Anda di halaman 1dari 53

Laporan Pengkajian Awal

Manajemen Keperawatan
di Ruang Kenanga RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau
Nama Kelompok:
Desvi Fitriawan
Maulana Prasetyo
Nikmatul Husna
Resy Haryanti
Shahibatul Hablaini

CI Akademik:
Ns. Siska Mayang Sari, M.Kep
Latar Belakang
Manajemen adalah suatu proses merancang dan
memelihara suatu lingkungan dimana orang-orang yang
bekerja sama didalam suatu kelompok dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013). Fungsi
manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen
secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan,
kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari nursing
low manager yang mempunyai peranan penting dalam
pelayanan di suatu bangsal atau ruangan. Kepala ruang
keperawatan yang merupakan bagian dari manajemen
keperawatan berpihak kepada fungsi manajemen
keperawatan yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) dalam rangka untuk memajukan staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
Pelayanan keperawatan merupakan kegiatan yang
selalu ada yaitu selama 24 jam di rumah sakit, sehingga
Latar Belakang
baik buruknya sebuah rumah sakit sangat dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan keperawatan. Untuk mempertahankan
eksistensinya dalam persaingan bebas ini adalah dengan
cara meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien dan
keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai
diantaranya dengan meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan (Asmuji, 2012)

Kualitas pelayanan keperawatan diantaranya ditentukan


oleh manajemen asuhan keperawatan yaitu suatu
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) keperawatan.
Dalam menjalankan kegiatan keperawatan dapat digunakan
metoda proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah
pasien. Dengan demikian dalam pengelolaan asuhan
keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan
pasien baik langsung ataupun tidak langsung. (Asmuji,
2012). Langkah-langkah konkrit dapat berupa penataan
sistem model asuhan keperawatan profesional (MAKP),
mulai dari ketenagaan/ pasien, penetapan sistem MAKP,
sampai dengan perbaikan dokumentasi keperawatan, serta
Rumah Sakit Arifin Achmad memiliki banyak ruangan
Latar Belakang
rawat inap. Salah satu ruangan rawat inap yang ada di
Rumah Sakit Arifin Achmad yaitu ruangan kenanga.Kenanga
merupakan ruangan perawatan intensif untuk dewasa
dengan masalah penyakit dalam. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan di ruang Kenanga RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru, ruangan kenanga ini dibagi 2
tempat yaitu ruangan PDP (untuk pria) dan ruangan PDW
(untuk wanita), ruangan ini memiliki 1 orang karu, 2 orang
katim, dan 19 orang perawat pelaksanan. Dimana ruangan
ini memiliki total bed sebanyak 40bed.Praktik Keperawatan
Manajemen PSIK Hang Tuah Pekanbaru di mulai dari tanggal
13 April sampai 9 Mei 2020 di ruangan Kenanga.
Pengkajian dimulai dari tanggal 13 April 2020, sehingga
didapatkan beberapa masalah manajemen keperawatan.
Untuk penyampaian masalah keperawatan di Ruangan
Kenanga dan mencari penyelesaian masalah di ruangan ini,
maka akan dilakukan presentasi awal tentang masalah
manajemen asuhan keperawatan yang ditemukan di
ruangan Kenanga.
Karakteristik Ruangan

Kenanga merupakan
ruang rawat inap khusus
Ruang Lingkup penyakit dalam.
Ruangan Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan di
ruangan KENANGA RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru,
ruangan ini memiliki 1 orang
karu, 2 orang katim, 19 orang
perawat pelaksana dan
ruangan ini memiliki total bed
sebanyak 40 bed.
Visi • Sebagai Rumah Sakit Pendidikan
Mandiri dengan Pelayanan Paripurna
RSU yang Berstandar Internasional.

D
Misi • Menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar internasional dan menjadi pusat rujukan
bagi rumah sakit lainnya di Provinsi Riau.
RSU • Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan
kedokteran dan pendidikan kesehatan lainnya.

D • Melaksanakan fungsi administrasi secara profesional.


Motto “Kepuasan anda adalah
RSUD kebahagian kami”
Janji Pelayanan
Memberikan pelayanan yang bermutu

Empati terhadap kebutuhan kesehatan

Amanah dengan lingkungan yang bersih dan indah

Waktu yang cepat dan tepat dalam tindakan

Adil dan tidak memihak

Niat yang tulus dan ikhlas


Struktur Organisasi Ruang Kenanga RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

Kepala Ruangan

Ns. Afnilda Shyafei, S.Kep

Ketua Tim:

1. Ns. Juniana, S.Kep


2. Ns. Dewi Oktaviah, S.Kep

Anggota: Anggota:
1. Ns. Mutia Sari, S.Kep 1. Ns. Desi Fitriyanti, S.Kep
2. Ns. Reysilnriani, S.Kep 2. Sri Wardani, Amk
3. Hamidah, Amk 3. Rina, Amk
4. Ozi Risfiani, Amk 4. Dewi Zulfianti, Amk
5. Yenrika, Amk 5. Rika Anggraini, Amk
6. Nailil Aini, Amk 6. Hengki Erizona, Amk
7. Wardian Sari, Amk 7. Ernawati, Amk
8. Ns. Juli Arisma, S.Kep 8. Dilla Ardhayani, Amd. Keb
9. Yuliati Esa Putri, Amd. Keb 9. Megawati, AMd. Keb
10. Maya Shintia, Amd. Keb

 
Pengumpula
N
Data
MAN
• 4 orang DIII Kebidanan
Pendidikan • 13 orang DIII Keperawatan
• 6 orang S1 Keperawatan & Ners

• Ruangan Kenanga memiliki 2 tim


Beban • 1 tim, memiliki seorang ketua tim dengan 2-3 perawat pelaksana
Kerja • 16-20 orang pasien /tim

Pembagian • Pembagian tugas susdah sesuai dengan job descriptions


• Satu bagian memiliki 1 ketua tim dengan 2-3 perawat pelaksana
Tugas

• Jumlah tenaga kesehatan di ruang kenanga ialah 19 orang pelaksana dan ditambah 2
Jumlah orang katim
• Hasil perhitungan dengan rumus Douglas, jumlah tenaga kesehatan yang seharusnya
tenaga ada di ruangan kenanga ialah 24 orang.
• Beberapa perawat ada yang sudah dibelaki dengan pelatihan BTCLS, Protokol
Kemoterapi, dan Perawatan Luka
• Namun, ada juga beberapa perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan
Sertifika apa pun
si • Kepala ruangan mengatakan jika ada pelatihan yang dibutuhkan oleh ruangan
maka Karu langsung menunjuk siapa perawat yang ditugaskan untuk
mengikuti pelatihan tersebut. Naik itu PNS atau pun pegawai kontrak .

• Secara umum ruangan kenanga merupakan ruang


Tingkat perawatan dengan mayoritas keutuhannya parsial care.
Ketergantungan
Pasien • Total Care: 4 Orang
• Paersial Care: 36 Orang

Alur
Pasie • Ruangan menerima pasien dari IGD yang sudah di ACC oleh
dokter untuk dirawat.
n • Ruang kenanga juga menerima pasien dari Poli Penyakit Dalam
yang dengan kondisi tertentu harus dirawat dan di ACC oleh
Masu dokter Poli.

k
• Ruang rawat kenanga dibagi menjadi dua yaitu sayap kiri khusus pasien Pria
dinamakan (PDP) dan sayap kanan khusus Wanita diberi nama (PDW) dengan
setiap sayap memiliki ruang khusus penyakit infeksi.
• Hasil observasi tanggal 30 April 2019 didapatkan bahwa terdapat pasien pria yang
Gambaran dirawat pada ruangan PDW. Menurut Karu, hal ini tidak menjadi masalah jika
Kasus ruangan PDP penuh dengan sarat tidak boleh rawat gabung dengan pasien PDW.
• Obat-obatan pasien kenanga diantarkan oleh petugas farmasi dan di cek kembali
oleh perawat kemudian disimpan pada temapat yang sudah disediakan pada setiap
ruang tindakan

• Overan gabung dilakukan dengan fokus pembahasan jumlah pasien


PDP dan PDW serta permasalahan selama proses pelayanan
Komunikas keperawatan. Kemudian dilakukan overan ke masing-masing tim.
i • Kurangnya pengenalan nama perawat yang berdinas pada pasien
dan keluarga pada saat overan.
• Kepala ruangan juga tidak memiliki jadwal rutin supervisi ruangan
MATERIAL

Loka
si
dan
Dena
h

Ruang PDP
Nurse Station, Ruang
Perawat, Ruang Observasi,
Ruang Tindakan, Ruang Isolasi,
Kamar 3, Ruang RPK, WC
Loka
si
dan
Dena
h

Ruang PDW
Nurse Station, Ruang Karu,
Ruang Perawat, Ruang Dokter, Ruang
Mahasiswa, Ruang Tindakan, Spoel
Hock, Kamar 3, Ruang RPK, WC
Perala No Nama Alat Alat Yang Baik Alat Yang Rusak Jumlah
1. Trumpf medical 11 - 11
tan 2. Bed 40 - 40
dan 3. Tiang infuse 42 - 42

fasilit 4. Meja pasien 40 - 40

as 5. Lemari pasien 40 - 40
6. Trolly tindakan 4 1 5
7. Trolly emergency - - 0
8. Lemar APD 2 - 2
9. Lemari alat 2 - 2
10. Suction portable 2 - 2
11. Nebulizer 2 - 2
12. Timbangan 2 - 2
13. Tabung oksigen 3 - 3
14. Lemari baju pasien 2 - 2
15. Siringe pump 4 - 4
16. Infuse pump 2 - 2
17. Flowmeter 18 - 18
18. Tong sampah infeksi 2 - 2
19. Tong sampah non infeksi 4 - 4
20. Tong sampah botol infus 2 - 2
Perala NO Nama Alat Alat Yang Baik Alat Yang Rusak Jumlah
tan 21. Tong sampah kemoterapi 2 - 2
dan 22. Computer administrasi 2 - 2
fasilit 23. Kotak darah 2 - 2
as 24. Kursi roda 4 - 4
25. Lemari pendingin 1 - 1
26. Kotak sampel labor 1 - 1
27. Lampu baca foto rontgen 1 - 1
28. Handrub 18 - 18
29. Tensimeter 1 1 2
30. Rak buku status pasien 4 - 4
31. Rak dokumen 2 - 2
32. Lemari dokumen 1 - 1
33. Laken 60 - 60
34. Sarung bantal 55 - 55
35. Selimut 40 - 40
Administrasi
Penunjang

1
• Buku observasi

2
• Buku pembagian tugas

3
• Buku laporan

4
• Buku Inventaris Alat

5
• Buku Ekspedisi

6
• Buku Jenazah
METODE
• Ruang Kenanga ini menggunakan 2 Tim yaitu tim penyakit dalam pria
Pener (PDP) dan tim penyakit dalam wanita (PDW).

apan
• Satu tim terdiri dari 1 ketua tim dan 2-3 perawat pelaksana dengan sekitar
16-20 orang/tim.

MPKP • Hal ini tidak efektif karena tidak sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat pelaksana.

• Pasien yang dirawat di Ruangan Kenanga dibolehkan pulang atas


Perenc izin dokter penanggungjawab dan telah menyelesaikan
anaan administrasi sesuai peraturan Rumah Sakit.

Pulang

• Overan dilakukan gabung semua tenaga pelayanan kesehatan ruang Kenanga, fokus

Over
penyampaian overan gabung yaitu pada jumlah pasien yang ada di ruangan PDP dan
ruangan PDW serta permasalahan yang terdapat diruangan selama pelayanan pada shift
sebelumnya. Setelah selesai overan gabung, dilakukannya operan masing-masing tim

ran dengan menyampaikan masalah medis, evaluasi keperawatan dan rencana tindakan
medis keperawatan pada tiap-tiap evaluasi keperawatan dan rencana tindakan medis
dengan keperawatan pada tiap-tiap pasien.
• Ruang Kenanga tidak mempunyai jadwal rutin supervisi. Hal ini
Supervi dikarenakan kurangnya tenaga perawat untuk dilakukannya supervisi.
Dari perhitungan untuk tenaga perawat seharusnya jumlah secara
si keseluruhan perawat perhari yaitu berjumlah 24 orang dengan pembagian
shift pagi 12 orang, shif sore 7 orang dan shift malam 5 orang.

Sentrali • Obat yang diberikan dari farmasi dipisahkan antar pasien yang diantar
oleh petugas farmasi yang bertanggungjawab di ruangan Kenanga,
sasi kemudian selanjutnya perawat meletakkan obat pada masing-masing
tempat obat pasien yang sudah ada dikamar tindakan sambil mengecek
Obat obat yang diberikan.

Ronde • Ruang Kenanga tidak mempunyai jadwal rutin ronde


keperawatan. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga perawat
Kepera sehingga tidak dapat dilakukan ronde keperawatan.
watan

Dokum • Pendokumentasian pasien selalu dilakukan oleh perawat


entasi yang diisi sesuai dengan shift dinas.
Kepera
watan
MONEY

Berdasarkan hasil wawancara, ruangan Kenanga


memiliki uang kas bulanan untuk iuran rutin bulanan
perawat misalkan bentuk sosial. Dari segi keuangan
dalam pembayaran sebagian besar pasien
menggunakan BPJS kesehatan ataupun JAMKESDA
adanya sebagian kecil biaya sendiri (umum).
MARKETING

Selama 3 hari gambaran pemakaian TT; hr 1 40, hr 2


38, hr 3 42. Dengan Jumlah Tempat Tidur 40, dan hari

B perawatan dan BOR nya yang didapatkan:

BOR = Jumlah perawatan pasien x 100%


O Jumlah TT x Jumlah hari
BOR = 127x 100%

R
40 x 3
BOR = 105,8 %

Di bandingkan dengan depkes bahwa BOR ruangan


kenanga melebihi batas ideal yang dinyatakan depkes
idealnya 60-85% sedangkan ruangan kenanga 105,8%.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes
RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).

T TOI = ( Jumlah TT x hari ) – hari perawatan


Jumlah pasien keluar
O TOI = ( 40 x 3 ) – 12
5
TOI = 21,6

I Bandingan indikator depkes bahwa tempat tidur


yang kosong atau tidak terisi yaitu 1-3 hari tetapi TOI
yang didapatkan di ruangan kenanga tidak terisi
selama 21 hari.
• hasil observasi dari tanggal 29 April 2019, didapatkan bahwa masih ada beberapa
Mutu perawat pelaksana yang tidak mengoptimalkan dari beberapa 6 sasaran keselamatan
pasien. Hasil observasi pada tanggal 30 April 2019, ditemukan perawat pelaksana
Pelay tidak menggunakan APD lengkap dalam pemberian obat kemoterapi, hanya memakai
anan sarung tangan. Hal ini tidak sesuai dengan 6 sasaran keselamatan pasien dan tidak
sesuai standar APD dalam pemberian obat kemoterapi.

Tingk
at • Ruangan Kenanga tidak mempunyai lembar penilaian kepuasan pasien terhadap
pelayanan di ruangan. Dari hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien yang di isi
Kepu oleh pasien/keluarga pada tanggal 01 Mei 2019 di dapatkan hasil persentase
asan tertinggi adalah yang menyatakan puas yaitu 67.5 % atau sebanyak 27 orang,
untuk presentase yang tidak puas adalah sebanyak 32.5% atau sebanyak 13
Pasie orang.
n
Pati
en • Hasil observasi, sudah ada gantungan resiko jatuh pada pintu kamar dan
beberapa yang diletakkan di tempat tidur pasien. Namun tidak ditemukan label

Saf resiko jatuh di gelang pada patient safety. Masih ditemukan tempat tidur yang
tidak terpasang pagar tempat tidur pada pasien total care.

ety
AVLOS ruangan jika, data dari tanggal 29 April –
10 Mei 2019 selama 12 hari (jumlah hari perawatan
total) dengan jumlah total pasien 127 pasien dan
A jumlah pasien keluar 5 pasien.

V AVLOS = Jumlah hari perawatan pasien


Jumlah pasien keluar
L AVLOS = 12 hari
5
O AVLOS = 2,4 = 2 hari

S Bandingan dari
lama rawat seorang
indikator depkes bahwa ideal
pasien adalah kisaran 6-9 hari
sedangkan AVLOS ruangan kenanga lama rawat
pasien yaitu 2 hari.
Jumlah pasien perbulan, Jumlah kasus
terbanyak, Jumlah rawat inap

Ruangan Kenanga merupaka ruangan perawatan penyakit dalam


pria.

Pasien yang dirawat dengan kebutuhan mayoritas parsial


care, tetapi terdapat beberapa dengan kebutuhan total care.

Pada tanggal 02 Mei 2019 terdapat 4 orang pasien total care

2 orang di PDP dan 2 orang di PDW.

Pasien parsial care 36 orang.


HASIL
KUESIONER
Perawat Pelaksana
Tangggung jawab memberikan askep
Tanggung jawab dalam askep yang komprehensif oleh perawat pelaksana
yaitu jarang sebanyak 1 orang (5,9%),
6%
sering sebanyak 6 orang (35,3%), dan selalu
sebanyak 10 orang (58,8%) dari 17
Tidak Pernah responden.
35% Jarang
Sering
59%
Selalu

Keoptimalan dalam pemberian askep


6%
Keoptimalan dalam pemberian 24%
askep di Ruangan Kenanga yang di
Tidak pernah
lakukan perawat pelaksana yaitu selalu
Jarang
sebanyak 1 orang (6%), sering sebanyak 8
Sering
orang (47%), jarang 4 orang (24%) dan
47% Selalu
tidak pernah 4 orang (23%) dari 17
responden. 24%
Askep berdasarkan SOP

Askep berdasarkan SOP yang


dilakukan perawat pelaksana yaitu
sering sebanyak 6 orang (35%), dan 35%
Tidak
pernah
selalu 11 orang (65%) dari 17 Jarang
responden. Sering
Selalu
65%

Melaksanakan askep karna takut sanksi

12%
24% Perawat pelaksana yang
Tidak melaksanakan askep karena takut sanksi
pernah
Jarang
hukuman dari atasan yaitu tidak pernah
Sering 35% sebanyak 4 orang (24%), jarang sebanyak 5
Selalu orang (29%), sering 6 orang (35%) dan
29% selalu 2 orang (12%) dari 17 responden.
Masukan ide ke atasan Perawat pelaksana memberi
masukan ide ke atasan untuk peningkatan
18% pelayanan yaitu jarang sebanyak 3 orang
24%
(18%), sering sebanyak 10 orang (59%) dan
Tidak pernah
selalu sebanyak 4 orang (23%) dari 17
Jarang
Sering
responden.
Selalu

59%

Menghargai sesama rekan kerja

Perawat menghargai sesama


Tidak
rekan sejawat perawat yaitu sering 41% pernah
sebanyak 7 orang (41%) dan selalu10 Jarang
Sering
orang (59%) dari 17 responden. 59% Selalu
Perawat pelaksana yang Pendokumentasian askep
melakukan pendokumentasian askep
yaitu sering sebanyak 9 orang (53%)
dan selalu sebanyak 8 orang (47%)
dari 17 responden Tidak pernah
Jarang
47%
Sering
53%
Selalu

Pre dan post conference

29% Tidak pernah


Jarang
Sering Perawat pelaksana yang
Selalu
mengikuti pre dan post conference
yaitu sering 5 orang (29%) dan
71%
selalu12 orang (71%) dari 17
responden.
Peluang pengembangan karir Perawat yang mendapat peluang
pengembangan karir yaitu jarang
12% 12%
sebanyak 2 orang(12%), sering
sebanyak 13 orang (76%) dan selalu 2
Tidak pernah orang (12%) dari 17 responden.
Jarang
Sering
Selalu

76%

Penyelesaian masalah
6%

29%
Hasil penyelesaian masalah dibantu
Tidak pernah
oleh atasan yaitu jarang sebanyak 5 orang
Jarang
(29%), sering 11 orang (65%), dan selalu 1
Sering
orang (6%) dari 17 responden.
Selalu

65%
Berat ringan kondisi pasien
Perawat yang bekerja berdasarkan
klasifikasi/berat ringannya kondisi pasien 24%
yaitu jarang sebanyak 4 orang(24%), sering Tidak pernah
35%
sebanyak 7 orang (41%) dan selalu6 orang Jarang
Sering
(35%) dari 17 responden. Selalu

41%

Mengharapkan insentif
6%
18% Tidak pernah
Jarang
24% Sering
Selalu
Perawat yang mengharapkan insentif
yaitu tidak pernah sebanyak 1 orang (6%),
jarang sebanyak 4 orang (23%), sering
sebanyak 9 orang (53%), dan selalu3 orang
53% (18%) dari 17 responden.
Perawat yang melaakukan ronde
Ronde keperawatan keperawatan yaitu jarang sebanyak 1
6% orang (6%), sering 10 orang (59%) dan
selalu 6 orang (35%) dari 17
35%
Tidak pernah
responden.
Jarang
Sering
Selalu

59%

Kompetensi yang dimiliki

Perawat bekerja sesuai Tidak pernah


kompetensi yang dimiliki yaitu 41%
Jarang
sering sebanyak7 orang (41%) dan Sering
Selalu
sangat sering 10 orang (59%) dari 17 59%
responden.
Memberi penkes
Perawat yang memberi
penkes yaitu sering sebanyak 10
orang (59%), dan selalu 7 orang Tidak pernah
(41%) dari 17 responden. 41% Jarang
Sering
Selalu
59%

Motivasi karu
6%
18%
Tidak pernah
Jarang Motivasi dari karu yaitu
Sering
Selalu
jarang sebanyak 1 orang (6%),
sering 13 orang (76%) dan selalu3
orang (18%) dari 17 responden.
77%
Kepuasan terhadap pengarahan
Kepuasan terhadap penghargaan
yaitu jarang sebanyak 6 orang (35%),
18%
dan sering 8 orang (47%), selalu 3
35% Tidak pernah orang (18%) dari 17 responden.
Jarang
Sering
Selalu

47%

Umpan balik penilaian kerja


6%
12%

Umpan balik penilaian Tidak pernah


Jarang
penampilan kerja jarang sebanyak 1 Sering
orang (6%), sering 14 orang (82%) Selalu

dan selalu2 orang (12%) dari 17


responden.

82%
HASIL
KUESIONER
Kepuasan Pasien
Bukti fisik

Kepuasan pasien terhadap bukti


33%
fisik yaitu baik sebanyak 27 orang Baik
(67%), dan buruk sebanyak 13 orang Buruk

(33%) dari 40 responden.


68%

Handal

Baik
Buru
k
Kepuasan pasien terhadap
45%
reabilitas atau keandalan yaitu baik
55% sebanyak 22 orang (55%), dan buruk
sebanyak 18 orang (45%) dari 40
responden.
Tanggap Kepuasan pasien terhadap
ketanggapan tenaga kesehatan yaitu
Baik
baik sebanyak 27 orang (67%), dan
Buruk buruk sebanyak 13 orang (33%) dari
33%
40 responden.

68%

Jaminan

25%

Kepuasan pasien terhadap


Baik
jaminan kesahatan yaitu baik Buruk
sebanyak 30 orang (75%), dan buruk
sebanyak 10 orang (25%) dari 40
responden. 75%
Perhatian
Kepuasan pasien terhadap Baik
perhatian dari tenaga kesehatan yaitu Buruk
baik sebanyak 25 orang (63%), dan 37%
buruk sebanyak 15 orang (37%) dari
40 responden.
63%
ANALISA SWOT
MAN
Internal   
  Strengths (S) Weaknesses (W)
  1. Adanya pengembangan staf berupa pelatihan yang 1. Jumlah perawat yang dibutuhkan kurang dari tingkat
  dibutuhkan bagi ruangan kenanga tersebut. kebutuhan pasien.
  2. Pembagian tugas perawat sudah sesuai dengan job 2. Perawat ruangan kenanga masih banyak yang belum
  description. mengikuti pelatihan.
  3. Terjaminnya privasi pasien karena ruang rawat pria dan 3. Beban kerja perawat masih tidak sesuai dengan yang
  wanita terpisah. seharusnya.
  4. Beberapa perawat sudah mengikuti pelatihan BTCLS, 4. Kurangnya ruangan perawatan pada PDP
  protokol kemoterapi dan pelatihan perawatan luka. 5. Kurangnya pengenalan nama perawat yang bertugas
  5. Obat-obatan pasien sudah di periksa sebelumnya oleh pada saat overran ke pasien.
Eksternal perawat ruangan dan disimpan pada lemari obat masing- 6. Kepala ruangan tidak memiliki jadwal rutin untuk
masing pasien. melakukan supervisi.

Threat (T) Strategi ST Strategi WT


1. Jika pasien PDP melebihi 1. Menambah ruangan rawat PDP 1. Menambah ruangan rawat pada PDP
jumlah, maka akan dirawat di 2. Menambah jumlah tenaga medis sesuai kebutuhan
ruang rawat PDW ruangan.
3. Meningkatkan kedisiplinan seluruh tenaga medis
dengan cara selalu memperkenalkan diri pada saat
overran serta melakukan supervisi ruangan yang
terjadwal.

Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO


1. Kepala ruangan memberikan 1. Mengirim perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan 1. Memilih perawat yang belum mengikuti pelatihan
peluang bagi perawat yang yang dibituhkan oleh ruangan untuk memaksimalkan untuk di kirim sebagai perwakilan ruangan dalam
belum pernah mengikuti perawatan pasien di ruangan. pelatihan tertentu
pelatihan baik itu pegawai 2. Mengkoordinasi dan mengkomunikasikan pada
kontrak atau pun PNS tidak mahasiswa S1 yang sedang praktek di ruangan untuk
menjadi kemungkinan untuk meningkatkan dan memaksimalkan pelayanan kepada
dikirim mengikuti pelatihan pasien di ruangan.
yag dibutuhkan oleh ruangan 3. Memberikan beberapa tanggung jawab pada
tersebut. mahasiswa untuk memegang pasien.
2. Adanya mahasiswa S1 yang
sedang praktek manajemen
keperawatan di ruangan.
3. Ruang kenanga memiliki
kerjasama yang baik antar
mahasiswa program profesi
Ners dengan perawat klinik.
ANALISA SWOT
METODE
&
MATERIAL
Internal Strengths (S) Weaknesses (W)
   Memiliki Visi, Misi, Motto RSUD Arifin Achmad yang berlaku di ruang  Ruang Kenanga tidak ada format untuk
  Kenanga perencanaan pulang
   Kepala ruangan telah melakukan fungsinya sesuai dengan peran. Hal ini  Terkait untuk kegiatan supervisi didapatkan
  terlihat adanya operan pre dan post conference bahwa ruang Kenanga tidak mempunyai jadwal
   Memiliki struktur organisasi yang jelas dengan pendelegasian sesuai rutin supervisi
  dengan alur struktur  Terkait dengan ronde keperawatan di ruang
Kenanga didapatkan bahwa ronde di ruang
   Sudah adanya format pendokumentasian yang digunakan sebagai
Kenanga tidak mempunyai jadwal rutin ronde
  dokumentasi semua tenaga medis
keperawatan
   Ruangan Kenanga memang telah menerapkan metode tim untuk asuhan
 Belum tersedianya Trolly Emergency di Ruangan
  keperawatan dimana tim terdiri dari beberapa perawat yang
Kenanga
  bertanggungjawab memberi pelayanan keperawatan pada beberapa pasien
 Alat Tensimeter hanya 1 ada satu yang bisa
   Sentralisasi obat dilakukan seluruhnya dikelola oleh petugas farmasi yang
dipergunakan di ruangan, jumlah tersebut belum
  bertanggungjawab di ruangan Kenanga dan perawat di Ruangan Kenanga memadai berdasarkan jumlah pasien yang ada di
  untuk cek kembali obat pasien. Ruangan Kenanga.
   Ruang Kenanga telah memiliki pembagian yang jelas untuk ruangan nya  Kotak sampel labor jumlahnya belum memadai
  terdiri dari dua ruangan yaitu PDP dan PDW. Pasien dipisahkan berdasarkan yaitu hanya 1 di ruangan Kenanga
jenis kelamin.  Belum tersedianya kotak saran yang dapat
 Telah tersedia tempat pembuangan sampah yang terpisah di Ruang dimanfaatkan sebagai masukan bagi ruangan
Kenanga, yaitu pembuangan sampah infeksi, tong sampah non infeksi, tong yang bisa di isi oleh semua pihak guna
sampah botol infus dan tong sampah kemoterapi. meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Kenanga
 Terdapat beberapa lemari dan meja pasien
 Telah tersedianya administrasi penunjang seperti, buku observasi, buku
  pembagian tugas, buku laporan, buku inventaris alat, buku ekspedisi dan
  buku jenazah.
Eksternal
Threat (T) Strategi ST Strategi WT
1. Ruang Kenanga tidak ada format untuk 1. Memberikan format untuk perencanaan 1. Membuat format untuk perencanaan
perencanaan pulang pulang pulang.
2. Jika untuk kegiatan supervisi didapatkan 2. Membuat jadwal rutin untuk supervisi 2. Menambah jumlah tenaga medis sesuai
bahwa ruang Kenanga tidak mempunyai 3. Membuat Jadwal rutin ronde keperawatan kebutuhan ruangan agar bisa
jadwal rutin supervisi 4. Menyediakan trolly emergency di Ruangan dilaksanakannya supervisi
3. Jika untuk kegiatan ronde keperawatan di Kenanga 3. Menambah jumlah tenaga medis sesuai
ruang Kenanga didapatkan bahwa ronde di 5. Menambah Alat tensimeter kebutuhan ruangan agar bisa
ruang Kenanga tidak mempunyai jadwal 6. Menambah kotak sampel labor dilaksanakannya ronde rutin
rutin ronde keperawatan 7. Menyediakan Kotak saran di ruangan keperawatan
4. Belum tersedianya Trolly Emergency di Kenanga 4. Menyediakan trolly emergency di
Ruangan Kenanga ruangan Kenanga
5. Alat Tensimeter yang belum memadai 5. Menambah alat tensimeter untuk
berdasarkan jumlah pasien yang ada di memudahkan pekerjaan perawat
Ruangan Kenanga. 6. Menambah kotak sampel labor
6. Kotak sampel labor jumlahnya belum 7. Menyediakan kotak saran yang dapat
memadai di ruangan Kenanga dimanfaatkan sebagai masukan bagi
7. Belum tersedianya kotak saran yang dapat ruangan yang bisa di isi oleh semua
dimanfaatkan sebagai masukan bagi pihak guna meningkatkan mutu
ruangan yang bisa di isi oleh semua pihak pelayanan di Ruang Kenanga
 
