PNEUMONIA
Disusun Oleh :
Prihatiasa Ma’afi
Jannah P27220020035
KEPERAWATAN POLTEKKES
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan
Pneumonia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien
pneumonia
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien
pneumonia
c. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan
yang sesuai dengan masalah keperawatan pada pasien pneumonia
d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi sesuai dengan
perencanaan tindakan keperawatan pada pasien pneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, parasit. Pneumonia juga
disebabkan oleh bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu atau radiasi
(Harifianti, 2019).
B. Etiologi
Menurut Padila (2013) etiologi pneumonia antara lain :
1. Bakteri
Pneumonia bakteri didapat pada usia lanjut. Organism gram positif
seperti Streptococcus Pneumonia, S. aeros, dan Streptococcus
pyogenesis. Bakteri gram negative seperti Haemophilus influenza,
Klebsiella pneumonia dan P. aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan virus influenza yang menyebar melalui droplet. Penyebab
utaa pneumonia virus ini yaitu Cytomegalovirus.
3. Jamur
Disebabkan jamur hitoplasma yang menyebar melalui udara yang
mengandung spora dan ditemukan pada kotoran burung, tanah dan
kompos.
4. Protozoa
Penyebaran infeksi melalui droplet dan disebabkan oleh Streptococus
pneumonia, melalui selang infuse yaitu Stapilococcus aureus dan
pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan bisa terjadi karena
kekebalan tubuh dan juga mempunyai riwayat penyakit kronis
C. Klasifikasi
Klasifikasi pneumonia berdasarkan anatomi :
1. Pneumonia lobaris
Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru, bila kedua paru terena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau ganda.
2. Pneumonia lobaris (Bronkopneumonia)
Pneumonia ini terjadi pada uung akhir brokiolus yang tersumbat oleh
eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak knsolidari dalam lobus
yang berada di dekatnya.
3. Pneumonia intertitia (Bronkialitis)
Proses inflamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar (intertisium) dan
jaringan peribronkial serta interlobural.
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia
adalah demam, batuk, anak akan memperlihatkan kesulitan bernapas, retraksi
interkostal, nyeri dada, nyeri abdomen, krakles, penurunan bunyi napas,
pernapasan cuping hidung, sianosis, batuk kering kemudian berlanjut ke batuk
produktif, adanya ronkhi basah, halus dan nyaring, adanya takipnea (frekuensi
pernapasan > 50x/menit). (Marni, 2014).
E. Patofisiologi
Bakteri atau virus kedalam tubuh, akan menyebabkan gangguan atau
peradangan pada terminal jalan napas dan alveoli. Proses tersebut akan
menyebabkan infiltrate yang biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadi
destruksi sel dengan menanggalkan debris cellular ke dalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut
maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda asing dan kongential
yang dapat meningkatkan resiko pneumonia (Marni, 2014).
Menembus jaringan
mukosa
Mengikuti aliran
darah
Alveolus
Sianosis
BERSIHAN JALAN
Nafas pendek NAPAS TIDAK
EFEKTIF
GANGGUAN
Sesak napas PERTUKARAN GAS
POLA NAFAS
TIDAK EFEKTIF
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Damayanti, 2017) pemeriksaan penunjang penyakit pneumonia
adalah sebagai berikut:
a. Rontgen thorax atau sinar X : Mengidentifikasi distribusi struktural,
dan darah yang diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, atau
hipoksemia.
secara spesifik.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis secara umum untuk pneumonia (Barkah,2019):
1. Pemberian oksigen
Terapi awal dapat diberikan dengan nasal kanul 1-6 L/ menit atau masker
wajah sederhana 5-8 L/ menit, kemudian ubah ke masker dengan
reservoir jika target saturasi 94–98% tidak tercapai dengan nasal kanul
dan masker wajah sederhana.
2. Untuk infeksi bakterial, memberikan antibiotik seperti macrolides
(azithomycin, clarithomicyn), fluoroquinolones (levofloxacin,
moxifloxacin), beta-lactams (amoxilin atau clavulanate, cefotaxime,
ceftriaxone, cefuroxime axetil, cefpodoxime, ampicillin atau sulbactam),
atau ketolide (telithromycin).
3. Memberikan antipiretik jika demam, seperti Acitaminophen, ibuprofen.
4. Memberikan bronkodilator untuk menjaga jalur udara tetap terbuka,
memperkuat aliran udara jika perlu seperti albuterol, metaproteranol,
levabuterol via nebulizer atau metered dose inhaler.
5. Menambah asupan cairan untuk membantu menghilangkan sekresi dan
mencegah dehidrasi.
I. Komplikasi
Menurut Ryusuke (2017), komplikasi yang terjadi pada klien dengan
pneumonia yaitu,
1. Bacteremia (sepsis) abses paru
Hal ini dapat terjadi pada pasien jika bakteri yang menginfeksi paru
masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ lain, yang
berpotensi menyebabkan kegagalan organ
2. Efusi pleura
Pneumonia juga dapat menyebabkan akumulasi cairan pada rongga pleura
yang isebut dengan efusi pleura. Efusi pleura pada pneumonia umumnya
bersifat eksudatif.
3. Kesulitan bernapas
BAB III
PNEUMONIA
A. Pengkajian
B. Diagnose Keperawatan
Diagnose
Kriteria Hasil Interverensi
No Keperawatan
(SLKI, 2019) (SIKI,2018)
(SIKI,2017)
1. Gangguan Setelah dilakukan interverensi Pemantauan Respirasi (I.01014)
pertukaran gas .. x … jam diharapkan Observasi
(D.0003) pertukaran gas meningkat - Monitor frekuensi irama,
dengan criteria hasil : kedalaman dan upaya nafas
Pertukaran gas (L.01003) - Monitor pola napas
- Tingkat kesadaran - Monitor kemampuan batuk
meningkat efektif
- Dispnea menurun - Monitor adanya produksi
- Bunyi napas tambahan sputum
menurun - Monitor adanya sumbatan jalan
- Pusing menurun napas
- Penglihatan kabur - Monitor satursi oksigen
menurun Terapeutik
- Diaphoresis menurun - Atur interval pemantauan
- Gelisah menurun respirasi sesuai kondisi pasien
- Napas cuping hidung - Dokumentasikan hasil
menurun pemantauan
- PCO2 membaik Edukasi
- PO2 membaik - Jelaskan tujuan dan proseur
- Takikardia membaik pemantauan
Terapeutik
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring Kolaborasi
Nursecerdas.wordpress.com/2009/05/02/askep-anak-dengan-pneumonia/)
http://medicastore.com/penyakit/441/Pneumonia_radang_paru.html