Anda di halaman 1dari 9

7

2.3 Konsep Balance Exercise

2..12 Definisi Balance Exercise

Balance Exercise adalah aktifitas fisik yang dilakukan untuk

meningkatkan kestabilan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot

ekstremitas bawah (Glenn, 2007).

2.3.2 Manfaat Balance Exercise

Balance Exercise bemanfaat untuk meningkatkan

keseimbangan postural (Nyman, 2007). Balance Exercise juga

bermanfaat untuk menurunkan terjadinya resiko jatuh pada lansia.

Balance Exercise memberikan efek peningkatan kekuatan otot

ekstremitas bawah (Glenn, 2007). Olahraga/latihan yang melibatkan

kontraksi otot dapat meningkatkan kekuatan otot hingga lebih dari

100 %. Penurunan ukuran dan kekuatan otot pada lansia akibat

degenerasi dapat dikurangi dengan latihan/olahraga teratur.

Penelitian menunjukkan bahwa Exercise dapat meningkatkan

kekuatan otot (Tilarso, 2008).

2.3.3 Otot-otot yang di Pengaruhi Balance Exercise

Menurut Glenn (2007) Balance Exercise terdiri dari 5

macam gerakan, dan otot - otot yang dipengaruhi sebagai berikut :

1. Plantar Flexion

Otot-otot yang dipengaruhi :

1) Otot lateralis betis

2) Otot dorsal betis bagian permukaan


8

3) Otot dorsal betis bagian dalam

2. Hip Flexion

Otot-otot yang dipengaruhi :

1) Otot ventral pangkal paha

2) Otot ventral paha

3) Otot medial paha atas

4) Otot dorsal panggul

3. Hip Extention

Otot-otot yang dipengaruhi :

1) Otot medial paha atas

2) Otot dorsal pinggul

4. Knee Flexion

Otot-otot yang dipengaruhi :

1) Otot ventral paha

2) Otot medial paha

3) Otot dorsal pinggul

4) Otot dorsal betis bagian permukaan

5) Otot dorsal betis bagian dalam

5. Side leg Raise

Otot-otot yang dipengaruhi :

1) Otot ventral paha

2) Otot dorsal pinggul


9

2.3.4 Pelaksanaan Balance Exercise

Latihan keseimbangan akan menghasilkan perubahan atau

manfaat bagi lansia jika dilakukan 1-3 kali seminggu (Darmojo,

2004). Senam keseimbangan bagi lansia dapat dilakukan 3 kali

seminggu (Tilarso, 2008). Penelitian telah membuktikan bahwa

protein kontraktil otot (aktin dan miosin) dapat di ganti secara total

sesingkat 2 minggu. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan

balance exercise 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan durasi 15

menit. Menurut Glenn (2007) Gerakan Balance Exercise terdiri dari

5 macam, yaitu plantar flexion, hip flexion, hip extention, knee

flexion dan side leg raise.

1. Plantar flexion

1) Berdiri tegak dengan salah satu tangan

berpegangan pada kursi.

2) Perlahan angkat tumit ke atas (berdiri

dengan ujung kaki).

3) Pertahankan posisi.

4) Kembalikan kaki pada posisi semula.

5) Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.


10

Gambar 2.2 Pelaksanaan Plantar Flexion

2. Hip flexion

1) Berdirir tegak dengan salah satu tangan berpegangan pada

kursi.

2) Angkat lutut kanan ke atas tanpa menggerakkan atau

menekuk pinggang.

3) Pertahankan posisi.

4) Perlahan turunkan lutut dan kembali ke posisi semula.

5) Ulangi dengan menggunakan lutut kiri.

6) Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.

Gambar 2.3 Pelaksanaan Hip Flexion

3. Hip extention

1) Berdiri dengan jarak ± 30 cm dari kursi.

2) Perlahan gerakkan kaki kanan kearah belakang (sampai

pinggang dalam keadaan lurus).

3) Pertahankan posisi.

4) Perlahan kembalikan kaki pada posisi semula.

5) Ulangi dengan menggunakan kaki kiri.


11

6) Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.

Gambar 2.4 Pelaksanaan Hip Extention

4. Knee flexion

1) Berdiri tegak dengan salah satu tangan berpegangan pada

kursi.

2) Perlahan tekuk lutut kanan kearah belakang sehingga kaki

kanan terangkat dibelakang tubuh.

3) Pertahankan posisi.

4) Perlahan kembalikan kaki kanan pada posisi semula.

5) Ulangi dengan menggunakan kaki kiri.

6) Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.

Gambar 2.5 Pelaksanaan Knee Flexion


12

5. Side leg raise

1) Berdiri tegak dengan salah satu tangan berpegangan pada

kursi.

