Tanda gejala yang muncul ialah batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea,
nafas cuping hidung, air hunger, merintih, dan juga sianosis.
Menurut Ardiansyah (2012) saat bakteri masuk kedalam tubuh, tubuh mengalami
peradangan, mengakibatkan metabolisme meningkat. Eritrosit dan leukosit masuk
kedalam alveoli memfagosit bakteri sehingga menimbulkan eksudat di alveoli. Cairan
eksudat yang semakin menumpuk di alveoli mengakibatkan kemampuan pertukaran gas
di dalam alveoli berkurang. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan oksigen
mengakibatkan tubuh menjadi lemas sehingga intoleransi aktivitas berkurang.
Peningkatan laju metabolisme mengakibatkan suhu tubuh meningkat pula. Alveoli yang
penuh cairan membuat tubuh ingin mengeluarkannya dengan cara batuk, sehingga
tingkat kenyamanan istirahat akan terganggu dan nafsu makan akan berkurang
F. Pneumonia bakteri
Pneumonia bakteri bersifat tiba-tiba dan umumnya didahului dengan infeksi
virus yang mengganggu mekanisme pertahanan alami saluran pernafasan atas
sehingga jumlah bakteri patogenik yang secara normal berada disaluran napas atas
bertambah jumlahnya
1.6 Patway Pneumonia
Radang bronkial
Peningkatan kompensasi
Anoreksia Dx. Intoleransi aktivitas
frekuensi nafas
Dx. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Dx. Ketidakefektifan
kebutuhan tubuh pola nafas
l. Resiko aspirasi
1.12 Rencana intervensi
Titin Hidayatin
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Indramayu
korespondensi : tienhidayatin85@gmail.com
ABSTRAK
Pneumonia adalah infeksi parenkim paru yang sering berdampak terhadap status oksigenasi terutama
bersihan jalan napas. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pemberian fisioterapi
dada dan pursed lips breathing terhadap bersihan jalan napas pada anak balita dengan pneumonia di
RSUD Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan menggunakan quasy experimental dengan
rancangan non randomized without control group pretest-posttest dengan jumlah sampel yang akan
diambil sebanyak 30 responden yang dibagi dalam 3 kelompok intervensi. Teknik pengambilan data
adalah concecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan untuk kelompok fisioterapi dada serta
kelompok fisioterapi dada dan pursed lips breathing menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
terhadap bersihan jalan napas dengan nilai P value 0,000, sedangkan untuk kelompok pursed lips
breathing tidak ada pengaruh terhadap bersihan jalan napas dengan nilai P value 0, 112. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam memberikan asuhan keperawatan mandiri pada anak
balita yang mengalami pneumonia dengan bersihan jalan nafas.
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur (n=30)
Minimal –
Variabel Mean Median SD Maksimal
Umur Responden
1.Fisioterapi dada 2.50 2.00 1.269 1-5 tahun
2.PLB 2.60 2.50 1.174 1-4 tahun
3.Fisioterapi dada & 2.60 2.50 0.699 1.4 tahun
PLB
Tabel 3 Analisis Efektifitas Fisiotherapi Dada terhadap Bersihan Jalan Nafas antara Fisioterapi
Dada Pre 1 dengan Post 2, 4, 6 dan 8 pada Anak Balita dengan Pneumonia
Bersihan Jalan Napas P
No Pengukuran
Tdk Bersih Bersih Value
1 Pengukuran sebelum intervensi hari pertama dan
sesudah intervensi hari pertama (pagi) 9 (90%) 1 (10%) 1,000*
g) Pengukuran pagi hari sebelum intervensi hari
pertama dan sesudah intervensi hari pertama 9 (90%) 1 (10%) 1.000*
(sore)
3 Pengukuran pagi hari sebelum intervensi dan 4 (40%) 6 (60%) 0,031*
sesudah intervensi hari kedua (pagi)
4 Pengukuran pagi hari sebelum intervensi dan 1 (10%) 9 (90%) 0,004*
sesudah intervensi hari kedua (sore)
Ket: * Uji Mc Nemar
Tabel 5 Analisis Efektifitas PLB terhadap Bersihan Jalan Nafas antara PLB Pre 1 dengan Post 2
dan 4 pada Anak Balita dengan Pneumonia
N Bersihan Jalan Napas P
Pengukuran
O Tidak Bersih Bersih Value
1 Pengukuran hari intervensi hari sebelum 10 (100%) 0 (0%) 1,000*
Tabel 7 Analisis Efektifitas Fisiotherapi Dada dan Pursed Lips Breathing terhadap Bersihan Jalan
Nafas antara Fisiotherapi Dada dan Pursed Lips Breathing Pre 1 dengan Post 2, 4, 6 dan 8 pada Anak
Balita dengan Pneumonia
Bersihan Jalan Napas P
No Pengukuran
Tidak Bersih Bersih Value
1 Pengukuran pagi hari sebelum intervensi hari 8 (80%) 2 (20%) 0,500
pertama dan sesudah intervensi hari pertama pagi
2 Pengukuran pagi hari sebelum intervensi hari 7 (70%) 3 (30%) 0.250
pertama dan sesudah intervensi hari pertama sore
3 Pengukuran pagi hari sebelum intervensi hari 3 (30%) 7 (70%) 0,016
kedua dan sesudah intervensi hari kedua pagi
4 Pengukuran pagi hari sebelum intervensi hari 0 (0%) 10 (100%) 0,002
kedua dan sesudah intervensi hari kedua sore
Ket: * Uji Mc Nemar
RR Analisa Pengaruh Bersihan Jalan Penelitian lain yang dilakukan oleh Hussein
Nafas Sebelum dan Sesudah Pemberian (2011) di Cairo University yang bertujuan
Intervensi Fisioterapi Dada untuk mengetahui efek fisioterapi dada
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji terhadap bersihan jalan napas anak yang
Cochran didapatkan bahwa nilai Pvalue < ɑ mengalami pneumonia. Penelitian dilakukan
yang artinya ada perbedaan yang artinya ada pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol
perbedaan yang bermakna antara bersihan jalan (30 responden) dan kelompok intervensi (30
nafas antara sebelum dan sesudah dilakukan responden). Hasil penelitian didapatkan
intervensi fisioterapi dada pada anak balita bahwa fisioterapi dada efekif dalam
dengan pneumonia. Dari hasil penelitian meningkatkan bersihan saluran udara dengan
didapatkan bahwa pada intervensi pertama belum anak yang mengalami pneumonia yang
terjadi perubahan terhadap bersihan jalan napas, dievaluasi dari penurunan kebutuhan oksigen
tetapi pada intervensi berikutnya terjadi dan frekuensi penyedotan (suction), hasil uji
perubahan terhadap bersihan jalan napas dan statistik penelitian ini menunjukkan ada
perubahan yang sangat signikan terjadi pada perbedaan bermakna degan P = 0,000 .
intervensi kedua (sore hari) hari kedua. Semakin Pada usia anak semua organ tubuh terus
lama intervensi yang dilakukan maka akan berkembang sampai mencapai fungsi yang
semakin terlihat perubahan terhadap bersihan sempurna, termasuk sistem pernapasan dan
jalan napas balita. sistem kardiovaskuler yang mempunyai
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa peranan penting dalam pengaturan status
fisioterapi dada berpengaruh terhadap bersihan oksigenasi. Alveoli berkembang baik ukuran,
jalan nafas antara sebelum dan sesudah dilakukan bentuk maupun jumlahnya sehingga saluran
intervensi pada balita dengan pneumonia. pernapasan menjadi sempurna, hal ini dapat
Fisioterapi dada mencakup 3 teknik yaitu dicapai pada anak usia 12 tahun. Permukaan
postural drainage, perkusi dada dan vibrasi (Asih alveolar yang bertambah luas berguna untuk
dan Efendy, 2004). Metode ini dapat digunakan pertukaran gas. Pertumbuhan anak
secara berurutan pada posisi drainage yang berhubunga erat dengan peningkatan
berbeda dan harus diawali dengan bronchodilator percabangan dari bronkiolus perifer dan
(jika diprogramkan), dan dilanjutkan dengan jumlah alveoli. Semakin anak bertambah
nafas dalam dan batuk (Smeltzer & Bare, 2002). tinggi, maka semakin besar dan luas
Fisioterapi dada sangat berguna bagi penderita permukaan paru-paru. Pada balita yang
penyakit respirasi baik yang bersifat akut mengalami gangguan bersihan jalan napas
maupun kronis. Fisioterapi dada adalah salah terjadi penumpukan sekret, sekret akan lepas
satu fisioterapi yang menggunakan teknik dari saluran pernapasan dan akhirnya dapat
postural drainage, perkusi dada dan vibrasi. keluar melalui mulut dengan adanya proses
Secara fisiologis Perkusi pada permukaan batuk pada saat dilakukan fisioterapi dada.
dinding akan mengirimkan gelombang berbagai Menurut Lubis (2005), fisioterapi dada sangat
amplitude dan frekuensi sehingga dapat efektif dalam mengeluarkan sekret dan
mengubah konsistensi dan lokasi sekret (Potter & memperbaiki ventilasi pada pasien dengan
Perry, 2005). Menurut Smeltzer & Bare (2002) fungsi paru yang terganggu. Tujuan pokok
vibrasi yang dilakukan setelah perkusi fisioterapi dada pada penyakit paru adalah
meningkatkan turbulensi udara ekspirasi mengembalikan dan memelihara fungsi otot-
sehingga dapat melepaskan mukus kental yang otot pernapasan dan membantu membersihkan
melekat pada bronkhus dan bronkiolus, sehingga sekret dari bronkhus dan mencegah
postural drainage merupakan salah satu penumpukan sekret.
intervensi untuk melepaskan sekresi dai berbagai
segmen paru – paru dengan menggunakan RR Analisa Pengaruh Bersihan Jalan
pengaruh gaya gravitasi. Postural drainage Napas Sebelum dan Sesuda eberian
menggunakan posisi khusus yang meningkatkan Intervensi
gaya gravitasi membantu mengeluarkan sekresi PLB
bronkhial. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Cochran didapatkan bahwa nilai Pvalue > ɑ
yang artinya ada perbedaan yang artinya
tidak ada perbedaan yang bermakna antara
bersihan jalan nafas antara sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi pursed lips breathing pada asing atau secret keluar dari jalan napas
anak balita dengan pneumonia di RSUD sehingga pada akhirnya dapat memberikan
Kabupaten Indramayu. dampak positif terhadap perubahan status
Ketidaefektifan dalam penelitian ini kemungkinan oksigenasi (Sutini, 2011).
dikarenakan karena usia responden yang masih Penelitian lain yang dilakukan oleh Enright,
balita, kadar hemoglobin, suhu tubuh, kekuatan Chatam & Ionescu (2004) di Australia pada
meniup, tingkat dehidrasi, lama sakit. Seperti pasien PPOK yang tidak di rawat di rumah
penelitian yang dilakukan oleh Sutini, T (2011) sakit, menghasilkan pengingkatan fungsi faal
tentang pengaruh aktivitas bermain meniup tiupan paru rata-rata sebesar 60% setelah latihan
lidah terhadap status oksigenasi pada anak usia PLB dan latihan otot-otot pernapasan selama
prasekolah dengan pneumonia di RS Islam Jakarta 8 minggu, sedangkan pada pasien yang tidak
yang didapat hasil bahwa aktivitas bermain meniup dilakukan teknik ini rata-rata hanya
“tiupan lidah” berpengaruh terhadap status meningkat 10%.
oksigenasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Division
of Physiotherapi (2003) di rumah sakit
PLB merupakan salah satu teknik termudah Karolinska University Swedia pada tahun
dalam mengurangi sesak napas. Teknik ini 2003 pada pasien PPOK berjumlah 32 pasien
merupakan cara mudah dalam memperlambat yang dirawat di rumah sakit. dihasilkan fungsi
frekuensi napas sehingga napas menjadi lebih faal paru rata-rata 90% setelah latihan PLB
efektif. Teknik ini dapat membantu untuk selama 1 minggu.
menghasilkan udara yang banyak ke dalam paru PLB menimbulkan obstruksi terhadap aliran
dan mengurangi energi yang dikeluarkan saat udara ekshalasi dan meningkatkan tekanan
bernapas. Selain itu juga, dapat meningkatkan udara, menurunkan gradient tekanan
tekanan alveolus pada setiap lobus paru sehingga transmural dan mempertahankan kepatenan
dapat meningkatkan aliran udara saat ekspirasi. jalan napas yang kolaps selama ekshalasi.
Peningkatan aliran udara pada saat ekspirasi Proses ini membantu menurunkan
akan mengevakuasi sekret keluar dari saluran pengeluaram udara yang terjebak, tidak secara
napas. tindakan ini sebagai salah satu upaya yang langsung menurunkan kapasitas fungsional
diduga mampu meningkatkan oksigenasi residu, tetapi perbaikan sesak napas
(Brunner & Sudath, 2010) karena memberikan merupakan akibat restorasi diafragma
efek yang baik terhadap pernapasan, diantaranya terhadap posisi thoraks yang mengalami
adalah (a) meningkatkan ventilasi, (b)
membebaskan udara yang terperangkap dalam b. Analisa Pengaruh Bersihan Jalan Nafas
paru–paru, (c) menjaga napas tetap terbuka lebih Sebelum dan Sesudah Pemberian
lama dan mengurangi kerja napas, (d) Intervensi Fisioterapi Dada dan PLB
memperpanjang Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
waktu ekshalasi yang kemudian memperlambat Cochran didapatkan bahwa nilai Pvalue < ɑ
frekuensi napas, (e) yang artinya ada perbedaan yang artinya ada
meningkatkan pola napas dengan mengeluarkan perbedaan yang bermakna antara bersihan jalan
udara ‘lama” dan memasukkan udara ‘baru’ ke nafas antara sebelum dan sesudah dilakukan
dalam paru, (f) menghilangkan sesak napas dan intervensi fisioterapi dada dan PLB pada anak
(g) meningkat relaksasi. balita dengan pneumonia di RSUD Kabupaten
Menurut Brunner & Suddarth (2008) inspirasi yang Indramayu. Dari hasil penelitian didapatkan
adekuat dapat meningkatkan volume dan tekanan bahwa pada intervensi pertama belum terjadi
alveoli sehingga dapat meningkatkan tekanan aliran perubahan terhadap bersihan jalan napas, tetapi
udara saat inspirasi. Peningkatan tekanan aliran pada intervensi berikutnya terjadi perubahan
udara ekspirasi dapat menggerakan silia-silia terhadap bersihan jalan napas dan perubahan
saluran napas yang berguna untuk mengeluarkan yang sangat signifikan terjadi pada intervensi
benda asing yang ada didalamnya, termasuk secret. kedua (sore hari) hari kedua yaitu semua
Semakin kuat meniup semakin kuat pula silia responden (10 balita) mengalami perubahan
bergerak untuk mendorong benda terhadap bersihan jalan napas. Semakin lama
intervensi yang dilakukan maka akan semakin
terlihat perubahan terhadap bersihan jalan napas
balita. Hal ini
karena pada kelompok ini diberikan 2 intervensi saluran pernapasan akut (ISPA) untuk
yaitu fisioterapi dada dan PLB. penanggulangan pneumonia pada balita.
