Oleh :
Khomariyah Kholifatul
Sara SN211076
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013).
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan bawah akut
dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri,mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi
benda asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsulidasi
(Nurarif, 2015).
Pneumonia CAP (Community-Acquired Pneumonia) merupakan salah satu
penyakit infeksius yang sering di sebabkan oleh bakteri yaitu Streptococcus
pneumonia. Bakteri ini terletak di saluran napas atas pada hingga 70% orang
dewasa. Bakteri ini dapat menyebar secara langsung dari kontak orang ke orang
melalui droplet (LeMone. Atai, 2016).
Community-Acquired Pneumonia (CAP) adalah salah satu penyakit
menular yang paling umum dan merupakan penyebab penting mortalitas dan
morbiditas di seluruh dunia. Bakteri patogen khas yang menyebabkan CAP
termasuk Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella
catarrhalis (lihat gambar di bawah). Namun, dengan munculnya teknologi
diagnostik baru, patogen pernapasan virus semakin diidentifikasi sebagai
etiologi CAP yang sering. Patogen virus yang paling umum pulih dari pasien
rawat inap yang dirawat dengan CAP termasuk rhinovirus manusia dan
influenza (Sethi Sanjay, 2020)
2. Etiologi
Menurut (LeMone. Atai, 2016) pneumonia didapatkan oleh 2 penyebab
antara lain : infeksius dan noninfeksius. Penyebab infeksius yaitu bakteri,
virus, jamur, protozoa dan mikroba. Sedangkan penyebab noninfeksius
adalah aspirasi isi lambung dan inhalasi gas beracun atau gas yang mengiritasi
anatara lain
Pneumonia infeksius sering kali diklasifikasikan sebagai infeksi yang didapat
komunitas, infeksi nosokpomial (didapat dirumah sakit), atau oportunistik
(Imun menurun). 16 Berikut tabel umum penyebab pneumonia pada orang
dewasa (LeMone. Atal, 2016).
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh
streptoccus pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus aureus
sedangkan pada pemakaian ventilator oleh p.aeruginosa dan enterobacter. Dan
masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan
penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat
Jenis pneumonia ini paling sering terjadi pada orang dengan masalah
kesehatan kronis atau sistem kekebalan yang lemah, dan pada orang
yang
menghirup organisme dalam dosis besar. Jamur yang menyebabkannya
dapat ditemukan di tanah atau kotoran burung dan bervariasi
tergantung pada lokasi geografis.
d. Virus, termasuk COVID-19
Beberapa virus yang menyebabkan pilek dan flu dapat menyebabkan
pneumonia. Virus adalah penyebab paling umum dari pneumonia pada
anak-anak di bawah 5 tahun. Pneumonia virus biasanya ringan. Namun
dalam beberapa kasus bisa menjadi sangat serius. Coronavirus 2019
(COVID-19) dapat menyebabkan pneumonia, yang dapat menjadi parah.
3. Manifestasi Klinik
Gejalanya meliputi malaise, menggigil, kaku, demam, batuk, dispnea,
dan nyeri dada. Batuk biasanya produktif pada anak yang lebih tua dan orang
dewasa dan kering pada bayi, anak kecil, dan orang dewasa yang lebih tua.
Dispnea biasanya ringan dan melelahkan dan jarang muncul saat istirahat.
Nyeri dada bersifat pleuritik dan berdekatan dengan area yang terinfeksi.
Pneumonia dapat bermanifestasi sebagai nyeri perut bagian atas ketika infeksi
lobus bawah mengiritasi diafragma. Gejala gastrointestinal (mual, muntah,
diare) juga sering terjadi. Gejala menjadi bervariasi pada usia ekstrem. Infeksi
pada bayi dapat bermanifestasi sebagai iritabilitas dan kegelisahan nonspesifik;
pada pasien yang lebih tua, manifestasi mungkin sebagai kebingungan dan
obtundasi (Sanjay Sethi, 2020).
Tanda-tandanya antara lain demam, takipnea, takikardia, krekels, suara
napas bronkial, egofoni (perubahan E ke A dikatakan terjadi ketika, selama
auskultasi, pasien mengucapkan huruf “E” dan melalui stetoskop pemeriksa
mendengar huruf “A”) , dan redup pada perkusi. Tanda-tanda efusi pleura
mungkin juga ada. Hidung melebar, penggunaan otot aksesori, dan sianosis
sering terjadi pada bayi. Demam sering tidak ada pada pasien yang lebih tua
(Sanjay Sethi, 2020).