guna meningkatkan mutu pelayanan di
 
Ruang Kenanga
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
1. RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau 1. Menambah tenaga keperawatan 1. Menambah jumlah perawat supaya
merupakan salah satu Rumah Sakit untuk tercapainya asuhan tercapainya suhan keperawatan yang
pemerintah dengan tipe B yang keperawatan dengan baik lebih efisen kepada pasien
seharusnya bisa untuk menambah 2. Dengan rumah sakit Tipe B akan 2. Menambah fasilitas yang lengkap
tenaga keperawatan supaya memungkinkan untuk memperoleh sehingga ruang memiliki kesempatan
terlaksananya kegiatan asuhan fasilitas yang lengkap sehingga yang besar untuk melengkapi fasilitas
keperawatan dengan baik ruang memiliki kesempatan yang kesehatan yang belum tersedia
2. RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau besar untuk melengkapi fasilitas
merupakan Rumah Sakit Tipe B yang kesehatan yang belum tersedia
memungkinkan untuk memperoleh
fasilitas yang lengkap sehingga ruang
memiliki kesempatan yang besar untuk
melengkapi fasilitas kesehatan yang
belum tersedia
ANALISA SWOT
MONEY
Internal Strengths (S) Weaknesses (W)
   
Ruangan Kenanga memiliki uang Ruangan kenanga tidak
kas bulanan untuk iuran rutin mempunyai sumber dana
bulanan perawat misalkan bentuk operasional dan pendanaan
sosial yang dilakukan ruangan fasilitas kesehatan bagi pasien
Eksternal kenanga.
Threath (T) Strategi ST Strategi WT
     
Ancaman yang didapatkan Meningkatkan pengumpulan rutin Melakukan perbaikan untuk dana
ruangan kenanga masih ada uang kas yang di butuhkan untuk operasional dan pendanaan
pembayaran sebagian kecil biaya kegiatan sosial baik itu untuk fasilitas kesehatan pasien.
sendiri (umum). membatu pasien yang
membutuhkan
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
     
Dari segi peluang ruangan Meningkatkan iuran rutin uang kas Melakukan perbaikan dan
kenanga pasien nya dalam yang di butuhkan untuk kegiatan penambahan dana operasional dan
pembayaran sebagian besar pasien sosial untuk kesehatan fasilitas kesehatan bagi pasien
menggunakan BPJS kesehatan
ANALISA SWOT
MARKETING
Internal Strengths (S) Weaknesses (W)
   
1. Ruang kenanga menggunakan 6 sasaran 1. Di bandingkan dengan depkes bahwa BOR ruangan
keselamatan pasien sebagai panduan kenanga melebihi batas ideal yang dinyatakan
keamanan dan keselamatan pasien depkes idealnya 60-85% sedangkan ruangan
2. Ruangan memiliki lembar penilaian kenanga 105,8%.
kepuasan pasien terhadap dokter, 2. Bandingan indikator depkes bahwa tempat tidur
perawat, CS, security dan hasil yang kosong atau tidak terisi yaitu 1-3 hari tetapi
persentase tertinggi adalah yang TOI yang didapatkan di ruangan kenanga tidak
menyatakan puas yaitu 67.5 % terisi selama 21 hari.
3. Overan tim di ruangan kenanga sudah 3. Didapatkan bahwa masih ada beberapa perawat
berjalan sangat baik dengan pelaksana yang tidak mengoptimalkan dari
penyampaian dokumentasi lengkap beberapa 6 sasaran keselamatan pasien, ditemukan
4. Hasil observasi ruang Kenanga memiliki perawat pelaksana tidak menggunakan APD
properti untuk patient safety berupa lengkap dalam pemberian obat kemoterapi, hanya
gantungan dan sudah ada gantungan memakai sarung tangan.
resiko jatuh pada pintu kamar dan 4. Ruangan Kenanga tidak mempunyai lembar
beberapa yang diletakkan di tempat penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan di
tidur pasien. ruangan
  5. Ruangan kenanga tidak ditemukan label resiko
jatuh di ruangan dan tidak ditemukan label resiko
jatuh di gelang pada patient safety. Masih
ditemukan tempat tidur yang tidak terpasang pagar
Eksternal tempat tidur pada pasien total care
Threath (T) Strategi ST Strategi WT
1. Pada saat overan ke pasien masih 1. Melakukan overan yang rutin antara 1. Mengurangi lama nya kosong tempat
kurangnya pengenalan nama perawat perawat dan pasien sehingga pasien tidur pasien dan meningkatkan
yang dinas pada saat itu kepada pasien dapat mengenali nama perawat dan penggunaan APD yang baik pada
maupun keluarga. Sebaiknya interaksi pasien pun puas dengan pelayanan perawat untuk keselamatan pasien dan
dengan pasien ada saat overan ke yang ada diruangan (S2, S3, T1) perawat itu sendiri
pasien, minimalnya menayakan keluhan 2. Memanfaatkan 6 sasaran penggunaan 2. Melakukan dan meningkatkan
pasien saat ini pada pasien kesadaran keselamatan dan keamanan pasien dan penggunaan keselamatan pasien seperti
penuh guna untuk dilakukan nya pemasangan pagar tempat tidur pasien dan
2. Terkait kegiatan supervisi didapatkan properti patient safety pemasangan pasien safety untuk
bahwa ruang Kenanga tidak mempunyai menghindari resiko pada pasien
jadwal rutin supervisi. Hal ini
dikarenakan kurangnya tenaga perawat
untuk dilakukannya supervisi.
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
Bandingan dari indikator depkes bahwa ideal 1. Melakukan overan dinas perawat yang 1. Meningkatkan dalam penggunaan APD
lama rawat seorang pasien adalah kisaran 6-9 rutin pada pasien sehingga pasien lebih pada perawat dalam keselamatan
hari sedangkan AVLOS ruangan kenanga lama mengenal nama perawat pasien dan perawat itu tersendiri
rawat pasien yaitu 2 hari. 2. Pasien merasa puas dengan pelayanan 2. Memperbaiki dengan menggunakan
yang ada diruangan baik itu terhadap property untuk pasien resiko jatuh baik
dokter, perawat dan tenaga medis itu pasien resiko jatuh tinggi, dipasang
lainnya sehingga pasien paling lama di pintu, bed, dan gelang pasien.
dirawat 2 hari
ANALISA
DATA
NO DATA MASALAH
1. Data Observasi Kurang optimalnya tenaga
  - Hasil observasi yang telah dilakukan, ruangan Kenanga memang telah menerapkan metode tim untuk perawat dalam memenuhi
asuhan keperawatan dimana setiap tim terdiri dari beberapa perawat yang bertanggung jawab pelayanan terhadap pasien
 
memberi pelayanan keperawatan pada beberapa pasien.  
  - Hasil penjumlahan pada rumus Douglas didapatkan bahwa jumlah tenaga keperawatan yang harus  
ada pada ruangan tersebut ialah 24 orang dengan pembagian pershift nya ialah pada shift pagi 12  
 
orang, shift sore 7 orang dan shift malam 5 orang. Penjumlahan tersebut dilakukan dengan  

  keseluruhan jumlah pasien di ruangan yaitu 4 orang pasien total care dan 36 orang pasien parsial care.  
- Berdasarkan dari hasil tersebut tidak sesuai dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dengan  
 
jumlah 19 orang pelaksana dan 2 orang tekua tim dengan total 21 orang. Dapat disimpulkan bahwa  

  masih terjadi kekurangan tenaga keperawatan pada ruangan kenanga tersebut  


 
2. Data Observasi Kurang optimalnya
- Hasil observasi overan dilakukan gabung semua tenaga pelayanan kesehatan ruang Kenanga, fokus pengenalan diri perawat
penyampaian overan gabung yaitu jumlah pasien yang ada di ruangan PDP dan PDW serta terhadap pasien sehingga
permasalahan yang terdapat diruangan selama pelayanan asuhan pada shift sebelumnya. pasien tidak mengetahui
- Hasil observasi, overan tim sudah berjalan sangat baik dengan penyampaian dokumentasi lengkap perawat merawat pasien
- Hasil observasi pada saat overan ke pasien masih kurangnya pengenalan nama perawat yang dinas tersebut
pada saat itu kepada pasien maupun keluarga. Sebaiknya interaksi dengan pasien ada saat overan ke  
pasien, minimalnya menayakan keluhan pasien saat ini pada pasien kesadaran penuh
Data Wawancara
- Hasil wawancara dengan kepala ruangan terkait kegiatan supervisi didapatkan bahwa ruang Kenanga
tidak mempunyai jadwal rutin supervisi. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga perawat untuk
dilakukannya supervisi.
3. Data Observasi Kurang optimalnya penggunaan
- Ruang kenanga menggunakan 6 sasaran keselamatan pasien sebagai panduan keamanan dan APD perawat dalam melakukan
keselamatan pasien. tindakan yang beresiko
- Hasil observasi dari tanggal 29 April, didapatkan bahwa masih ada beberapa perawat pelaksana  
 
yang tidak mengoptimalkan dari beberapa 6 sasaran keselamatan pasien.
 
- Hasil observasi pada tanggal 30 April, ditemukan perawat pelaksana tidak menggunakan APD
 
lengkap dalam pemberian obat kemoterapi, hanya memakai sarung tangan. Hal ini tidak sesuai
dengan 6 sasaran keselamatan pasien dan tidak sesuai standar APD dalam pemberian obat
kemoterapi
4. Data Observasi Kurang optimalnya penggunaan
- Hasil observasi ruang Kenanga memiliki properti untuk patient safety berupa gantungan dan tidak property safety resiko jatuh
ditemukan label resiko jatuh di ruangan terhadap pasien resiko jatuh
- Hasil observasi, sudah ada gantungan resiko jatuh pada pintu kamar dan beberapa yang tinggi, sedang maupun rendah
diletakkan di tempat tidur pasien. Namun tidak ditemukan label resiko jatuh di gelang pada
patient safety. Masih ditemukan tempat tidur yang tidak terpasang pagar tempat tidur pada
pasien total care.
- Hasil pendataan dan observasi di PDP didapatkan ada 15 pasien dengan beresiko jatuh hasilnya yaitu label
resiko jatuh di gelang pada 1 pasien kategori resiko jatuh sedang dan label resiko jatuh di tempat tidur ada
2 pasien kategori sedang serta 1 pasien kategori tinggi.
5. Data Observasi Kurang optimalnya alat trolly
- Hasil observasi yang didapatkan ruangan Kenanga hanya ada tensimeter yang bagus 1 dan 1 lagi sudah emergency dan tensimeter di
rusak dan ruangan Kenanga tidak ada terdapat trolly emergency ruangan Kenanga RSUD Arifin
Achmad

Anda mungkin juga menyukai