Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

BIMBINGAN ANTISIPASI SETIAP TAHAPAN USIA

(anticipatory guidance)

Disusun oleh:

Nama : Ema Payage

Nim : C017182034

FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN D3 VOKASI KESEHATAN TERPADU

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2021
DEFINISI

Petunjuk Antisipasi adalah: Petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih


dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Petunjuk
Antisipasi adalah: Bantuan perawat terhadap orang tua dalam mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan
kecelakaan dan supervisi kesehatan (Marlow, 1998)
 

a. Petunjuk Antispasi dapat digunakan oleh orang tua sebagai pedoman untuk
mendidik dan mengasuh anak pada masa balita karena disesuaikan dengan
kemampuan pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Setiap tahapan mempunyai Petunjuk Antisipasi yang berbeda dengan tahapan
berikutnya sehingga anak dapat melewati tahapan tumbuh kembang yang baik
c. Upaya memberikan bimbingan dan arahan pada masalah-masalah yang
kemungkinan timbul pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan anak,
ada petunjuk-petunjuk yang perlu dipahami oleh orang tua.
d. Orang tua dapat membantu mengatasi masalah anak pada setiap fase
pertumbuhan dan perkembangan dengan cara yang benar dan wajar.

PERTUNJUK AN ANTISIPASI PADA MASA BAYI  

Wong (2009), bimbingan terhadap orang tua pada satu tahun pertama kelahiran ada
dua kelompok:

a. Usia Enam Bulan Pertama


b. Usia Enam Bulan Kedua
1. USIA ENAM BULAN PERTAMA 

a. Memahami adanya proses penyesuaian orang tua dengan bayinya, terutama


pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkan.
b. Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang
mempunyai kebutuhan dan memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa
yang diinginkan melalui tangisan.
c. Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan
adanya perhatian yang penuh selama 4-6  bulan pertama.
d. Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang
tuanya. bantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulus
lingkungan.
e. Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan
perkembangan bayinya, yaitu dengan rasa persahabatan dan mengamati respon
sosial anak, misalnya dengan tertawa/tersenyum.
f. Menyiapkan orang tua untuk memahami kebutuhan rasa aman dan kesehatan
bagi bayi, misalnya dengan imunisasi.
g. Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat. 

USIA ENAM BULAN KEDUA 

a. Menyiapkan orang tua akan adanya ketakutan bayinya terhadap orang yang
belum dikenal (Stranger Anxiety).
b. Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan
ibunya dan menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengannya.
c. Membimbing orang tua mengetahui disiplin sehubungan dengan semakin
meningkatnya mobilitas (pergerakan) si bayi.
d. Menganjurkan menggunakan suara yang negatif dan kontak mata daripada
hukuman badan sebagai suatu disiplin bila tidak berhasil gunakan satu pukulan
kaki atau tangannya
e. Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika
bayinya berkelakuan baik daripada ketika ia menangis.
f. Mengajarkan mengenai pencegahan kecelakaan karena bayi sudah meningkat
keterampilan motoriknya dan rasa ingin tahunya.
g. Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan
pengganti ibu yang menyusui.
h. Mendiskusikan tentang kesiapan untuk penyapihan.
i. Menggali perasaan orang tua sehubungan dengan pola tidur bayinya. 

PETUNJUK AN ATISIPASI PADA MASA BALITA (1-3 TAHUN) 


 
 Pada Usia Balita atau masa Pra Sekolah Awal ada 2 hal Petunjuk Antisipasi yaitu:

a. Toilet Training
b. Sibling Rivalry

1. TOILET TRAINING 

a. Merupakan suatu tugas yang besar pada Usia Balita yaitu Toilet Training atau
Pendidikan Menjadi Ceria/Bersih.
b. Kontrol volunter dari spingter ani dan urethra dicapai pada waktu anak dapat
berjalan dan biasanya terjadi antara 18-24 bulan.
c. Faktor kesiapan psiko fisiologik sangat berpengaruh untuk kesiapan Toilet
Training.
d. Anak harus mampu mengenali dorongan untuk melepaskan atau menahan dan
mampu untuk mengkomunikasikan kepada ibunya.
e. Pada waktu ini anak sudah bisa menguasai kemampuan motorik utama.
f. Anak dapat berkomunikasi dengan jelas
g. Tanggung jawab perawat adalah: menolong orang tua untuk mengidentifikasi
kesiapan anaknya untuk Toilet Training.
h. Latihan miksi (kencing) biasanya dicapai sebelum defekasi, karena ini
merupakan aktivitas reguler yang besar dan dapat diduga
i. Sedangkan defekasi merupakan suatu sensasi yang besar dari pada miksi, yang
dapat menimbulkan perhatian dari si anak.
j. Pada waktu malam  latihan miksi menjadi tidak sempurna/lengkap sampai usia
4-5 tahun.
k. Siang hari ngompol dapat juga terjadi terutama pada masa aktivitas bermain
yang menyita penuh perhatiannya sehingga mereka tidak diingatkan akan
terlambat ke kamar mandi/
l. Beberapa tekhnik dianjurkan untuk anak koperatif, seperti menggunakan pispot
“Portable” yang memberi perasaan aman pada anak atau Pispot Portable yang
berada pada suatu tempat dengan kloset untuk digunakan sehari-hari.

2. CEMBURU PADA SAUDARA 

Sibling Rivalry adalah: perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami seorang
anak terhadap kehadiran/kelahiran saudara kandungnya. 

a. Sibling Rivalry  timbul bukan karena benci terhadap saudara barunya, melainkan
lebih pada perubahan situasi/kondisi.
b. Anak harus berpisah dengan ibu sejak dini (semasa kehamilan ibu).
c. Anak harus diberi penjelasan dengan ilustrasi yang sederhana dan mudah
dimengerti sehingga anak menyadari perubahan yang akan terjadi, misalnya
perubahan tempat tidur dan kamar atau persiapan perlengkapan bayi.
d. Anak  perlu dilibatkan dalam perawatan adik barunya, misalnya: mengambilkan
baju, popok, susu dll
e. Memahami masa prasekolah awal (balita) adalah dasar untuk keberhasilan
dalam merawat anak.
f. Perawat anak perlu membimbing atau membantu orang tua mengenai tugas dan
kebutuhan-kebutuhan pada masa Balita
g. Antisipasi atau Pencegahan merupakan suatu fenomena yang universal. Yaitu
pencegahan memberikan hasil yang lebih baik dari pada pengobatan.
KELOMPOK USIA BALITA UNTUK PENCEGAHAN AN ATISIPASI (Whaley  &
Wong, 1998) 

a. Umur 12 – 18 bulan
b. Umur 18-  24 bulan
c. Umur 24 - 36 bulan

1. UMUR 12-18 BULAN 

a. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku


pada masa balita, terutama negatifistik dan ritualisme. Negatifistik adalah
perilaku yang bertentangan dengan kebiasaan.
b. Mengkaji kebiasaan makan sekarang dan menganjurkan secara bertahap
penyapihan dari botol, serta meningkatkan pemasukan makanan padat.
c. Menyediakan makanan cemilan/selingan di antara dua waktu makan dan rasa
yang disukai, serta adanya jadwal waktu makan yang rutin.
d. Mengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum malam memakai botol
yang merupakan penyebab utama gigi berubang dan perilaku menunda yang
memperlambat jam tidur.
e. Menyiapkan orang tua untuk mencegah bahaya yang potensial terjadi dirumah,
seperti  kecelakaan bermotor dan bahaya/kecelakaan jatuh. Berikan saran yang
sesuai untuk pengamanan di rumah.
f. Mendiskusikan kebutuhan akan adanya ketentuan-ketentuan/aturan-aturan tetapi
dengan disiplin yang lembut dan cara-cara untuk mengatasi negatifistik dan
ledakan amarah serta menekankan pada keuntungan yang positif dari disiplin
yang tepat atau sesuai.
g. Mendiskusikan mainan baru yang dapat mengembangkan motorik halus, motorik
kasar, bahasa, pengetahuan dan keterampilan sosial. 
2. UMUR 18-24 BULAN 

a. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.


b. Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran saudara kandung/adiknya,
menekankan pentingnya persiapan untuk kehadiran bayi baru.
c. Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi dan tipe kebersihan
dirumah serta kebiasaan makan yang merupakan faktor pencetus gigi berlubang.
d. Mendiskusikan metode disiplin yang ada, bagaimana keaktifan serta menggali
perasaan orang tua tentang negatisfistik anak. Menekankan bahwa negatisfistik
adalah aspek penting dari perkembaangan self assertion (penonjolan/tuntutan
diri) dan independen, serta hal ini bukan merupakan tanda kemanjaan.
e. 5. Mendiskusikan  tanda-tanda kesiapan untuk toilet training, menekankan
pentingnya menunggu kesiapan fisik dan psikologik.
f. 6. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti ada kegelapan atau suara
keras dan kebiasaan seperti  membawa selimutnya atau menghisap jari.
Menekankan bahwa hal ini normal dan perilaku bersifat sementara.
g. 7. Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak
mengalami stress. 
h. 8. Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan mudah dari orang
tuanya di bawah asuhan keluarga.
i. 9. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaan
kelelahan, frustasi dan kejengkelan dalam merawat anak usia balita.
j. 10. Menunjukkan harapan adanya perubahan pada anaknya di tahun
mendatang, seperti adanya perhatian untuk menyenangkan orang lain. 

3. UMUR 24-36 BULAN 

a. Mendiskusikan pentinya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam


kegiatan.
b. Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training terutama terhadap
harapan-harapan yang realistis dan sikap menghadapi keadaan-keadaan.
Seperti mengompol atau buang air besar di celana.
c. Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata, ajukan
alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.
d. Menekankan keunikan dari proses berpikir balita terutama melalui bahasa yang
ia gunakan, pemahaman terhadap waktu dan ketikdakmampuan melihat kejadian
dari perspektif yang lain.
e. Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat penitipan anak pada
siang hari (play group).

