KEPERAWATAN GERONTIK I
“ GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI, CAIRAN
PADA LANSIA & BALANCE EXERCISE ”
Disusun oleh :
KELOMPOK
MUTHMAINNAH 2720160063
NAUFILATUN 2720160083
2019/2020
A. BALANCE EXERCISE
1. Definisi Balance Exercise
Balance Exercise adalah aktifitas fisik yang dilakukan untuk meningkatkan
kestabilan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah (Glenn,
2007).
2. Manfaat Balance Exercise
Balance Exercise bemanfaat untuk meningkatkan keseimbangan postural
(Nyman, 2007). Balance Exercise juga bermanfaat untuk menurunkan terjadinya
resiko jatuh pada lansia. Balance Exercise memberikan efek peningkatan kekuatan
otot ekstremitas bawah (Glenn, 2007). Olahraga/latihan yang melibatkan kontraksi
otot dapat meningkatkan kekuatan otot hingga lebih dari 100 %. Penurunan ukuran
dan kekuatan otot pada lansia akibat degenerasi dapat dikurangi dengan
latihan/olahraga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa Exercise dapat meningkatkan
kekuatan otot (Tilarso, 2008).
3. Otot-otot yang di Pengaruhi Balance Exercise
Menurut Glenn (2007) Balance Exercise terdiri dari 5 macam gerakan, dan otot -
otot yang dipengaruhi sebagai berikut :
a. Plantar Flexion
Otot-otot yang dipengaruhi :
1) Otot lateralis betis
2) Otot dorsal betis bagian permukaan
3) Otot dorsal betis bagian dalam
b. Hip Flexion
Otot-otot yang dipengaruhi :
1) Otot ventral pangkal paha
2) Otot ventral paha
3) Otot medial paha atas
4) Otot dorsal panggul
c. Hip Extention
Otot-otot yang dipengaruhi :
1) Otot medial paha atas
2) Otot dorsal pinggul
d. Knee Flexion
Otot-otot yang dipengaruhi :
1) Otot ventral paha
1
2) Otot medial paha
3) Otot dorsal pinggul
4) Otot dorsal betis bagian permukaan
5) Otot dorsal betis bagian dalam
e. Side leg Raise
Otot-otot yang dipengaruhi :
1) Otot ventral paha
2) Otot dorsal pinggul
4. Pelaksanaan Balance Exercise
Latihan keseimbangan akan menghasilkan perubahan atau manfaat bagi lansia
jika dilakukan 1-3 kali seminggu (Darmojo, 2004). Senam keseimbangan bagi lansia
dapat dilakukan 3 kali seminggu (Tilarso, 2008). Penelitian telah membuktikan bahwa
protein kontraktil otot (aktin dan miosin) dapat di ganti secara total sesingkat 2
minggu. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan balance exercise 3 kali
seminggu selama 4 minggu dengan durasi 15 menit. Menurut Glenn (2007) Gerakan
Balance Exercise terdiri dari 5 macam, yaitu plantar flexion, hip flexion, hip extention,
knee flexion dan side leg raise.
a. Plantar flexion
1) Berdiri tegak dengan salah satu tangan berpegangan
pada kursi.
2) Perlahan angkat tumit ke atas (berdiri dengan ujung
kaki).
3) Pertahankan posisi.
4) Kembalikan kaki pada posisi semula.
5) Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.
3
1) Berdiri tegak dengan salah satu tangan berpegangan
pada kursi.
2) Perlahan tekuk lutut kanan kearah belakang sehingga
kaki kanan terangkat dibelakang tubuh.
3) Pertahankan posisi.
4) Perlahan kembalikan kaki kanan pada posisi semula.
5) Ulangi dengan menggunakan kaki kiri.
6) Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.
7
dokter dan ahli gizi merekomendasikan bahwa makanan protein dengan lemak
tinggi perlu dibatasi. Orang yang melakukan diet lemak harus mengonsumsi
protein rendah lemak seperti ikan dan unggas tanpa lemak serta protein dari
sumber tanaman seperti kacang polong dan kacang-kacangan.
c. Lemak
Lansia disarankan mengkonsumsi lemak sekitar 25 % sampai 30 % dari total
asupan kalori harian. Saran ini berlaku untuk semua umur. Lemak diperlukan
dalam diet untuk membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak
dan memberikan jumlah yang cukup. Lemak dibutuhkan karena dapat memberikan
rasa kenyang setelah makan.
Ketika mempertimbangkan asupan lemak dalam makanan , penting untuk
memilih jenis lemak yang ingin dikonsumsi. Tubuh menggabungkan lemak
menjadi zat yang disebut lipoprotein, yang mengandung kolesterol dan protein .
Ada tiga jenis penting dari lipoprotein : high density lipoprotein (HDL), low
density lipoprotein (LDL) , dan very low density lipoprotein (VLDL).
LDL terdiri dari kolesterol dan diyakini berkontribusi terhadap penyakit
pembuluh darah. VLDL terdiri dari trigliserida dan dapat berkontribusi untuk
penyakit pembuluh tetapi tidak signifikan seperti halnya LDL. HDL, yang disebut
lemak sehat, terdiri dari protein yang muncul untuk melindungi diri terhadap
penyakit pembuluh darah . Beberapa orang yang telah makan makanan kolesterol
tinggi selama hidupnya akan susah untuk mengubah kebiasaan makan mereka
dengan bertambahnya usia mereka. Mereka mungkin merasa sulit atau tidak suka
untuk berbelanja dan menyiapkan makanan dengan cara baru. Namun ada
beberapa orang yang berhasil dapat mengubah diet mereka.
d. Vitamin
1) Vitamin yang larut dalam lemak :
a) Vitamin A : Ditemukan pada susu, mentega, keju, hati, sayur-sayuran hijau
dan kuning, dan buah. Banyak orang tua mungkin kekurangan
vitamin A karena kondisi kronis yang mengganggu
penyerapan lemak seperti penyakit kandung empedu dan
radang usus
b) Vitamin D : Ditemukan pada susu dan margarin, minyak ikan kod, lemak
ikan, dan telur.Vitamin D mendorong penyerapan kalsium.
c) Vitamin E : Ditemukan pada jagung dan minyak safflower, margarin, biji-
bijian, kacang- kacangan, sayuran berdaun hijau. Vitamin E
mendorong integritas sel darah merah
8
d) Vitamin K : Dapat ditemukan pada sayuran berdaun hijau dan hati, sintesis
bakteri di usus. Vitamin K penting untuk pembentukan
protrombin, yang diperlukan untuk pembekuan darah.
2) Vitamin yang larut dalam air :
a) Vitamin B1 : Ditemukan pada jeroan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Vitamin B1 penting untuk metabolisme karbohidrat
b) Vitamin B2 : Ditenukan pada susu, keju, telur, jeroan, kacang-kacangan,
sayuran berdaun hijau. Vitamin B2 penting untuk
pemeliharaan jaringan dan produksi air mata
c) Niacin : Ditemukan pada daging tanpa lemak, hati, biji-bijian, kacang-
kacangan. Niacin penting untuk melepaskan energi dari
lemak, karbohidrat, dan protein
d) Vitamin B6 : Ditemukan pada biji-bijian, sayur-sayuran, kacang-kacangan,
daging dan pisang . Vitamin B6 bertindak dalam proses
sintesis protein dan metabolisme asam amino, dapat
berinteraksi dengan levodopa oleh pasien dengan penyakit
Parkinson
e) Asam folat : Ditemukan pada gandum, kacang-kacangan, dan sayuran
hijau. Asam folat penting dalam sintesis hemoglobin dan
metabolisme asam amino
f) Vitamin B12 : Ditemukan dalam otot dan daging, telur, kerang, dan
susu. Vitamin B12 dibutuhkan untuk pematangan sel darah
merah. Kekurangan umumnya terlihat dengan defisiensi
asam folat.
g) Vitamin C : Ditemukan pada buah jeruk, tomat, kubis, melon,
stramberry, paprika hijau sayuran berdaun hijau. Vitamin C
penting penting dalam pembentukan dan pemeliharaan
struktur kolagen jaringan ikat, mendorong penyembuhan
dan elastisitas dinding kapiler
e. Air
Sekitar 60% dari rata-rata tubuh orang dewasa terdiri dari air. Laki-laki
dewasa memiliki cairan tubuh yang sedikit lebih banyak dari perempuan. Lansia
biasanya memiliki cairan tubuh yang kurang dibandingkan orang dewasa muda.
Jumlah total cairan tubuh berkurang sekitar 8% pada lansia. Jumlah air dalam
aliran darah tetap relatif konstan, tetapi orang dewasa yang lebih tua cenderung
memiliki cairan kurang dalam ruang intraseluler dan interstitial daripada orang
yang lebih muda. hasil penurunan cairan hilangnya turgor kulit dan menyebabkan
penampilan keriput yang umum dengan penuaan. cairan menurun meningkatkan
9
risiko ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi. kebanyakan orang dewasa
membutuhkan 2.000-3.000 ml cairan setiap hari. Lebih banyak konsumsen yang
mengonsumsi air dalam bentuk teh, kopi, dan jus.
Air biasanya dikeluarkan melalui, keringat, pernapasan, dan defekasi.
Kehilangan cairan yang abnormal biasanya terjadi pada diare, muntah, diaphoresis,
penyedotan lambung, dan drainase luka, mineral penting sering hilang bersama
dengan air. Jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh harus seimbang dengan
jumlah dieliminasi dari tubuh, ini mengacu pada keseimbangan sebagai cairan.
Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Lanjut Usia :
1) Berkurangnya kemampuan mencerna makanan ( akibat kerusakan gigi/
ompong)
2) Berkurangnya cita rasa
3) Berkurangnya koordinasi otot
4) Keadaan fisik yang kurang baik
5) Faktor ekonomi dan social
6) Faktor penyerapan makanan ( daya absorpsosi )
7) Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,
sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam
tubuh lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan
bayi
8) Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan
kemampuan untuk memekatkan urin, mengakibatkan kehilangan air yang lebih
tinggi.
9) Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk
mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap
konstipasi karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas,
pantangan diit, dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan
konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat
mengarah pada masalah diare.
10) Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai
masalah dalam mendapatkan cairan ( misalnya gangguan dalam berjalan ) atau
mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya pasien stroke).
Proses Penuaan Normal Pada Saluran Gastrointestinal
Proses penuaan memberikan pengaruh pada setiap bagian dalam saluran
gastrointestinal dalam beberapa derajat. Namun karena luasnya persoalan fisiologis
pada system gastrointestinal hanya sedikit masalah-masalah yang berkaitan dengan
usia yang dilihat dalam kesehatan lansia. Banyak masalah-masalah gastrointestinal
yang dihadapi oleh lansia lebih erat dihubungkan dengan gaya hidup mereka.
a. Rongga mulut
10
Penampilan fisik, kemampuan berkomunikasi dan asupan nutrisi ditingkatkan oleh
bersiham mukosa mulut dan keutuhan gigi. Walaupun tanggalnya gigi bukan suatu
konsekuensi dasar dari proses penuaan, banyak lansia mengalami penanggalan gigi
sebagai akibat dari hilangnya tulang penyokong pada permukaan periosteal dan
periodontal. Mukosa mulut tampak merah dan mengkilat pada lansia karena
adanya atrofi. Bibir dan gusi tampak tipis karena epithelium telah meyusut dan
menjadi lebih mengandung keratin. Aliran air liur tetap normal pada lansia yang
sehat dan tidak mendapatkan pengobatan yang akan dapat menyebabkan mulut
menjadi kering.
b. Esofagus, lambung dan usus
Motilitas esophagus tetap normal meskipun esophagus mengalami sedikit dilatasi
seiring penuaan. Sfingter esophagus bagian bawah (kardiak) kehilangan tonus.
Reflex muntah pada lansia akan melemah. Kesulitan dalam mencerna makanan
adalah akibat dari atrofi mukosa lambung dan penurunan motilitas lambung. Atrofi
mukosa lambung merupakan akibat dari penurunan sekresi asam hidroklorit
(hipoklohidria), dengan pengurangan absorbs zat besi, kalsium, dan vitamin B12.
Motilitas gaster biasanya menurun dan melambatnya gerakan dari sebagian
makanan yang dicerna keluar dari lambung terus melalui usus halus dan usu besar.
c. Saluran empedu, hati, kandung empedu dan pancreas
Kapasitas fungsional hati dan pancreas dalam rentang normal karena adanya
cadangan fisiologis dari hati dan pancreas. Setelah usia 70 tahun ukuran hati dan
pancreas akan mengecil, terjadi penurunan kapasitas menyimpan dan kemampuan
mensintesis protein dan enzim-enzim pencernaan. Proses penuaan telah mengubah
proporsi lemak empedu tanpa perubahan metabolism asam empedu yang
signifikan. Factor ini mempengaruhi peningkatan sekresi kolesterol
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengkajian Nutrisi Pada Lansia
a. Memastikan asupan kalsium yang adekuat
1) Kalsium terdapat di produk susu, tahu, sayuran hijau, tiram, salmon dan sarden
sangat penting untuk mepertahankan densital tulang dan mencegah
osteoporosis.
2) Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mangandung kalsium setiap
harinya.
3) Serat tyang adekuat penting dalammeningkatkan defekasi teratur dan dapat
mencegah kanker colon. Sumber seratyang baik bagi tubuh pada sereal
gandum utuh dan roti, buah dengan kulit, sayuran, kacang-kacangan. Makana
inangat bauik dikonsumsi setipa harinya
b. Mencegah interaksi obat dengan makanan
11
Obat dapat mempengaruhui status nitrisi pasiendengan cara merubah absorbs
nutrisi,metabolism, pemakaina atau sekresi. Demekian juga berbagai makanan,
minuman dan suplemen mineral atau vitamin dapat mempengaruhi absorbs dan
keefektifan obat-obatan. Interaksi ini harus diperhatikan ketika melakukan evaluasi
regimen pengobatan pada pasien.
Masalah Gizi Pada Lansia
a. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih,
apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik.
Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi
makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya :
penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
b. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai
dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
c. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan
menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
Pemantauan Status Nutrisi
a. Penimbangan Berat Badan
1) Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai
peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB
lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan
penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan
berat badan.
2) Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB
kurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm – 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih
Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang
b. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi,
hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah,
12
pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering
mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan
berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini
dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih
mudah sakit dan tidak bersemangat.
c. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari,
jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang
banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.
2. CAIRAN
Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah
melakukan aktivitas. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu
menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit disaluran kemih
seperti kencing batu, batu ginjal, dll. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan
sendi. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit karena untuk
mengolah makanan dalam usus sangat dibutuhkan air, tentu saja tanpa air yang cukup
kerja usus tidak dapat maksimal dan timbullah sembelit. Air mineral atau air putih
lebih baik daripada kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup dan
dianjurkan minimal kita minum air putih 1.5 sampai dengan 2 liter/hari. Minuman
seperti kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup bahkan tidak baik untuk
kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-
penyakit tertentu seperti kencing manis, darah tinggi, obesitas, dan jantung.
DAFTAR PUSTAKA
18