Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN DENGAN KASUS PNEUMONIA

diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Keperawatan Anak I

Disusun oleh:

Fitria Komala Dewi 102018045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

JL. K.H Ahmad Dahlan Banteng Dalam No.6 Bandung

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan sayangnya kepada
kita semua khususnya kepada penulis serta selalu memberikan hidayah dan inayahnya
sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan penuh suka cita dan dapat
mengumpulkan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada nabi besar kita, nabi Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Anak 1.
Dalam penyusunan pun penulis mendapatkan bantuan dari dosen mata kuliah yang
bersangkutan, dari teman-teman dan dari referensi buku serta artikel media massa.

Penyusunan makalah ini belum mencapai kata sempurna, sehingga penulis dengan
lapang dada menerima kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sehingga di
kemudian hari penulis dapat membuat makalah jauh lebih baik dari makalah ini. Penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta inspirasi bagi pembaca.

Bandung, Maret 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis atau
psikologis yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. (Emawati, 2012). Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas yang
tertinggi diantara semua kebutuhan dasar yang lain. Umumnya, seseorang
yang memiliki bebrapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu
memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.
(Ambarwati, 2014)/
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oksigen
merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam metabolism sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energy,
dan air. Akan tetapi, penambahan CO2yang melebihi batas normal pada tubuh
akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. Hal ini
menunjukan bahwa oksigen merupakan hal yang sangat penting bagi
manusia. (Ambarwati, 2014).
Penyebab terjadinya gangguan oksigenasi disebabkan oleh beberapa
hal yang mempengaruhi fungsi pernafasana, yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor penting, diantaranya adalah faktor fisiologis, status kesehatan, faktor
perkembangan, faktor perilaku dan lingkungan. Pernafasan dapat berubah
karena kondisi dan penyakit yang dapat mengubah kondisi dan struktur paru.
Otot-ototpernafasan, ruang pleura, dan alveoli sangat penting untuk ventilasi,
perfusi, dan juga pertukan gas dalam pernafasan (Ambarwati, 2014).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah kalimat pertanyaan yang diangkat untuk
merumuskan suatu permasalahan. Adapun rumusan masalah kali ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Pneumonia?
2. Apa saja klasifikasi Pneumonia?
3. Apa saja etiologi Pneumonia?
4. Apa saja Gambaran Klinis Pneumonia?
5. Apa saja Manifestasi Klinis Pneumonia?
6. Bagaimana Patofisiologi Pneumonia?
7. Apa saja Komplikasi Pneumonia?
8. Apa saja Pemeriksaan Penunjang Pneumonia?
9. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pneumonia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari makalah ini untuk mengetahui konsep penyakit gagal
ginjal kronik dan konsep asuhan keperawatan dengan Pneumonia. Adapun
tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi Pneumonia
2. Untuk mengetahui klasifikasi Pneumonia
3. Untuk mengetahui etiologi Pneumonia
4. Untuk mengetahui Patofisiologi Pneumonia
5. Untuk mengetahui gambaran klinis Pneumonia
6. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Pneumonia
7. Untuk mengetahui Komplikasi Pneumonia
8. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Pneumonia
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Untuk mengetahui Konsep Asuhan
Keperawatan Pneumonia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep penyakit
1. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry &
Sharon,2013).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh
karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat
peradangan (Mutaqin, 2008).
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
(Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah peradangan pada paru yang tidak
saja mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenaijaringan paru tapi
dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).
2. Klasifikasi
Secara Garis Besar Pneumonia Dapat Dibedakan Menjadi 3 Yaitu:
a. Aspirasi pneumonia
Terjadi apabila tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru-
paru.pada bayi baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau
asi.
b. Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri
sepertistreptococcus pneumonia dan haemophylus influenzae. Gejala
akanmuncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul mulai
dari demam,batuk lalu sesak nafas.
c. Pneumonia akibat faktor lingkungan
d. Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi.bila
tidak segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan
Broncopneumonia dan selanjutnya menjadi pneumonia (Meadow,
2015).
e. Berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia:
1) Usia 2 bulan – 5 tahun
a) Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak
nafas yang dilihat dengan adanya tarikan dinding dada
bagian bawah.
b) Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas
cepat yaitu pada usia 2 bulan – 1 tahun frekuensi nafas
50 x/menit atau lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40
x/menit atau lebih.
c) Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk
pilek biasa dapat disertai dengan demam, tetapi tanpa
terikan dinding dada bagian bawah dan tanpa adanya
nafas cepat.
2) Usia 0 – 2 bulan
a) Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding
dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu frekuensi
nafas 60 x/menit atau lebih.
b) Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding
dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
3. Etiologi
a. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah
staphylococcus aureus, streptococus, aeruginosa, legionella,
hemophillus, influenza, eneterobacter.
b. Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat,
setelah system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau
malnutrisi, bakteri tersebut segera memperbanyak diri dan
menyebabkan kerusakan.
c. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini
menyerang saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat
memicu pneumonia, terutama pada anak-anak.
d. Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis
ini berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia
yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering
disebut pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang
segala jenis usia.
e. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans (Meadow, 2015)
4. Gejala Klinis
Gambaran klin is pneumonia bervariasi, yang bergantung pada usia
anak, respon sitemik anak terhadap infeksi,agen etiologi, tingkat
keterlibatan paru,danobstruksi jalan napas. Tanda dan gejala anak yang
mengalami pneumonia antara lain : takipnea, demam, dan batuk disertai
penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry &
Sharon,2013).
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh
manusia melalui udara, aspirasi organisme, hematogen dapat
menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga membran paru-paru
meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,
anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan
cairan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan
bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan
batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan
membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru
menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunan
rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi
menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia. Dari penjelasan diatas masalah
yang muncul yaitu: nyeri (akut), hipertermi, perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif, gangguan pola tidur,
pola nafas tak efekif danintoleransi aktivitas.
Tanda dan gejala :
a. Batuk berdahak atau batuk kering.
b. Hidung tersumbat.
c. Muntah.
d. Demam.
e. Mengi atau napas berbunyi.
f. Kesulitan untuk bernapas, dada dan perut menggembung.
g. Terasa nyeri di bagian dada.
h. Menggigil.
5. Manifestasi klinis
Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk berdahak, sputum
kehijauan atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan menggigil. Disertai
nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis ,nyeri tajam atau seperti
ditusuk. Salah satu nyeri atau kesulitan selama bernafas dalam atau batuk.
Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah, sakit
kepala atau mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab. Gejala lain berupa
hilang nafsu makan, kelelahan,kulit menjadi pucat, mual, muntah, nyeri sendi
atau otot. Tidak jarang bentuk penyebab pneumonia mempunyai variasi gejala
yang lain.
Misalnya pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat menyebabkan nyeri
perut dan diare, pneumonia karena tuberkulosis atau Pneumocystis hanya
menyebabkan penurunan berat badan dan berkeringat pada malam hari. Pada
orang tua manifestasi dari pneumonia mungkin tidak khas. Bayi dengan
pneumonia lebih banyak gejala, tetapi pada banyak kasus, mereka hanya tidur
atau kehilangan nafsu makan (Wong, 2009).

6. Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan
konsulidasi karena eksudat yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat
saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi,
disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013)
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti
menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada
keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi
dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia
disaluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru- paru , partikel
tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan
mekanisme imun sistemik dan humoral.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu
mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius
terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika pathogen
mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke
alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak
mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai
bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi
terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah
menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis
right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan
hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi
oksigen dan hiperkapnia (Nugroho.T, 2011)
Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh
mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi. Meskipun lebih dari
seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit
dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus. Penyebab paling
sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan
infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit :
a. Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya
virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup
melalui mulut dan hidung. setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan
alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus
langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang
disebut apoptosis.
Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi
kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi
sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.
Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi
pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari
proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian
menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat
tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena
bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan
oleh virus.
Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus
influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan
metapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia
kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga
berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh
cytomegalovirus(CMV).
b. Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada
di udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui
aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.
Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas
seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju
alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan
diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini
memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari
pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan
membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan
cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.
Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada
pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan
cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu
transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi
menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal
seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada
bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.
Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding
dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema.
Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah
Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri
atipikal.Penggunaan istilah “Gram positif” dan “Gram negatif” merujuk
pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses
yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena
bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih
sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada
antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain.
c. Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin
terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan
AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi
dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia
yang disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering
disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus
neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.
Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai Missisipi,dan
Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian
barat daya.
d. Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit
ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah
memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya melalui
darah.
Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi
seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi
oksigen.Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon dengan
dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat
menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang
mendasari pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling umum yang
dapat menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides
stercoralis dan Ascariasis. a adalah Toxoplasma gondii,Strongioides
stercoralis dan Ascariasis (Meadow, 2015)
7. Pathway
8. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan

pada orang dengan masalah pneumonia adalah:

a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,


bronchial); dapat juga menyatakan abses.
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda
asing.
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanakan untuk pneumonia bergandung pada penyebab, sesuai
yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan sampel sputum pra pengobatan.
Terapi yang dapat dilakukan:
a. Terapi non farmakologi
1) Istirahat
2) Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi
3) Terapi oksigen yang dilembabkan dilakukan untuk menangani
hipoksia
4) Penanganan tambahan meliputi makanan kaya kalori asupan
cairan yang cukup, dan beristirahat diranjang
5) Teknik napas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus
dan mengurangi resiko atelektaris
b. Terapi farmakologi
1) Antibiotic, terutama untuk pneumoni bakteri Pneumonia lain
dapat diobati dengan antibiotic untuk mengurangi resiko infeksi
sekunder. Antibiotic yang biasa digunakan adalah penisilin,
ampisilin dll.
2) Analgesik bisa diberikan untuk meredakan nyeri dada pleuritik
3) Mukolitik,membantu mengencerkan sekresi sehingga sekresi
dapat eluar pada saat batuk
4) Brokodilator ,untuk meningkatkan diameter lumen percabangan
trankeobronkial sehingga meurunkan tahanan
5) Kortikosteroid, berguna pada keterlibatan luas dengan
hipoksemia dan bila reaksi inflamasi mengancam kehidupan
10. Komplikasi
Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anak
dengan pneumonia adalah:
a. Pleurisi
b. Atelektasis
c. Empiema
d. Abses paru
e. Edema pulmonary
f. Infeksi super perikarditis
g. Meningitis
h. Arthritis
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Wong (2009), asuhan keperawatan pada anak dengan pneumonia meliputi :
a. Identitas
Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Umur , Agama, Jenis Kelamin ,Pekerjaan,
Status perkawinan, Alamat, Tanggal masuk, Yang mengirim, Cara masuk RS, dan
Diagnosa medis dan nama Identitas Penanggung Jawab meliputi : Nama, Umur,
Hub dengan pasien, Pekerjaan dan Alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh pasien sebelum masuk
ke rumah sakit. Riwayat Kesehatan Sekarang
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pasien mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit yang sama dengan pasien.
c. Pemeriksaan Fisik (dada Paru)
1) Inspeksi:
a) Amati bentuk thorax
b) Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya
c) Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma,
penggunaan otot Bantu pernapasan
d) Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal
e) Gerakan dada
f) Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea
g) Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun

2) Palpasi
a) Gerakan pernapasan
b) Raba apakah dinding dada panas
c) Kaji vocal premitus
d) Penurunan ekspansi dada
3) Auskultasi
a) Adakah terdenganr stridor
b) Adakah terdengar wheezing
c) Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan
4) Perkusi
1) Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal
2) Hipersonor , adanya tahanan udara
3) Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura
4) Redup/Dullnes, adanya jaringan padat
5) Tympani, terisi udara
d. Pola Kebutuhan
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
3) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : Kistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia (malnutrisi)
4) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : Perusakan mental (bingung)
5) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgi
Tanda : Melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
6) Pernafasan
Gejala : Adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda : Sputum: merah muda, berkarat
perpusi: Pekak datar area yang konsolidasi
premikus: Taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Bunyi nafas menurun : Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
7) Keamanan
Gejala : Riwayat gangguasn sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar (Wong, 2009).
2. Diagnosa Keperawatan
Menggunakan sumber Wong (2009), diagnosa yang di dapat yaitu :
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi eksudat dan
peningkatan produksi mukus.
b. Hipertermia berhubungan dengan infeksi.
c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
hipertermia atau hiperpnea.
d. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan inflamasi.
e. Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme
3. Rencana Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi eksudat dan
peningkatan produksi mukus.
Tujuan:  Pertukaran gas dapat diperbaiki
Kriteria Hasil:
1) Respirasi anak mudah dan kecepatan respirasi dalam batas normal
2) Warna kulit tampak merah muda
3) Gelisah menurun
Intervensi Rasional
1. Kaji status pernapasan anak terhadap 1. Tanda-tanda adanya dyspnea,
adanya dyspnea, takipnea, wheezing, takipnea, wheezing, krekel, ronchi,
krekel, ronchi, dan sianosis. dan sianosis menunjukan pengobatan
yang tidak efektif dan kondisi anak
mungkin buruk
2. Berikan anak istirahat yang cukup. 2. Periode istirahat yang cukup
menghemat energi yang butuh untuk
penyembuhan infeksi.
3. Berikan lingkungan yang dingin 3. Dingin dan lembab dapat
dan lembab pada bagian facemask, melembabkan jalan napas dan
pemberian oksigen maupun dengan membantu mengurangi sekresi dan
tanda oksigen. edema bronchial
4. Atur posisi anak setiap 1-2 jam. 4. Posisi yang diubah membantu
mobilisasi sekresi
5. Biarkan anak beransumsi untuk 5. Anak berasumsi merasakan posisi
merasakan posisi yang nyaman yang nyaman seperti semi fowler
baginya. membuat anak bernapas lebih
6. Lakukan fisioterapi dada setiap 4 mudah.
jam sesuai order. 6. fisioterapi dada termasuk perkusi
manual, vibrasi, dan tekanan dad,
batuk, kekuatan ekspirasi, dan
latihan napas dalam untuk
membersihkan mukus dari jalan
napas serta meningkatkan
7. Anjurkan pemberian intake cairan pengembangan paru kembali.
oral, jika tidak ada kontraindikasi 7. Pemberian cairan dapat
8. Anjurkan anak untuk batuk, latihan mengencerkan sekresi.
napas dalam setiap 2 jam. 8. Batuk merupakan mekanisme
pembersihan jalan napas alami, dan
membantu silia mempertahankan
9. Kolaborasi: Berikan oksigen melalui kepatenan jalan napas.
masker, kanul, maupun tenda 9. Oksigen membantu menurunkan
oksigen sesuai order. kegelisahan yang berhubungan
dengan distres pernapasan dan
hipoksemia

b. Hipertermia berhubungan dengan infeksi.