Gejala dan tanda sebelumnya dianggap berbeda berdasarkan jenis patogen.
Misalnya, faktor-faktor yang diduga menunjukkan pneumonia virus termasuk
onset bertahap, gejala sebelumnya dari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
temuan difus pada auskultasi, dan tidak adanya penampilan toksik. Patogen
atipikal dianggap lebih mungkin ketika onsetnya kurang akut dan lebih
mungkin terjadi selama wabah komunitas yang diketahui. Namun, manifestasi
pada pasien dengan patogen tipikal dan atipikal sangat tumpang tindih.
Selain itu, tidak ada gejala atau tanda tunggal yang sensitif atau cukup
spesifik untuk
4. Komplikasi
Bahkan dengan pengobatan, beberapa orang dengan pneumonia, terutama
mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi, dapat mengalami
komplikasi, termasuk (Mayo Foundation for Medical Education and Research,
2020) :
a. Bakteri dalam aliran darah (bakteremia)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Riwayat Kesehatan Sekarang.
Gejala saat ini dan durasinya : adanya sesak nafas atau kesulitan
bernafas, nyeri dada dan kaitan nyeri dengan pernapasan: batuk,
produktif atau tidak produktif, warna, konsistensi sputum,: gejala
lain: kesakitan pernapasan atas saat ini atau kesakitan akut lain;
penyakit kronik seperti DM, PPOK, atau penyakit jantung;
medikasi saat ini;
alergi obat. (LeMone atal, 2016).
2) Riwayat kesehatan dahulu.
Dengan riwayat penyakit yang diderita klien yang berhubungan
dengan penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat
dipengaruhi atau memengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini
(Rohman & Walid, 2012).
3) Riwayat Kesehatan keluarga.
dari tonus otot, dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat
menggerakan sendi
- Nilai 2: O tot hanya mampu mengerakkan persendian tetapi
kekuatannya tidak dapat melawan pengaruh gravitasi
- Nilai 3: Dapat menggerakkan sendi, otot juga dapat melawan
pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang
diberikan pemeriksa
- Nilai 4: Kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai dengan
kemampuan otot terhadap tahanan yang ringan,
- Nilai 5: Kekuatan otot normal.
g) Genetalia Terpasang kateter atau tidak.
h) Integument. Turgor kulit baik atau tidak, kulit kering.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Sinar x : Mengidentifikasikan distribusi structural (misal: labor,
bronchial), dapat juga meyatakan abses.
2) Biopsy paru : Untuk menetapkan diagnosis.
3) Pemeriksaan gram atau kultur, sputum dan darah : untuk dapat
e. LpLearklukan penghisapan
lendir
kurang dari 15 detik
f. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
g. Penghisapan endotrakeal
h. Keluarkan sumbatan benda
padat dengan
forsepMcGill
i. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
b. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
a. Monitor frekuensi, irama,
ke d a l a m
b. M o n it o r
a n , d a n u p ay a n
p o l a n ap a s (s e p
a p as
e rt i bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul,
Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
c. Monitor kemampuan batuk
efektif
d. Monitor adanya produksi
sputum
e. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2 Pola napas Setelah dilakukan
tidak efektif tindakan keperawatan b. Informasikan hasil
(D.0005) selama 3x24 jam maka pemantauan, jika perlu
Pemantauan Respirasi
(I.01014)
Observasi
a. Monitor frekuensi,
irama,
diharapkan Pola Napas kedalaman, dan upaya napas
(L.01004) membaik b. Monitor pola napas (seperti
dengan kriteria hasil: bradipnea, takipnea,
a. Dispnea cukup hiperventilasi, Kussmaul,
menurun Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
b. Penggunaan otot c. Monitor kemampuan batuk
bantu napas cukup efektif
mPaemnuanrujan d.
c. sMpuotnuimtor adanya
ngan fase produksi
ekspirasi cukup e. Monitor adanya sumbatan
menurun jalan napas
d. Frekuensi napas f. Palpasi kesimetrisan ekspansi