PETUNJUK BIMBINGAN PADA USIA 3-5 TAHUN 

Pada masa ini, petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya lebih sedikit
dibandingkan tahun sebelumnya.

a. Bimbingan pada orang tua terdiri dari:


b. Umur 3 tahun
c. Umur 4 tahun
d. Umur 5 tahun

1. UMUR 3 TAHUN 

a. Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan minta anak dalam hubungan yang
luas.
b. Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke taman kanak-kanak.
c. Menekankan pentingnya batas-batas/tata cara/peraturan-peraturan.
d. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi tingkah laku yang berlebihan dalam
hal ini akan menurunkan ketegangan.
e. Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif-alternatif
pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang.
f. Memberi gambaran perubahan pada usia 3,5 tahun ketika anak menjadi kurang
koordinasi motorik dan emosional, menjadi tidak aman, menunjukkan emosi
yang ekstrim dan perkembangan tingkah laku seperti gagap.
g. Menyiapkan orang tua untuk mengekspektasi tuntutan-tuntutan ekstra perhatian
terhadap mereka sehingga refleksi dari emosi tidak aman dan ketakutan
kehilangan cinta.
h. Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia tiga tahun
akan berubah ke tingkah laku agresif di luar batas usia empat tahun.
i. Mengantisipasi selera makan menetap dengan lebih luas dalam pemilihan
makana

2. UMUR 4 TAHUN 

a. Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif termasuk aktivitas
motorik dan bahasa yang mengejutkan.
b. Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang
tua.
c. Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
d. Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama seperti
menempatkan anak pada taman kanak-kanak untuk sebagian harinya.
e. Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu seksual.
f. 6. Menekankan pentingnya batas-batas yang realistis dari tingkah laku.
g. 7. Mendiskusikan disiplin.
h. 8. Menyiapkan orang tua meningkatkan imajinasi usia empat tahun yang
memperturutkan kata hatinya dalam “tinggi bicaranya” dan kemahiran anak
dalam permainan yang membutuhkan imajinasi.
i. 9. Menyarankan pelajaran berenang. 
j. 10. Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-
laki biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya.
Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya.
k. 11. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan
menganjurkan mereka jangan lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang
menakutkan. 

3. UMUR 5 TAHUN 
a. Memberikan pengertian bahwa usia lima tahun merupakan periode tenang
dibandingkan masa sebelumnya.
b. Menyiapkan dan membantu anak-anak untuk memasuki lingkungan sekolah.
c. Menginatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KECELAKAAN DI RUMAH 

a. Benda tajam untuk memasak atau berkebun dapat disimpan didalam laci yang
dapat dikunci sehingga tidak dapat dibuka anak.
b. Benda-benda kecil, seperti manik-manik, perhiasan, jarum, mainan kecil, alat
tulis seperti penghapus, harus disimpan dalam laci yang tertutup rapat dan
terkunci.
c. Zat yang berbahaya, seperti obat-obatan, baygon, cairan pembersih lantai,
pestisida, lem dan lainnya agar disimpan dalam lemari terkunci. Khusus untuk
obat-obatan, dapat dibuat lemari khusus yang ditempel di dinding yang tidak
dapat dijangkau anak.

d. Amankan kompor dan berikan penutup yang aman. Bila ada, gunakan kompor
jenis kompor yang cukup tinggi dengan penutup. Akan tetapi, apabila
menggunakan kompor minyak tanah dan desain dapur yang tidak cukup tinggi,
berikan pengaman pada sekeliling kompor dengan bahan yang terbuat dari kayu
atau ditembok sekelilingnya dengan ketinggian yang cukup bagi orang dewasa.
b. Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering. Jaga anak apabila lantai baru atau
sedang dipel dan segera dikeringkan jika ada air atau cairan lain tumpah. 
 
a. Apabila ada tangga, pasang pintu dibagian bawah atau  atas tangga dan jaga
anak apabila akan naik atau turun tangga. Larangan anak untuk naik tangga
tidak dianjurkan karena anak harus belajar untuk menaikinya, yang terpenting
ada yang menjaga di belakang anak.
b. Sekring listrik harus tertutup dan kabel supaya tidak terlalu panjang sehingga
tidak terjuntai ke bawah dan dapat dijangkau anak.
c. Apabila ada parit di samping atau depan rumah, tutup dengan papan atau
disemen.
d. Bagi yang letak rumahnya ditepi jalan raya, sebaiknya ada pintu pagar yang
harus selalu terkunci rapat.
e. Apabila rumah menggunakan sumber air dengan sumur gali, buat
selongsongnya, kemudian tutup dengan papan/kayu atau besi yang tidak dapat
dibuka anak.
f. Bayi yang ditidurkan di tempat tidurnya jangan ditinggal tanpa di pasang
pengaman pada pinggir tempat tidur. Apabila ditidurkan di tempat tidur orang
dewasa, bayi harus dalam pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai