Trauma kepala
Terputusnya Terputusnya
Jaringan otak rusak
kontinuitas kontinuitas
jaringan otot jaringan tulang
dan vaskuler
Kerusakan - Perubahan
sel otak ↑ autoregulasi
Kerusakan - Odema
Gangguan suplai
jaringan tulang ↑ sereberal
darah ke jaringan
Stress
Kejang
Iskemia Mengenai sel saraf
↑ katekolamin
6. Penatalaksanaan
a. Air dan Breathing
1) Perhatian adanya apnoe
2) Untuk cedera kepala sedang dan berat lakukan intubasi endotracheal.
Penderita mendapat ventilasi dengan oksigen 100% sampai diperoleh
AGD dan dapat dilakukan penyesuaian yang tepat terhadap FiO2.
3) Tindakan hiperventilasi dilakukan hati-hati untuk mengoreksi asidosis
dan menurunkan secara cepat TIK pada penderita dengan pupil yang
telah berdilatasi. PCO2 harus dipertahankan antara 25-35 mmhg.
b. Circulation
Hipotensi dan hipoksia adalah merupakan penyebab utama terjadinya
perburukan pada CKS. Hipotensi merupakan petunjuk adanya kehilangan
darah yang cukup berat, walaupun tidak tampak. Jika terjadi hipotensi maka
tindakan yang dilakukan adalah menormalkan tekanan darah. Lakukan
pemberian cairan untuk mengganti volume yang hilang sementara penyebab
hipotensi dicari.
c. Disability (pemeriksaan neurologis)
Pada penderita hipotensi pemeriksaan neurologis tidak dapat dipercaya
kebenarannya. Karena penderita hipotensi yang tidak menunjukkan respon
terhadap stimulus apapun, ternyata menjadi normal kembali segera tekanan
darahnya normal
Pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaan GCS dan reflek cahaya
pupil
Intervensi Rasional
1. Kaji kecepatan, kedalaman, 1. perubahan dapat menandakan
frekuensi, irama dan bunyi awitan komplikasi pulmonal atau
napas. menandakan luasnya keterlibatan
otak.
2. untuk memudahkan ekspansi paru
2. Atur posisi klien dengan dan menurunkan adanya
posisi semi fowler (15o – 45o). kemungkinan lidah jatuh yang
menyumbat jalan napas.
3. Pada klien yang mengalami
penurunan reflek menelan dan
batuk dapat meningkatkan resiko
3. Kaji reflek menelan dan batuk gangguan pernafasan
klien 4. Mencegah / menurunkan
atelektasis
5. untuk mencegah terjadinya
komplikasi
4. Anjurkan klien latihan napas
dalam apabila sudah sadar.
5. Lakukan kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian terapi.
Kriteria hasil : klien mampu dan pulih kembali setelah pasca akut dan
gerak, mampu melakukan aktivitas ringan pada tahap rehabilitasi sesuai
dengan kemampuan.
Intervensi Rasional
1. Kaji kemampuan mobilisasi. 1. dapat mengidentifikasi tingkat
ketergantungan klien.
2. Kaji derajat ketergantungan 2. Untuk mengetahui derajat
klien dengan menggunakan ketergantungan klien :
skala ketergantungan. (0) : Klien mandiri
(1) : Klien memerlukan bantuan
minimal
(2) :Klien memerlukan bantuan sedang,
pengawasan dan pengarahan
(3) : Memerlukan bantuan terus menerus
dan memerlukan alat Bantu
(4) : Memerlukan bantuan total
3. Atur posisi klien dan ubahlah 3. perubahan posisi secara teratur dapat
secara teratur tiap dua jam meningkatkan dan mencegah adanya
sekali bila tidak ada kejang. penekanan pada organ yang menonjol.
4. Bantu klien dalam gerakan- 4. mempertahankan fungsi sendi dan
gerakan kecil secara pasif mencegah penurunan tonus otak.
apabila kesadaran menurun
dan secara aktif bila klien
kooperatif.
5. Berikan motivasi dan latihan 5. meminimalkan atrofi otot,
pada klien dalam memenuhi meningkatkan sirkulasi, membantu
kebutuhan sesuai kebutuhan. mencegah kontraktur.
6. Lakukan kolaborasi dengan 6. program yang khusus dapat
tim kesehatan lain dikembangkan untuk menemukan
(fisioterapy). kebutuhan yang berarti/menjaga
kekurangan tersebut dalam
keseimbangan, koordinasi dan
kekuatan.
4. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat
bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi
dan dimonitor kemajuan kesehatan klien
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2015.