Anda di halaman 1dari 151

LAPORAN DESEMINASI AKHIR PRAKTIKM MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAY INAP LT.2 RSU.KAMAR MEDIKA KOTA MOJOKERTO

Dosen Pembimbing :
Duwi Basuki, M.Kep
Ana Zakiyah, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 12 dan 13

1. Vera Sulistyowati (202173059)


2. Alvin Oktaviana (202173067)
3. Mei Fauzia (202173058)
4. Lulus Yulianti (202173066)
5. Fitri Nur Kholifah (202173064)
6. Fera Andaresta (202173068)
7. Miftakhul Maghfiroh (202173065)
8. Khoirunnisa’atur Rosyidah (202173063)
9. Fita Nur Jannah (202173052)
10. Dwi Nanda Fitri Rahayu (202173055)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Desiminasi Akhir Praktik Stase Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program


Profesi Ners STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto Periode 5 Apri 2022 – 7 April 2022 Ini
Telah Diperiksa dan Disahkan.

Hari/Tanggal : Senin, 09 April 2022

Ruang : Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika Kota Mojokerto

Mojokerto, 9 April 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Kepala Ruangan,

Ana Zakiyah, M.Kes Novia Budi Nurulia AMd.Kep

Menyetujui,

Komite Keperawatan RS. Kamar Medika

Kota Mojokerto

(Dwi Andan Sari, S.Kep.,Ns)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, tuntunan serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tim dapat
menyelesaikan praktik profesi (Ners) manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap RS.
Kamar Medika Kota Mojokerto.

Laporan ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan praktik profesi ners manajemen
keperawatan. Tim penulis menyadari bahwa praktik profesi ners manajemen ini sangat
bermanfaat bagi tim penulis dan bagi RS. Kamar Medika Kota Mojokerto. Terutama di ruang
Rawat Inap Lt.2 untuk meningkatkan kemampuan diri dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Untuk itu tim penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dwi Andan Sari, S.Kep.,Ns selaku Komite Keperawatan RS. Kamar Medika Kota
Mojokerto.

2. Ibu Novia Budi Nurulia AMd.Kep selaku kepala ruangan rawat inap Lt.2 RS. Kamar
Medika Kota Mojokerto.

3. Ibu Ana Zakiyah, M.Kep dan Duwi Basuki M.Kep selaku pembimbing Akademik
profesi ners manajeman keperawatan di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika.

4. Seluruh perawat dan staf ruang rawat inap Lt. 2 RS. Kamar Medika Kota Mojokerto
yang telah membantu dan memfasilitasi mahasiswa dalam menjalankan praktik profesi
ners manajemen keperawatan.
Tim penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan praktik profesi ners manajemen
keperawatan ini jauh dari sempurna.Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.

Mojokerto, 09 April 2022

Tim penulis,

3
BAB I
PENGORGANISASIAN

Untuk efektifitas pelaksanaan praktik profesi manajemen


keperawatan dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:

Ketua : Vera Sulistyowati, S.Kep


Sekretaris : Alvin Oktaviana, S.Kep

Bendahara : Fitri Nur Kholifah, S.Kep

PJ MAKP : Vera Sulistyowati, S.Kep

PJ Timbang Terima : Dwi Nanda Fitri R, S.Kep

PJ Ronde Keperawatan : Alvin Oktaviana, S.Kep

PJ Sentralisasi Obat : Mei Fauzia, S.Kep

PJ Supervisi Keperawatan : Lulus Yulianti, S.Kep

PJ Discharge Planing : Khoirunnisa’atur R, S.Kep

PJ Dokumentasi : Miftakhul Maghfiroh, S.Kep

Analisis Data : Fera Andaresta, S.Kep

Editor dan Finishing : Fitri Nur Kholifah, S.Kep

PPT dan Printing : Fita Nur Jannah, S.Kep

Adanya pengelolaan ruangan maka diselenggarakan pengorganisasian


dengan pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Pelaksana
Pembagian ini secara rinci akan dilampirkan pada lembaran tersendiri
setelah pelaksanaan model asuhan keperawatan di ruangan

4
1.1.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional
 Penanggung Jawab : Vera Sulistyowati, S.Kep
 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Model Asuhan Keperawatan
Profesional dengan model keperawatan primer di Ruang Rawat
Inap Lantai II RS Kamar Medika
2. Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP primer, mahasiswa mampu :
a. Mengatur kebutuhan tenaga perawat
b. Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan
c. Melakukan sistem pendokumentasian
d. Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme,
dan
e. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat
dan tim kesehatan lain
 Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Strategi
- Menghitung jumlah tenaga dengan menggunakan rumus Gillies

- Membuat jadwal shift

- Mengevaluasi efektifitas pembagian tenaga

 Pelaksanaan
MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal mulai 5-7 April 2022.
 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
Model asuhan keperawatan professional sebelum dilaksanakan di
Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika dikoordinasikan
dengan pembimbing dan atas persetujuan dari pembimbing.
2. Proses
Selama pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional di
Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika sesuai dengan
5
rencana.

3. Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat di Ruang Rawat Inap Lantai
II RS Kamar Medika tentang model asuhan keperawatan
professional.

MAKP primer merupakan suatu metode penugasan dimana satu


orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap
asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
danterus menerus antara pasien dan perawat yang di tugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama
pasien dirawat .

STRUKTUR ORGANISASI MAKP

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat primer

Pasien / klien

Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana jika


evening night diperlukan days

Gambar 1.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis & Huston, 1998)

6
Dalam penerapan MAKP model Primer terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan antara lain :
a. Kelebihan
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri
3. Keuntungan bagi pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies, 1989).
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu
tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi, dan avokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model
primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien dan selalu
diperbarui serta komprehensif (Nursalam, 2016).
b. Kelemahan
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh
pertimbangan serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu

1.1.2 Timbang Terima


Penanggung Jawab: Dwi Nanda Fitri Rahayu, S. Kep
Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan
perawat di Ruang Perawatan Jantung RSU Haji Surabaya mampu
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien
dengan baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan
klien dapat dipertahankan.

7
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data
fokus)

b. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam


asuhan keperawatan pada klien.

c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh


dinas berikutnya

d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

 Rencana Tindakan
1. Rencana Strategi
a. Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat
ruangan
b. Menyusun materi timbang terima
c. Membuat format timbang terima
d. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan
dan staf keperawatan
 Kriteria Evaluasi
1. Stuktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien, working
sheet dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan selalu
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang
terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang
bertugas.
2. Proses
Proses timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer
8
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima dilakukan di

9
Ners Station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke Ners Station.
Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan
dan pesan khusus. Setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi
klien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan, masalah keperawatan
klien, dan intervensi keperawatan klien yang belum dilakukan dan
sudah diselesaikan. Sehingga komunikasikan antar perawat berjalan
baik.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan
fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antar perawat maupun dengan tim kesehatan
lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektifitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien).
Timbang terima (operan) merupakan teknik / cara
menyampaikan laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna.Timbang terima dilakukan oleh perawat primer kepada
perawat primer pada shif berikutnya secara tertulis dan lisan.
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah
10
atau belum dilaksanakan (Nursalam, 2007).

11
Teknik pengelolaan timbang terima dimulai dari perawat dari
kedua shift dan KARU siap berkumpul di nurse station, Karu mengecek
kesiapan timbang terima tiap PP dan PA; persiapan membawa: status
pasien, buku timbang terima, work sheet, nursing kits; Karu membuka
acara timbang terima; hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat
timbang terima: identitas klien dan jumlah pasien, jumlah pasien baru,
jumlah pasien lama, jumlah pasien pulang, diagnosa medis,
masalahkeperawatan, data yang mendukung, tindakan keperawatan yang
sudah / belum dilaksanakan, rencana umum yang perlu dilakukan:
pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu; perawat
yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi dan
validasi tentang hal-hal yang telah ditimbang terimakan; lama timbang
terima setiap pasien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan lebih rinci; klarifikasi hasil validasi data;
laporan timbang terima ditanda tangani oleh kedua PP dan Karu (kalau
pagi saja); reward Karu terhadap perawat yang akan dan selesai
bertugas; dan penutupan dilakukan oleh karu.

12
ALUR TIMBANG TERIMA

ALUR TIMBANG TERIMA


R.LANTAI 2 RSKM

SITUATION

DATA DEMOGRAFI DIAGNOSI DIAGNOSIS KEPERAWATAN


MEDIS (DATA)

BACKGROUND

RIWAYAT KEPERAWATAN

ASSESSMENT

KU, TTV, GCS, SKALA, NYERI, SKALA


RESIKO JATUH, ROS
(poin yang penting)

REKOMENDATION

Tindakan Yang Salah Dilanjutkan


Stop Modifikasi StrategiBaru

Gambar 1.2 Alur Timbang Terima

13
1.1.3 Ronde Keperawatan
 Penanggung Jawab : Alvin Oktaviana, S.Kep
 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis dan
diskusi
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam
pemecahan masalah keperawatan pasien
b. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
e. Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan
keperawatan
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
 Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Strategi
a. Menentukan penderita yang akan dijadikan ronde keperawatan
b. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan
c. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan
d. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan
termasuk menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan
ronde keperawatan
e. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala
ruangan dan staf keperawatan
f. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan

14
 Pelaksanaan
Kegiatan Ronde Keperawatan dilakukan antara minggu ke I tanggal 5April
2022
 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a) Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya)
b) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c) Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde keperawatan
sesuai peran yang ditentukan
3. Hasil
a) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b) Masalah pasien dapat teratasi
c) Perawat dapat :
1. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
2. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien
6. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
7. Meningkatkan kemampuasn justifikasi
8. Meningkatan kemampuan menilai hasil kerja

15
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat
disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh Perawat Primer dan
atau konselor, Kepala Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga
melibatkan seluruh PA kesehatan (Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan
suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir
kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan.
Teknik pengelolaan ronde pada waktu tahap pra ronde adalah
menetapkan kasus dan topik, membuat informed consent, menentukan tim
ronde, membuat proposal, diskusi kelompok dan mencari sumber dan
literatur. Setelah itu, PP1 melaporkan rencana ronde pada karu. Pada tahap
pelaksanaan dilakukan:
a. Pembukaan: salam pembukaan, memperkenalkan tim ronde dan
menyampaikan tujuan ronde.
b. Penyajian masalah: penyajian riwayat penyakit dan masalah klien,
menyampaikan masalah keperawatan yang belum terselesaikan dan di
diskusikan antar KARU, PP dan PA tentang masalah keperawatan.
c. Validasi data: memberi salam dan memperkenalkan tim ronde kepada
klien dan keluarga, validasi data yang telah disampaikan dengan
melibatkan keluarga, PP2 menanyakan dan memberi masukan,
konselor menguatkan validasi masalah dan intervensi keperawatan
serta tindakan
d. Diskusi/tanya jawab: diskusi antar PA tentang masalah keperawatan,
menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah
ditetapkan, evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan.

16
ALUR RONDE KEPERAWATAN

TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/
Validasi data

Apa diagnosis keperawatan? Apa


Penyajian data yang mendukung?
Masalah Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?

Validasi Data

Diskusi Katim-Katim,
Konselor,KARU

Lanjutan-diskusi di
Nurse Station

Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah

Gambar 1.4 Ronde Keperawatan

17
1.1.4 Sentralisasi Obat
 Penanggung Jawab: Mei Fauzia, S.Kep
 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan
UDD dan mendokumentasikan hasil pengelolaan UDD secara
maksimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 7B.
b. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat – obat yang dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaan UDD.
e. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan.
 Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Strategi
a. Menyusun format UDD
b. Melaksanakan pengelolaan UDD pasien beserta perawat Ruang
Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat.
 Pelaksanaan
Dilaksanakan pada minggu ke I
 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk MRS di Ruang
Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika

17
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Persetujuan proposal.
d. Pelaksanaan UDD di laksanakan di Ruang Rawat Inap Lantai II RS
Kamar Medika
e. Persiapan pelaksanaan UDD.
f. Perawat yang bertugas pelaksanaan UDD.
2. Proses
a. Pelaksanaan UDD dilakukan sesuai dengan rungan yang telah di
tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk
dilakukan UDD.
b. Pelaksanaan UDD sesuai dengan rencana dan alur yang telah
ditentukan.
c. Perawat yang bertugas sesuai perannya.
3. Hasil
a. Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi
obat.
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 7B.
c. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
e. Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat
kepada petugas.
f. Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar 7B.
g. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
Teknik pengelolaan UDD adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat
injeksipengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala Ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
Penerimaan obat:
18
1) Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang
telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima
lembar terima obat
2) Kaluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
3) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat

Pembagian obat:
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstrusikan
dan kartu obat yang diinstrusikan oleh dokter dan kartu obat yang ada
pada pasien.
3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, keguanaan
obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali
ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh pasien dan observasi adanya efek
samping setelah minum obat
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang
ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.

Penambahan Obat Baru:


1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku obat
masuk dan sekaligus dilakukan dalam kartu sediaan obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku obat masuk dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga / pasiendengan kartu kontrol obat.
19
Keuntungan pengelolaan obat :
1) Terjadi interaksi intensif antara farmasi, dokter dan perawat.
2) Resep dapat dikaji dulu oleh apoteker
3) Farmasi dapat membuat profil farmasi pasien dengan lengkap.
4) Farmasi dapat melakukan terapi drugs monitor.
5) Pasien menerima pelayanan farmasi 24 jam.
6) Pasien hanya membayar obat yang dipakai
7) Efisiensi Ruang perawatan dari penyimpangan obat.
8) Mengurangi beban perawat.
9) Menghindari penggunaan obat yang salah.
10) Mengurangi kemungkinan kehilangan obat.
11) Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga professional.

20
ALUR SENTRALISASI OBAT

Dokter Resep Perawat

Farmasi

Kroscek

Sesuai

Tidak Sesuai
Pengaturan dan
pengelolaan oleh petugas Dikembalikan Ke ruangan
farmasi

Obat Habis

Penerimaan dan pendistribusian


oleh farmasi ke perawat

Obat sisa

Persetujuan
keluarga
Dikembalikan Ke Farmasi

Pasien

Gambar 1.4 Alur UDD

21
1.1.5 Supervisi Keperawatan
 Penanggung Jawab : Lulus Yulianti, S.Kep
 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran supervisor dalam
supervisi keperawatan dan mendokumentasikan hasil pengelolaan
sentralisasi obat sehingga tercapai pemenuhan dan peningkatan
pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari
dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana
asuhan keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
 Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Strategi
a. Menyusun konsep supervisi keperawatan
b. Menetapkan materi supervisi keperawatan
c. Membuat format supervisi keperawatan
d. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama – sama dengan
kepala Ruangan dan staf keperawatan
e. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
 Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan dilaksanakan pada minggu III praktik
profesi Manajemen Keperawatan tanggal 5-7 April 2022.

22
 Kriteria Evaluasi
1) Struktur
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b. Menyusun konsep supervisi keperawatan
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Menentukan materi supervisi
e. Persiapan alat dan pasien
2) Proses
a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat
primer dan perawat pelaksana
b. Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai
dengan diskripsi tugas masing-masing
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
d. Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian
3) Hasil
a. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal
b. Supervisi dilaksanakan sesuai rencana
c. Supervisor mengevakuasi hasil supervise
d. Supervisor memberikan reward/feedback pada perawat primer dan
perawat pelaksana
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-
sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka
mencapai tujuan (Nursalam, 2007). Pada proses pelaksanaannya terdapat
langkah-langkah supervisi, yaitu:
a. Tahap I
Di Nurse Station (Pra-Supervisi): supervisor (Kepala Ruangan)
memberitahu PP (Perawat Primer) bahwa akan dilakukan supervisi pada
prosedur dokumentasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan
menilai pengetahuan, kinerja, sikap perawat dalam melaksanakan
23
dokumentasi pada semua tindakan yang dilakukan pada pasien sehingga
dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.
b. Tahap II
Di Ruang perawat (Pra-Supervisi): PP bersama PA (perawat
assosiate) menyiapkan peralatan. Setelah siap PP mengkonfirmasi
kepada Kepala Ruangan.
c. Tahap III
Di Bed Pasien (Supervisi): PP bersama PA melakukan
dokumentasi. Karu menilai kinerja perawat berdasarkan instrumen yang
telah disiapkan, menilai kognitif, afektif dan psikomotor saat melakukan
tindakan di depan pasien. Bila memungkinkan dilakukan follow up saat
itu juga. Misal cara cuci tangan, komunikasi yang terlewatkan atau
pemasangan perlak. Pelaksananan supervisi dengan inspeksi,
wawancara, dan validasi data.
d. Tahap IV
Di Ruang Karu (Pos-Supervisi):
 Supervisor (Karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada
 ”Fair” (Karu menyampaikan kepada PP tentang hal-hal yang belum
sesuai dengan standar prosedur tindakan)
 “Feedback” (Karu mengadakan klarifikasi dan validasi data
sekunder kepada PP)
 “Follow-Up” (Karu bersama PP merencanakan tindakan tersebut
secara bersama untuk melakukan perbaikan)
 “Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan pada PP
dan PA)

24
ALUR SUPERVISI

KABID
PERAWATAN

KEPALA
RUANG

Menetapkan kegiatan dan


tujuan serta
PRA SUPERVISI instrument/alat ukur SUPERVISI

Menilai kinerja perawat: PP1 PP2


Responsibilty,
SUPERVISI
Accountability, Authorithy
(R-A-A) PA PA

PEMBINAAN (3-F) Kinerja perawat dan


Penyampaian penilaian kualitas pelayanan
(fair)
Feed Back (umpan balik)
PASCA SUPERVISI Follow Up (tindak lanjut,
pemecahan masalah dan
reward)

Gambar 1.5 Alur Supervisi

25
1.1.6 Discharge Planning
 Penanggung Jawab : Khoirunnisa’atur R, S.Kep
 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pratik manajeman keperawatan diharapkan
Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika mampu
menerapkan discharge planning
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
b. Mengidentifikasi masalah pasien
c. Memprioritaskan masalah pasien yang utama
d. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan apa
yang harus dilakukan dan apa dihindari oleh pasien selama
dirumah
e. Melakukan evaluasi kepada pasien selama diberikan
penyuluhan
f. Mendokumentasikan
 Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Stategi
a. Menyusun konsep discharge planning
b. Menentukan materi discharge planning
c. Menyiapkan format discharge planning, kartu kontrol, kartu
obat
d. Melaksanakan discharge planning bersama dengan perawat
Ruangan
e. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning
 Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada minggu ke III tanggal 5-7 April 2022.

26
 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang
Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Penyusunan proposal
d. Menetapkan kasus
e. Pengorganisasian peran
f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning
2. Proses
a. Discharge planning dilaksanakan perawat terhadap setiap
pasien baru, pasien sedang dirawat, dan pasien pulang
b. Perawat memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan
masing-masing kasus yang dihadapi pasien
3. Hasil
a. Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh
klien dan keluarga.
b. Keluarga mampu mendemonstrasikan ulang yang
disampaikan perawat.
c. Keluarga mampu menjawab dan menjelaskan ulang penjelasan
dari perawat dengan benar.
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses
terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft, 1990).
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan
rentang keperawatan atau yang sering disebut dengan keperawatan
berkelanjutan, dimana perawatan yang dibutuhkan oleh pasien harus
diberikan dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
27
mendokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang
diperlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang
disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses keperawatan di
rumah.
Komponen perencanaan pulang (Komponen Discharge Planning)
a. Pada saat pasien masuk ruangan:
1. Menyambut kedatangan pasien
2. Orientasi Ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah Ruangan
3. Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lain
4. Melakukan pengkajian keperawatan
5. Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan.
b. Selama masa perawatan:
1. Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain
2. Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang
muncul sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama
dirawat.
3. Penyuluhan kesehatan: penyakit, perawatan, pengobatan, diet,
aktivitas, kontrol
c. Persiapan pasien pulang:
1. Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health
education) mengenai aturan diet, aktivitas istirahat, waktu dan
tempat kontrol. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tingkat
pemahaman klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien
di rumah nanti, perawatan lanjutan seperti perawatan luka, NGT.
2. Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya
Penjelasan mengenai obat-obatan klien yang masih harus
diminum, dosis, cara pemberian dan waktu yang tepat untuk
28
minum obat, efek samping yang mungkin muncul.

29
3. Obat-obatan yang dihentikan
Pada semua pasien kalau ada obat-obatan yang tidak diminum lagi
oleh klien, obat-obatan tersebut tetap dibawakan ke klien.
4. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang
pada klien, tetapi untuk hasil pemeriksaan laboratorium asli
menjadi milik RS.
5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat
rujukan dll.

Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang :


1. Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis, social dan
cultural)
2. Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah diterapkan dan
mendokumentasikan strategi discharge
3. Memberi pendidikan kepada keluarga dan klien (Patrice, 1999)

30
ALUR DISCHARGE PLANNING

Dokter dan tim Ners PP di bantu PA


kesehatan lain

Penentuan keadaan pasien


Klinis dan pemeriksaan penunjang lain
Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan pulang

Program HE : Pengobatan /
Penyelasaian kontrol. Kebutuhan nutrisi Lain-lain
administrasi Aktivitas & istirahat Perawatan
di rumah

Monitor
(sebagai program service safety
oleh keluarga san petugas)

Gambar 1.6 Alur Discharge Planning

31
1.1.7 Dokumentasi Keperawatan
 Penanggung Jawab : Miftakhul Maghfiroh, S.Kep
 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendokumentasikan semua tindakan yang telah
dilakukan kepada pasien secara tepat
2. Tujuan Khusus
— Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi tindakan.
— Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika
 Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Strategi
a. Menyusun format pengkajian model ROS (Review Of System)
b. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang
telah dibuat sesuai dengan 10 diagnosa keperawatan yang sering
dijumpai di Ruang Perawatan Jantung RSU Haji Surabaya.
c. Membuat SAK terdiri dari 10 diagnosa keperawatan yang sering
dijumpai di Ruang Perawatan Jantung Lantai III RSU Haji
Surabaya.
d. Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi
keperawatan
e. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat
Ruangan
f. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan.
 Pelaksanaan
Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu III pada tanggal 5-7 April 2022.

32
 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, lembar pengkajian keperawatan, lembar pemeriksaan
patologi, lembar advice dokter, analisa data (disesuaikan berdasarkan
prioritas), asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi), lembar observasi, discharge
planning, resume keperawatan, surat persetujuan ODD, lembar serah
terima obat, daftar pemberian obat, surat persetujuan tindakan medis,
surat penolakan tindakan medis dan surat permintaan konsultasi.
2. Proses
a. PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan intervensi
sesuai SAK.
b. PP mendelegasikan penulisan implementasi kepada PA.
c. PP melakukan evaluasi setiap diagnosa keperawatan yang
dilakukan setiap shift
3. Hasil
a. Format dokumentasi didokumentasikan dengan lengkap, akurat,
relevan dan baru.
b. Job description yang jelas antara PP dan PA
Dokumentasi adalah semua catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi keperawatan adalah
keterangan tertulis dari seluruh pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
klien, baik pasien yang mengalami rawat inap ataupun rawat jalan.
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai
fungsi lain sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu
pendidikan/peneliti dan akreditasi. Kelompok memilih mendokumentasikan
bentuk model PIE dengan alasan pendokumentasian model ini aplikatif dan
efektif karena sudah tampak adanya masalah keperawatan.
33
Secara garis besar model pendokumentasian ini terdiri dari format
pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar. Setiap
pasien dilakukan pengkajian oleh perawat primer kemudian dilakukan analisis
dan ditegakkan diagnosa pengkajian keperawatan. Selanjutnya intervensi
keperawatan ditulis sesuai dengan dengan format SAK yang ada. Format
cetakan keperawatan diisi oleh perawat assosiate, sedangkan hasil observasi,
vital sign, pemberian obat ditulis dilembar observasi oleh perawat assosiate.
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan :
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi
resmi dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi
secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga
kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan
sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan
interpretasi yang salah.
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi
kemudahan perawat untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk
mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini juga
memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru secara
dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan
dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar
tenaga kesehatan.
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah
diberikan dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan
biaya perawatan klien.

34
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan
keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan
mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset
untuk pengembangan ilmu keperawatan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat
sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan Perry,
2005) :
1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah.
Cara yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2
garis kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu
dituliskan catatan yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat
digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak
professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya
akurat.
4) Catat hanya fakta, akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa
yang kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6) Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
35
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan.
Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang
mengacu pada model PIE. Tehnik pengisian lembar dokumentasi
keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian
persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register
klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan
objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap
penyelesaian masalah ditandai dengan “I” (intervensi), nomor masalah
dicatat dan dibuat oleh PP.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh
dari intervensi diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor
masalah, berisi tentang jam dan paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8
jam (setiap pergantian jaga).
Selain menggunakan model PIE pada minggu II, digunakan modifikasi
model dokumentasi keperawatan untuk klien kamar A (6 Tempat Tidur).
Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi
keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift). Dengan modifikasi ini
diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif dan efisien yang
dilaksanakan pada minggu IV.

36
37
Keuntungan pendokumentasian:
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara continue.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
Kerugian pendokumentasian:
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk
beberapa situasi keperawatan.
Bagian dari dokumentasi keperawatan:
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian
persistem. Lembar dokumentasi keperawatan dengan system PIE berisi
tentang:
a. Nama klien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Kolom implementasi
j. Evaluasi
k. Kolom tanda tangan
Tujuan dari pendokumentasian keperawatan adalah:
1. Komunikasi
1) Koordinasi asuhan keperawatan
2) Mencegah informasi berulang
3) Meminimalkan kesalahan dan meningkatkan asuhan keperawatan
4) Penggunaan waktu lebih efisien

38
2. Mekanisme pertanggung jawaban

39
1) Dapat dipertangggung jawabkan baik kualitas dan kebenaran
2) Sebagai perlindungan hukum bagi perawat

3. Metode pengumpulan data


1) Mencatat kemajuan pasien secara reliable dan objektif
2) Mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi
3) Sebagai bahan penelitian
4) Sebagai data statistik

4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu: mencatat secara


terintegrasi berbagai aspek pasien: kebutuhan, kekuatan dan keadaan
khusus.

5. Sarana untuk evaluasi

6. Sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim


kesehatan

7. Sarana pendidikan lanjutan

8. Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi


yang berhubungan untuk asuhan keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatanberupa:
1. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh
profesi atau pemerintah. Pencatatan tersebut menyediakan pedoman
penggunaan singkatan, tanda tangan, metode jika ada kesalahan, dan
peraturan jika data terlambat masuk.
2. Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Data
yang adamenjabarkan apa yang dilakukan perawat.
3. Peraturan tentang praktek keperawatan dapat dilihat pada catatan
pelayanan kesehatan. Data yang tertulis menunjukkan kegiatan perawat
yang independent dan interdependen.
4. Pedoman akreditasi harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data
40
tentang kegiatan observasi dan evaluasi.

41
Dokumentasi Asuhan Keperawatan :
1. Dokumentasian pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah fase pengumpulan data dari proses


keperawatan untuk mengumpulkan data yang sistematis. Tujuan dari
pangkajian adalah untuk mengumpulkan, mengorganisir dan mencatat
data yang menjelaskan respon manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan.

Tujuan dari pencatatan data pengkajian keperawatan adalah:

a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan respon pasien yang dinyatakan


dalam diagnosa keperawatan yang mempengaruhi tindakan
keperawatan yang diperlukan
b. Menggabungkan dan mengorganisir informasi yang dikumpulkan dari
beberapa sumber menjadi satu sumber umum, sehingga pola-pola
kesehatan pasien dapat dianalisa dan masalah-masalah dapat
diidentifikasi
c. Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak
sebagai poin referensi untuk mengukur perubahan pada kondisi pasien.
d. Mensuplai data yang cukup untuk memberikan alasan akan kebutuhan
pasien terhadap pelayanan keperawatan
e. Memberikan dasar guna penulisan rencana keperawatan yang efektif.
2. Dokumentasi diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah tahap proses keperawatan yang
meliputi:mengidentifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan
(ditangani, dikurangi atau dirubah) melalui intervensi keperawatan.
Diagnosa keperawatan menggunakan pengkajian data sampai respon
pasien pada masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah sebuah
pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon
pasien pada masalah keperawatan yang aktual dan resiko.
Tujuan diagnosa keperawatan:
42
a. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yang dimengerti oleh
semua perawat
b. Mengenali masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian data
c. Mengenali perkembangan tindakan keperawatan
Kategori diagnosa keperawaran:
a. Aktual: Menunjukkan masalah yang ada pada pengkajian data
b. Resiko/resiko tinggi: Merupakan masalah potensial dari pengkajian
data yang apabila tidak dilakukan tindakan keperawatan dapat menjadi
masalah aktual
c. Kemungkinan: Menunjukkan situasi kemungkinan yang ditekankan
pada pengamatan dan pengawasan.
Komponen diagnosa keperawatan:
a. Pernyataan masalah
b. Penyebab masalah
c. Tanda dan gejala
3. Dokumentasi rencana tindakan keperawatan
Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan
termasuk menentukan prioritas,dan menentukan metode yang digunakan
untuk penyelesaian masalah. Tujuan dari perencanaan, menyusun rencana
keperawatan yang dapat digunakan dalam masalah aktual, resiko atau
kemungkinan reaksi manusia terhadap masalah kesehatan.
Fokus dari perencanaan adalah untuk menyususn rencana tindakan
dengan pendekatan penyelesaian masalah. Melalui proses ini, perawat
memprioritaskan dan membuat daftar masalah klien yang memerlukan
intervensi keperawatan.
Komponen yang mendasari rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3
komponen:
1) Diagnosa keperawatan
2) Hasil yang diharapkan/kriteria hasil
3) Instruksi perawat/intervensi keperawatan
43
4. Dokumentasi intervensi keperawatan

Tujuan dokumentasi intervensi keperawatan


1) Mengkomunikasikan secara tepat apa yang telah dilakukan pada
pasien (mencegah duplikasi terhadap pengobatan)
2) Sebagai klaim malpraktek
3) Sebagai justifikasi staffing
4) Efektif dan efisiensi dana
Jenis intervensi:
1) Intervensi terapeutik
Tindakan terapeutik adalah tindakan yang langsung sesuai dengan
keadaan pasien. Intervensi terapeutik meliputi tindakan keperawatan
dan tindakan medis.
2) Intervensi pemantapan/ observasi
Observasi dan penilaian yang benar tentang kemajuan kondisi
kesehatan pasien yang serta yang mempengaruhi hambatan-hambatan
dalam kesehatan klien.
Dokumentasi intervensi mengidentifikasi mengapa suatu tindakan
dilakukan pada pasien, apa yang terjadi, kapan, bagaimana dan siapa yang
melakukan intervensi.
Komponen dokumentasi intervensi keperawatan meliputi:
 WHY: Alasan tindakan
 WHAT: Penjelasan tentang apa yang dilakukan secara lengkap
dan rinci
 WHO: Siapa yang melaksanakan intervensi
 WHEN: Waktu pelaksanaan
 HOW: Tindakan dilakukan dengan prinsip alamiah dan rasional.
5. Dokumentasi evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas
selama tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi

44
rencana tindakan keperawatan dan intervensi keparawatan jika perlu.
Tujuan evaluasi keperawatan adalah untuk menentukan seberapa
efektifnya tindakan keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati
respon manusia terhadap prosedur kesehatan.
Tujuan dokumentasi evaluasi:
1) Merupakan faktor penentu terhadap keefektifan keputusan
pencegahan, pengobatan dan pengobatan terhadap respon pasien
akan masalah keperawatan
2) Menilai pencapaian tujuan keperawatan
3) Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi asuhan
keperawatan
Komponen evaluasi:
1) Mencatat rumusan evaluasi
2) Merevisi/memodifikasi rencana keperawatan
3) Intervensi jika diperlukan
4) Mencatat secara berkesinambungan informasi tentang pasien
5) Pengkajian ulang
Tipe pernyataan evaluasi:
1. Evaluasi formatif
Pernyataan formatif langsung merefleksikan observasi perawat
dan analisis terhadap respon pasien langsung setelah intervensi
keperawatan
2. Evaluasi sumatif
Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan synopsis
observasi serta analisis mengenai status kesehatan klien terhadap
waktu.

45
ALUR DOKUMENTASI

Pasien Baru PP dibantu PA

Penulisan Status Pasien Secara


Menyeluruh

Dokumentasi Hingga Pasien Pulang

Gambar 1.7 Alur Dokumentasi Keperawatan

46
BAB II
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) yang dilaksanakan dalam praktik manajemen keperawatan di Ruang Rawat
Inap Lantai II RS Kamar Medika pada tanggal 5-7 April 2022. Pelaksanaan MAKP
ditekankan pada komponen utama yaitu: sentralisasi obat, timbang terima, supervisi
keperawatan, discharge planning, dan ronde keperawatan.
A. M1 (Man)
1. Persiapan
Penilaian dan pengawasan Ml (Man) pada perawat ruangan dilakukan
pada tanggal 5-7 April 2022. Pada tahap persiapan yang dilakukan
mahasiswa adalah:
a. Menyiapkan format pencatatan jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya setiap hari
b. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan
pasien berdasarkan teori Orem yaitu self care
c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional dimulai tanggal 5-
7 April 2022. dilakukan MAKP dengan jumlah mahasiswa praktik profesi
sebanyak 10 orang dengan pembagian shift pagi, sore, dan malam. Untuk
pembagian peran selama 1 hari dengan 1 orang mahasiswa berperan
sebagai KARU, 3 orang mahasiswa berperan sebagai PP, dan lainnya
berperan sebagai PA, begitu juga dengan 1 hari berikutnya. Pelaksanaan
MAKP dilaksanakan oleh kelompok yang telah terjadwal pada shift pagi,
sore dan malam (jadwal peran, uraian tugas dan jadwal dinas terlampir).
Pada minggu keempat dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MAKP.

47
3. Hambatan
Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan MAKP Primer yaitu dilakukan
hanya secara role play tidak menerapkan pada 3 hari tersebut

4. Dukungan
Dukungan praktek profesi manajemen keperawatan terhadap
pelaksanaan MAKP di Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika
diperoleh dari kepala bidang keperawatan RSU Haji Surabaya, kepala
Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika, tenaga keperawatan ruang
Perawatan Lantai II RS Kamar Medika serta pegawai rumah sakit lain yang
telah memberikan saran, masukan, dan bantuan tenaga tentang ketenagaan
dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang terbaik pada pasien
kelolaan.
B. M2 (Material)
1. Persiapan
Pengamatan sarana dan prasarana dilakukan pada tanggal 5-7 April 2022
dengan cara mengobservasi alat yang tersedia, wawancara, dan
memberikan kuesioner kepada perawat di ruang Perawatan Jantung RSU
Haji Surabaya serta melakukan pengecekan untuk sarana prasarana yang
kondisinya rusak, baik, kurang, baru maupun yang tidak ada di ruang
Perawatan Jantung RSU Haji Surabaya. Kemudian mahasiswa praktik
profesi manajemen merencanakan agar sarana dan prasarana tersebut dapat
digunakan secara maksimal.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Proses pelaksanaan observasi dan pengecekan dilakukan dengan


melihat jumlah, kondisi alat yang tersedia dan melakukan tes pada setiap
alat apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak. Selain itu,
pelaksanaan juga dilakukan dengan melihat apakah perawat di ruangan
dapat menggunakan alat yang tersedia secara optimal. Observasi juga

48
dilakukan pada pemeliharaan alat yang dilakukan oleh semua perawat
setiap hari dan apabila ada kerusakan atau kekurangan alat serta sarana
prasarana akan dilaporkan pada setiap hand over, kemudian dilaporkan ke
penanggung jawab sarana prasarana agar segera ditindak lanjuti.
Mahasiswa juga melakukan koordinasi dengan bidang keperawatan dan
penjaminan mutu mengenai ketersediaan SOP yang belum tersedia di
ruangan, merumuskan dan mengajukan rancangan leaflet pencegahan
infeksi setelah pasien pulang, serta melakukan penggandaan leaflet sesuai
kebutuhan.

3. Hambatan
.Hambatan yang dialami mahasiswa dalam mengajukan rancangan
SOP dan leaflet adalah kurangnya referensi sebagai eviendence based
dalam pembuatan SOP dan leaflet.

4. Dukungan
Pelaporan keberadaan alat kesehatan selalu dilaporkan pada saat
timbang terima setiap shift sehingga dapat diketahui oleh para perawat
yang sedang bertugas, serta kemudahan akses saat alat kesehatan tersebut
dibutuhkan. Selain itu, untuk kegiatan perumusan SOP dan leaflet yang
belum tersedia di ruangan sangat didukung dan mendapat bimbingan dari
pembimbing klinik

49
C. MAKP
1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan
keperawatan primer. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:

TIM MEDIS DAN KEPALA


TIM LAIN RUANGAN SARANA RS

PERAWAT PRIMER

PASIEN / KLIEN

PERAWAT PERAWAT PERAWAT


ASSOCIATE ASSOCIATE ASSOCIATE

Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis & Histon, 1988:138


dalam Nursalam, 2015)

2. Pelaksanaan
Penerapan model asuhan keperawatan profesional dilaksanakan
pada minggu kedua dan ketiga pada 5-7 April 2022. dan sudah terjadwal
pada shift pagi, sore dan malam (jadwal peran dan jadwal dinas

terlampir). Pada minggu ketiga tersebut juga telah dilaksanakan role play
seperti sentralisasi obat, timbang terima, supervisi dan discharge planning,
serta ronde keperawatan. Pada minggu keempat dilakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan MAKP, hampir seluruh pasien mengatakan puas
terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.

50
3. Hambatan
Kelompok dalam pelaksanaan MAKP primer yaitu Hambatan yang
ditemui dalam pelaksanaan MAKP Primer yaitu dilakukan hanya secara
role play tidak menerapkan pada 2 minggu tersebut

4. Dukungan
a. Kepala ruang dan staf mendukung pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional primer.
b. Adanya SDM yang dapat diandalkan.
c. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung.
d. Tersedianya dana.
e. Adanya kepercayaan pasien terhadap perawat.

D. Sentralisasi Obat
1. Persiapan
a. Menentukan penderita yang akan dijadikan objek sentralisasi obat.
b. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent
beserta petunjuk teknis, lembar serah terima obat beserta petunjuk
teknis, daftar pemberian obat beserta petunjuk teknis dan kotak
sentralisasi obat.
c. Menyiapkan proposal dan skenario pelaksanaan sentralisasi obat.
d. Menyiapakn undangan untuk supervisor dan pembimbing.

51
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan sentralisasi obat dilakukan pada minggu ketiga. Kegiatan
role play sentralisasi obat dilaksanakan pada tanggak 5-7 April 2022.
b. Perawat primer menjelaskan tentang pengertian, tujuan dan manfaat
sentralisasi obat.
c. Perawat primer meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk
menandatangani informed consent sentralisasi obat.
d. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
e. Prosedur sentralisasi obat:
1) Setiap ada resep dari dokter diserahkan kepada perawat yang
bertugas saat itu.
2) Perawat menyerahkan kepada petugas farmasi lalu petugas
farmasi melakukan input data ke komputer kemudian pihak depo
mengirim obat ke ruangan.
3) Petugas farmasi menata di loker obat masing-masing pasien.
4) Kemudian diserahkan kepada perawat, perawat yang
bertanggung jawab atas obat tersebut.
5) Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan
minum dan diberikan pada pasien.
f. Perawat primer melakukan pencatatan pada daftar pemberian obat
serta menyimpan obat di kotak obat yang telah tersedia.

3. Hambatan
Di Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika menggunakan
sentralisasi obat dengan metode UDD Kelompok sedikit kesulitan dalam
hal mendapatkan materi tentang UDD karena belum banyak digunakan.

52
4. Dukungan

a. Kepala ruangan mendukung pelaksanaan sentralisasi obat dengan


metode UDD
b. Pihak farmasi mendukung pelaksanaan sentralisasi obat dengan
metode UDD
c. Kotak atau loker sentralisasi obat sudah tersedia di ruangan.

5. Resume Pelaksanaan Sentralisasi Obat


a. Pengorganisasian:
1) Kepala Ruangan : Fera Andaresta, S.Kep
2) Perawat Primer : Vera Sulistyowati, S.Kep
3) Perawat Assocaite : Alvin Oktaviana, S.Kep
4) Farmasi : Lulus Yulianti, S.Kep

E. Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima mulai direncanakan pada minggu kedua.
Persiapan yang dilakukan antara lain:
a. Pembuatan proposal pelaksanaan timbang terima keperawatan
b. Menyusun scenario pelaksanaan timbang terima keperawatan
c. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima keperawatan
d. Menjadwalkan pelaksanaan timbang terima keperawatan
e. Menyusun format pelaksanaan timbang terima keperawatan beserta
petunjuk teknik pengisian

53
2. Hambatan
Hambatan yang ditemui saat pelaksanaan timbang terima adalah
kurangnya persiapan dalam timbang terima. Selain itu, terdapat beberapa
tahap yang terlewati yaitu dokumentasi serah terima antara PP pagi
kepada perawat penanggungjawab siang dan karu. Tahap lain yang
terlewati ialah, Karu melewati tahap merangkum hasil timbang terima
yang telah dilakukan.

3. Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing akademik,
klinik maupun kepala ruang saat pelaksanaan timbang terima
keperawatan. Bimbingan dan arahan selalu diberikan secara langsung
ataupun tidak langsung.

F. Discharge Planning
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan:
a. Menentukan penanggung jawab discharge planning
b. Penanggung jawab menyusun proposal, menyiapkan format discharge
planning, leaflet discharge planning, dan kartu control
c. Penanggungjawab menyeleksi dan menyiapkan kasus kelolaan yang
akan dilakukan discharge planning (pasien post orif clavicula dekstra)
d. Penanggungjawab mengadakan pendekatan dan kontrak kesepakatan
pelaksanaan discharge planning dengan keluarga klien dan klien
sehari sebelumnya dan melakukan konfirmasi ulang 1 jam sebelum
pelaksanaan

54
2. Hambatan

a. Penanggungjawab mempersiapkan pasien dan tempat


dilaksanakanannya discharge planning serta kelengkapan yang sudah.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai tanggal 5-7 April 2022 oleh
PP bersama PA dan disupervisi oleh kepala ruang.
a. PP dibantu PA memberikan HE (Health Education) kepada klien dan
keluarga yang direncanakan pulang, sejak awal hari rawat sampai
dengan hari rawat terakhir. HE yang diberikan meliputi: diit, obat-
obatan, aktivitas dan istirahat, kelengkapan control, waktu dan tempat
control serta hal-hal yang perlu diperhatikan klien saat telah
diperbolehkan pulang ke rumah.
b. Health education yang diberikan selain secara lisan diberikan secara
tertulis menggunakan media lembar balik dan leaflet.
c. Setelah pasien dan keluarga mendapatkan health education, keluarga
menandatangani form discharge planning.
d. Pelaksanaan discharge planning didokumentasikan dalam format
tersendiri.
e. Pelaksanaan discharge planning didokumentasikan dengan format
tersendiri.

4. Hambatan
Selama pelaksanaan kegiatan discharge planning hambatan yang
dialami mahasiswa ialah Idealnya discharge planning dilakukan dengan
pemberian informasi baik secara lisan maupun menggunakan leaflet dan
perawat menguasai materinya,berhubungan dengan kasus semu maka
tidak memahami secara penuh.

55
5. Dukungan
a. Proses bimbingan pelaksanaan discharge planning oleh pembimbing
akademik

b. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses


discharge planning yang baik .

G. Supervisi
1. Persiapan
Supervisi meliputi konsep supervisi, materi supervisi, penunjang
yang meliputi instrumen supervisi lengkap dengan parameter penilaian
laporan hasil kegiatan supervisi serta pendokumentasian hasil supervisi.
Pada tahap ini kelompok menyiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b. Menyusun proposal kegiatan supervisi dengan menetapkan
supervisi tindakan keperawatan discharge planning
c. Menyusun instrumen supervisi dan format SPO supervisi
d. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik

2. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan dilakukan secara role play dengan
kasus semu.

3. Hambatan
Hambatan yang dialami saat pelaksanaan roleplay supervisi adalah
SPO pelaksanaan supervisi tidak tersedia.

4. Dukungan
a. Proses bimbingan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh
pembimbing akademik berjalan lancar sebelum dilakukan
kegiatan.

56
H. Ronde Keperawatan
1. Persiapan
a. Menentukan kasus yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan
b. Menetukan materi ronde keperawatan
c. Menyiapkan teknis pelaksanaan ronde keperawatan serta
menghubungi pihak-pihak terkait.
d. Menyusun skenario pelaksanaan ronde keperawatan
e. Menjelaskan tujuan pelaksanaan ronde keperawatan
f. Meminta informed concent kepada keluarga pasien
g. Menentukan jadwal pertemuan dengan tim ronde
2. Pelaksanaan
a. Menentukan kasus dan topik, tim ronde, literatur, membuat proposal,
memberikan informed consent yang dilakukan 1 hari sebelum
pelaksanaan ronde keperawatan.
b. KARU membuka kegiatan ronde keperawatan, memperkenalkan tim,
menjelaskan tujuan, dan mengenalkan masalah pasien secara sepintas
yang dilakukan di nurse station.
c. Penyajian masalah oleh PP di nurse station.
d. Validasi data di bed pasien yang dilakukan oleh PP yang diikuti oleh
tim kesehatan yang terkait.
e. PP dan tim kesehatan yang terkait kembali ke nurse station untuk
melakukan diskusi guna membahas masalah yang terjadi pada klien
dan mendengar masukan dari ahli gizi, ahli farmasi, dan perawat
konselor.

Dari hasil diskusi yang telah dilakukan dalam kegiatan ronde


keperawatan terdapat beberapa saran untuk tindakan selanjutnya antara
lain:
a. Untuk menindak lanjuti kondisi pasien maka perawat akan melakukan
konsultasi ke dokter untuk pemberian isorbid 1 mg.
b. Pasien akan dilakukan pengecekan EKG setiap hari.

57
c. Meningkatkan mobilisasi pasien.

3. Hambatan
Dalam pelaksanaan ronde keperawatan terdapat hambatan yaitu
pelaksanaan kurang maksimal karena menggunakan kasus semu.

4. Dukungan
Pembimbing akademik sangat mengarahkan dalam pelaksanaan
ronde keperawatan serta perawat Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar
Medika ng mendukung proses ronde keperawatan.

I. M4 (MONEY)
1. Persiapan
Biaya perawatan diperoleh dari biaya operasional rutin dari RS dan dari
pihak klien melalui BPJS PBI dan non PBI serta umum.

2. Pelaksanaan Kegiatan
Biaya digunakan untuk memfasilitasi perawatan klien serta perawatan
sarana dan prasarana penunjang.

3. Hambatan dan Dukungan


Dari segi pembiayaan untuk pasien yang menggunakan BPJS jika
perawatannya lebih tinggi dari paket yang sudah ditentukan BPJS, maka BPJS tidak
mengklaim biaya tambahan tersebut.

58
J. M5 (Market dan Mutu)
1. Indikator Mutu Klinik

Tabel 2.1 : Daftar Indikator Mutu Klinik Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar
Medika Periode Januari - Maret 2022

Kejadianinfeksi
Kesalahan Obat Salah
Transfusi
Bulan Plebitis Decubitus Pasien jatuh
High D arah
NORUM Allert

Januari 0,96% 0% 0% 0% 0% 0%
Februari 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Maret 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Dari table di atas dapat dijelaskan, bahwa adanya kejadian infeksi dan kejadian
kesalahan obat sebanyak 0% selama tahun 2022. Pasien jatuh sebanyak 0% dan
phlebitis sebanyak 0%.

2. Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien hasil yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa
sama atau melebihi harapan yang diinginkan (Yamit, 2002). Sedangkan menurut
Pholan (2007) menjelaskan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien
dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan hasil pengkajian dengan menggunakan kuesioner pada bulan
April di Ruang Rawat Inap Lantai II RS Kamar Medika, tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan didapatkan data dari 10
pasien, 8 pasien mengatakan puas, 2 pasien mengatakan sangat puas

59
3. Diagnosa Keperawatan

Tabel 2.2 Daftar Lima Diagnosa Keperawatan Terbanyak

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Demam tipoid
2 DM dengan insulin
3 Fraktur tulang gerak
4 CVA infark
5 Diare
BAB III

LAPORAN ROLE PLAY


a. Sentralisasi Obat

Rencana Pelaksanaan Sentralisasi Obat


Hari : Kamis
Tanggal : 07 April 2022
Waktu : 30 Menit (Pukul 12.00 - 12.30 WIB)
Pelaksana : Kepala Ruangan, Katim, Perawat Assosiate.
Tempat : Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika
Struktur Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Fera Andaresta, S.Kep
Perawat Peimer : Vera Sulistyowati, S.Kep
Perawat Associate : Lulus Yulianti, S.Kep
Alvin Oktaviana, S.Kep
Pembimbing Akademik : Duwi Basuki, M.Kep
Ana Zakiyah, M.Kep
Pembimbing klinik : Dwi Andan Sari, S.Kep.,Ns

Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi obat sesuai
dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat
2. Pengawasan dan perencanaan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan ja pemberian obat,
jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan identitas pasien pada format kontrol
dan pemakaian obat.
60
Instrumen
1. Lembar Cek list sentralisasi obat
2. Lembar serah terima obat
3. Lembar pemberian dan sentralisasi obat
4. Lembar persetujuan dilakukan sentralisasi obat

Mekanisme Kegiatan Sentralisasi Obat

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA


Pra KARU : Nurse 5 menit KARU
Sentralisasi 1. Minta Katim untuk menyiapkan Station Katim
obat hal-hal yang berkaitan dengan
sentralisasi obat
2. Bertanya kembali pada Katim
tentang kelengkapan untuk
sentralisasi obat
KATIM
 Beritahu dan minta bantuan PA
untuk menyiapkan informed
sentralisasi obat
 Menyiapkan hal-hal yang
diperlukan dalam penerimaan px
baru (lembar pasien masuk RS,
lembar serah terima px dari
ruangan lain, lembar pengkajian,
lembar inform consent nursing kit,
dan lembar tata tertib pasien)
 Sebutkan hal-hal yang telah
dipersiapkan
Pelaksanaan  menunjukkan pada pasien Kamar 20 menit KARU
sentralisasi sentralisasi obat Pasien KATIM
obat  menyuruh PA untuk mengantarkan PA
pasien ke ruangannya dan lakukan Pasien dan
asessment keluarga
 penerima obat, alat, data
pemeriksaan penunjang yang
dibawa dan catatan khusus

61
kemudian dokumentasi pada
lembar serah terima pasien dari
ruangan lain.
Post KARU : Nurse 5 menit KARU
sentralisasi  lakukan evaluasi tentang Station KATIM
obat orientasi yang telah dilakukan PA
 beri reward pada Katim dan PA

Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Persiapan pasien
2) Persiapan format dan kelengkapan sentralisasi obat
3) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar
Medika
4) Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan sentralisasi obat

2. Evaluasi proses
➢ Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah di tentukan
dan pasien telah menyetujui informed consent untuk dilakukan sentralisasi obat
➢ Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah ditentukan.
➢ Perawat yang bertugas sesuai perannya

3. Evaluasi hasil
1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
2) Perawat mudah mengontrol pemberian obat
3) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
4) Kien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada petugas
62
5) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.

b. SUPERVISI
PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/tanggal : 07/04/2022
Role Play : Kamis, 07/04/2022
Pukul : 12.00 WIB
Lama kegiatan : 30 menit
Pelaksana : Kepala ruangan, Kepala tim
Sasaran : Kepala tim, perawat assosiate
Tempat : Ruang Anggrek
Materi supervisi : Universal Precaution (Hand Wash)

STRUKTUR PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab :
Kepala ruangan : Mei fauzia
Kepala tim : Rosy
Perawat Assosiate : Vita

Pembimbing :
63
METODE
1. Supervisor menetapkan materi yang akan di supervisi dan memberitahukan
kapan akan dilaksanakan supervisi serta supervisor memberikan format
penilaian supervisi kepada katim maupun PA.
2. Pada hari pelaksanaan tanya jawab dan mendiskusikan permasalahan yang ada
serta memberikan follow up untuk supervisi berikutnya.

MEDIA
1. Status klien
2. Instrumen supervisi

64
Instrumen Supervisi Universal Precaution (Hand Wash)

Dilakukan
Uraian Bobot Keterangan
Ya Tidak

a. Persiapan alat 3

1. Sabun
2. Tissue / Handuk
3. Air

b. Pelaksanaan 14

1. Melepas jam tangan/ perhiasan


dan menyisingkan lengan baju
sampai siku
2. Basahi tangan dengan air

3. Pakai cukup sabun untuk


menyabuni seluruh permukaan
tangan

4. Gosok tangan dengan posisi


telapak pada telapak

5. Telapak tangan di atas punggung


tangan kiri dengan jari-jari saling
menjalin dan sebaliknya

6. Telapak pada telapak dan jari-jari


saling menjalin

7. Punggung jari-jari pada telapak


yang berlawanan dengan jari-jari
saling mengunci

65
8. Gosok memutar dengan ibu jari
kiri tangan kanan mengunci pada
telapak kiri dan sebaliknya.
9. Gosok memutar, kearah belakang
dan depan dengan jari-jari tangan
kanan mengunci pada telapak kiri
dan sebaliknya.

10. Bilas tangan dengan air.

11. Keringkan tangan sekering


mungkin dengan tissue / handuk
sekali pakai

12. Gunakan handuk untuk


mematikan keran

13. Dilakukan selama 30-40 detik.

14. Tangan anda sudah aman


sekarang
Salam
TOTAL NILAI
Kriteria :
Baik : 75% - 100%
Kurang : 50% - 74%
Cukup : < 50%

Sp
N 100%
Sm

Keterangan :
N = Nilai yang didapat
Sp= Skor yang didapat
Sm = Skor maksimal

66
Instrumen Supervisi (Dokumentasi Asuhan Keperawatan)

Hari/tanggal : Kamis, 07/04/2022Supervisor : Mei fauzia (Karu)

Ruang : Anggrek

Instrumen Supervisi (Dokumentasi Keperawatan)

No Aspek yang dinilai Dilakukan


Ya Tidak
Analisa Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian
2 Data kelolaan (Bio-Psiko-Sosial-Spiritual)
3 Data dikaji dari pasien masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma pola dan fungsi
Analisa Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan PES
3 Merumuskan diagnosa keperawatan
aktual/resiko/kolaboratif
Analisa Perencanaan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan
2 Disusun menurut prioritas
3 Rumusan tujuan mengandung komponen
pasien/subyek, perubahan perilaku, kondisi pasien, dan
atau kriteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan
kalimat perintah, terinci dan jelas atau melibatkan
pasien/keluarga
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan
tim kesehatan lain
Analisa Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana
perawatan
2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat
ringkas dan jelas

67
Evaluasi Tindakan
1 Evaluasi mengacu pada tujuan
2 Hasil evaluasi dicatat
Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format yang baku
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis cengan jelas, ringkas, istilah yang
baku dan benar
4 Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/nama jelas dan tanggal jam
dilakukan tindakan
5 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan
ketentuan
Jumlah
Sub Total
Prosentasi

Keterangan
• 76-100% adalah baik
Keterangan :
dipertahankan
• 56-75% adalah cukup
Keterangan : ditingkatkan
• <55% adalah kurang
Keterangan : perlu dilakukan pelatihan.

Mojokerto, 07 April 2022


Kepala Ruangan

68
MEKANISME KEGIATAN

Tahap Perawat
Kepala ruangan (Supervisor) Perawat Primer
kegiatan Assosiate
Pembukaan:
Pra 1. Salam pembuka
supervisi 2. Menyampaikan maksud
(5 menit) dan tujuan dilakukannya
supervisi
3. Materi: Cara
pendokumentasian askep,
dan Cuci tangan (hand
hygiene).
4. Waktu : 10 Mei 2013
5. Sistem : Observasi
6. Penilaian kesesuaian
dengan instrumen
7. Memberikan kesempatan
kepada Perawat Primer
untuk melakukan
klarifikasi sebelum
dilakukan supervisi.
Supervisi 1. Melakukan pengawasan 1. Melakukan kroscek. 1. Melakukan
45 menit dan koordinasi. 2. Melakukan kroscek.
2. Menilai kelengkapan klarifikasi kepada 2. Melakukan
pengisian format Karu jika dtemukan klarifikasi
supervisi. sesuatu yang tidak kepada
3. Mencatat jika ditemukan sesuai. Perawat Primer
ada hal-hal yang perlu di 3. Melaksanakan jika ditemukan
diskusikan bersama tindakan perawatan perlengkapan
Perawat Primer dan dengan tidak sesuai.
Perawat Assosiate. menggunakan 3. Membantu
4. Memberikan masukan pendekatan proses melaksanakan
berupa saran atau keperawatan: asuhan
pembetulan dan tindakan ➢ Menerima dan keperawatan
keperawatn yang mengkaji kebutuhan yaitu
dilakukan klien secara melaksanakan
komprehensif. implementasi
➢ Melakukan analisa keperawatn
dan menetapkan sesuai rencana
masalah yang telah
keperawatan. dibuat oleh
➢ Membuat tujuan dan Perawat
rencana Primer.
keperawatan.
➢ Melaksanakan
rencana yang telah

69
dibuat.
➢ Melakukan evaluasi
keberhasilan yang
telah dicapai.

Post 1. Melakukan evaluasi hasil


supervisi supervisi (terbuka).
10 menit 2. Memberikan feed back.
3. Memberikan follow up
dan rineforcement.
4. Melakukan dokumentasi
hasil supervisi.

EVALUASI
• Evaluasi Struktur
Persiapan dilaksanakan 1 hari dan dilaksanakan
sesuai jadwal perencanaan.
• Evaluasi proses
1. Kegiatan dilakukan maju jam 09.30 dan dilakukan selama 30 menit.
2. Keluarga pasien ikut terlibat dalam pengkajian data.
3. Sesuai dengan alur supervisi
4. Peran perawat pada supervisi dokumentasi keperawatan Karu ke
Katim :
Karu : Yudi Susanto
Katim : Ika Puji Wahyuni dan Sulis Setyowati
Peran perawat pada supervisi tindakan han wash
(dengan sabun) : Katim : Ika Puji Wahyuni
PA : Aminudin dan Rika Aprilia
Peran perawat pada supervisi tindakan hand Rab
(dengan alkohol) :
Katim : Sulis Setyowati
PA : Wawan Suhendra dan Wahyu Ardianto
• Evaluasi hasil
Dokumentasi Keperawatan

70
5.3 Timbang Terima
Topik : Aplikasi Timbang Terima
Hari/tanggal : Sabtu / 20 MARET 2020
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Rumah masing-masing
Media : Rekam Medis

Kepala Ruangan : Miftakhul Maghfiroh, S.Kep

PP : Dwi Nanda F.R, S.Kep

PA : Fitri Nur K, S.Kep

Check List Timbang Terima


DILAKUKAN
TAHAP KEGIATAN
YA TDK

Pre 1. Kedua kelompok dinas sudah siap dan


Konference berkumpul di Nurse Station
2. Karu mengecek kesiapan PP malam
untuk melakukan timbang terima
3. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan catatan yang di butuhkan, PP
malam yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku timbang terima dan
nursing kid
4. Kepala ruangan membuka acara timbang
terima memimpin doa, melaporkan BOR
dan ketenagaan dan mempersilahkan PP
malam untuk melaporkan keadaan pasien
selama bertugas.

71
Konference 1. PP dinas malam melakukan timbang 5. 6.
terima kepada PP dinas pagi. Hal-hal
yang perlu disampaikan PP pada saat
timbang terima :
a. Identitasklien dandiagnosemedis.
b. Lembarobservasidansentralisasiobat
c. Masalahkeperawatan.
d. Tujuanrencanatindakan
e. Implementasi yang sudahdilakukan
f. Evaluasikeperawatan (SOAP).
g. PesanKhusus
2. PA pagi melakukan klarifikasi terhadap
data-data yang ditimbang-terimakan.
3. Karu memberi salam kepada klien, PP
malam menjelaskan tentang klien, PP
pagi mengenalkan anggotanya dan
melakukan validasi data.
4. Lama timbang terima setiap klien kurang
lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus
yang memerlukan keterangan lebih rinci.
Post 1. Klarifikasi hasil validasi data oleh PP 5. 6.
konference malam
2. Laporan timbang terima ditanda tangani
oleh kedua PP dan mengetahui Karu
(kalau pagi saja).
3. Reward Karu terhadap perawat yang
akan dan selesai bertugas.
4. Penutup oleh karu.

72
BAB IV
HASIL IMPLEMENTASI

3.1 M3 (METHODE)
1. MPKP
Pembagian tugas keperawatan dalam MAKP-Primer

Kepala ruang (KARU) Perawat primer (PP) Perawat assosiate (PA)


 Sebagai konsultan dan  Menerima pasien  Mengikuti operan setiap
pengendalian mutu pergantian shif.
perawat primer.  Mengkaji kebutuhan
pasien untuk asuhan  Melaksanakan asuhan
 Orientasi dan keperawatan yang telah
merencanakan karyawan  Membuat tujuan Askep dibuat oleh PP.
baru.  Memberi
 Menyusun jadwal dinas  Membuat rencana informasi/masukan yang
dan memberi keperawatan diperlukan kepada PP
penguasaan kepada  Melakukan konferens tentang klien untuk
perawat asisten. untuk menjelaskan keperluan asuahan
 Evaluasi Kerja. rencana asuhan kepada keperawatan selanjutnya.
 Merencanakan PA
yang menjadi anggota  Mencatat tindakan
/menyelenggarakan
timnya keperawatan yang telah
pengembangan staf.
dilakukan dalam catatan
 Melaksanakan rencana tindakan keperawatan
 Membuat 1-2 pasien
yang telah dibuat
untuk model agar dapat
selama dinas bersama
mengenal hambatan
PA yang menjadi
yang terjadi.
anggota timnya
 Memberi penugasan
pada perawat  Melakukankolaborasi
asisten/asosiat (PA) dengan tim kesehatan
lainnya.
 Memantau PA dalam
melaksanakan rencana
asuhan keperawatan.
 Mengkoordinasi
pelayanan yang
diberikan oleh disiplin
lain maupun perawat
lain.
 Mengevaluasi
keberhasilan yang
dicapai.
 Menerima dan
73
menyesuaikan rencana.
 Menyiapkan penyuluhan
untuk pulang.
 Melakukan
pendokumentasian (catatan
perkembangan, catatan
tindakan keperawatan).

74
STRUKTUR ORGANISASI
Selasa, 05 April 2022

DWI NANDA
(Kepala Ruangan)

FITA NUR JANNAH VERA SULISTYOWATI LULUS YULIANTI


(Perawat Primer) (Perawat Primer) (Perawat Primer)

FERA ANDARESTA KHOIRUNNISA’ATUR. R FITRI NUR KHOLIFAH


MIFTAKHUL MAGHFIROH ALVIN OKTAVIANA (Perawat Assosiate)
(Perawat Assosiate) MEI FAUZIA
(Perawat Assosiate)

PASIEN

75
STRUKTUR ORGANISASI
Rabu, 06 April 2022

MEI FAUZIA
(Kepala Ruangan)

KHOIRUNNISA’ATUR MIFTAKHUL MAGHFIROH ALVIN OKTAVIANA


ROSYIDAH (Perawat Primer) (Perawat Primer)
(Perawat Primer)

FITA NUR JANNAH DWI NANDA F.R VERA SULISTYOWATI


(Perawat Assosiate) FERA ANDARESTA (Perawat Assosiate)
(Perawat Assosiate)

PASIEN

76
STRUKTUR ORGANISASI
Selasa, 05 April 2022

FITRI NUR K.
(Kepala Ruangan)

DWI NANDA F.R MIFTAKHUL MAGHFIROH


(Perawat Primer) (Perawat Primer)

LULUS YULIANTI MIFTAKHUL M.


MEI FAUZIA KHOIRUNNISA’ATUR R.
(Perawat Assosiate) FITA NUR JANNAH
(Perawat Assosiate)

PASIEN

77
JADWAL JAGA PERAWAT

Hari/Jam Pagi Sore Malam Libur


07.00-14.00 14.00-21.00 21.00-07.00

x
Selasa,  Nanda  Rosi  Lulus
05/04/202  Fita  Vera  Fitri
2  Fera  Alvin
 Mifta  Mei
Rabu,  Mei  Mifta  Alvi  Lulu
06/04/202  Rosi  Nand n s
2  Fita a  Vera  Fitri
 Fera

x
Kamis,  Fitri  Fera  Alvi
07/04/202  Nand  Mifta n
2 a  Rosi  Vera
 Lulus  Fita
 Mei

78
SOP MPKP PRIMER

Profesi Ners
Stikes Bina Sehat PPNI
Kab. Mojokerto 04 April 2022

MANAGEMENT KEPERAWATAN PRIMER

DEFINISI Pengorganisasian pelayanan/askep yang dilakukan perawat


professional untuk sekelompok klien semenjak masuk rumah
sakit sampai pulang (tanggung jawab total).
TUJUAN Menyediakan informasi tentang pelaksanaan metode Primer
METODE RolePlay
PERSIAPAN 3. Menyiapkan jadwal shift
4. Menyiapkan penyimpanan obat baik itu lemari obat, tempat
obat, surat persetujuan dan lembar obat.
5. Menyiapkan List pasien
6. Menyiapkan alat–alat yang akan dilakukan untuk tindakan
RUANG LINGKUP  Model keperawatan primer tidak digunakan secara murni
karena sebagain perawat primer harus mempunyai latar
belakang pendidikan pada tingkat S1Keperawatan atau setara.
 Latar belakang pendidikan perawat yang cocok dalam
metodeini :
2. PerawatSpecialis5%
3. S-1Keperawatan80%
4. D-3Kperawatan15%
 Metodeinicocokdigunakandalam ruangan:
1. RuangICCU/CVCU
2. RuangBedah
3. RuangInterna
4. RuangICU

KARAKTERISTIK
1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk
asuhan keperawatan pasien selama 24 jam sehari,
dari penerimaan sampai pemulangan.

79
2. Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan,
kolaborasi dengan pasien dan profesional kesehatan
lain, dan menyusun rencana perawatan, semua ini
ada ditangan perawat primer.
3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan
didelegasikan oleh perawat primer kepada perawat
sekunder selama shift lain.
4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala
dan penyelia.
5. Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada
perawat primer.
PERAN dan FUNGSI 1. KEPALA RUANGAN (KARU)
 Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat
primer.
 Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
 Menyusun jadwal dinas dan memberi penguasaan kepada
perawat asisten.
 Evaluasi Kerja.
 Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf.
 Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal
hambatan yang terjadi.
 Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)

2. PERAWAT PRIMER (PP)


 Menerima pasien
 Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan
 Membuat tujuan Askep
 Membuat rencana keperawatan
 Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan
kepada PA yang menjadi anggota timnya
 Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas
bersama PA yang menjadi anggota timnya
 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
 Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan
keperawatan.
 Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin
lain maupun perawat lain.
 Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
 Menerima dan menyesuaikan rencana.
 Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
 Melakukan pendokumentasian (catatan perkembangan,
catatan tindakan keperawatan).

80
3. PERAWAT ASSOSIATE (PA)

 Mengikuti operan setiap pergantian shif.


 Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat
oleh PP.
 Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP
tentang klien untuk keperluan asuahan
 keperawatan selanjutnya.
 Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
dalam catatan tindakan keperawatan

81
URAIAN TUGAS KEPALA RUANGAN

Nama :

Hari / Tanggal :

No Uraian Tugas Dilakukan Dengan Tidak Keterangan


Mandiri Bantuan Dilakukan
A. Perencanaan
1 Menunjuk perawat primer dan mendiskripsikan tugasnya masing-
masing
2 Mengikuti serah terima pasien dishif sebelumnya
3 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien yang di bantu perawat
primer
4 Mengidentifikasi jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien di bantu oleh perawat
primer
5 Merencanakan strategi pelaksanaan perawat
6 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan di lakukan
terhadap klien.
7 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:
a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
b. Membimbing penerapan proses keperawatan
c. Menilai asuhan keperawatan
B. Pengorganisasian
8 Merumuskan metode penugasan yang di gunakan
9 Merumuskan tujuan metode penugasan
10 Membuat perincian tugas perawat primer dan perawat associate
secara jelas
11 Membuat rencana kendali kepala ruangan yang membawahkan dua
perawat primer dan perawat primer yang membawahkan dua perawat
associate
12 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
13 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
14 Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
15 Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat
kepala perawat primer
16 Mengetahui kondisi klien dan menilai tingkat kebutuhan primer
17 Mengembangkan kemampuan anggota
18 Menyelenggarakan konferensi
19 Merumuskan metode penugasan yang di gunakan
C. Pengarahan
20 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
21 Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik
22 Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap
23 Menginformasikan hal-hal yang di anggap penting dan berhubungan
dengan aksep klien
24 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
25 Meningkatkan kolaborasi
D. Pengawasan
26 1. Melalui komunikasi
a. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan yang di berikan kepada
klien
2. Melalui supervisi
a. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki
atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat ini
b. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan, secara catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (di dokumentasikan) mendengar laporan dari
perawat primer
27 3. Evaluasi
a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah di susun bersama

Keterangan :
Baik : > 76%
Cukup : 65-75%
Kurang : < 64%
URAIAN TUGAS KETUA TIM

Nama :

Hari / Tanggal :

No Uraian Tugas Dilakukan Dengan Tidak Keterangan


Mandiri bantuan Dilakukan
1 Melakukan kontrak dengan klien dan keluarga pada awal masuk
ruangan sehingga tercipta hubungan terapeutik
2 Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan perawat penanggung jawab / PA
pada sore, malam, atau hari libur
3 Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian
4 Menjelakan renpra yang sudah di tetapkan kepada PA di bawah
tanggung jawab sesuai klien yang di rawat (pre conference)
5 Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada klien pada setiap
giliran jaga (shift), sesuai kondisi yang ada
6 Mlakukan bimbingan dan evaluasi pada PA dalam melakukan
tindakan perawatan, apakah sesuai SOP
7 Memonitor dokumentasi yang dilakukan PA
8 Membantu dan mengfasilitas yang dilakukan PA
9 Melakukan tindakan keperwatan yang bersifat terapi keperawatan
dan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh PA
10 Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
11 Melakukan kegiatan serah terima kliien dibawah tangguang
jawabnya bersama dengan PA
12 Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya
13 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat cacatan
perkembangan klien setiap hari
14 Melakukan pertemuan dengan klien dan kelompok minimal tiap 3
hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
15 Bila PP cuti / libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA yang
telah di tunjukan (wakil PP) dengan arahan kepala ruangan
16 Memberkan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
17 Membuat perencanaan pulang

Keterangan :
Baik : > 76%
Cukup : 65-75%
Kurang : < 64%
URAIAN TUGAS PA

Nama :

Hari/Tanggal :

No Uraian Tugas Dilakukan Dengan Tidak Keterangan


Mandiri Bantuan Dilakukan
1. a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang
1. Menyusun rencana perawat sesuai dengan masalah klien
2. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
3. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan
4. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan
respon klien pada catatan perawatan
2. b. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
1. Memberi obat
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Persiapan klien yang akan operasi
3. c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial,
dan spiritual dari klien
1. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
2. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman,
nyaman, dan ketenangan
3. Pendekatan dan komunikasi terapeutik
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk mengahadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan dan diagnosa
5. Melatih klien untuk menolong diri sendiri sesuai dengan
kemampuannya
6. Memberikan pertolongan segera pada gawat atau sekaratul maut

7. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara


administratif:
1. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal
2. Sensus harian atau formulir
3. Rujukan harian atau formulir
8 Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
9 Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyaman dan
keindahan ruangan
10 Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secara
bergantian sesuai jadwal tugas
11 Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS)
12 Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan
maupun tulisan
13 Membuat laporan harian klien

Keterangan :
Baik : > 76%
Cukup : 65-75%
Kurang : < 64%
LAPORAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG SERUNI DAN ANGGREK LT.2 RS. KAMAR MEDIKA

1. KEPALA RUANGAN
No. NAMA NILAI KATEGORI
1. DWI NANDA F.R 80,6 % Baik
2. MEI FAUZIA 74,2 % Kurang
3. FITRI NUR K. 74,2 % Kurang
TOTAL 229 %

KET :
a. 0 % - 79 % = Kurang
b. 80 % - 100 % = Baik

Hasil :
Skor = Total Nilai Karu x 100 %
Jumlah Karu
= 229 x 100 %
3
= 76,3 % (Kurang)

Berdasarkan perhitungan implementasi, hasil KEPALA


RUANGAN diperoleh skor 76,3 % yang menunjukkan kriteria kurang.
Sehingga perlu dilakukan peningkatan kepatuhan terhadap SOP, guna
meningkatkam kualitas dan kuantitas pelayanan.

89
2. PERAWAT PRIMER
No. NAMA NILAI KATEGORI
1. FITA NUR K. 76,4 % Kurang
2. KHOIRUNNISA’ATUR R. 70,5 % Kurang
3. LULUS YULIANTI 88,2 % Baik
4. VERA SULISTYOWATI 88,2 % Baik
5. MIFTA ISLAMI S. 88,2 % Baik
6. ALVIN OKTAVIANA 76,4 % Kurang
7. DWI NANDA F. R 88,2 % Baik
8. FERA ANDARESTA 70,5 % Kurang
TOTAL 646,6 %

KET :
a. 0 % - 79 % = Kurang
b. 80 % - 100 % = Baik

Hasil :
Skor = Total Nilai PP x 100 %
Jumlah PP
= 646,6 x 100 %
8
= 80,8 % (Baik)

Berdasarkan perhitungan implementasi, hasil PERAWAT


PRIMER diperoleh skor 80,8 % yang menunjukkan kriteria Baik.
Sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali kepatuhan
terhadap SOP, guna meningkatkam kualitas dan kuantitas pelayanan.

90
3. PERAWAT ASSOSIATE
No. NAMA NILAI KATEGORI
1. FERA ANDARESTA 77,2 % Kurang
2. MIFTAKHUL 86,3 % Baik
MAGHFIROH
3. MEI FAUZIA 77,2 % Kurang
4. VERA SULISTYOWATI 90,9 % Baik
5. ALVIN OKTAVIANA 86,3 % Baik
6. FITRI NUR KHOLIFAH 86,3 % Baik
7. FITA NUR JANNAH 86,3 % Baik
8. DWI NANDA F.R 90,9 % Baik
9. FERA ANDARESTA 77,2 % Kurang
10. VERA SULISTYOWATI 90,9 % Baik
11. LULUS YULIANTI 86,3 % Baik
12. MEI FAUZIA 86,3 % Baik
13. MIFTAKHUL 86,3 % Baik
MAGHFIROH
14. KHOIRUNNISA’ATUR R. 77,2 % Kurang
15. FITA NUR JANNAH 86,3 % Baik
TOTAL 1.272 %
KET :
a. 0 % - 79 % = Kurang
b. 80 % - 100 % = Baik

Hasil :
Skor = Total Nilai PA x 100 %
Jumlah PA
= 1.272 x 100 %
8
= 84,8 % (Baik)
Berdasarkan perhitungan implementasi, hasil PERAWAT
ASSOSIATE diperoleh skor 84,8 % yang menunjukkan kriteria Baik.
Sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali kepatuhan

91
terhadap SOP, guna meningkatkam kualitas dan kuantitas pelayanan.

HASIL ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil analisis data implementasi MPKP Primer dapat


disimpulkan sebagai berikut :
Kelebihan Dan Kekurangan Metode Primer
a. Kelebihan
a) Bersifat kontinuitas dan konfrehensif
b) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkinkan pengembangan mandiri
c) Keuntungan antara lain terhadap pasien, dokter, dan rumah
sakit (Gillies, 1989).
d) Mendorong kemandirian perawat.
e) Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
f) Berkomunikasi langsung dengan Dokter
g) Perawatan adalah perawatan komfrehensif
h) Model praktek keperawatan profesional dapat
dilakukan atau diterapkan.
i) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
j) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima
asuhan keperawatan.

b. Kelemahan dari metode perawat primer :


1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan
kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis,
penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin ilmu.
2) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
3) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
4) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

MASALAH DALAM IMPLEMENTASI MPKP PRIMER

1. Kurangnya pemahaman peran dan tanggung jawab tiap Job


2. Kurangnya kepatuhan dalam menjalankan Jobdisk sesuai SOP
3. Kkurangnya motivasi untuk melakukan peningkatan kinerja sesuai
SOP.
92
2. TIMBANG TERIMA

SOP TIMBANG TERIMA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


OPERAN PERAWAT

STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit : 4 APRIL 2022


OPERASIONAL
PENGERTIAN Timbang terima seringdisebut operan (over hand) adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu(laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien (data fokus)
TUJUAN Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan beberapa
informasi yang penting
KEBIJAKAN Pasien dalam keadaan stabil
Pasien dalam tahap maintenance
Pasien dalam kondisi yang membutuhkan pemantauan
(observasi)
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
Alat tulis
Format timbang terima (operan)
Rekam medik pasien

PERSIAPAN PERAWAT :
Kelompok dalam keadaan siap
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

PERSIAPAN PASIEN :
Pasien dalam kondisi stabil atau butuh pemantauan

PELAKSANAAN :
Dalam penerapan sistem MPKP, operan dilaksanakan oleh perawat jaga
sebelumnya kepada perawat yang mengganti jaga pada shift berikutnya

SESI I : DI NURSE STATION

 Perawat shift pagi menyiapkan status pasien yang menjadi


tanggung jawabnya
 Kepala ruangan / perawat membuka operan
 Kepala ruangan / perawat mempersilahkan perawat shift pagi

93
untuk melaporkan pasien kepada perawat shift sore.
 Perawat shift pagi melaporkan pasien yang menjadi
tanggungjawabnya, terkait :
 Situation :
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
b. Diagnosa medis
c. Apa yang terjadi dengan pasien yang
memprihatinkan
 Background
a. Terapi yang diberikan termasuk perubahan terapi
b. Tanda-tanda vital terbaru
c. Hasil laboratorium abnormal : tanggal dan waktu tes
dilakukan dan hasil test sebelumnya untuk
perbandingan
d. Riwayat medis
 Assessment :
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam
kehidupan?
 Recommendation :
a. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk
memperbaiki masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk
memperbaiki kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini
terjadi?
 Perawat shift sore mengklarifikasi apa yang disampaikan perawat
shift pagi
 Perawat shift pagi mengajak perawat shift sore untuk
mengklarifikasi ke ruang pasien (mengklarifikasi pasien dalam
visite keperawatan)

SESI II : DI BED PASIEN

 Kepala ruangan / perawat mengucapkan salam dan menyapa


pasien
 Perawat shift pagi menanyakan masalah keperawatan yang
dialami pasien setelah dilakukan tindakan
 Perawat shift pagi menyampaikan bahwa tugasnya telah selesai
dan di ganti tim perawat shift sore
 Perawat shift sore memperkenalkan
 Perawat shift pagi menjelaskan tentang perawatan sore dan
perawat sore yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut
 Kepala ruangan / perawat menutup pertemuan dan
menyampaikan selamat beristirahat

SESI III : DI NURSE STATION

94
 Kepala ruangan / perawat memberikan kesempatan untuk
mendiskusikan pasien yang dilihatnya
 Perawat shift sore berdiskusi apabila terdapat temuan baru setelah
mendatangi ruang pasien.
 Kepala ruangan / perawat menutup operan dengan berdo’a

UNIT TERKAIT INSTALASI RAWAT ANAP

LEMBAR PENILAIAN

NO Tindakan
Ya Tidak Ket
Persiapan Alat
1 Alat tulis
2 Format timbang terima (operan)
3 Rekam medik pasien
PERSIAPAN PERAWAT :
4 Kelompok dalam keadaan siap
5 Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
PERSIAPAN PASIEN :
6 Pasien dalam kondisi stabil atau butuh
pemantauan
SESI I : DI NURSE STATION
7 Perawat shift pagi menyiapkan status
pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
8 Kepala ruangan / perawat membuka
operan
9 Kepala ruangan /
perawat

95
mempersilahkan
perawat shift
pagi untuk
melaporkan
pasien kepada
perawat shift
sore.
10 Perawat shift pagi melaporkan pasien
yang menjadi
11 Perawat shift pagi melaporkan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya,
terkait : SBAR
12 Perawat shift sore mengklarifikasi apa
yang disampaikan perawat shift pagi
13 Perawat shift pagi mengajak perawat
shift sore untuk mengklarifikasi ke
ruang pasien (mengklarifikasi pasien
dalam visite keperawatan)
SESI II : DI BED PASIEN
14 Kepala ruangan / perawat mengucapkan
salam dan menyapa pasien
15 Perawat shift pagi menanyakan masalah
keperawatan yang dialami pasien
setelah dilakukan Tindakan
16 Perawat shift pagi menyampaikan
bahwa tugasnya telah selesai dan di
ganti tim perawat shift sore
17 Perawat shift sore memperkenalkan diri
18 Perawat shift pagi menjelaskan tentang
perawatan sore dan perawat sore yang
bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut
19 Kepala ruangan / perawat menutup
pertemuan dan menyampaikan selamat
beristirahat
SESI III : DI NURSE STATION
20 Kepala ruangan / perawat memberikan
kesempatan untuk mendiskusikan
pasien yang dilihatnya

96
21 Perawat shift sore berdiskusi apabila
terdapat temuan baru setelah
mendatangi ruang pasien.
22 Kepala ruangan / perawat menutup
operan dengan berdo’a

Keterangan:
Baik : 80 – 100%
Cukup : 65 – 79 %
Kurang : ≤ 64

LAPORAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG SERUNI DAN ANGGREK LT.2 RS. KAMAR MEDIKA
TGL/HARI SHIFT NILAI KATAGORI
PAGI - SORE 86,3 BAIK
5 / Selasa SORE - MALAM 72,7 CUKUP
MALAM – PAGI 81,8 BAIK
PAGI – SORE 81,8 BAIK
6 / Rabu SORE – MALAM 72,7 CUKUP
MALAM – PAGI 81,8 BAIK
7 / Kamis PAGI - SORE 90 BAIK
TOTAL 567,1

97
KET :
Baik : 80 – 100%
Cukup : 65 – 79 %
Kurang : ≤ 64

HASIL :
Skor = Total Nilai x 100 %
Jmlh TB (timbang terima)
= 567,1 x 100 %
7
= 81 % (BAIK)

Berdasarkan perhitungan implementasi, hasil timbang terima selama shift di rumah


sakit kamar medika diperoleh skor 81 % yang menunjukan kriteria baik. Sehingga perlu
mempertahankan ketepatan sesuai SOP yang telah diberikan serta meningkatkan kedisiplinan
waktu saat melakukan timbang terima.

HASIL ANALISIS DATA


Berdasarkan hasil analisis data implementasi Timbang Terima dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Kelebihan Dan Kekurangan Timbang Terima


a. Kelebihan
a) Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan. Misalnya,
penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat
membahayakankondisi pasien.
b) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
c) Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
b. Kekurangan
98
a) Penjelasan perawat kepada pasien dan keluarga yang memakan waktu lama
b) Kurangnya reward secara materi dan non materi

MASALAH DALAM IMPLEMENTASI

1. Kurangnya kedisiplinan waktu saat melakukan timbang terima.


2. Kurangnya penjelasan terkait tindakan yang akan dilakukan kepada pasien

3. RONDE KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RONDE KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


RONDE KEPERAWATAN

Tanggal Terbit No Dokumentasi No Revisi Direktur RS. AL-


Islam Bandung

Definisi Ronde keperawatan adalah prosedur di mana dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu
dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Tujuan Tujuan umum
Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi
Tujuan khusus
Menjustifikasikan masalah-masalah yang belum teratasi
Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain
Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi kepuasan
kepada konsumen sehingga melebihi apa yang diharapkannya dan
menjadi perawat yang profesional
Menemukan masalah dan merumuskan intervensi keperawatan yang
tepat sesuai dengan masalah pasien
Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
Kebijakan Dilakukan minimal sebulan sekali untuk meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor perawat
Perawat pelaksana membantu mengembangkan kemampuan ketua tim
dan perawat pelaksana meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
Melibatkan tim kesehatan yang lain
Tahap persiapan Menetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
99
keperawatan
Catatan keperawatan dan medis pasien
Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
Menyiapakan literature atau referensi terkait dengan penyakit klien
Menyiapkan buku dan alat tulis notulen ronde keperawatan

Prosedur Mementukan topic karena Kasus yang akan dibahas dalam ronde
Pelaksanaan keperawatan harus ditetapkan paling lambat satu hari sebelum
pelaksanaan
Menentukan tugas dan peran
Peran ketua tim dan perawat pelaksana
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
Menjelaskan masalah keperawatan utama
Menjelaskan intervensi yang dilakukan
Menjelaskan hasil yang didapat
Menentukan tindakan selanjutnya
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil
Peran kepala ruangan
Memberikan justifikasi.
Memberikan reinforcement
Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
Mengarahkan dan koreksi.
Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
Langkah-langkah kegiatan
Tahap prainteraksi
Cek catatan keperawatan dan medis pasien
Tetapkan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde keperawatan
Berikan inform consent pada keluarga dan pasien
Membuka kegiatan ronde dengan mengucap salam
Menjelaskan tentang hasil yang diharapakan dari hasil ronde
Menjelasskan tentang pasien oleh perawat primer yng
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan
yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta
memilih prioritas yang perlu di diskusikan
Memberi kesempatan anggota tim untuk diskusi dan
mengajukan pendapat dan pertanyaan
Mengajak peserta menuju ruang pasien
Tahap orientasi
Lakukan five moment
Lakukan 4 S (Senyum , Salam, Sapa, Sopan) dengan sikap 4
SGRT dan memperkenalkan diri.
Salam dan panggil klien dengan namanya
Menjelaskan tentang kegiatan yang dilkaukan oleh ketua tim
atau perawat primer.

Tahap kerja
Memberi kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Mulai dengan cara yang baik dan sopan
Jaga privasi klien
Mempersilahkan tim untuk validasi, intervensi dan edukasi
sesuai dengan kebutuhan pasien.
Memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk
100
menyampaikan permasalahannya
Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan kegiatan ronde keperawatan tidak didepan pasien
Beri reinforcement positif pada tim
Buat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde
keperawatan
Kontrak pertemuan selanjutnya
Menutup kegiatan ronde keperawatan
Doa
Dokumentasi
Catat dalam notulen ronde keperawatan

INSTRUMEN RONDE KEPERAWATAN


No. Aspek yang diobservasi Hasil observasi
Ya Tidak
1. Peran ketua tim dan perawat pelaksana
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien √
Menjelaskan masalah keperawatan utama √
Menjelaskan intervensi yang dilakukan √
Menjelaskan hasil yang didapat √
Menentukan tindakan selanjutnya √
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil √
2. Peran kepala ruangan
Memberikan justifikasi √
Memberikan reinforcement √
Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta √
rasional tindakan
Mengarahkan dan koreksi √
Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari √
3. Langkah-langkah kegiatan
Tahap prainteraksi
Cek catatan keperawatan dan medis pasien √
Tetapkan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan √
ronde keperawatan
Berikan inform consent pada keluarga dan pasien √
Membuka kegiatan ronde dengan mengucap salam √
Menjelaskan tentang hasil yang diharapakan dari hasil ronde √
Menjelasskan tentang pasien oleh perawat primer yang √
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih
prioritas yang perlu di diskusikan
Memberi kesempatan anggota tim untuk diskusi dan mengajukan √
pendapat dan pertanyaan
Mengajak peserta menuju ruang pasien √
Tahap orientasi
Lakukan five moment
Lakukan 4 S (Senyum , Salam, Sapa, Sopan) dengan sikap 4 √
SGRT dan memperkenalkan diri
Salam dan panggil klien dengan namanya √
101
Menjelaskan tentang kegiatan yang dilkaukan oleh ketua tim atau √
perawat primer.
Tahap kerja
Memberi kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan √
dilakukan
Mulai dengan cara yang baik dan sopan √
Jaga privasi klien √
Mempersilahkan tim untuk validasi, intervensi dan edukasi sesuai √
dengan kebutuhan pasien.
Memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk menyampaikan √
permasalahannya
Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien √
Simpulkan kegiatan ronde keperawatan tidak didepan pasien √
Beri reinforcement positif pada tim √
Buat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde keperawatan √
Kontrak pertemuan selanjutnya √
Menutup kegiatan ronde keperawatan √
Dokumentasi √
Catat dalam notulen ronde keperawatan √

KET : 1. Baik = >76%


2. Cukup = 65-76%
3. Kurang = <64%

Hasil Penilaian :
N = Jumlah nilai yang dilakukan x 100%
Jumlah soal
= 22 x 100% = 62,8 %
35
Simpulan :
Berdasarkan hasil penilaiaan menggunakan instrumen penilaian ronde keperawatan yang
telah di implementasikan memperoleh skor atau nilai 62,8 % yang masuk pada kategori
kurang.

Kelebihan : -
Kekurangan : belum adanya SOP untuk ronde keperawatan dan belum pernah dilakukannya
untuk ronde keperawatan.

4. SENTRALISASI OBAT

SOP
RS. KAMAR PENGELOLAAN OBAT (SENTRALISASI OBAT)
MEDIKA NO.DOKUMEN : NO.REVISI : HALAMAN :

102
TANGGAL TERBIT DISAHKAN OLEH
DIREKTUR RS. KAMAR MEDIKA

PROSEDUR TETAP

Pengertian : Sentralisasi Obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pembagian obat
dilakukan oleh perawat.
Tujuan : 1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam hal pemberian
obat.
2. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan : tepat pasien, tepat dosis,
tepat waktu, dan tepat cara pemberian
Kebijakan : Dilaksanakan oleh perawat di ruang perawatan di masing-masing bangsal
Prosedur : I. Prosedur penerimaan dan pencatatan obat
a. Nama, bentuk dan jumlah obat yang diresepkan dokter dicatat oleh perawat
di dalam buku serah terima obat
b. Resep diberikan kepada keluarga setelah dilengkapi indentitas pasien.
c. Obat yang telah diambil keluarga pasien diserahkan kepada perawat
d. Obat yang diterima dicatat oleh perawat didalam buku serah terima obat
(nama, jenis dan jumlah obat) selanjutnya perawat menjelaskan kepada
keluarga “ kapan obat tersebut akan diberikan kepada pasien(jadwal
pemberian), bagaimana cara pemberian (injeksi /oral ) dan kapan obat
tersebut akan habis
e. Kelurga menandatangani buku serah terima obat setelah mendapat
penjelaan dan mengetahui bahwa catatan obat tersebut sesuai dengan yang
diserahkan. Perawat yang menerima obat juga membubuhkan tanda tangan
perawat.
f. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat.

II. Prosedur pemberian obat


a. Nama obat beserta dosis, cara pemberian dan jadwal pemberian (sesuai
instruksi dokter) dicatat oleh ketua tim didalam buku program therapi setiap
pagi setelah visite dokter.
b. Obat dipersiapkan dikamar jaga dengan terlebih dahulu mencocokkan
dengan buku program therapi
103
c. Obat-obat injeksi antibiotika yang baru pertama kali diberikan agar
dilakukan skin test.
d. Obat diberikan kepada pasien sesuai jadwal dibuku program therapi
e. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan :
- macam obat
- kegunaan obat
- jumlah obat
- efek samping obat untuk obat-obatan tertentu yang sering menimbulkan
efek samping seperti : ekstrapiramidal pada pemberian sotatik/
methoclorpamid, telinga mendengung , mual dan muntah pada pemberian
kina.
f. Usahakan wadah/tempat obat oral kembali keperawat setelah obat dikonsumsi.
Pantau adanya efek samping pada pasien.
g. Nama, jenis, dosis dan cara pemberian obat yang sudah diberikan kepada
pasien dicatat distatus pasien pada lembar” catatan obat parentral dan obat
oral”
h. Sisa obat pasien di cek setiap pagi oleh tim dan dicatat dalam buku program
therapi untuk bahan informasi kepada dokter saat visite.

III. Penambahan obat baru


a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis, atau cara pemberian
obat maka informasi ini akan dimasukkan kedalam buku program therapi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (waktu saja) maka
didokumentasikan hanya dilakukan pada status pasien (dilembar catatan obat
oral dan parentral) saja.

IV. Obat khusus


a. Obat disebut khusus apabila :
- harga obat mahal
- cara pemberian c ukup sulit
- memiliki efek samping yang cukup besar (dopamin, heparin)
- hanya diberikan dalam waktu tertentu
b. Pemberian obat khusus usahakan dilakukan oleh ketua tim/PN kecuali
pada sore, malam, atau hari libur.
c. Setelah pemberian obat sebaiknya wadah/ botol obat ditunjukkan atau
diserahkan kepeda keluarga pasien. Usahakan terdapat saksi dari keluarga
saat pemberiaan obat.
104
Unit terkait : - Dokter penanngung jawab pasien
- perawat
- Keluarga pasien

CHECKLIST SENTRALISASI OBAT

PELAKSANAAN
NO KENGIATAN
YA TIDAK
1 Pemberian obat
Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam
buku daftar penerimaan obat
Obat – obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan
alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan
terapi di instruksi dokter dan kartu yang ada pada
klien
Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan
macam obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek
samping
Sedian obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi
oleh kepala ruangan / petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat
yang hampir habis diinformasikan pada keluarga
dan kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab pasien (Nursalam, 2002)
2 Pemberian obat baru
Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk
obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat
Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan pada keluarga dengan
kartu khusus obat
3 Obat khusus
Sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian obat yang cukup
sulit, memiliki efek samping yang cukup besar
Pemberiaan obat khusus menggunakan kartu khusus
Informasi yang diberikan kepada keluarga / klien :
nama obat, waktu pemberiaan, efek samping,
penanggung jawab obat, dan wadah obat.
105
Usahakan terdapat saksi dari krluarga saat
pemberian obat (Nursalam, 2002)
Sub Total
Total
Presentase

LAPORAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG SERUNI DAN ANGGREK LT.2 RS. KAMAR MEDIKA
TGL/HARI SHIFT NILAI KATAGORI
PAGI - SORE 80 BAIK

Keterangan : 5Baik:
/ Selasa
> 76 % SORE - MALAM 80 BAIK
MALAM
Cukup: 56 – 75 % – PAGI 78 BAIK
PAGI – SORE 78 BAIK
Kurang: < 56 %
6 / Rabu SORE – MALAM 78 BAIK
MALAM – PAGI 80 BAIK
7 / Kamis PAGI - SORE 80 BAIK
TOTAL 602

KET :
106
Baik : 80 – 100%
Cukup : 65 – 79 %
Kurang : ≤ 64

HASIL :
Skor = Total Nilai x 100 %
Jmlh SO (Sentralisasi Obat)
= 602 x 100 %
7
= 86% (Baik )

Berdasarkan perhitungan implementasi, hasil Sentralisasi Obat selama shift di rumah


sakit kamar medika diperoleh skor 86 % yang menunjukan kriteria Baik. Sehingga perlu
mempertahankan ketepatan sesuai SOP yang telah diberikan serta meningkatkan kedisiplinan
waktu saat melakukan Sentralisasi Obat
.

HASIL ANALISIS DATA


Berdasarkan hasil analisis data implementasi Sentralisasi Obat dapat disimpulkan sebagai
berikut:

Kelebihan Dan Kekurangan Sentralisasi Obat


Kelebihan
Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan. Misalnya, penyediaan
informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat membahayakank ondisi pasien.
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
Kekurangan
Penjelasan perawat kepada pasien dan keluarga yang memakan waktu lama
Kurangnya reward secara materi dan non materi

MASALAH DALAM IMPLEMENTASI

107
Kurangnya penjelasan terkait pemberian obat khusus yang akan dilakukan kepada pasien

5. SUPERVISI

FORMAT PENILAIAN PELAKSANAAN SOP MENGOBSERVASI TANDA-TANDA VITAL

Nama Perawat
Komponen Bobot Ket.
1 2 3
A. PERSIAPAN ALAT 9 0 = tidak dilakukan
1. Thermometer axila
2. Spygnomanometer 1 = dilakukan
3. Stetoskop
4. Kom berisi kapas
beralkohol 70%
5. Sarung tangan bersih
6. Piala ginjal yang beralaskan
kassa
7. Buku catatan dan bolpoin
8. Arloji yang ada jarum detik
di layar
9. Baki atau nampan
SUB TOTAL

108
NILAI

B. LANGKAH-LANGKAH 37 0 = tidak dilakukan


➢ Cuci tangan
➢ Memakai handscoon 1 = dilakukan
➢ Menyapa pasien
➢ Memberitahukan pasien
tentang tindakan yang akan
dilakukan dan tujuan
tindakan
➢ Menurunkan derajat
thermometer hingga derajat
menunjukkan <350C
➢ Membuka pakaian pasien
bagian atas da keringkan
axila pasien dengan
menggunakan waslap
➢ Memasang thermometer di
axila pasien dan
memastikan bahwa
thermometer menempel di
permukaan kulit pasien
➢ Menyilangkan tangan pasien
di atas dada pasien
➢ Menunggu 5menit dengan
melakukan pemeriksaan
tekanan darah, denyut nadi,
dan respirasi rate
➢ Pengukuran tekanan darah
dimulai dengan memakai
tangan pasien yang lainnya
➢ Menyingsingkan lengan
baju pasien hingga di atas
siku
➢ Memasang manset 2,5 cm di
atas fossa cubiti dan tidak
terlalu erat atau longgar.
➢ Membuka kunci reservoir
tensimeter
➢ Meletakkan stetoskop
bagian diafragma di atas
arteri brachialais diantara
selang tensimeter
➢ Menutup sekrup balon karet
tensimeter
➢ Memompa balon hingga 20-
30mmHg di atas sistol
➢ Membuka sekrup balon
perlahan-lahan
2-3mmHg/detik sambil
melihat dan mendengarkan
detak sistol-diastol
➢ Bila hasilnya meragukan,

109
dapat diulangi setelah 1
menit
➢ Menurunkan air raksa
tensimeter hingga derajat 0
dan mengunci reservoirnya.
➢ Melepaskan stetoskop dan
manset, lalu mengeluarkan
udara yang ada di dalam
manset
➢ Menggulung manset dan
memasukkannya ke dalam
tensimeter
➢ Mencatat hasil pengukuran
ke dalam buku catatan yang
ada
➢ Melakukan pengukuran
denyut nadi dengan
meletakkan 2-3 jari di atas
arteri radialis/tertentu
➢ Menghitung denyut nadi
pasien selama 1 menit
➢ Mengamati volume
(keras/lemah), irama
(teratur/tidak), dan frekuensi
nadi pasien
➢ Mencatat pada buku catatan
yang ada
➢ Melakukan pengukuran
respirasi rate dengan
menghitung pernafasan dan
mengamati kedalaman,
irama, serta bunyi nafas
pasien dengan siklus
lengkap (inspirasi dan
ekspirasi) pada dada selama
1 menit
➢ Mencatat hasil pengukuran
pada buku catatan yang ada
➢ Setelah 5menit, angkat
thermometer dari axila
pasien
➢ Membaca hasil dengan teliti
dan cermat
➢ Membersihkan thermometer
dengan menggunakan kapas
beralkohol lalu melatkkan
pada piala ginjal
➢ Rapikan peralatan
➢ Rapikan pasien
➢ Menanyakan respon pasien
➢ Melepaskan sarung tangan
➢ Cuci tangan
➢ Mendokumentasikan
tindakan

110
SUB TOTAL

NILAI

C. SIKAP 5
1. Hati-hati sehingga tidak
memecahkan thermometer
2. Sopan terhadap pasien
3. Tidak ragu maupun tergesa-
gesa
4. Melaporkan pada dokter
jika terdapat abnormalitas
5. Mencatat hasil dengan teliti
dan tepat
SUB TOTAL

NILAI

Keterangan :

Nilai = total skor x 100 %


total bobot

Kategori Nilai

Bila Nilai < 56 % : Kriteria Kurang


Bila Nilai 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila Nilai 76 – 100 % : Kriteria Baik

Mojokerto,

Perawat Pelaksana KATIM Kepala Ruangan

( ) ( ) ( )

111
FORMAT PENILAIAN PELAKSANAAN SPO MENGOBSERVASI INJEKSI

Nama Perawat
Aspek 1. 2. 3.
Komponen Bobot Ket.
Penilaian

Persiapan A. Menyiapkan alat steril


1. Kapas steril 1 0 = tidak dilakukan
2. Bak injeksi 1
3.spuit sesuai 1 1= dilakukan
kebutuhan
B. Menyiapkan alat
nonsteril
1. Sarung tangan 1
2. Alkohol 70% 1
3. Alas/perlak 1
4. Bengkok 1
5. Alat tulis 1
6. Buku injeksi 1
7. Jam tangan dan 1
detikan

C. Menyiapkan bahan-
bahan
1. Obat 3

D. Menyiapkan pasien
1. Menyapa dengan 2
salam dan memberi
penjelasan kepada
Pelaksanaa pasien tentang
n prosedur yang akan
dilakukan
2. Mengatur posisi
pasien yang nyaman 1
dan menyiapkan
lingkungan

Pelaksanaan injeksi
intravena
a. Mencuci tangan
kemdian
menggunakan 3
sarung tangan
b. Menyiapkan dosis
obat yang tepat
kedalam spuit 3
c. Pastikan infus dalam
keadaan menetes
lancar tidak ada 2
tanda-tanda
phlebitis, kemudian
klem atau pengatur
tetesan dimatikan
112
d. Membersihkan
dengan desinfektan
berupa alkohol 70 %
pada daerah yang 3
akan diinjeksi
e. Memasukkan obat
f. Lihat ekspresi wajah
Evaluasi pasien
g. Pengatur tetesan 2
dibuka kembali, dan 2
diatur sesuai dengan
kebutuhan yang 2
sudah ditentukan
h. Merapikan pasien
dan membereskan
alat-alat
i. Melepas sarung
tangan dan mencuci 1
tangan
j. Mendokumentasikan
pemberian obat 1
injeksi dalam status

Sikap perawat pada waktu 2


injeksi:
1. Komunikasi
2. Kerjasama
3.Tanggung jawab
4. Kewaspadaan

1. Mengevaluasi lokasi 1
penyuntikkan dan 1
kelancaran tetesan 3
2. Mengevaluasi 3
kenyamanan posisi
3. Mengobservasi 2
kemungkinan phlebitis

Total Bobot 40

Keterangan :

Nilai = total skor x 100 %


total bobot

Kategori Nilai

Bila Nilai < 56 % : Kriteria Kurang


Bila Nilai 56 – 75 % : Kriteria Cukup
113
Bila Nilai 76 – 100 % : Kriteria Baik

Mojokerto,

Perawat Pelaksana KATIM Kepala Ruangan

( ) ( ) ( )

Format penilaian pelaksanaan sop mengobservasi tanda-tanda vital

KATEGORI NILAI

Bila Nilai < 56 % : Kriteria Kurang


Bila Nilai 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila Nilai 76 – 100 % : Kriteria Baik

KEPATUHAN TERHADAP SOP TANDA – TANDA VITAL

Tanggal/sift Nama Perawat Skor Keterangan


05/04/2022 1. Fita 90%
Pagi 93% + 266
2. Fera
83% 300
x 100% = 89 %
3. Mifta
( Kriteria Baik )
05/04/2022 1. Mei 83% 266
Siang 93% + x 100% = 89 %
2. Vera 300
90%
3. Alvin
( Kriteria Baik )
05/04/2022 1. Fitri 96%
Malam 96
x 100% = 96%
100
( Kriteria Baik )
06/04/2022 1. Rossy 96%
Pagi 2. Fita 86% + 182 x 100% = 91%
200 ( Kriteria Baik )

114
06/04/2022 1. Nanda 96% 182 x 100% = 91%
Siang 2. Fera 86% + 200
( Kriteria Baik )

06/04/2022 1. Vera 86%


Malam 86 x 100% = 86%
100 ( Kriteria Baik )

07/04/2022 1. Nanda 83%


Pagi 2. Lulus 86% + 255 x 100% = 85%
86% 300 ( Kriteria Baik )
3. Mei
07/04/2022 1. Mifta 93% 273x 100% = 91%
Siang 2. Rossy 90% + 300
90% ( Kriteria Baik )
3. Fita

KATEGORI NILAI

Bila Nilai < 56 % : Kriteria Kurang


Bila Nilai 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila Nilai 76 – 100 % : Kriteria Baik

KEPATUHAN TERHADAP SOP INJEKSI IV

Tanggal/sift Nama Perawat Skor Keterangan


05/04/2022 1. Fita 90% + 264 x 100% = 88%
Pagi 2. Fera 84% 300
90% ( Kriteria Baik )
3. Mifta
05/04/2022 1. Mei 95,6% + 278 x 100% = 93%
Siang 93% 300
2. Vera
90% ( Kriteria Baik )
3. Alvin
05/04/2022 1. Fitri 100% + 100 x 100% = 100%
Malam 100
2.
( Kriteria Baik )
3.
06/04/2022 1. Rossy 100% 200 x 100% = 100%
Pagi 2. Fita 100% + 200
( Kriteria Baik )
3.
06/04/2022 1. Nanda 89% + 178 x 100% = 89%
Siang 89% 100
2. Fera
( Kriteria Baik )
3.
06/04/2022 1. Vera 97% + 97 x 100% = 97%
Malam 2. 100

115
( Kriteria Baik )
07/04/2022 1. Nanda 97% 275 x 100% = 92%
Pagi 89% + 300
2. Lulus
89% ( Kriteria Baik )
3. Mei
4.
07/04/2022 1. Mifta 84% 257 x 100% = 86%
Siang 2. Rossy 89% + 300
3. Fita 84% ( Kriteria Baik )

KEPATUHAN TERHADAP SOP INJEKSI IV

tanggal 05/04/2022
100 Pagi Fita Pagi Fera
Fita 90%
% 100% 90% Pagi Mifta Pagi Jumlah
Fera 84% 100 84%
90% Pagi Skor Pagi
%
Pagi Mifta 90% 264 Siang Mei Siang Vera
92%
Jumlah 264% % Siang Alfin Siang Jumlah
276
% 88% Siang Skor Siang
Skor 88%
90% 90% 96% Malam Fitri Malam Jumlah
Mei 95,6% Malam Skor
Vera 90,0%
Siang Alfin 90,0%
Jumlah 276% 300%
Skor 92% 250%
Fitri 100,0% 200%
150%
Malam Jumlah 100,0% 100%
Skor 100% 50% Series1
0%
Mifta

Jumlah
Fita
Fera

Vera
Jumlah

Jumlah
Mei

Alfin

Fitri
Skor

Skor

Skor

Pagi Siang Malam

tanggal 06/04/2022
97% 100% Pagi Rosy Pagi Fita
97% 116 100
% Pagi Jumlah Pagi Skor
97% Pagi Siang Nanda
200
% Siang Fera Siang Jumlah
89% Siang Skor Siang
178 100 Malam Vera Malam Jumlah
Rosy 100%
Fita 100%
Pagi
Jumlah 200%
Skor 100%
 
Nanda 89,0%
Fera 89,0%
Siang
Jumlah 178%
Skor 89% 250%
  200%
Vera 97,0% 150%
Malam Jumlah 97,0% 100%
Skor 97% 50% Series1
0%

Nanda

Vera
Fera
Jumlah

Jumlah
Fita

Jumlah
Rosy

Skor

Skor

Skor
Pagi Siang Malam

tanggal 07/04/2022 300%


Nanda 97% 250%
Lulus 89% 200%
Pagi Mei 89% 150%
Jumlah 275% 100%
Series1
Skor 92% 50%
0%
 
Nanda
Lulus

Mifta
Jumlah

Fita
Jumlah
Mei

Rosy
Skor

Skor

Mifta 84,0%
Rosy 89,0% Pagi Siang
Siang Fita 84,0%
Jumlah 257% 86% Pagi Nanda
Skor 86% 97% 89% Pagi Lulus
Pagi Mei
Pagi Jumlah
257% 89% Pagi Skor
Pagi
84% Siang Mifta
275%
Siang Rosy
Siang Fita
89% 92% Siang Jumlah
84% Siang Skor

Berdasarkan perhitungan implementasi, hasil perawat dalam melakukan


pelaksanaan injeksi sesuai sop diperoleh skor 93% yang menunjukkan Kriteria Baik.
Sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali kepatuhan terhadap SOP,
117
guna meningkatkam kualitas dan kuantitas pelayanan. Adapun tindakan yang
terkadang belum dilakukan oleh perawat seperti perawat belum mempersiapkan alat
alas/perlak dan bengkok, menyiapkan bahan – bahan obat, perawat kurang
mengevaluasi kenyamanan posisi pada pasien, perawat krang mengatur pasien yang
nyaman dan menyiapkan lingkungan.
KEPATUHAN TERHADAP SOP TTV

Tanggal 5/4/2022
Fita 90% Pagi Fita Pagi Fera
Fera 93% 96% 96% 90% Pagi Mifta Pagi Jumlah
96% 93%
Pagi Pagi Skor Pagi
Mifta 83% 83%
89% 266 Siang Mei Siang Vera
Jumlah 266% Siang Alfin Siang Jumlah
266 %
Skor 89% % 89% Siang Skor Siang
Mei 83,0% 90% 93% 83% Malam Fitri Malam Jumlah
Vera 93,0% Malam Skor
Siang Alfin 90,0%
Jumlah 266% 300%
Skor 89% 250%
Fitri 96,0% 200%
Malam Jumlah 96,0% 150%
100%
Skor 96% Series1
50%
0%
Mifta
Fera

Vera
Jumlah
Fita

Jumlah

Jumlah
Mei

Alfin

Fitri
Skor

Skor

Skor
Pagi Siang Malam

Tanggal 6/4/2022
Rosy 96% 86% 96% Pagi Rosy Pagi Fita
86% 86% Pagi Jumlah Pagi Skor
Fita 86% 86%
Pagi 182 Pagi Siang Nanda
Jumlah 182% %
91% Siang Fera Siang Jumlah
Skor 91% Siang Skor Siang
      182 91% Malam Vera Malam Jumlah
Nanda 96,0% % 86% 96% Malam Skor
Fera 86,0%
Siang
Jumlah 182%
180%
Skor 91% 120%
60%
     
0%
Vera 86,0%
Jumlah

Jumlah
Nanda

Jumlah

Vera
Rosy

Fera
Skor

Skor

Skor
Fita

Series1
Malam Jumlah 86,0%
Ta Pagi Siang Malam
Skor 86% ng
ga
l
6/
4/
20
22

Tanggal 7/4/2022
118
91% 83% Tanggal 7/4/2022 Pagi Nanda
273 86%
% 86% Pagi Lulus Pagi Mei
Pagi Jumlah Pagi Skor
Pagi Siang Mifta
93% 85% Siang Jumlah Siang Skor

Nanda 83%
Lulus 86%
Pagi Mei 86%
Jumlah 255%
Skor 85%
Mifta 93,0%
Rosy 90,0%
Siang Fita 90,0%
Jumlah 273%
300%
Skor 91% 200%
100%
0%

Nanda

Jumlah

Jumlah
Mifta
Lulus

Rosy
Fita
Mei

Skor

Skor
Series1
Ta Pagi Siang
ng
gal
7/
4/
20
22

Berdasarkan perhitungan implementasi, hasil perawat dalam melakukan


tindakan observasi tanda-tanda vital sesuai sop diperoleh skor 89.7% yang
menunjukkan Kriteria Baik. Sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali
kepatuhan terhadap SOP, guna meningkatkam kualitas dan kuantitas pelayanan.
adapun tindakan yang terkadang belum dilakukan oleh perawat seperti membuka
pakaian bagian atas dan mengeringkan axila pasien dengan menggunakan
waslap/tussue, meletakkan stetoskop dibagian diafragma diatas arteri brachialis
diantara selang tensimeter, membersihkan thermometer dengan menggunakan
menggunakan kapas beralkohol,

Kelebihan Kekurangan
Kelebihannya, perawat sudah mampu menguasai Kekurangannya, masih ada perawat yang belum
tindakan sesuai dengan SOP. Sehingga perlu melakukan tindakan sesuai dengan SOP. Sehingga
dipertahankan serta ditingkatkan kembali perlu untuk meningkatkan lagi ketrampilan serta
ketrampilan serta kemampuannya dalam pelaksanaan kemampuannya dalam pelaksanaan tindakan
tindakan Observasi TTV dan Injeksi Observasi TTV dan Injeksi

6. DISCHARGEPLANNING

Pelaksanaan kegiatan discharge planning


119
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. PP1 sudah siap 10 menit Nurse station PP1
dengan status klien Karu
dan format
discharge planning
2. Menyebutka
n masalah
klien
3. Menyebutkan hal-
hal yang perlu
diajarkan pada klien
dan kelurga
4. Kepala
ruangan memriksa
kelengkapan
administrasi
Pelaksana 1. PP1
an menyampaikan
pendidikan
kesehatan,
melakukan
demonstrasi
dan redemonstrasi :
 Diet
 Aktivitas
dan istirahat
 Minum
obat teratur
 Perawatan diri
2. PP1 menanyakan
kembali kepada
pasien tentang materi
yang telah
disampaikan
3. PP1
mengucapkan terima
kasih
4. Pendokumentasian

120
STRUKTUR ORGANISASI
Rabu, 06 April 2022

MEI FAUZIA
(Kepala Ruangan)

KHOIRUNNISA’ATUR MIFTAKHUL MAGHFIROH ALVIN OKTAVIANA


ROSYIDAH (Perawat Primer) (Perawat Primer)
(Perawat Primer)

FITA NUR JANNAH DWI NANDA F.R VERA SULISTYOWATI


(Perawat Assosiate) FERA ANDARESTA (Perawat Assosiate)
(Perawat Assosiate)

PASIEN

121
FORMAT DISCHARGE PLANNING
No. Reg :
DISCHARGE PLANNING
Nama :
Jenis kelamin :
Tgl. MRS : Tgl. KRS :
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari RS Kamar Medika Mojokerto dengan
keadaan : Sembuh Pulang
paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
A. KONTROL
a. Waktu :
b. Tempat :
B. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan
lain- lain)

C. Aturan diet/nutrisi

D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya

E. Aktivitas dan istirahat

Yang dibawa pulang (hasil lab, ECG, dan lain-lainnya)

Lain-lain :

122
Mojokerto,…………… Perawat
Pasien/keluarga

( ) ( )

123
SOP DISCHARGE PLANNING

Profesi Ners
Stikes Bina Sehat PPNI
Kab. Mojokerto 04 April 2022

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


DISCHARGE PLANNING

DEFINISI Merupakan persiapan pasien sebelum pulang ke rumah dengan


memberikan penyuluhan tentang perawatan di rumah,
pencegahan, dan sebagainya.
TUJUAN 1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan
keperawatan di rumah.
2. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien.
INDIKASI Pasien yang akan pulang ke Rumah.
PERSIAPAN 7. Perawat harus tahu penyakit apa yang diderita pasien, dan
PERAWAT bagaimana melakukan perawatan di rumah, dan
pencegahannya.
8. Perawat harus percaya diri dalam menyampaikan discharge
planning.

PERSIAPAN ALAT 1. Lembar telah dilakukan discharge planning.


2. Lingkungan yang nyaman.
PERSIAPAN
6. Beri penjelasan pada keluarga dan pasien tentang cara
PASIEN
perawatan di rumah dan pencegahannya.
CARA KERJA
1. Memberikan salam.
2. Mengenalkan nama perawat.
3. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan cara diskusi, tanya
jawab, demonstrasi.
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan.
5. Mengadakan evaluasi.
6. Memberikan umpan balik.
7. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam.
8. Mencatat hasil penyuluhan.
HASIL Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
2. Waktu dan Tanggal Tindakan.
3. Nama Pasien, Usia, Nomor Rekam Medik
4. Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat.

124
LAPORAN PERENCANAAN PULANG

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG SERUNI DAN ANGGREK LT.2 RS. KAMAR MEDIKA

A. PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan : Mey Fauziyah
PP1 : Khoirunnisa’atur Rosydah
PP2 : Miftakhul Maghfiroh
PP3 : Alvin Oktaviana
PA1 : FITA NUR JANNAH
PA2 : DWI NANDA F.R
FERA ANDARESTA
PA3 : Vera Sulistyowati

B. MEKANISME KEGIATAN
 Topik : Discharge Planning pada Ny. J dengan diagnose medis DHF
 Sasaran : Ny. J
 Hari/tanggal : Rabu, 06 Aprik 2022
 Waktu : 11.00-11.15
 Materi :
1. Asuhan keperawatan pada klien dengan DHF
2. Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan DHF
3. Perencanaan pulang pada klien dengan DHF
C. METODE
4. Diskusi
5. Tanya jawab

D. MEDIA
6. Status klien
7. Sarana dan prasarana perawatan
8. Leaflet

CHECK LIST DISCHARGE PLANNING

Nama : Ny. Jani No. Rekam medis : 22040017


Alamat : Dawar Cinandang Gangsir RT Diagnosis Akhir: DHF
03/08

Agama : Islam Nama dokter : Dokter Sahid


KEGIATAN CATATAN
AKTIVITAS Perawat sudah menjelaskan kegiatan
 Jenis aktivitas yang boleh dilakukan yang boleh dilakukan pasien
 Prosedur
 Alat bantu yang dapat digunakan

125
EDUKASI KESEHATAN Perawat sudah menjelaskan jadwal
 Jadwal kontrolPemeriksaan laboratorium lanjutan kontrol pasien beserta penjelasan
 Pengertian dan pemahaman akan efek samping obat
 Obat-obatan alternatif obat-obatan yang dibawah pulang
 Pencegahan terhadap kekambuhan
 Lainnya

PERAWATAN DI RUMAH Perawat memberikan Health


 Kenali tanda dan gejala yang perlu dilaporkan Education tentang tanda gejala dan
 Pengobatan yang dapat dilakukan di rumah sebelum ke rumah
sakit pengobatan untuk DHF
 Lain – lain

DIET Perawat memberikan Health


 Anjuran pola makan Education tentang pola makan dan
 Makanan Yang Perlu Dihindari makanan yang dihindari pasien
KEBUTUHAN SPIRITUAL DAN PSIKOLOGIS
 Konsultasi spiritual`
 Petugas kedukaan
 Pengendalian amarah
 Rekonsiliasi konflik
 Kegiatan keagamaan
 Lain- lain

RINCIAN PEMULANGAN Perawat sudah melakukan


 Tanggal pemulangan pendokumentasian untuk tanggal
 Pendamping
 Transportasi yang digunakan pulang pasien dan keadaan umum
 Keadaan umum saat pemulangan pasien sudah sembuh
 Lain – lain

ANJURAN Perawat menjelaskan untuk jika kontrol


 Kontrol Puskesmas kembali untuk membawa surat kontrol
 Kontrol RSUD
 Kontrol Dokter Praktek
 Kontrol ke Poliklinik

___________________________ ____________________
( Jani ) (Khoirunnisa’atur Rosydah)
Pasien/Keluarga Pasien Perawat

DAFTAR OBAT-OBATAN
NAMA OBAT INDIKASI DOSIS WAKTU MINUM
Antibiotik 2x1 Pagi - Sore
Ciprofloxacin
Paracetamol Antinyeri 2x1 Pagi - Sore
Multivitamin 1x1 Pagi
Becom-zet

126
127
FORMAT DISCHARGE PLANNING
No. Reg : 22040017
DISCHARGE PLANNING
Nama : Ny. J
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl. MRS : 01 April 2022 Tgl. KRS : 06 April 2022
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari RS Kamar Medika Mojokerto dengan
keadaan :
Sembuh
Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
B. KONTROL
a. Waktu : 11 April 2022
b. Tempat : Poliklinik
C. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan
lain- lain)
Perawat memberikan HE jika muncul tanda gejala perlu diwaspadai dan untuk
perawatan dirumah istirahat yang cukup perbanyak air putih, dan jaga lingkungan
tetap bersih
D. Aturan diet/nutrisi
Perawat memberikan HE untuk makan yang tinggi protein dan vitamin C untuk
pemulihan bisa minum air jambu atau olahan kurma hindari makanan gorengan
dan pedas
E. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya
Ciprofloxacin untuk antibiotik
Paracetamol bila panas atau nyeri
Becom-zet untuk suplemen
F. Aktivitas dan istirahat
Istirahat yang cukup

Yang dibawa pulang (hasil lab, ECG, dan lain-lainnya)


Surat kontrol

128
Lain-lain :

Mojokerto,06 April 2022 Perawat


Pasien/keluarga

( Jani ) (Khoirunnisa’atur R )

Kesimpulan Hasil Data Discharge Planning

Berdasarkan hasil data discharge planning atau perencaan pulang


pada pasien sudah dilakukan dengan baik sesuai prosedur atau SOP
yaitu menyiapkan berkas pasien , menyelesaikan administrasi pasien,
memberikan edukasi sesuai diagnosis penyakit pasien. Informasi yang
disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga. Klien dapat
menyebutkan kembali tentang aturan pengobatan, rencana kontrol
setelah pulang dari rumah sakit sesuai jadwal kontrol atau bila ada
keluhan. Juga aturan diet dan jadwal minum obat (jika ada obat yang
dibawa pulang) dan aktivitas/ kegiatan di rumah.

Kelebihan dan kekurangan


a. Kekurangan
Kekurangan paling nyata dalam discharge planning berkelanjutan
menurut Henderson et al. (2013) adalah semakin mahalnya biaya
perawatan yang ditanggung pasien jika metode evaluasi dilakukan
dengan sistim panggilan telpon atau tele health, serta tidak bisa
langsung diterapkan dalam waktu cepat, jika sumber daya tenaga
kesehatan maupun pasien belum bisa mendukung penerapannya.
b. Kelebihan
Kelebihan dari discharge planning berkelanjutan adalah dapat
menekan perawatan berulang yang berujung pada menurunnya beban
biaya jika pasien tidak mengalami perawatan berulang (Hesselink,
2014). Kelebihan yang lain adalah memudahkan perawatan lintas
profesi karena sistimnya akan lebih mudah terintegrasi dengan metode
clinical phatway yang selanjutnya dapat memudahkan pengaturan
pembiyayaan pasien dan klaim jasa tenaga kesehatan terutama pada
kasus-kasus pasien yang mendapat perawatan jangka panjang

7. DOKUMENTASI KEPERAWATAN

SOP Dokumentasi Keperawatan


129
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
SOP

Metode sistematis untuk mengidenfikasi masalah klien, merencanakan,


mengimplementasi strategi pemecahan masalah serta mengevaluasi efektifitas
dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. dokumentasi keperawatan
PENGERTIAN
dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu
dibuat rekapitulasinya untuk ruangan serta untuk menganalisa apakah ada
masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan
2. Menetapkan kelengkapan dan keakuratan pencatatan asuhan
TUJUAN
keperawatan (Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka
mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi tindakan).
Mengumpulkan data dan rekam medik pasien
PERSIAPAN
1. Pengkajian
a. Mengumpulkan Data
b. Validasi data
c. Organisasi data
d. Mencatat data
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa data
b. Identifikasdi masdalah
c. Formulasi diagnosa
3. Perencanaan / Intervensi
a. Prioritas Masalah
PROSEDUR
b. Menentukan tujuan
KERJA c. Memilih strategi keperawatan
d. Mengembangkan rencana keperawatan
4. Pelaksanaan / implementasi
a. Melaksanakan intervensi keperawatan
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
c. Memberikan laporan secara verbal
d. Mempertahankan rencana asuhan
5. Evaluasi
a. Mengidentifikasikan kriteria hasil
b. Mengevaluasi pencapaian tujuan
c. Memodifikasi rencana keperawatan
Prosedur ini berlaku di setiap ruangan keperawatan :
1. IGD
UNIT TERKAIT 2. Intensive Care
3. Rawat Jalan
4. Rawat inap

130
Instrumen Supervisi (Dokumentasi Keperawatan)

No Aspek yang dinilai Dilakukan


Ya Tidak
Analisa Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian
2 Data kelolaan (Bio-Psiko-Sosial-Spiritual)
3 Data dikaji dari pasien masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma pola dan fungsi
Analisa Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan PES
3 Merumuskan diagnosa keperawatan
aktual/resiko/kolaboratif
Analisa Perencanaan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan
2 Disusun menurut prioritas
3 Rumusan tujuan mengandung komponen
pasien/subyek, perubahan perilaku, kondisi pasien, dan
atau kriteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan
kalimat perintah, terinci dan jelas atau melibatkan
pasien/keluarga
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan
tim kesehatan lain
Analisa Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana
perawatan
2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat
ringkas dan jelas
Evaluasi Tindakan
1 Evaluasi mengacu pada tujuan
2 Hasil evaluasi dicatat
Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format yang baku
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis cengan jelas, ringkas, istilah yang
baku dan benar
4 Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/nama jelas dan tanggal jam
131
dilakukan tindakan
5 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan
ketentuan
Jumlah
Sub Total
Prosentasi

Keterangan
1. 80-100% adalah baik
Keterangan : dipertahankan
2. 56-79% adalah cukup baik

Keterangan : ditingkatkan

Mojokerto, .............
Penilai

(…………………………)

132
Format Laporan Supervisi Keperawatan
Aspek Masalah Yang Ditemukan Rekomendasi/Saran
Penilaian

Mojokerto, ..........

Kepala Ruang Kepala Tim Perawat Assosiate

(....................................) (....................................) (....................................)


LAPORAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG LT.2 RS. KAMAR MEDIKA
HASIL ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil analisis data implementasi hasil penilaian instrumen


supervisi dokumentasi keperawatan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Aspek Penilaian Masalah Yang Ditemukan Rekomendasi/Saran

Dokumentasi Penulisan pada SOAP data objektif dan Pada tahap


Keperawatan penulisan hasil lab dll pendokumentasian
untuk penulisan data
SOAP lebih diperjelas
hasil pengkajiannya
BAB V
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktek menejemen yang dilaksanakan di Ruang
Rawat Inap Lt. II Rs. Kamar Medika pada tanggal 5-7 April 2022, maka
didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Manajemen M1-Man di Ruang Rawat Inap Lt. II Rs. Kamar Medika sudah
cukup baik.

2. Manajemen M2-Material di Ruang Rawat Inap Lt. II Rs. Kamar Medika


sudah lengkap dalam hal pengadaan alat, tetapi kurang ruang untuk
kepeala ruang.
3. Dalam pelaksanaan MAKP di Ruang Rawat Inap Lt. II Rs. Kamar Medika ,
kelompok menggunakan model MAKP Primer.
1) Timbang terima
Timbang terima yang dilakukan oleh mahasiswa meliputi
identitas, diagnosa medis, masalah keperawatan, data subyektif dan
obyektif, intervensi yang sudah dilakukan dan belum dilakukan,
intervensi kolaboratif,dan hal-hal yang perlu diperhatikan dengan
menggunakan format timbang terima.
2) Discharge Planning
Discharge Planning dilakukan pada pasien kelolaan diruang
Perawatan jantung. Discharge planning yang dilakukan adalah tahap
ke 2 dengan menggunakan leaflet.
3) Supervisi
Supervisi keperawatan yang dilakukan kepala ruangan
terhadap perawat primer dan associate dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan proposal. Kepala ruangan, perawat primer dan
perawat associate sudah sesuai dengan Job discrition masing-
masing. Akan tetapi SPO pelaksanaan supervisi keperawatan tidak
tersedia di ruangan sehingga harus membuat terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan supervisi.
4) Ronde keperawatan ronde keperawatan dapat disimpulkan intervensi
untuk mengatasi masalah pasien adalah untuk mengoptomalkan
tindakan ke pasien maka perawat akan melakukan konsultasi ke dokter
untuk pemberian isorbid 1 mg, pasien akan dilakukan pemerikasaan
EKG setiap hari, dan meningkatkan mobilisasi pasien.
4. Manajemen M4-Money tidak diberikan perlakuan sama sekali oleh
kelompok karena berkaitan dengan kebijakan Ruang Rawat Inap Lt. II Rs.
Kamar Medika.
5. Manajemen M5-Mutu , kepuasan pasien terhadap pelayanan 85% dan
terhadap fasilitas 79%

4.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran dari
penulis yakni sebagai berikut :
1. Teoritik
Ruang Rawat Inap Lt. II Rs. Kamar Medika telah menerapkan
MAKP tim primer yang perlu dikembangkan sampai mencapai
pelaksnaan MAKP primer melalui sosialisasi ulang dan evaluasi
berkala.
2. Praktis
1) Bagi pasien diharapkan dapat bekerjasama terhadap penerapan
asuhan keperawatan yang diberikan perawat di Ruang Rawat Inap Lt.
II Rs. Kamar Medika
2) Untuk pelaksanaan MAKP bagi perawat
Untuk dapat melaksanakan MAKP primer yang murni diperlukan
minimal 2 orang perawat primer di Ruang Rawat Inap Lt. II Rs.
Kamar Medika berdasarkan teori ketergantungan Douglas dan
Gillis yang disesuaikan dengan MAKP primer yaitu seorang PP
memberikan asuhan keperwatan pada 1-4 pasien.
3) Timbang terima
Timbang terima yang dilaksanakan Ruang Rawat Inap Lt. II Rs.
Kamar Medika sudah dilakukan dengan baik.
4) Supervisi
Supervisi sudah dilakukan dengan baik, dari Kepala Ruangan ke
Perawat Primer, maupun Perawat Primer ke Perawat Asosiate.
5) Discharge Planning
Discharge Planning sebaiknya diberikan pada setiap pasien yang
dirawat dan didokumentasikan secara sistematis dengan
pemanfaatan format resume keperawatan dan pelu juga
digunakan leaflet dalam pelaksanaan discharge planning.
6) Ronde keperawatan
• Ronde keperawatan sebaiknya dilakukan bila ada pasien yang
mengalami banyak masalah keperawatan dan waktu perawatan
yang lama.
• Kenyamanan pasien harus tetap diperhatikan saat melakukan
tindakan validasi
7) Dokumentasi
Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Lt. II
Rs. Kamar Medika sudah terlaksana secara sistematis
DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa :

Dika Sukmana . Jakarta2003. Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Keperawatan :

Disampaikan pada perkuliahanPSIK FK Unair (tidak dipublikasikan).

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam


Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam.2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam


Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam


Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Perry, Potter. 2000. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

PSIK. 2007. Buku Panduan Manajemen Keperawatan: Program Pendidikan


Ners. Surabaya.

WHO. 2002. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer (On Being in Charge: A


guide to Management in Primary Health Care). Jakarta: EGC.
LAMPIRAN 1

LEMBAR CHECKLIST KLASIFIKASI PASIEN


BERDASARKAN TINGKAT
KETERGANTUNGAN
RUANGAN :
HARI/TANGGAL :

Berikan Tanda Centang (V) Pada Tempat Tingkat Ketergantungan Pasien

NO NAMA PASIEN DIAGNOSA TINGKAT KETERGANTUNGAN


MINIMAL INTERMEDIET TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
GANNCHART KEGIATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
PROFESI NERS STIKES PEMKAB JOMBANG
DI RUANG PERAWATAN JANTUNG RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2019 / 2020
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
NO Kegiatan 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 01 02 03 04
1 Orientasi ruangan
2 Pengorganisasian
kelompok
3 Analisa ruangan
4 Pembuatan jadwal
5 Rapat dengan
kepala ruangan :
Penyusunan proposal
desiminasi
6 Rencana desiminasi
7 Desiminasi awal
8 Uji coba MAKP

9 Aplikasi MAKP X

10 Penerimaan Pasien Baru X

11 Sentralisasi obat X

12 Dokumentasi X

13 Timbang terima X

147
14 Discharge planning X

15 Supervisi X
16 Ronde keperawatan X

17 Penyusunan laporan
18 Pelaksanaan desiminasi
akhir
19 Ujian

148
149
150

Anda mungkin juga menyukai