Perbedaan pada penelitian ini dengan peneltian Jakarta : Depkes RI.
sebelumnya yaitu pada penelitian ini
menggabungkan kedua intervensi yang diberikan Division Of Physioterapi. 2003. Patient
yaitu fisioterapi dada dan PLB terhadap bersihan information series chronic obtruvtive
jalan napas pada anak balita dengan pneumonia pulmonary disease (COPD). Karolinska
dan hasilnya sangat terbuki efektif jika dilakukan University Hospital, Sweden. Diunduh tanggal
secara bersama-sama untuk bersihan jalan napas 27 Juli 201.
pada anak balita dengan pneumonia.
Enright S, Chatam K & Ionescu AA. 2004.
PENUTUP Inspiratory Muscle Training Improves Lung
Function and Exercise Capacity in Adults
1. Kesimpulan With Cystic Fibrosis. Diunduh 27 Juli 2017
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : Hartati, S. 2011. Analisis faktor risiko yang
c. Ada perbedaan antara bersihan jalan berhubungan dengan kejadian pneumonia
napas sebelum dan sesudah dilakukan pada anak balita di RSUD pasar rebo jakata.
intervensi fisioterapi dada pada anak Jakarta : Tesis.
balita dengan pneumonia dengan p Value
0,000 Herdman. T. Heather. 2015. Nanda
d. Tidak ada perbedaan antara bersihan international Inc. diagnosis keperawatan:
jalan napas sebelum dan sesudah definisi & klasifikasi 2015 – 2017/editor, T.
dilakukan intervensi pursed leps Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru : alih
breathing (tiupan lidah) pada anak balita bahasa Keliat B. A., et al. Jakarta : EGC.
dengan pneumonia dengan p Value 0,112
Hussein H, A & Gehan A. E. 2011. Effect of
e. Ada perbedaan antara bersihan jalan chest physiotherapy on improving chest
napas sebelum dan sesudah dilakukan airways among infant with pneumonia.
intervensi fisioterapi dada dan pursed Department of pediatric nursing, faculty of
lips breathing (tiupan lidah) pada anak nursing, cairo university. Diunduh 25
balita dengan pneumonia dengan p Value Februari 2017
0,000
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Indonesia . Jakarta : Depkes RI
Asih, N.G.Y., & Effendy, C., 2004. Lubis, H. 2005. Fisioterapi Pada Penyakit
Keperawatan Medikal Bedah : Klien dengan Paru Anak, e-USU Respiratory,
Gangguan Pernafasan, Cetakan Pertama. Jakarta Universitas Sumatera Utara.
: EGC.
Potter, P.A., & Perry, A. G. 2005. Buku ajar
Brunner & Suddarth. 2002. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses &
keperawatan medical bedah. (Edisi 8). vol.1. praktik. (Edisi 4). Alih bahasa Renata, K., et
diterjemahkan oleh Ester. Jakarta : EGC. al. Jakarta :
EGC
Brunner & Suddarth. 2010. Buku ajar
keperawatan medical bedah. (Edisi 8). vol.1. Potter, P.A., & Perry, A. G. 2009.
diterjemahkan oleh Ester. Jakarta : EGC. Fundamental of nursing. (Edisi 7).
vol. 3 . Jakarta : Elsevier.
Depkes RI. 2004. Pedoman program
pemberantasan penyakit infeksi