PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru dan paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan balita (Santoso et
all. 2012). Pneumonia adalah peradangan paru di mana asinus tensi dengan cairan,
dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang kedalam dinding alveol dan rongga
interstisium (Ridha 2014). Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun parasit dimana alveoli paru yang
bertanggung jawabmosfer dan terisi oleh cairan (Hendra & Huriani 2011).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan umum
Melaporkan kasus pada Bayi dengan pneumonia di ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
D. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada bayi dengan pneumonia di ruang
Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada bayi dengan pneumonia
di ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
c. Penulis mampu menyusun intervensi pada bayi dengan pneumonia di ruang
Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada bayi dengan pneumonia di ruang
Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada bayi dengan pneumonia di ruang
Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pneumonia
B. Klasifikasi :
Menurut (Riyadi & Suharsono 2010) klasifikasi pneumonia dibagi berdasarkan menurut
penyebabnya, antara lain :
Manifestasi klinik yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia adalah
demam, batuk, anak akan memperlihatkan kesulitan bernapas, retraksi interkostal, nyeri
dada, nyeri abdomen, krakles, penurunan bunyi napas, pernapasan cuping hidung,
sianosis, batuk kering kemudian berlanjut ke batuk produktif, adanya ronkhi basah, halus
dan nyaring, adanya takipnea (frekuensi pernapasan > 50x/menit).
F. Patofisiologi
Bakteri atau virus kedalam tubuh, akan menyebabkan gangguan atau peradangan
pada terminal jalan napas dan alveoli. Proses tersebut akan menyebabkan infiltrate yang
biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadi destruksi sel dengan menanggalkan debris
cellular ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan napas.
Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda asing dan
kongential yang dapat meningkatkan resiko pneumonia (Marni, 2014)
G. Pathway
Sistem pertahanan tubuh terganggu
- Aspirasi kuman
- Hematogen
Mengisi alveoli bersama sel Peningkatan sekret batuk nekrosis & abses
Reaksi radang
Hipertemi
Istirahat tidur
Cemas
H. Komplikasi
I. Pemeriksaan Penunjang
Kelainan yang tampak pada foto rontgent penderita pneumonia dapat berupa : bercak
putih setempat atau tersebar di sekitar paru ataupun gambaran lainnya terdapat komplikasi
pneumonia. Pemeriksaan dengan menggunakan foto rontgen kadang-kadang dapat
dibedakan dengan penderita Tuberkulosis (TB) yaitu gambaran bercak putih dibagian atas
paru. Perlu juga dilakukan pengambilan sputum/dahak untuk dikultur dan ditest resistensi
kuman untuk dapat mengetahui mikroorganisme penyebab pneumonia (Poetry 2008).
J. Penatalaksanaan
Untuk mengatasi infeksi, berikan obat antibiotik sesuai program, misalnya amoxillin,
clarithromycin/ erythromycin dan ampicillin. Ada dua golongan penicilin dan golongan
sefalosporin (Suharjonoetall,2009). Apabila pada pemeriksaan pewarnaan gram terdapat
organisme, dan cairan berbau tidak enak, maka lakukan pemasangan chest tube.
Pemberian zink dapat mencegah terjadinya pneumonia pada anak, walaupun jika untuk
terapi zink kurang bermanfaat (Pardede 2013). Pemberian zink 20mg/hari pada anak
pneumonia efektif terhadap pemulihan demam, sesak napas, dan laju pernapasan (Wahani
2012).
K. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Menurut Hidayat (2012), pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses
keperawatan, kemudian dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar dari pasien,
untuk informasi yang diharapkan dari pasien. Pengkajian pada seluruh tingkat analisis
(individu, keluarga, komunitas) terdiri atas data objektif dari pemeriksaan diagnostik dan
sumber lain. Pengkajian individu terdiri atas riwayat kesehatan (data subjektif) dan
pemeriksaan fisik (data objektif). Terdapat dua jenis pengkajian yang dilakukan untuk
menghasilkan diagnosa keperawatan yang akurat, komprehensif dan fokus. Pengkajian
komprehensif mencakup seluruh aspek kerangka pengkajian keperawatan seperti 11 pola
kesehatan fungsional gordon.
yaitu :
Menurut (Riyadi & Suharsono 2010) diagnosa keperawatan yang muncul pada anak
pneumonia yaitu sebagai berikut :
Intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
pneumonia yaitu sebagai berikut :
NIC :
2. Monitor pernapasan :
Monitor kecepatan irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu napas, dan retraksi pada otot
Monitor suara napas tambahan seperti ngorok atau mengi Monitor
sekresi pernapasan pasien
Monitor kemampuan batuk efektif pasien
Monitor keluhan sesak napas pasien, termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperburuk sesak napas
Berikan bantuan terapi napas jika diperlukan (misalnya nebulizer).
olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus berlebih
NOC :
1. Monitor pernapasan
Kriteria Hasil :
Frekuensi pernapasan normal
Irama pernapasan teratur
Kedalaman inspirasi normal
Suara auskultasi napas normal
Kepatenan jalan napas normal
NIC :
2. Monitor Pernapasan :
Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan
alat untuk membuka jalan nafas
Lakukan fisioterapi dada sebagai mestinya
Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau
menyedot lendir
Motivasi pasien untuk bernapas pelan, dalam, dan batuk
Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
Auskultasi suara napas , catat area yang ventilasinya menurun atau
tidak ada dan adanya suara tambahan
Posisikan untuk meringankan sesak napas
Monitor status pernapasan dan oksigenasi
Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi bernapas
dalam kepada anak-anak
c. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
NOC :
1. Status Neurologis
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5º c – 37,5º c) nadi dan
pernapasan dalam rentang normal
tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
NIC :
2. Status Neurologis :
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
monitor warna kulit dan suhu
berikan pengobatan untuk mengatasi demam
berikan kompres hangat
kolaborasi dengan dokter dalam memberikan cairan intravena
O. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan (Nursalam, 2013).
P. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan dengan cara melakukan
indentifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak (Nursalam,
2013).
genogram. Presentasi hasil dalam KTI dengan teknik uraian atau tabel.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMONIA
Pengkajian
Fokus pengkajian adalah : Identitas klien, hasil pemeriksaan fisik, keluhan utama dan
riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga dan genogram. Presentasi hasil dengan teknik
uraian atau tabel. . Identitas Klien
1. Identitas Klien
Nama : By. S
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal Lahir / Usia : 31 Desember 2016
Tanggal dirawat : 4,5 bulan 19 mei 2017
Alamat : Rt. 4 / Rw. 9, Pacitan
Tanggal Pengkajian : 22
2. Data Penanggung Jawab
IDENTITAS Klien
1
Nama orang tua Tn.T / Ny. S
Pneumonia
Riwayat Penyakit
RIWAYAT Klien
PENYAKIT
Keluhan Keluarga pasien mengatakan
anaknya
Keluargasesak
Utama nafas
Riwayat pasien mengatakan
penyakit By. G saat di rumah mengalami sesak nafas, demam dan batuk, keluarga
sekarang langsung membawa By.G periksa ke RSDM pada tanggal 25 mei 2017,
di IGD pasien langsung diberikan terapi oksigen 3 lpm dan diberikan
terapi obat furosemid 1mg/12jam, Aldacton 1,125mg/12jam dan
paracetamol syrup 150mg/6jam. Pasien juga
26 mei 2017 pukul 08.00 wib adalah : Nadi 148x/menit, Suhu 38,6°C,
pernapasan
Klien 2
APGAR 9
Usia
SCOREgestasi 9 bulan
Berat badan 3 kg
Panjang badan 38 cm
Komplikasi Ada komplikasi saat
Riwayat ibu
Persalinan anak pertama, kedua dan ketiga melalui persalinan pervaginam (secara
Komplikasi persalinan
normal) sedangkan anak :keempat melalui SC.
Ibu pasien mengatakan saat kehamilan pertama, kedua dan ketiga tidak ada
Jenis Imunisasi
POLA Klien 2
KESEHATAN FUNGSIONAL
Pola Nutrisi Sebelum Sakit :
- Frekuensi : ± 5x/hari
Pendamping ASI
- Porsi : ± 100cc/1x
Selama Sakit :
- Frekuensi : ± 6x/hari
Buatan) SGM
- Porsi : 50cc/1x
- Keluhan : -
( terpasang NGT)
BB : 11 kg
Z score usia 0 – 24 bulan :
PB : 78cm
Rumus :
BB – Median
Median – (-ISD)
= 11 – 9.4
9.4 – 8.4
= 1.6 = 1.6
Cukup
Pola Eliminasi BAB:
Sebelum Sakit :
Selama Sakit :
- Jumlah urine : ±
150cc/BAK
- Warna : Kekuningan
Selama Sakit :
- Jumlah urine : ±
200cc/BAK
- Warna : Kekuningan
- Keluhan : -
Pemeriksaan Fisik Neonatus
Observasi Klien 2
1. Keadaan Lemah
Umum
2. Kesadaran Composmentis, GCS 15,
E4,V5,M6
3. Reflek Reflek moro positif,
- Konjungtiva : anemis
- Pupil : isokor
15. Jantung :
2017 Hemoglobin
(11.00 RUTIN 9.9 g/dL 10.7-13.1
Hematokrit 31 % 35-43
wib) Leukosit 12.9 ribu/uL 5.0-19.5
Trombosit 252 ribu/uL 150-450
Eritrosit 3.32 juta/uL 3.60-5.20
INDEX ERITROSIT
MCV 92.0 /uL 80.0-96.0
MCH 29.8 Pg 28.0-33.0
MCHC 32.5 g/dL 33.0-36.0
RDW 12.6 % 11.6-14.6
MPV 9.8 fL 7.2-11.1
PDW 17 % 25-65
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.30 % 0.00-4.00
Basofil 0.40 % 0.00-1.00
Netrofil 70.60 % 18.00-74.00
Limfosit 24.10 % 60.000-66.000
Monosit 4.60 % 0.00-6.00
KIMIA KLINIK
GDS 97 mg/dl 50-80
Billirubin total 0.27 mg/dL 0.00-1.00
ELEKTROLIT
Natrium darah 131 mmol/L 129-147
Analisa Data
- RR : 66x/menit
O₂ 3 lpm
Data Subyektif :
- Menggunakan otot bantu pernapasan Penyakit Hipertermia
(00007)
Ibu pasien mengatakan anaknya demam ± 4 hari yang
lalu
Data Obyektif :
Klien
1. Ketidakefektifan bersihan jalan
Hiperventilasi
Perencanaan Keperawatan
Klien
Ketidake Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
fektifan tindakan
(3140)
bersihan keperawatan selama 3x24
jalan nafas jam diharapkan jalan nafas - Monitor status pernafasan
b.d sekresi paten dengan kriteria hasil - Observasi sumbatan jalan nafas
yang :
berlebih - Auskultasi suara nafas
- Anak tidak sesak
nafas - Lakukan fisioterapi
- RR normal dada
30-
- Lakukan suction
40x/menit
- Ajarkan ibu untuk
- Tidak ada dyspnea
memposisikan pasien
- Bunyi nafas normal
untuk meringankan sesak nafas
- Tidak ada penumpukan
Terapi Oksigen (3320)
sekret
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam
pemberian oksigen
- Tidak menggunakan
alat bantu pernapasan
(O₂)
Hipertermia Setelah dilakukan Mengatur suhu (3900)
b.d tindakan
- Monitor vital sign
penyakit keperawatan selama 3x24
jam suhu tubuh normal - monitor suhu minimal 2 jam
dengan kriteria hasil : Perawatan Demam (3740)
- Suhu tubuh dalam - Lembabkan bibir dan hidung yang kering
rentan normal : 36°C-
- Tutup pasien dengan selimut ringan, tergantung fase
37,3°C demam (yaitu selimut hangat pada fase dingin dan
- Badan tidak panas pakaian ringan / selimut ringan pada fase bergejolak
- Memonitor - Memonitor
suhu tiap suhu tiap
2 jam 2 jam
Evaluasi
Kesimpulan
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan proses keperawatan dimulai dari
pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
tentang asuhan keperawatan By.S dan By.G dengan Pneumonia diruang
Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan mengaplikasikan hasil studi
kasus pemberian fisioterapi dada pada klien Pneumonia.
Saran
Singapore : Elsevier.
Farida, Y , Ayu Trisna , Deasy Nur W. 2017. Studi Penggunaan Antibiotik Pada
Pasien Pneumonia di Rumah Sakit Rujukan Daerah Surakarta, Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2017, 02, 44 – 52
Hendra & Emil Huriani. 2011. Pengaruh Mobilisasi dan Fisioterapi Dada terhadap
kejadian Ventilator Associated Pneumonia di Unit Perawatan Intensif. Ners
Jurnal Keperawatan Volume 7, no 2. 121-129.
DI SUSUN OLEH :
GUSTIAWAN : 21806077