2) Perlahan angkat kaki kanan kearah samping (sampai

pinggang dalam keadaan lurus).

3) Pertahankan posisi.

4) Perlahan kembalikan kaki kanan pada posisi semula.

5) Ulangi dengan menggunakan kaki kiri

6) Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.

Gambar 2.6 Pelaksanaan Side Leg Raise

2.4 Pengaruh Balance Exercise terhadap Keseimbangan Postual Lansia

Lansia yang merupakan kelompok penduduk yang usianya lebih dari

60 tahun ke atas, merupakan sekelompok orang yang menjalani suatu proses

kehidupan yang mempunyai waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan

berbagai stres lingkungan sehingga sangat berpotensi terjadi penurunan

semua kemampuan tubuh. Lebih lanjut, akan menimbulkan berbagai

permasalahan yang akan mempengaruhi berbagai kelompok penduduk

lainnya, termasuk keluarganya (Ceranski, 2006). Lamanya permasalahan


13

yang dialami oleh lansia merupakan proses degenerasi yang akan

menyebabkan kemunduran dan perubahan pada semua semua sistem.

Khususnya perubahan sistem neuromuskular akan mempengaruhi

perubahan fungsional otot, yaitu penurunan kekuatan dan kontraksi otot,

elastisitas dan fleksibiliatas otot serta kecepatan dan waktu reaksi. Adanya

penurunan fungsi ini mengakibatkan penurunan keseimbangan, termasuk

keseimbangan postural. Gangguan keseimbangan postural pada lansia ini

juga disebabkan karena faktor penuaan terkait dengan proses degenerasi

(Avers, 2007).

Salah satu solusi untuk mengatasi dan mencegah adanya gangguan

keseimbangan ini adalah upaya pemberian latihan, salah satunya adalah

balance exercise. Disampaikan oleh Nyman tahun 2007 bahwa latihan

balance exercise adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan untuk

meningkatkan kestabilan tubuh dengan cara meningkatkan kekuatan otot

anggota gerak bawah. Sedangkan Madureira (2006), mengungkapkan bahwa

latihan keseimbangan sangat efektif untuk meningkatkan keseimbangan

fungsional dan statis serta mobilitas lansia. Latihan keseimbangan ini juga

akan menurunkan frekuensi jatuh pada lansia, bila dilakukan dengan

frekuensi optimal 3 kali dalam seminggu selama 5 minggu. Melihat hal di

atas sangat menarik untuk mengatahui lebih lanjut fenomena yang terjadi

pada keseimbangan postural lansia setelah diberikan balance exercise.

Balance exercise merupakan serangkaian gerak yang dirancang

untuk meningkatkan keseimbangan postural, baik untuk keseimbangan statis

maupun keseimbangan dinamis. Pada saat dilakukan serangkaian gerakan


14

ini ada suatu proses di otak, yang disebut dengan central compensation,

yaitu otak akan berusaha menyesuaikan adanya perubahan sinyal sebagai

akibat dari rangkaian gerakan ini untuk beradaptasi (Kaesler, 2007).

Pengaruh balance exercise yaitu untuk meningkatkan keseimbangan

postural. Bentuk-bentuk balance exercise yang digunakan untuk

meningkatkan keseimbangan ini terdiri dari reformer leg press, theraband

pada kaki posisi duduk dengan hip abduksi/adduksi, trapeze table untuk

lateral flexi lumbal, trapeze table side leg springs, theraband pada posisi

duduk dengan kaki lurus, berjalan dengan satu kaki selama 30 detik,

bergantian dengan kaki yang lain, berdiri satu kaki kemudian ayunkan tubuh

ke depan, ke belakang, dan ke samping, duduk tegak lalu rotasi lumbal yang

diikuti rotasi bahu, eve’s lunge, theraband di injak pada satu kaki di tarik

dengan tangan yang berlawanan dengan posisi extensi, duduk tegak

bersandar bola dan melakukan squats, latihan keseimbangan berdiri dengan

satu kaki bergantian. Fungsi dari latihan ini mampu memberikan perubahan

fisiologis pada tubuh manusia yang lebih lanjut akan meningkatkan volume

oksigen maksimum dan penurunan asam laktat, pengaruh lainnya yaitu

untuk sistem muskular pada anggota gerak bawah adalah meningkatkan

maximal muscular power yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi otot,

meningkatnya penampang luas otot, asupan nutrisi ke dalam otot serta

memberikan efek pemeliharaan daya tahan (Kaesler, 2007). Adanya

peningkatan kekuatan otot pada lansia ini akan membuat tubuh semakin

kokoh dalam menopang badan, demikian pula akan kokoh dalam


15

mempertahankan gerakannya. Hal ini yang akan membuat lansia semakin

seimbang posturnya

Anda mungkin juga menyukai