Tujuan :  Temperatur tubuh anak kembali normal.
Kriteria Hasil       :  Temperatur tubuh anak kurang dari 37,80C
Tabel 2.2
Intervensi Rasional
1. Monitor temperatur tubuh anak 1. Perubahan temperatur yang tiba-tiba
setiap 1-2 jam terhadap perubahan mungkin menyebabkan kejang.
temperatur tubuh yang tiba-tiba.
2. Pelihara lingkungan yang dingin. 2. Lingkungan yang dingin membantu
mengurangi temperatur melalui
kehilangan panas.
3. Kolaborasi : Berikan antipiretik 3. Antiseptik biasanya mengurangi
golongan acetaminofen atau demam dengan efektif dengan
ibuprofen, bukan aspirin sesuai mengembalikan set point menjadi
order. normal.
4. Berikan antimikrobial sesuai order. 4. Antimikrobial menyerang organisme
5. Ambil sampel sepsimen sputum penyebab.
untuk pemeriksaan kultur. 5. Sampel sepsimen sputum membantu
mengidentifikasi agen penyebab

c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan


melalui hipertermia atau hiperpnea.
Tujuan :  Kekurangan volume anak tidak terjadi pada anak.
Kriteria Hasil       : 
1) Output urin 1-2 ml/kg/jam.
2) Turgor kulit baik.
3) Waktu pengisian kapiler 3-5 detik.
Tabel 2.3
Intervensi Rasional
1. Kaji anak untuk peningkatan 1. Peningkatan kecepatan respirasi dan
kecepatan respirasi dan demam temperatur tubuh terjadi karena
setiap 1-2 jam. adanya peningkatan kehilangan
cairan.
2. Monitor intake dan out put cairan 2. Teliti monitoring meneteksi
anak dengan teliti. penurunan output urine yang
mungkin mengindikasikan dehidrasi.
3. Tanda-tanda seperti ini
3. Kji anak terhadap tanda-tanda mengindikasikan perlunya
dehidrasi pada anak, termasuk peningkatan intake cairan.
turgor kulit jelek, membran mukosa
kering, fontanel cekung, dan mata
cekung. 4. Peningkatan intake cairan membantu
4. Anjurkan intake cairan oral yang mencegah dehidrasi dan pengenceran
tepat jika tidak ada kontra indikasi. sekret.
5. Kolaborasi: Berikan cairan inta 5. Cairan intra vena perlu untuk
vena sesuai  order. menjaga hidrasi anak yang adekuat.

d. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan inflamasi.


Tujuan :  Jalan napas kembali efektif.
Kriteria Hasil       :
1) Pernapasan dan denyut jantung sesuai usia
2) Anak dapat bernapas dengan mudah.
Tabel 2.4
Intervensi Rasional
1. Memonitor setatus pernapasan 1. Monitoring yang terus menerus
anak dan tanda-tanda vital secara adalah mondatori sebab peningkatan
terus menerus hingga jalan napas edema dapat menyebabkan obstruksi
paten. Tempatkan alat intubasi lengkap pada beberapa waktu
emergensi disebelah tempat tidur. memerlukan intubasi emergensi.
2. Askultasi bunyi paru-paru anak 2. Keluhan segera terhadap tanda-tanda
untuk tanda-tanda peningkatan ini penting karena peningkatan
pembengkakan jalan napas dan bengkak dengan cepat dapat menjadi
obstruksi lanjut termasuk dyspnea, fatal.
takipnea, dan wheezing.
3. Biarkan anak mengasumsikan
posisi yang nyaman kecuali psisis 3. Posisi horizontal mungkin
horizontal. menyebabkan jaringan pada jalan
napas menjadi buruk yang mungkin
4. Hindari rangsangan pada jalan mengarah ke obstruksi.
napas dengan depresor lidah, 4. Beberapa manipulasi jaringan jalan
kultur asupan, kateter suction, atau napas mungkin menyebabkan spasme
laringoskopi. laring dan pembengkakan yang
mungkin mengarah pada
pembengkakan lengkap.

e. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


peningkatan metabolisme.
Tujuan :  Status nutrisi anak adekuat.
Kriteria Hasil       : 
1) Anak mengkonsumsi makanan setidaknya habis 80% sekali makan
2) Berat badan dapat dipertahankan atau ditingkatkan
Tabel 2.5
Intervensi Rasional
1. Berikan makanan sedikit, dan 1. Makan sedikit, dan frekuensi
frekuensi makan yang sering, makan yang sering menurunkan
dan makanan ayang disukai anak usaha respirasi. Pemberian
makanan yang disukai anak
2. Berikan makanan pada anak membantu anak.
dengan tinggi protein, diet tinggi 2. Anak memerlukan diet protein
kalori. dan kalori untuk meningkatkan
3. Berikan susu formula pada anak kebutuhan energi.
yang tepat. 3. Pemberian susu formula yang
tidak tepat dapat menebalkan
4. Lakukan penilaian pada status sekresi.
nutrisi anak seperti berat badan, 4. Status nutrisi ditentukan dari
tinggi badan, lingkar lengan, pemeriksaan fisik dan
konjungtiva, indeks massa laboratorium darah sehingga
tubuh, laboratorium darah. kebutuhan kalori dapat ditentukan
dan mengevaluasi keadekuatan
rencana pemenuhan nutrisi.

BAB III
PEMBAHASAN
KASUS I <OKSIGENASI>
Pasien yang dikaji bernama An. R. F berusia 8 bulan dan berjenis kelamin perempuan. An. T
berstatus seb agai anak tunggal dari Ny. P dan Tn. Z beragama Islam , bertempat tinggal di
Kabupaten Bandung. Pasien masuk UGD Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada tanggal
12 Juni 2020 , pkul 20.00 WIB dengan diagnosa medis pneumonia.
Saat ini pasien dirawat di Ruang Kenanga dengan diagnosa medis pneumonia ec TBC. Saat
di kaji keluhan utama yang dialami pasien adalah batuk dan sesak nafas, ibu mengatakan An.
T mengalami batuk-batuk namun tidak dapat mengeluarkan dahak. Keluarga pasien
mengatakan awal masuk rumah sakit karena mengalami demam, sesak nafas, dan batuk.
Keluarga pasien (ibu) mengatakan bahwa sakit yang di alami An. T adalah batuk dan sesak
nafas, keluarga tidak tahu cara pencegahan dan penanganan pasien dirumah, saat ditanyakan
ibu tidak bisa menjawab cara penanganan dan pencegahan. Keluarga pasien mengatakan pada
saat An.T berusia satu bulan, ia pernah dirawat dirumah sakit karena kejang. Saat itu An. T
lebih banyak diberikan obat yang di berikan puskesmas. Pada pola hidup, pasien mengalami
gangguan pada personal hygiene. Saat sebelum sakit, biasanya An.T dimandikan dua kali
dalam sehari dan rambut di cuci. Namun pada saat sakit pasien hanya dapat di lap sekali
dalam sehari karena pasien mengalami sesak, lemas, terpasang O2, 3 liter/menit, terpasang
infus Dextrose 5 % ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit) dan terpasang NGT di lubang
hidung sebelah kiri. Saat dilakukan pengukuran, berat badan An. T memiliki berat 5,8 kg,
panjang badan 62 cm, lingkar kepala 45 cm.
Riwayat kehamilan dan kelahiran saat dikaji , riwayat prenatal Ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas setiap satu bulan sekali Pada masa kehamilan, sakit yang biasa
dirasakan ibu mual dan sakit kepala serta cepat lelah, riwayat intranatal Ibu bersalin di
Puskesmas dengan usia kehamilan 36 minggu dan ditolong oleh bidan dengan jenis
persalinan spontan. Saat ibu melahirkan, bayi langsung menangis dengan berat badan bayi
2700 gram dan kulit berwarna merah. Riwayat postnatal An. T mendapat ASI sampai dengan
usia 6 bulan bulan, dan pada usia 7 bulan bayi sudah mendapatkan susu formula. Pasien juga
tidak alergi terhadap obat-obatan, tidak alergi dengan susu formula. Status imunisasi dasar
belum lengkap .
Riwayat Kesehatan dahulu klien pernah berobat 6 bulan dan mengkonsumsi obat OAT . ibu
klien mengatakan klien rutin di berikan obat 6 bulan dan tidak pernah bolong . serta rutin
control ke puskesmas 1 bulan sekali.
Saat dilakukan pengkajian tanda-tanda vital dengan suhu 37,9 ˚C, nadi 100x/menit,
pernapasan 55x/menit, pasien tampak sesak. Saat dilakukan pemeriksaan fisik terdapat
pernapasan cuping hidung, bunyi ronchi pada paru kanan lobus bawah, ada retraksi dinding
dada, penggunaan otot bantu nafas, terpasang O2 3 liter/menit, pasien tampak batuk, adanya
secret berwarna putih tampak pada hidung, bentuk dada simetris, lingkar dada 38 cm,
konjungtiva tidak anemis, sklera berwarna putih, pupil isokhor, bibir tampak pucat, mulut
tampak bersih, rambut tampak kotor dan lengket. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
hasil bentuk abdomen simetris, abdomen teraba lunak, tidak ada massa pada abdomen, bising
usus 36 x/menit dan tidak ada mual muntah, pergerakan sendi bebas tidak ada fraktur.
Pengkajian juga dilakukan untuk mengetahui dampak hospitalisasi yang terjadi pada An. T
maupun orang tuanya , kedua orang tua merasa khawatir karena An.T merupakan anak
pertama dan anak satu-satunya.
Pemeriksaan laboratorium terakhir dilakukan pada tanggal 12 Juni 2020 pukul 08.00
WIBdengan hasil labolatorium : Hemoglobin 12.0 g/dL, Eritrosit 5.60 10^6/uL, Hematokrit
39.9%, Monosit 10.8%, Neutrofil 3.25 10^3/uL, Limfosit 7.79 10^3/uL, Trombosit 276
10^3/uL. pasien mendapatkan obat-obatan Dextrose 5% ½ NaCl 1000cc/24 jam (14 tetes per
menit), Dexametazole 2 x 2 mg per IV, Amoxycilin 3x 1½ ctg per NGT, Cefotaxime 3 x 300
mg per IV.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T (8 BULAN)

DENGAN PNEUMONIA

DI RUANG KENANGA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. DATA UMUM
Nomor RM : 0001852585 Sumber Informasi
Nama : An. T Nama : Ny. p
Tanggal lahir :- Umur : 32
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Tanggal pengkajian : 12 juni 2020 Alamat : Bandung
Bila ada, bisa tempel stiker identitas pasien Hubungan dengan anak : Orang Tua

Diagnosaa medis: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)


B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Sesak Nafas

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien masuk UGD Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada tanggal 12 Juni 2020 ,
pkul 20.00 WIB dengan diagnosa medis pneumonia.
Saat ini pasien dirawat di Ruang Kenanga dengan diagnosa medis pneumonia ec
TBC. Saat di kaji keluhan utama yang dialami pasien adalah batuk dan sesak nafas,
ibu mengatakan An. T mengalami batuk-batuk namun tidak dapat mengeluarkan
dahak. Keluarga pasien mengatakan awal masuk rumah sakit karena mengalami
demam, sesak nafas, dan batuk

C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


D. Prenatal
Ibu  melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas  setiapsatu bulan sekali Pada
masa kehamilan, sakit yang biasadirasakan ibu mual dan sakit kepala serta cepat lelah,
E. Natal
Ibu bersalin di Puskesmas  dengan usia kehamilan 36 minggu dan ditolong oleh bidan de
ngan jenis persalinanspontan. Saat ibu melahirkan, bayi langsung menangis
dan kulit berwarna merah. 
F. Postnatal
Kondisi kesehatan bayi BBL: 2700 gram PB:
Kelainan kongenital Tidak Ya, .............................
Pengeluaran BAB pertama 24jam >24 jam
G. Penyakit terdahulu Tidak √Ya
Jika Ya, bagaimana gejala dan klien pernah berobat 6 bulan dan mengkonsumsi o
penanganannya? bat OAT . ibu klien mengatakan klien rutin di beri
kan obat 6 bulan dan tidak pernah bolong . serta ru
tin control ke puskesmas 1 bulan sekali.

Pernah dioperasi ……………………………………………………


………
Jika Ya, sebutkan waktu dan ……………………………………………………
berapa hari dirawat? ………………………………p
H. Pernah dirawat di RS Tidak √ Ya
Jika Ya, sebutkan penyakitnya Keluarga pasien mengatakan pada saat An.T berus
dan respon emosional saat ia satu bulan, ia pernah dirawat dirumah sakit kare
dirawat? na  kejang.

I. Riwayat penggunaan obat Tidak √Ya


Jika Ya, sebutkan nama dan .mengkonsumsi obat OAT 
respon anak terhadap pemakaian
obat?
J. Riwayat alergi √ Tidak  Ya
Jika Ya, apakah jenis alerginya .................................................................................
dan bagaimana penanganannya? ......
.................................................................................
......
K. Riwayat kecelakaan √ Tidak  Ya
Jika Ya, jelaskan .................................................................................
......
.................................................................................
......
L. Riwayat immunisasi Hepatitis BCG Polio DPT
Campak
 Lain-lain :

M.Riwayat Keluarga
N. Riwayat penyakit keturunan √ Tidak  Ya, ......................
O. Riwayat penyakit menular √ Tidak  Ya, ........................

P. Pengkajian Fisiologis
Q. OKSIGENASI

Ventilasi Frekuensi : 55 x/menit Teratur √Tidak


teratur
□ Trakeostomi □ penggunaan Oksigen 1liter/ mnt
√Sekret : tampak sekret warna putih tanpa kata lets goa
Respirasi √sesak Nafas √Nafas Cuping hidung √Retraksi dada
□ Vesikuler √Ronchi □ Wheezing □ Krakles
√Batuk □ lain-lain…..
Pertukaran Gas AGD tgl ….. pH : PaO2: PCO2:
HCO3 BE : Sat O2:
Transport Gas Nadi 100x/mnt □ regular □ ireguler TD :
Akral : □ hangat □ dingin anemis □ pucat
□ cianosis □ clubbing finger □ pusing
Bunyi Jantung □ BJ I/II Normal □ murmur □ Gallop
Hasil Hemoglobin 12.0 g/dL, Eritrosit 5.60
Laboratorium 10^6/uL, Hematokrit39.9%, Monosit 10.8%, Neutrofil 3.25
10^3/uL, Limfosit 7.79 10^3/uL, Trombosit 276 10^3/uL. 

Thorax
Ct Scan
R. NUTRISI
PERILAKU
BB saat ini BB 5,8 kg PB/TB 62 cm LLA :……….
Status Nutrisi □ Lebih □ Baik kurang □ Buruk
Diet □ ASI □ susu formula □ bubur □ nasi tim
Puasa □ Ya √ tidak Frekuensi makan : Posi makan: ¼ nya
Cara Makan oral □ OGT √ NGT □ Gastrostomi □ parenteral
Kualitas Makan kurang □ cukup □ baik
Lidah □ bersih □ Kotor stomatitis : □ ya □ tidak
Mulut Caries : □ ya √tidak lain-lain: tampak kering
Abdomen □ supel □ kembung □ tegang □ terdapat massa lokasi:
Hepar □ tidak teraba □ hepatomegali □ lien □
splenomegali
Bising Usus 36 x/menit
S. PROTEKSI
Gangguan □ Tidak ada □ Pucat □ Jaundice
Warna Kulit
□ Menjadi merah □ Sianosis Ptekie
Suhu □ suhu : 37,9 □ Hangat Teraba panas □Teraba dingin
Turgor □ Baik □ Jelek
Gangguan pada □ Tidak ada □ Lesi □ Erupsi □ Eritema
kulit
□ Lainnya, ……………
Luka √Tidak ada □ Ada
Stoma √Tidak ada □ Ada
Drainase √Tidak Ada □ Ada
Jika terjadi
gangguan pada
kulit / luka /
stoma, berikan
tanda silang (X)

Pengkajian Nyeri

T. SENSASI

Penglihatan Adekuat □ Menurun [R L]


□ Buta [R L] □ Katarak [R L]
Mata □ Kotoran mata [R L]
Pupil □Simetris □ Tidak Simetris : R < L atau L < R
□ Reaktif □ Non Reaktif [R L]
Pengecapan □ Baik Tidak baik
Kondisi gigi Baik □ Terjadi gangguan □ Jelek
Gusi □ Pink □ Pucat □ Inflamasi
□ Perdarahan kering □ Lembab
Penciuman Baik □ Tidak baik
Hidung □ Berdarah □ Drainage √ Tidak
ditemukan masalah
Pendengaran Adekuat □ Menurun [R L] □ Tuli [R
L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
Telinga Bersih [R L] □ Kotor [R L] □ Discharge [R
L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
U. CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Minum cc/hari jenis:


Ubun-ubun □ rata □ Cekung
Mata □ cekung □ tidak Air mata: □ ada √ tidak
Mukosa mulut □ lembab √ kering
Turgor □ elastic □ tidak elastic
Edema □ ada tidak □ ektremitas □ anasarka asites lingkar perut:
Muntah □ ada √ tidak frekuensi: ……x/hr
Diare □ ada √ tidak frekuensi: ……x/hr
Perdarahan □ ada □ tidak ptekie □ purpura □ ekimosis
Cairan infuse √ ada □ tidak Jenis : dextrose
Balance cairan
Hasil Lab
V. ELIMINASI

Buang air kecil Frekuensi :…..x/hr □ oliguri □ disuria □anuria


□incontinensia □ retensi
Eliminasi urin □ spontan □dower kateter □ cistostomi □nefrostomi
Nyeri saat □ada □ tidak
berkemih
Warna urin □ kuning jernih □ kuning pekat □ merah
buang air besar Frekuensi :1x/hari □ normal □ diare □ konstipasi
Warna feses □ kuning □ hijau □ merah
Karakteristik feses □ lembek □ cair □ padat □ berlendir
Anus √ ada lubang □ tidak berlubang
Hasil laboratorium
W. AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Postur tubuh √ normal □ tidak normal


Berjalan □ normal tidak normal (tirah baring)
Aktivitas anak □ hiperaktif □ aktif □ pasif leterbatasan □
pembatasan
Gerakan □ aktif tidak aktif
Paralise □ ada tidak □ tangan kanan/kiri/keduanya
□ kaki kanan/kiri/ keduanya
Tonus otot √ normal □ atrofi □ hipertrofi
Mobilisasi √ bedrest total □ ditempat tidur
Gangguan
neuromuscular
Mobilisasi
Jumalh jam tidur Tidur siang: tidur malam :
Kebiasaan √ tidak ada □ ada, sebutkan…..
sebelum tidur
Kesulitan tidur ada □tidak ada
Tidur dengan □ ya √ tidak
bantuan obat
X. NEUROLOGI

Kesadaran √ CM □ apatis □ somnolen □ koma


Status mental □ terorientasi □ disorientasi □ gelisah □ halusinasi
Pupil □ isokor □ anisokor
Y. ENDOKRIN
PERILAKU

Z. KONSEP DIRI
Pembawaan anak  Periang  Pemalu □ Pendiam 
………………….
Reaksi terhadap  Baik
hospitalisasi?
□ Buruk (ingin Pulang)
Adanya stress/ √ Ya  Tidak
cemas?
Persepsi keluarga √ Baik
terhadap penyakit?
 Buruk
Reaksi keluarga √ Baik
terhadap penyakit?
 Buruk
Persepsi keluarga √ Baik
terhadap pengobatan?
 Buruk

AA. FUNGSI PERAN


Pengasuh  Ayah √ Ibu  Nenek  Orang lain
Dukungan sibling  Ada √ Tidak ada
Dukungan keluarga □ Ada  Tidak ada
lain

BB. INTERDEPENDENSI (KETERGANTUNGAN)


CC. Imunitas Sebelum sakit Selama sakit
Respon Tidak ada tidak ada
peradangan
(merah/panas)
Sensitifitas Tidak ada Ada
(nyeri/suhu)
DD. Neurologi
Pernah alami Tidak √ Ya
kejang
Jika Ya, waktu & pada saat An.T berusia satu bulan, ia pernah dirawat dirumah 
terjadinya kejang? sakit karena  kejang. 

EE. Eliminasi Sebelum sakit Selama sakit


(BAB/BAK)
Frekuensi (waktu) Tidak terkaji, harusnya di kaji Tidak terkaji, harusnya dikaji
apakah BAB/BAK pasien apakah BAB/BAK pasien
teratur atau tidak selama sakit teratur atau tidak
Konsistensi Tidak terkaji Tidak terkaji, seharusnya
dikaji apakah warna dari
BAB/BAK pasien selama
sakit
Kesulitan/nyeri Tidak ada Tidak ada
Pemakaian obat klien pernah berobat 6 bulan  Tidak ada
dan mengkonsumsi obat OAT 

Bowel status Baik


FF. Aktivitas / Sebelum sakit Selama sakit
istirahat
Lama tidur Tidak terkaji, harusnya dikaji Pasien mengalami kesulitan
apakah selama sehat istiraht tidur, mudah terbangun di
tidur pasien tercukupi atau malam hari karena
tidak demamnya.
Kebiasaan sebelum Tidak ada Tidak ada
tidur
Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
Alat bantu aktifitas Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
pergerakan

PEMERIKSAAN KECEMASAN

No Item yg dinilai Penilaian Skoring


0 1 2 3 4
1 Perasaan Kekhawatiran yang √
berlebihan
2 Ketegangan Perasaan tegang, √
kelelahan, , gemetar,
perasaan gelisah,
ketidakmampuan untuk
bersantai.
3 Ketakutan Gelap, orang asing, dari √
ditinggal sendirian,
hewan, lalu lintas, dari
orang banyak.
4 Insomnia Sulit tidur, tidur tidak √
memuaskan dan
kelelahan
pada bangun, mimpi,
mimpi buruk.
5 Intelektul Kesulitan dalam √
konsentrasi, memori yang
buruk.
6 Perasaan Hilangnya minat, √
tertekan kurangnya kesenangan
dalam hobi, depresi

7 Somatis Rasa sakit dan nyeri, √


(muskular) kekakuan, peningkatan
tonus otot.
8 Somatis panas dan dingin, √
(sensori) perasaan lemah,
merasakan sensasi
menusuk-nusuk
9 Kardiovaskule Takikardia, palpitasi, √
r nyeri di dada, berdenyut
kapal, perasaan mau
pingsan
10 Pernapasan Mengeluh dada tertekan √
atau penyempitan di
dada, perasaan tersedak,
dyspnea.
11 Gastroistenstin Kesulitan dalam menelan, √
al sakit perut, sensasi
terbakar,
kepenuhan perut, mual,
muntah, kehilangan berat
badan, sembelit.
12 Perkemihan Frekuensi berkemih √
sering, urgensi berkemih,
amenore,
13 Tanda Mulut kering, kemerahan, √
autonomi pucat, kecenderungan
untuk berkeringat,
pusing, ketegangan
sakit kepala,
14 Sikap pada Gelisah, gelisah atau √
saat mondar-mandir, tremor
diwawancara tangan, mengerutkan alis,
Wajah tegang, mendesah
atau

0 = Tidak ada, 1 = ringan , 2 = Sedang, 3 = berat , 4 = Sangat berat

GG. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN


Umur Sosial Motorik halus Motorik kasar
2 bulan  senyum  mengikuti gerak  mengangkat kepala
45 dari perut

4 bulan  senyum  menggenggam  membalikan badan


6 bulan  menggapai  memindahkan duduk
mainan benda dari tangan satu
ke tangan lain
9 bulan  bermain ciluk ba  mengambil benda  berdiri
dengan ibu jari dan
telunjuk
12 bulan  minum dgn  menjumput benda  berjalan
cangkir dengan 5 jari

18 bulan  menggunakan  mencoret-coret  naik tangga


sendok kertas

2 tahun  melepaskan  membuat garis  berdiri dgn satu kaki


pakaian

3 tahun  bermain  meniru membuat  mengayuh sepeda


interaktif garis

4 tahun  memasang  menggambar  melompat dengan


kancing baju satu kaki
5 tahun  memaka baju  meniru gambar  menangkap bola
tanpa pengawasan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium

Hematologi Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hemoglobin 12 11-13 g/dl

Eritrosit 5.60 4,1- 5,5 10^3/uL


Hematokrit 39,9 28 – 45 %

Monosit 10,8 1-10 %

Neutrophil 3,25 3-5 10^3/uL


Limfosit 7,79 15-40 10^3/uL
Trombosit 276000 150.000-450.000

HH. THERAPI

No Nama Obat Dosis Rute Indikasi


1 Dextrose 5 % 1/2NaCl IV untuk memenuhi
1000cc/24jam kebutuhan gula
didalam tubuh
2 Dexamethasone 2 x 2 mg IV untuk mengatasi
peradangan
3 Amoxycilin 3x1 ½ NGT untuk mengatasi
berbagai jenis
infeksi bakteri
3 Cefotaxime 3x300 mg IV untuk sejumlah
infeksi bakteri
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Virus,jamur,bakteri Bersihan jalan napas
- Ibu pasien mengatakan tidak efektif

pasien mengalami
ISPA
batuk dan sesak nafas.

Do:
Eksudat dan serous
- Sesak nafas
melalui aliran darah
- Batuk
masuk ke alveoli
- RR : 55x/menit

- Terpasang O2 1 liter/
Inflamasi
menit

- Terdapat pernafasan
Pneumonia
cuping hidung

- Bunyi ronchi pada paru
Peningkatan produksi
kanan lobus bawah
sekret
- Ada retraksi dinding

dada
- Penggunaan otot bantu Stimulus secret

nafas 

- Ada secret berwarna Obstruksi jalan napas

putih tampak pada 

hidung Gangguan ventilasi


Bersihan jalan napas tidak


efektif
2. Ds : Virus,jamur,bakteri Defisit Nutrisi
- Ibu mengatakan pasien 
mengalami sesak ISPA
Do : 
- Terpasang NGT Eksudat dan serous
- Terpasang infus melalui aliran darah
dextrose 5% masuk ke alveoli
- Bibir tampak pucat
- Lemas 
- BB : 5,8 kg Inflamasi
- Bising usus 36x/menit 
Pneumonia

Peningkatan produksi
sekret

Batuk

Penekanan diafragma

Tekanan intra abdomen

Penyampaian pada saraf
pusat

Perfusi sistem pencernaan
menurun

Anoreksia

Nurtisi kurang

Peningkatan metabolism
tubuh

Defisit nutrisi
3. Ds : Virus,jamur,bakteri Hipertermia
- Keluarga pasien 
mengatakan awal ISPA
masuk rumah sakit 
karena mengalami Eksudat dan serous
demam melalui aliran darah
Do : masuk ke alveoli
- Suhu 37,90C 
- Nadi 100x / menit Inflamasi

Pneumonia

Aktivasi interleukin 1 di
hipotalamus

Pengeluaran prostaglandin

Peningkatan kerja
thermostat

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermia
4. Ds : Virus,jamur,bakteri Defisit pengetahuan
- Keluarga mengatakan 
tidak tahu cara ISPA
pencegahan dan 
penanganan di rumah Eksudat dan serous
- Pada pola hidup pasien melalui aliran darah
mengalami gangguan masuk ke alveoli
pada personal hygiene 
Do : Inflamasi
- Saat ditanyakan ibu 
tidak bisa menjawab Pneumonia
cara pencegahan dan

penanganan
Kurang informmasi

Tidak tahu cara
pencegahan dan penangan

Deficit pengetahuan

DIAGNOSA PRIORITAS

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme.
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolism.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Bersihan jalan setelah dilakukan Manajemen jalan napas Observasi
napas tidak efektif tindakan 2 x 24 jam 1.01011 1. mengetahui pola
berhubungan mampu membersihkan Observasi napas pada klien.
dengan spasme secret atau obstruksi 1. monitor pola napas 2. mengetahui
jalan napas jalan napas untuk (frekuesnis, kedalaman, apakah adanya
mempertahankan jalan usaha napas) bunyi napas
napas tetap paten 2. monitor bunyi napas tambahan yang
dengan kriteria hasil : tambahan (mis, abnormal pada
1. Sesak menurun gurgling, mengi, klien.
(5) wheezing, ronchi 3. mengetahui
2. Batuk efektif kering) struktur sputum
meningkat (5) 3. monitor sputum yang ada pada
3. Produksi (jumlah, warna, aroma) klien.
sputum Terapeutik 4. Posisi semi
menurun (5) 4. posisikan semi fowler fowler yaitu
4. Ronchi atau fowler posisi pasien 45
menurun (5) 5. lakukan fisioterapi derajat dapat
5. Frekuensi nafas dada membantu
normal (30- 6. lakukan penghisapan pasien
60x/ menit) lendir kurang dari 15 mengurangi
membaik (5) detik sesak.
6. Otot bantu 7. berikan oksigen 1 liter / 5. teknik yang
nafas menurun menit digunakan dalam
(5) latihan penyakit
7. Pernafasan respirasi untuk
cuping hidung mengeluarkan
menurun (5) sputum.
8. Retraksi 6. mengeluarkan
dinding dada secret yang
menurun (5) menghalangi
9. Pasien tidak jalan napas klien.
terpasang 7. Memnuhi
oksigen kebutuhan kadar
oksigen pada
klien.
2. Defisit nutrisi setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1.03119 1. Untuk
berhubungan tindakan 2 x 24 jam Observasi mengetahui
dengan mampu meningkatkan 1. Identifikasi status status nutrisi
peningkatan keadekuatan asupan nutrisi. pada pasien.
kebutuhan nutrisi untuk memenuhi 2. Identifikasi kebutuhan 2. Untuk
metabolisme. kebutuhan metabolism kalori dan jenis mengetahui
dengan kriteria hasil : nutrient. jumlah
1. Sesak menurun 3. Monitor asupan kebutuhan kalori
(5) makanan. dan jenis nutrient
2. Nafsu makan 4. Monitor berat badan. yang dibutuhkan
membaik (5) Terapeutik untuk
3. Bising usus 5. Berikan makanan pemenuhan
membaik (5) tinggi kalori dan tinggi metabolism pada
4. tidak terpasang protein. pasien.
NGT Edukasi 3. Untuk
5. tidak terpasang 6. Ajarkan diet yang mengetahui
infus diprogamkan. asupan makanan
6. membrane Kolaborasi dalam jumlah
mukosa 7. Kolaborasi dengan ahli yang sesuai.
membaik (5) gizi untuk menentukan 4. Untuk
7. pasien tidak jumlah kalori dan jenis mengetahui
lemas nutrient yang adanya
8. BB bertambah. dibutuhkan. peningkatan atau
tidak pada berat
badan klien
setelah dilakukan
diet tersebut.
5. Protein
membantu dalam
proses
pertumbuhan,
mulai dari
pembentukan
kulit, rambut,
dan kuku, serta
untuk
memastikan
setiap sel dalam
tubuh anak
menerima
pasokan oksigen.
6. Agar orangtua
bisa melakukan
anjuran diet
sendiri dirumah.
7. Ahli gizi dapat
menentukan
kebutuhan
asupan makanan
yang dibutuhkan
oleh klien.
3. Hipertermia Setelah dilakukan Regulasi temperature 1. Untuk
berhubungan tindakan 2x24 jam 1.14578 mengetahui suhu
dengan mampu mengatur suhu Observasi tubuh pada anak.
peningkatan laju tubuh agar tetap berada 1. monitor suhu bayi 2. Mempertahankan
metabolisme. pada rentang normal sampai stabil (36,5- cairan dan
dengan kriteria hasil : 37,50C ). elektrolit serta
1. Demam Terapeutik meningkatkan
menurun (5) 2. tingkatkan asupan metabolism
2. Suhu tubuh cairan dan nutrisi yang tubuh.
normal (36,5- adekuat. 3. salah satu teknik
37,50C ) 3. Lakukan kompres yang bisa
membaik (5) hangat. digunakan untuk
3. Nadi normal menurunkan
(100- suhu tubuh pada
160x/menit) anak.
membaik (5)
4. Defisit Setelah dilakukan Edukasi kesehatan 1.12383 1. Untuk
pengetahuan tindakan 1x24 jam 1. Identifikasi kesiapan mengetahui
berhubungan mampu mengetahui dan kemampuan seberapa siap
dengan kurang informasi kognitif yang menerima informasi. keluarga
terpapar berkaitan dengan topic 2. Jelaskan faktor risiko mendapatkan
informasi. tertentu dengan kriteria yang dapat informasi yang
hasil : mempengaruhi akan
1. keluarga kesehatan. disampaikan.
mengetahui cara 3. Jelaskan mengenai 2. Agar mengetahui
pencegah dan penyakit pneumonia faktor risiko apa
penanganan pencegahan dan saja yang dapat
penyakit penanganannya. mempengaruhi
pneumonia. 4. Ajarkan perilaku hidup kesehatan.
2. Tidak bersih dan sehat. 3. Untuk
mengalami mengetahui apa
gangguan pada itu pneumonia,
personal bagaimana cara
hygiene mencegah dan
3. Kemampuan penanganannya
menjelaskan dirumah.
pengetahuan 4. Agar pasien dan
tentang suatu keluarga dapat
topic meningkat melakukan
(5) perilaku hidur
bersih dan sehat.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari / tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi Paraf


.
1. Rabu 1 08.00 1. memonitor pola napas S : pasien masih Fitria. K
10-03-2021 (frekuesnis, kedalaman, terlihat sesak
usaha napas) O:
R : pasien masih terlihat sesak - secret sudah
08.00 2. memonitor bunyi napas keluar dan
tambahan (mis, gurgling, masih tersisa
mengi, wheezing, ronchi sedikit
kering) dihidung
R : bunyi napas masih terdengar pasien
ronchi - suara napas
08.00 3. memonitor sputum masih
(jumlah, warna, aroma) terdengar
R : terdapat secret berwarna ronchri
putih pada hidung - masih
4. memposisikan semi terpasang
fowler atau fowler oksigen 1
R: liter/ menit
09.00 5. lakukan fisioterapi dada A : masalah teratasi
R : adanya secret saat dilakukan sebagian
fisioterapi dada P : intervensi
09.00 6. lakukan penghisapan dilanjutkan
lendir kurang dari 15
detik
R : adanya secret saat dilakukan
09.15 penghisapan
7. memberikan oksigen 1
liter / menit
R : pasien terpasang oksigen 1
liter/ menit
2. Rabu 2 09.30 1. mengidentifikasi status S : pasien masih Fitria. K
10-03-2021 nutrisi. terlihat sesak
R : pasien terpasang NGT O:
09.30 2. mengidentifikasi - Pasien masih
kebutuhan kalori dan terpasang
jenis nutrient. NGT
R : pasien diberikan diet tinggi - Belum ada
protein kenaikan
11.00 3. Memonitor asupan berat badan
makanan. - Pasien masih
R : asupan makanan diberikan terpasang
melalui NGT infus
09.30 4. Memonitor berat badan. dextrose
R : belum ada kenaikan berat A : masalah teratasi
badan sebagian
11.00 5. Berikan makanan tinggi P : intervensi
kalori dan tinggi protein. dilanjutkan
R : kebutuhan pada pasien
terpenuhi
11.10 6. Ajarkan diet yang
diprogamkan.
R : ibu dan keluarga paham
mengenai diet yang
diprogamkan.
10.00 7. Mengkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan.
R: Kolaborasi sudah dilakukan
dengan ahli gizi.
3. Rabu 3 08.30 1. memonitor suhu bayi S : demam pada Fitria. K
10-03-2021 sampai stabil (36,5- pasien sudah tidak
37,50C ). ada
O : suhu 37,50C
R: tidak ada kenaikan pada suhu
A : masalah teratasi
bayi
08.30 P : intervensi
2. meningkatkan asupan
dihentikan
cairan dan nutrisi yang
adekuat.

R: pasien terpasang infus


08.45
dextrose
3. Memberikan kompres
hangat
R: pasien tidak mengalami
demam

4. Rabu 10-03- 4 13.00 1. Mengidentifikasi S: Fitria. K


2021 kesiapan dan kemampuan - keluarga
menerima informasi. pasien sudah
R: keluarga pasien mampu mengetahui
menerima informasi yang cara
diberikan pencegahan
13.05 2. Menjelaskan faktor risiko dan
yang dapat penanganan
mempengaruhi kesehatan. pneumonia
R: kelurga pasien faham dengan dirumah
penjelasan yang diberikan - keluarga
perawat klien sudah
13.10 3. Menjelaskan mengenai mengerti
penyakit pneumonia cara hidup
pencegahan dan bersih dan
penanganannya. sehat
R: kelurga pasien faham dengan O : saat ditanya
penjelasan yang diberikan keluarga dapat
perawat. menjawab mengenai
13.20 4. Mengajarkan perilaku cara pencegahan dan
hidup bersih dan sehat. penanganan
R: keluraga mengerti perilaku penyakit
hidup bersih dan sehat. pneumonia.
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan

PEMBAHASAN JURNAL

1. Fisioterapi dada merupakan salah satu terapi penting dalam pengobatan pada
penyakit pernapasan untuk anak-anak yang menderita penyakit pernapasan
(Purnamiasih, 2020). Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi non
farmakologis yang digunakan dengan kombinasi untuk mobilisasi sekresi pulmonal
(Yanwar, 2016). Tujuan utama dilakukannya fisioterapi dada adalah untuk
membersihkan obstruksi jalan nafas, mengurangi hambatan jalan nafas,
meningkatkan pertukaran gas dan mengurangi kerja pernafasan. Teknik yang
berbeda digunakan pada pasien anak-anak: 1) terapi fisik dada konvensional seperti
perkusi dada (clapping) dan getaran dalam kombinasi dengan posisi drainase
postural, dada gemetar dan batuk terarah dan 2) teknik berbasis aliran: ekspirasi
pasif lambat atau paksa dapat membantu memobilisasi sekresi ke arah trakea dan
memicu batuk yang membantu mengeluarkan sekresi (Figuils et al, 2016).
Berdasarkan hasil ulasan literature review Aryayuni dan Siregar (2019) bahwa
fisioterapi dada berpengaruh terhadap pengeluaran sputum pada anak. H al ini
sesuai dengan peneli tian dari Daya dan Sukraeny (2020) bahwa fisioterapi dada
berpengaruh terhadap kebersihan jalan napas dan dapat meningkat terhadap
pengeluaran sputum.

Putri Cahya Mutiara Mas Hanafi.2020.Penerapan Fisioterapi Dada untuk


Mengeluarkan Dahak pada Anak yang Mengalami Jalan Nafas Tidak Efektif.Vol.1.No.1
2. penghisapan sekret endotrakeal merupakan prosedur yang sangat diperlukan bagi
klien dengan kasus pneumonia karena dengan penghisapan sekret endotrakheal dapat
mengurangi sekret pada saluran pernapasan yang berlebihan yang dapat menyebabkan
terjadinya sumbatan sehingga bisa memperberat terjadinya pneumonia, Kontra
Indikasi dari tindakan tersebut bersifat relatif bagi klien yang mengalami reaksi
kurang baik atau terjadi penurunan kondisi akibat dari tindakan penghisapan.Bila
prosedur tersebut diperlukan tidak ada kontra indikasi yang absolut, sebab jika tindaka
n penghisapan en v dotrakeal ini tidak dilakukan bisa timbul hipoksia yang berat,
bahkan bisa terjadi kematian.
PERAWATAN PENGHISAPAN SEKRET ENDOTRAKHEAL PADA PENDERITA
PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIA PADA KLIEN DENGAN VENTILATOR
MEKANIK DI RUANG ICU RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Jamila Kasim Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018
3. dukungan nutrisi sangat penting diberikan pada pasien anak yang dirawat intensif
dalam proses metabolisme dan pemulihannya. Malnutrisi sering terjadi pada pasien
denga penyakit paru, status nutrisi yang terganggu mempengaruhi fungsi paru pada
pasien yang bernapas spontan maupun menggunakan ventilator, karena status nutrisi
dapat mempengaruhi fungsi otot pernafasan, kemampuan ventilasi, respon terhadap
hipoksia dan mekanisme pertahanan paru. Pada pasien sakit kritis terjadi katabolisme
protein sebagai sumber energi. Maka dari itu pemenuhan nutrisi pada anak yang
mengalami gangguan penafasan sangat harus segera terpenuhi.
4. Penggunaan kompres hangat dilakukan selama 10 – 15 menit dengan temperature air 30-
32oC, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori kulit
melalui proses penguapan. Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena
pada daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah yang besar dan banyak terdapat
kelenjar keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas
daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan 28 perpindahan
panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak (Ayu, 2015).
Rahmawanti.2013.Penurunan Suhu Tubuh Anak Pneumonia yang diberikan
Kompres Hangat di Axila dan Frontal.Vol.1.No.3

Anda mungkin juga menyukai