosa, yaitu:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya sekret


diparu
2. Ansietas berhubungan dengan kondisi kedaruratan hospitalisasi bayi
Dua diagnosa tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan pada perencanaan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai