Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME

KEGAWAT DARURATAN INTOKSIKASI

Oleh :
UTAMININGSIH
NIM : 202073040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2020/2021
A. DEFINISI
- Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui
saluran pencernaan,saluran pernafasan,atau melalui kulit atau mukosa
yang menimbulkan gejala klinis.
- Racun adalah zat yang ketika ditelan, terhisap,diabsorpsi, menempel
pada kulit atau dialirkan didalam tubuh dalam jumlah yang relative
kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya rekasi kimia.
Reaksi kimia racun menggau sistem kardiovaskuler, pernafasan sistem
saraf, hati, pencernaan dan ginjal ( Nurarif&Kusuma,2013)
- Insektisida adalah bahan – bahan kimia bersifat racun yang dipakai
untuk membunuh serangga.
B. ETIOLOGI
1. Keracunan Hidrokarbon
Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan
adalah minyak tanah, bensin, minyak cat dan minyak untuk
korek api
2. Keracunan makanan
 Keracunan jamur
Ada jamur yang mengandung racun amanitin
dan muskarin dimana muskarin merupakan zat
alkaloid beracun yang menyebabkan paralisis
otot dan bereaksi dengan cepat
 Keracunan makanan kaleng
Disebabkan oleh kuman Clostridium botolinum,
terdapat dalam makanan kaleng yang diawetkan
 Keracunan jengkol
Terjadi karena penumpukan kristal asam pada
tubuli, ureter dan urethra, keluhan terjadi 5 – 12
jam sesudah makan jengkol
 Keracunan ketela pohon
Terjadi karena ketela pohon mengandung
sianida atau sianogenik glikosida
 Keracunan makanan yang terkontaminasi
Bisa juga disebabkan oleh kuman staphilocovus,
sallmonela, E.Coli, proteus dll. Tercemarnya
makanan biasanya melalui lalat, udara, kotoran
rumah tangga dan terutama melalui juru masak .
3. Keracunan bahan kimia
 Keracunan arsen
Pada saat ini banyak obat yang mengandung
arsen, akan tetapi kadang – kadang dipakai pada
pembuatan beberapa herbisida dan peptisida
 Keracunan asam basa
Asam sulfat,asam klorida dan zat basa kuat
sering dipakai sebagai bahan kimia untuk
keperluan rumah tangga, seperti pembersih
porselen, bahan anti sumbat saluran air,
pembasmi serangga
 Keracunan insektisida
Bahan kimia ini biasanya dipakai untuk
pembasmi macam serangga. Keracunan bahan
kimia ini bisa memalalui inhalasi dan di minum.
C. Manifestasi klinik
 Sesak, tachipneu, cyanosis
 Batuk
 Pusing, mual, muntah
 Sakit perut
 Penglihatan kabur
 Diare
 Penglihatan kabur
 Sukar menelan
 Kejang,koma
 Hipersaliva
D. Patofisilogi
E. KOMPLIKASI
 Pneumonitis aspirasi
 Depresi CNS ringan – sedang
 Karditis
 Kerusakan hepar
 Kelenjar adrenal
 Ginjal
F. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan simptomatik /mengatasi gejala
a. Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : inhalasi oksigen
b. Gangguan sistem susunan saraf pusat :
- Kejang : beri diazepam atau fenobarbital
- Odem otak : beri manitol atau dexametason
c. Gejala mual,muntah,nyeri perut, hipersaliva, nyeri kepala, mata miosis,
hipotensi,depresi pernafasan dan kejang
Tindakan : Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar. Atropin
berfungsi untuk menghentikan efek acetylcholine. Pada usia <12 th
pemberian atropin dengan dosis 0,05mg/kgBB,IV perlahan dilanjut dengan
0,02 – 0,05mg/kgBB setiap 5 – 20 menit sampai atropinisasi sudah
adekuat atau dihentikan bila :
- Kulit sudah hangat,kering dan kemerahan
- Pupil dilatasi ( melebar )
- Mukosa mulut kering
- Heart rate meningkat > 12 th diberikan 1-2mg/IV disesuaikan dengan
respon penderita/.Pengobatn maintenence dilanjutkan sesuai dengan
klinis penderita, atropin diteruskan selama 24 jam kemudian
diturunkan secara bertahap. Meskipun atropin diberikan masih bisa
terjadi gagal nafas karena atropin tidak mempunyai pengaruh terhadap
efek nikotinik ( kelumpuhan otot ) organofosfat.
d. Anti emetik
2. Pengobatan supportif
Bertujuan untuk mempertahankan homeostasis fisiologis sampai terjadi
detoksifikasi lengkap dn untuk mencegah serta mengobati komplikasi sekunder
seperti, edema,dekubitus,pneumonia,gagal ginjal, sepsis. Terapihipoglikemia :
glukosa 0,5 – 1g/kgBB IV, kejang : diazepam 0,2 – 0,3mg/kgBB IV
3. Kosongkan lambung bila racun tertelan sebelum 4 jam dengan cara :
a. Dimuntahkan : bisa dilakukan dengan cara mekanik ( menekan reflek muntah
pada tenggorokan ) atau pemberian cairan garam atau sirup ipekak.
Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif
( minyak tanah,bensin, asam /basa yang kuat ),kesadaran dan kejang.
b. Bilas lambung :
1. Pasien terlungkup,kepala dan bahu lebih rendah
2. Pasang NGT dan bilas dengan air,larutan norit, natrium bicarbonat 5%
atau asam asetat 5 %.
3. Pembilasan samapi 20x, rata – rata volume 250cc
4. Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang
G. KONSEP ASKEP PADA PASIEN INTOKSIKASI
1. Pengkajian
a. ABC Manajemen :
- Airway ( A) : Pemyumbatan jalan nafas karena secret,hipoksia,sianosis
- Breathing ( B ) : Sesak nafas ( RR meningkat ), pernafasan cepat
(takipneu), memakai otot bantu pernafasan
- Circulation ( C ) : Perdarahan lambung karena zat korosif atau zat
racun lain yang teringesti, mual muntah, tanda dehidrasi, diare/GE
b. Pemeriksaan Fisik
- B1 ( Breathing/pernafasan ): sesak nafas ( RR meningkat ), pernafasan
cepat ( takipneu ), memakai otot bantu pernafasan
- B2 ( Blood / sirkulasi ) : mual,muntah,takikardi,dehidrasi,hipotensi,dan
perdarahan saluran pencernaan, sianosis, berkeringat banyak
- B3 ( Brain / kesadaran ) : pusing, nyeri kepala,penurunan
kesadaran,koma sampai kematian
- B4 ( Bladde/perkemihahn ) : tidak ada gangguan
- B5 ( Bowel/pencernaan ) : diare
- B6 ( Bone/tulang ) : paralise,colic abdomen
c. Pemeriksaan penunjang :
- Pemerilsaan laborat DL lengkap
- Pemeriksan Urine lengkap
- EKG untuk melihat dan memantau kerja jantung
- Foto thoraks / abdomen untuk melihat apakah terjadi perubahan pada
organ pernafasan dan organ pencernaan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
Definisi : ketidak mapuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
b. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit b.d mual,muntah atau diare
Definisi : Penurunan cairan atau elektrolit intravaskuler, interstisial,dan /atau
intraseluler,ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan
c. Gangguan pertukaran gas b.d keracunan karbondioksida
Definisi : Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan / atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolar – kapiler.
d. Nyeri b.d Gangguan sistem saraf otonom
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dan akan
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
e. Ansietas b.d pemajanan toksin
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonom; persasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal
ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghandapi ancaman.
3. INTERVENSI
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi saluran nafas
Kriteria hasil :
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis,dan dyspneu ( mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips )
- Menunjukkan jalan nafas yang paten ( klien tidak merasa
tercekik,irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal,tidak
ada suara nafas abnormal
- Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan nafas.
Intervensi :
- Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
- Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
- Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
- Minta klien nafas dalam sebelum suctioning dilakukan
- Berikan O2 dengan menggunakan nasa untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
- Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter
dikeluarkan dari nasotrakeal
- Monitor status oksigen pasien
- Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
- Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan
bradikardi,peningkatan saturasi O2
Airway management
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikiasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara kassa basah Na Cl lembab
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor respirasi dan status O2
DAFTAR PUSTAKA

Arisman.2008.Keracunan Makanan:Buku Ajar Ilmu Gizi.EGC.Jakarta

Nurarif,H.N&Kusuma,H.2013 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& NANDA NIC-NOC.Medication Publishing.Yogyakarta

Prijanto,B.T.2009.Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keleuarga


Petani Hortikultura Di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro Semarang.Semarang
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
INSTALASI GAWAT DARURAT UPT PUSKESMAS BANGSAL

A. Identitas
Nama : Ny.N
Tgl.Lahir : 24 – 07 - 1982 Umur : 39 tahun
No.RM : 1125
Alamat : Ds.Gayaman Rt.02 / Rw 01 – Kec.Mojoanyar.
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Cara masuk : UGD
Bahasa yang digunakan : Jawa / Indonesia
Identitas Pengantar : Tn. E ( Suami )
Penanggung jawab biaya :BPJS

DATANG KE IGD MULAI TINDAKAN SELESAI TINDAKAN KET


Tanggal 31 Maret 2021
- Anamnese, TTV S : px mengatakan sudah tidak
- Pemberian O2 3ml/ sesak,merasa agak baikan
O : K/U cukup
- Injeksi ranitidin 1 ampul T : 110 / 60mmHg , N : 88x/mnt
- Pemberian cairan/iv RR : 22x/menit S : 36,7
Antasid 3x1 (untk dirmh ) A : Masalah teratasi sebagian
Ranitidin (2x1 tab) urk drmh P : Lanjutkan dirumah
Salbutamol tab ( 1x1 )
JAM 09.35 wib 15.45 wib

B. TRIAGE
Kondisi pasien saat datang ke IGD :
Pasien datang ke UGD Puskesmas Gayaman dengan keadaan sadar GCS 456 habis
minum cairan pembersih lantai
Tindakan Prahospitas : tidak ada
Kategori :
Penilaian TRIASE
( )Biru ( ) Merah ( ) Kuning ( √ ) Hijau ( ) Hitam
C. ASSESMENT KEPERAWATAN
1. Keluhan :
Pasien mengatakan sesak nafas, tenggorokan terasa panas dan seperti dicekik,
mual,muntah 4x
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengatakan habis minum cairan pembersih lantai. Klien mengatakan
bahwa klien sendiri yang menaruh cairan pembersih lantai di botol bekas aqua
karena tidak ada botol.Dan cairan itu digunakan untuk mengepel lantai rumah
sama klien sendiri. Tetapi klien tidak tahu siapa yang menaruh dilemari es. Karena
klien merasa haus habis bersih – bersih rumah diminumlah cairan itu yang dikira
klien itu air putih.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Klien tidak penyakit darah tinggi, diabet, asma ataupun penyakit jantung
4. Riwayat alergi :
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
5. TTV :
TD : 90/60mmHg RR : 30x/menit
N : 90x/menit S : 36°C
D. PRIMARY SURVEY
1. Airway :
Tidk ada sumbatan jalan nafas, RR : 30x/menit, dangkal dan cepat
2. Breathing :
Irama pernafasan : cepat,kedalaman dangkal, RR 30x/menit
3. Circulation :
Akral : teraba dingin
Kulit/Mukosa : kering
Turgor kulit : menurun
SpO2 : 86%
4. Disability
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Nilai GCS : 456
Fraktur : Tidak ada
Resiko Jatuh : Tidak ada
5. Exposure
- Asesment nyeri
a.Apakah ada nyeri : ada
b.Faktor yang memperkuat ( P ) : sering muntah
c. Karakteristik nyeri : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
d. Lokasi nyeri ( R ) : Perut
e. Skor Nyeri : 5-6
f.Waktu : Saat Muntah
g. Luka : Tidak ada
E. SECONDRY SURVEY
 Breathing ( B1 )
Irama pernafasan : cepat , Kedalaman : Dangkal RR : 30x/menit, tidak ada sekret
 Blood ( B2 )
- Mukosa bibir kering,Akral teraba dingin,
- Vital Sign : TD : 90/60mmhg, N : 90x/menit S : 36°C
- Capilari revil < 2 detik
 Brain ( B3 )
- Kesadaran Composmentis
- GCS 456
 Blade ( B4 )
- Tidak ada nyeri saat berkemih
- BAK spontan
- Blast teraba kosong dan tidak ada massa
 Bowel ( B5 )
- Tidak ada nyeri tekan pad abdomen
- Tidak ada luka memar, tidak asites
- Peristaltik usus 10x/menit
- Perkusi hipertimpani
 Bone ( B6 )
- Tidak ada gangguan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tidak ada pemeriksaan penunjang
G. DIAGNOSA MEDIS
1. Utama : INTOKSIKASI
2. Sekunder : -
H. TERAPI :
Tgl Jam Tindakan keperawatan Nama Obat Dosis
31-3-21 09.35 Observasi Vital Sign Oksigen (O2) 3ml/jam
09.40 Melakukan pemasangan O2 Inj.Ranitidin 1 Amp
Memantau tanda – tanda dehidrasi Cairan intravena RL (2Flas) Flas 1 grojok
Flas II 14
tts/mnt
Melakukan pemasangan infus IV Antasid tab 3x1 tab
Memposisikan pasien memaksimalkan Ranitidin tab 2x1tab
ventilasi
Menganjurkan keluarga pasien untuk memberi Salbutamuol (tab) diminum 1x1
minum sedikit demi sedikit bila sesak

I. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Mual dan muntah Resiko
- Klien mengatakan mual,muntah 4x kekurangan
DO : TD ; 90/60mmhg N :90x/mnt volume cairan
- RR 30x/menit
- Turgor kulit menurun
- Mukosa bibir kering
- Pasien tampak lemah
- Akral teraba dingin
2 DS : Spasme jalan nafas Ketidakefektifan
-klien mengatakan sesak nafas, tenggorokan jalan nafas
seperti dicekik
DO
-RR 30x/menit
-Irama pernafasan cepat

Anda mungkin juga menyukai