Oleh:
Siti Rahmah : 2141312013
Kelompok V
Dosen Pembimbing:
Ns.Devia Putri Lenggogeni, M.Kep.,Sp.Kep,MB
Ns. Mulyanti Roberto,M.Kep
Ns. Boby Krisdianto,M.Kep
2. Etiologi
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet atau sering disebabkan
oleh streptoccus pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus
aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh p. Aeruginosa dan
enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien
seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan,
penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Setelah masuk ke paru paru organism bermultiplikasi dan, jika
telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi
pneumonia. Selain di atas penyebab terjadinya pneumonia sesuai
penggolongannya yaitu (Nursalam, 2015):
a. Bacteria: diploccus pneumonia, pneumocaccus, streptokokus
hemolyticus, streptokoccus aureus, hemophilus influenzae,
mycobacterium tuberkulosis, bacillus friedlander.
b. Virus: respiratory syncytial virus, adeno virus, V.Ssitomegalitik,
V.Influenza.
c. Mycoplasma pneumonia
d. Jamur: histoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans,
blastomyces dermatitides, coccidodies immtis, aspergillus, species,
candida albicans.
e. Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan
amnion, benda asing
f. Pneumonia hipostatik
g. Sindrom loeffler.
3. Manifestasi Klinis
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan
pemeriksaan penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan
diagnosis pneumonia. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsoludasi dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan
intertisial serta gambaran kavitas.3
b. Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 - 40.000 /ul,
Leukosit polimorfonuklear dengan banyak bentuk. Meskipun dapat pula
ditemukanleukopenia. Hitung jenis menunjukkan shift to the left, dan
LED meningkat.
c. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur
darah untuk mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan
koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus.
d. Analisa Gas Darah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus,
tekanan parsial karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut
menunjukkan asidosis respiratorik.
5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a) Penatalaksanaan Medis
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan
antibiotik per oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak napas atau dengan penyakit jantung atau penyakit
paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin
perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap
pengobatan dan keadaanya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan umum yang diberikan antara lain (Nursalam, 2015) :
a. Oksigen 1-2 L/menit
b. IVFD dekstrosa 10% NaCl 0,9% = 3:1, + KCL 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status dehidrasi.
c. Jika sesak tidak terlalu berat berat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogatrik dengan feeding drip.
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapar diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosillier.
b) Penatalaksanaan Keperawatan
4. Pemeriksaan Diagnostik:
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah menunjukkan leukosistosis dengan
predominan PMN atau dapat ditemukan leucopenia yang
menandakan prognosis buruk. Dapat ditemukan anemia ringan
atau sedang.
b. Pemeriksaan radiologis
1) Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia
2) Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris
3) Gambaran bronkopneumonia difus infiltrat intertisialis pada
pneumonia stafilokok.
5. SDKI, SLKI, SIKI
Asih, Niluh Gede Yasmin. 2003. Keperawatan Medikal Bedah: Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: EGC.
Daud, D.2013.Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.Dept.Ilmu Kesehatan
Anak FK-UNHAS: Makassar.
Setyawati, A.2018. Tata Laksana Kasus Batuk dan atau Kesulitan Bernafas:
Literature Review.Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI