Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG PENYAKIT PNEUMONIA

Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerawatan Medikal Bedah I

Dosen Pengampu : Duwi Puji Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 7

Nama Anggota :

1. ARNI DIAH ASIH (P27220020008)


2. DHIAH PUTRI KESUMANINGRUM (P27220020013)
3. IIS DANAR WIDYASARI (P27220020033)
4. PRIHATIASA MA’AFI JANNAH (P27220020035)
5. SAUNDRA INDRASTUTI SYAHARI (P27220020039)
6. UMI LAILIYATI ROMDHONAH (P27220020045)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme bakteri, virus, jamur, dan parasit, namun pneumonia juga dapat
disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu atau
radiasi(Djojodibroto, 2014). Pneumonia adalah masalah kesehatan di dunia karena
angka kematiannya tinggi, tidak saja di Negara berkembang tetapi juga di Negara
maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa (Misnadiarly, 2008).
Pneumonia menjadi penyebab kematian utama akibat infeksi di Amerika Serikat yaitu
sebanyak 53.667 kematian yang terjadi pada tahun 2011 (Hoyert & Xu, 2012).
Penyakit pneumonia termasuk dalam tiga besar penyebab kematian di Indonesia
(Misnadiarly, 2008). Prevalensi pneumonia di Indonesia yang terdiagnosis tenaga
kesehatan yaitu sebesar 4,5%. Lima Provinsi yang mempunyai insiden tertinggi
pneumonia untuk semua umur yaitu Nusa Tenggara Timur sebesar 10,3%, Papua
8,2%, Sulawesi Tengah 5,7%, Sulawesi Barat 6,1%, dan Sulawesi Selatan 4,8%.
Dilihat dari jenis kelamin penderita pneumonia laki-laki yaitu 4,8% dan perempuan
sebesar 4,3% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Prevalensi
pneumonia di Provinsi Bali sebanyak 1,9%, Kabupaten tertinggi dengan prevalensi
sebesar 4,6% terdapat di Bangli, diikuti dengan Kabupaten Karangasem sebesar 4,5%,
Klungkung 2,1%, Jembrana 1,5%, dan Badung 1,3%,
Penyebab pneumonia bervariasi tergantung pada populasi pasien yang
diamati.Pneumonia diklasifikasikan berdasarkan lingkungannya menjadi pneumonia
komunitas dan pneumonia nosokomial(Nurarif & Kusuma, 2015). Terjadinya
pneumonia komunitas biasanya didapatkan di luar sarana pelayanan kesehatan dan
penyebabnya adalah Streptococcus pneumoniae, namun pneumonia nosokomial
biasanya terjadi saat menjalani perawatan di rumah sakit karenasistem pertahanan
tubuh penderita untuk melawan infeksi sering terganggu. Pneumonia nosokomial
lebih sering disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus (Somantri, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pneumonia?
2. Bagaimana perjalanan penyakit dari pneumonia?
3. Apa manifestasi klinik penyakit pneumonia?
4. Bagaimana cara menangani atau penatalaksanaan dari penyakit pneumonia?
5. Bagaimana pemeriksaan fisik yang dilakukan?
C. Tujuan
- Mengetahui tentang penyakit pneumonia
- Memahami bagaimana penyakit pneumonia bisa masuk kedalam tubuh
- Mengetahui bagaimana cara mencegah atau menangani penyakit pneumonia
- Mengetahui apa saja pemerksaan yang dapat dilakukaan dalam menangani
pneumonia
- Dapat mengetahui bagaimana penyebab dari penyakit pneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Pneumonia adalah peradangan yang biasanya mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiulus terminalis mencangkup bronkiolus respiratori, alveoli, dan
menimbulakn konsolidasi jaringan paru (Padila, 2013). Pneumonia adalah keadaan
inflamasi akut yang terdapat pada parenkim paru (bronkiolus dan alveoli paru),
penyakit ini merupakan penyakit infeksi karena ditimbulkan oleh bakteri, virus, atau
jamur (Jonh Daly, 2010).

B. Patofisiologi
Agent penyebab pneumonia masuk ke paru – paru melalui inhalasi atau pun
aliran darah. Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran
pernapasan bawah. Reaksi peradangan timbul pada dinding bronkhus menyebabkan
sel berisi eksudat dan sel epitel menjadi rusak. Kondisi tersebut berlansung lama
sehingga dapat menyebabkan etelektasis (Suratun & Santa, 2013). Reaksi inflamasi
dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan eksudat yang mengganggu jalan napas,
bronkospasme dapat terjadi apabila pasien menderita penyakit jalan napas reaktif
(Smeltzer & Bare, 2013). Gejala umum yang biasanya terjadi pada pneumonia yaitu
demam, batuk, dan sesak napas (Djojodibroto, 2014).
C. Manifestasi Klinik
Gejala khas dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk
(baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau
bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah
pasien lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.
Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah saat
pernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai
pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura, ronki, suara
pernafasan bronkial, pleural friction rub.

D. Pemeriksaaan fisik
Diagnosis pneumonia kominiti didasarkan kepada riwayat penyakit yang
lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti
pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini:
a. Batuk-batuk bertambah
b. Perubahan karakteristik dahak/purulen
c. Suhu tubuh > 38C (aksila) /riwayat demam
d. Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan
ronki
e. Leukosit > 10.000 atau < 4500 12. Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia
komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian
Pneumonia Patient Outcome Research Team (PORT).
PSI membagi kelompok CAP menjadi lima kelas berdasarkan risiko mortalitas
yang dimiliki pasien, dimana kelas I-III merupakan pasien dengan mortalitas rendah,
kelas IV merupakan pasien dengan mortalitas sedang dan kelas V merupakan pasien
dengan mortalitas tinggi. PSI juga digunakan untuk menentukan pasien akan diterapi
dengan rawat jalan atau rawat inap

E. Penatalaksanaan .
Pada prinsipnya penatalaksaan utama pneumonia adalah memberikan
antibiotik tertentu terhadap kuman tertentu infeksi pneumonia. Pemberian antibitotik
bertujuan untuk memberikan terapi kausal terhadap kuman penyebab infeksi, akan
tetapi sebelum antibiotika definitif diberikan antibiotik empiris dan terapi suportif
perlu diberikan untuk menjaga kondisi pasien.
Terapi antibiotika empiris menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan pada
klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme, karena hasil mikrobiologis
umumnya tidak tersedia selama 12-72 jam. Maka dari itu membedakan jenis
pneumonia (CAP atau HAP) dan tingkat keparahan berdasarkan kondisi klinis pasien
dan faktor predisposisi sangatlah penting, karena akan menentukan pilihan antibiotika
empirik yang akan diberikan kepada pasien.
BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 6 Juni 2018
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
1. Identitas Klien :
Nama : Tn. B
Umur : 79 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Bawan/ 01-01-1939
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Caniago
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Pendidikan : SMA
Alamat : Pasar Bawan Kecamatan IV Nagari Lubuk Basung
Diagnosa Medis : Pnemonia
Nomor MR 364904
Tanggal masuk : 5 Juni 2018
Ruangan rawat : Rawat Inap Paru

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 41 tahun
Hubungan keluarga: Anak
Pekerjaan : Wiraswasta

3. Alasan Masuk RS
Anak klien mengatakan klien masuk ke RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
pada tanggal 5 Juni 2018 melalui IGD dengan keluhan: demam naik turun, nafsu
makan menurun, nafas sesak dan bicara pelo.

4. Riwayat Kesehatan

a. Kesehatan Pasien

1) Riwayat Kesehatan Sekarang


a) Alasan masuk RS :
Pasien Tn. B masuk ke rumah sakit dengan keluhan badan lemah. Nyeri
hilang timbul pada daerah perut sebelah kanan, mual, muntah, dan
kembung cara timbulnya keluhan bersifat mendadak.
b) Riwayat Kesehatan Pasien ;
Saat melakukan pengkajian pada tanggal 6 Juni 2018 pada pukul 09.00
WIB kepada Tn. B anak klien mengatakan klien tidak mau makan (nafsu
makan menurun), porsi diet klien tampak tidak habis hanya habis 3 sendok
makan, klien makan 3 kali sehari, diet klien MC (susu), anak klien
mengatakan semua aktivitas klien selama dirumah sakit dibantu karena
ekstremitas atas bagian kiri dan ekstremitas bawah klien yang kiri
mengalami kelemahan, anak klien mengatakan kaki klien bengkak, selama
dirumah sakit klien banyak tidur, anak klien mengatakan klien batuk
sekali- sekali, anak klien mengatakan klien batuk kering. Anak klien
mengatakan klien belum sikat gigi, anak klien mengatakan klien sikat gigi
1 kali sehari yaitu pada pagi hari, gigi klien tampak ada sisa-sisa makan ,
kuku tangan klien tampak kotor, klien terpasang infuse Nacl 0,9 % di
ekstremitas atas bagian kanan dengan jumlah tetesan 20 tetes/i, di dada
terpasang elektroda, GCS : 15 (E 4 v 5 M 6) dan pemeriksaan tanda-tanda
vital pasien adalah Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Pernapasan : 26 x/
menit, Nadi : 87x/ menit, Suhu : 36,50c
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak klien mengatakan klien pernah di rawat pada tahun 2016 dengan panas
tinggi di rumah sakit Lubuk Basung selama ± 1 minggu, anak klien
mengatakan klien pernah jatuh ± 5 bulan yang lalu sejak saat itu
pendengaran klien mulai terganggu dan anak klien mengatakan klien bicara
pelo sajak ± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, selama di rumah semua
aktivitas klien di bantu seperti ke kamar mandi di gendong, duduk di bantu
dan mandi di mandikan, selanjutnya klien pernah di rawat di rumah sakit
Lubuk Basung selama ±5 hari karena batuk hilang timbul sejak bulan Mei
dan disarankan minum obat rutin 6 bulan dan anak klien mengatakan ± 10
hari mengkomsumsi obat, namun tidak ada kemajuan malah memburuk
sehingga keluarga membawa klien ke Rumah Sakit Madina dan dirawat
selama ± 11 hari dan kemudian klien dirujuk kerumah sakit Dr. Achmad
Mochtar pada tanggal 5 Juni 2018 ke IGD dan di Rawat di Ruangan Paru.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak klien mengatakan bahwa di dalam keluarga klien tidak ada satu pun
keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien dan didalam
keluarga tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit keturunan
seperti : Asma, Hipertensi,DM.
Genogram

Keterangan

= Laki-laki meninggal = Laki-laki hidup

= Perempuan meinggal = Pasien

Anak klien mengatakan klien tidak memiliki saudara kandung satu ayah dan
ibu. kedua orang tua klien sudah meninggal dunia, klien memiliki 2 orang
istri. Istri yang pertama sudah meninggal dan mempunya anak 6 orang 2 orang
perempuan dan 4 orang laki-laki kemudian klien menikah kembali dan tidak
memiliki anak. Klien kini tinggal satu rumah dengan istri barunya.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
GCS : 15 (E 4 V 5 M 6)
BB/TB : BB sakit 40 kg / 158 Cm BB sakit 50 kg
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Suhu : 36,5˚C
Pernafasan : 26 x / menit
Nadi : 87 x / menit.
1) Kepala
Pada saat melakukan pengkajian kulit rambut klien tampak bersih, rambut
klien tidak ada ketombe, tidak tampak ada luka, pertumbuhan rambut klien
tidak lebat, rambut klien tidak rontok, rambut klien tampak berwarna putih
dan sedikit berwarna hitam, rambut klien tampak pendek dan rapi, tidak ada
nyeri tekan dan tidak ada massa

2) Mata
Pada saat melakukan pengkajian mata klien tampak simetris kiri dan kanan,
keadaan mata bersih, mata klien berfungsi dengan baik, klien tidak ada
menggunakan alat bantu penglihatan, konjungtiva anemis, sclera klien
tampak berwaran putih, pupil klien tampak isokor, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada massa pada mata.

3) Hidung
Pada saat melakukan pengkajian hidung klien tampak simetris kiri dan
kanan, hidung klien tampak tidak ada secret, klien tidak terpasang O2, dan
tidak ada nyeri tekan pada batang hidung.

4) Telinga
Pada saat melakukan pengkajian telinga klien tampak simetris kiri dan
kanan, telinga klien tidak berfungsi dengan baik, anak klien mengatakan
klien menggunakan alat bantu pendengaran, telinga klien tampak bersih.

5) Mulut dan Gigi


Pada saat melakukan pengkajian gigi klien tampak ada sisa-sisa makan, gigi
klien tampak lengkap, lidah klien tampak kotor, mukosa bibir tampak
kering, klien tampak batuk kering, klien batuk sekali-sekali, klien bicara
pelo.

6) Leher
Pada saat melakukan pengkajian leher klien simetris kiri dan kanan, tidak
tampak ada pembasaran kelenjer thyroid, tidak tampak ada pembesaran
kelenjer getah bening , tidak tampak ada pembesaran vena juguralis, tidak
teraba pembesaran kelenjer thyroid, kelenjer getah bening.

c. Pemeriksaan thorax/dada
1) Inspeksi thorax
 Inspeksi : Dada klien tampak simetris kiri dan kanan, pernafasan
klien tampak dangkal, RR : 26 x/ menit (tachypnea), klien tidak
terpasang O2, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan, klien
terpasang elektroda.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada teraba massa atau benjolan,
fremitus traktil terasa bergetar pada bagian kiri dan kanan.
 Perkusi : Terdengar bunyi redup.
 Auskultasi : Ronchi

2) Pemeriksaan jantung
▪ Inspeksi : Dada klien tampak simetris kiri dan kanan, Ichtus
cordis tampak jelas, tidak terdapat lesi, tidak tampak odema.
▪ Palpasi : Denyutan jantung teraba jelas, tidak teraba adanya
pembengkakan, ichtus cordis teraba.
▪ Perkusi : Terdengar bunyi pekak
▪ Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2 (dup dan lup).
d. Pemeriksaan abdomen
▪ Inspeksi : Abdomen klien tampak simetris kiri dan kanan, perut klien
tampak datar, tidak tampak ada lesi, tidak ada pembengkakan pada
abdomen, warna kulit abdomen sama dengan kulit yang lain.
▪ Auskultasi : Bising usus 8x/menit
▪ Perkusi : Terdengar suara timpani.
▪ Palpasi : Hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan.
e. Pemeriksaan Punggung
Punggung klien tampak tidak ada lesi dan luka dekubitus.
f. Ekstremitas
Atas
Pada saat melakukan pengkajian ekstremitas atas bagian kanan klien tampak
terpasang infuse Nacl 0,9 % dengan 20 tetes/menit, tampak adanya penyaki
kulit di bagian ekstramitas atas klien, kuku klien tampak kotor dan akral
teraba hangat.
Bawah
Pada saat melakukan pengkajian anak klien mengatakan kaki klien bengkak,
ekstremitas bawah klien tampak odema, kuku klien tampak kotor.
Kekuatan Otot :

Klien mengalami kelemahan pada ektremitas atas dan bawah bagian kiri.
Pada saat melakukan pemeriksaan kekuatan otot klien mampu mengangkat
ektremitas yang lemah. Klien mampu mengangkat ekstermitas yang lemah
pada saat diberikan sedikit tahanan klien tidak mampu menahan tahanan
tersebut sehingga ekstremitas klien langsung jatuh.
g. Genetalia
Pada saat melakukan pengkajian klien tampak terpasang kateter, urin tampak
berwarna kemerahan karna faktor pengeruh obat, jumalah urin klien 100 cc.
h. Integumen
Pada saat melakukan pengkajian warna kulit klien tampak berwarna sawo
matang, turgor kulit klien jelek, klien tampak adanya penyakit kulit di bagian
ekstremtas atas CRT (Capillary Refill Time) < 2.
i. Syaraf
N I : Pada saat pengkajian dilakukan pemeriksaan nervus alfaktorius. Yaitu
berfungsinya dengan baik penciuman klien, klien bisa membedakan bau.
N II : Pada saat dilakukan pengkajian pemeriksaan nervus optikus klien mampu
membukak matanya dengan baik dengan cara memanggil namanya, fungsi
penglihatan klien baik tidak ada mengalami gangguan.
N III : Pada saat dilakukan pengakajian pemeriksaan nervus trokhlearis klien
mampu melakukan pergerakan bola mata, klien bisa menggerakan bola mata
klien ke bawah dan ke dalam
N IV & VI : Pada saat dilakukan pengakajian pemeriksaan nervus
okulomotorius dan nervus Abdusen klien mampu melakukan pergerakan lapang
pandang, klien mampu mengangkat kelopak mata (mengedipkan mata) ke atas
kondisi pupil baik.
N V : Pada saat dilakukan pengakajian pemeriksaan nervus trigeminus klien
mampu untuk makan, namun klien enggan untuk makan karena tidak adanya
kemauan untuk makan.
N VII : Pada saat dilakuakan pengkajian pemeriksaan nervus fasialis klien
mampu menggerakan otot wajah , seperti senyum, menangis, dll.
N VIII : Pada saat dilakukan pengakajian pemeriksaan nervus
vestibulocochlearis klien tidak mampu mendengarkan perintah, karena klien
mengalami penurunan dari fungsi indra pendengaran klien dank lien
dirumah menggunakan alat bantu pendengaran.
N IX & X : Pada saat dilakukan pengakajian pemeriksaan nervus glosofaringius
dan nervus vagus. Pada pemeriksaan saraf ke IX klien tersedak saat minum.
Pada pemeriksaan saraf ke X klien bicara tidak jelas/pelo.
N XI : Pada saat dilakukan pengakajian pemeriksaan nervus aksesorius klien
tidak mampu mengangkat bahu klien, karna klien mengalami kelemahan pada
ekstremitas atas bagian kiri, dank lien mampu mengangkat bahu bagian kanan,
karena tidak ada kelainan.
N XII : Pada saat dilakukan pengakajian pemeriksaan nervus hipoglosus klien
mampu menjulurkan lidahnya, lidah klien deviasi ke kiri.

Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan Nervus 1 – 12 pada Tn. B banyak yang


dapat dilakukan yaitu pada saraf nervus alfaktorius, nervus optikus, nervus
trokhlearis, nervus okulomotorius dan nervus Abdusen, nervus
vestibulocochlearis, nervus glosofaringius dan nervus vagus dengan hasil klien
bicara tidak jelas/pelo, klien tersedak saat minum, lidah klien deviasi ke kiri,
fungsi pendengaran klien mengalami gangguan.

4. Data Biologis
NO AKTIFITAS SEHAT SAKIT

1 Makan dan Minum

Makan

- Menu Nasi + lauk MC (susu)


- Porsi 1 piring 3 sendok
- Makan kesukaan Bubur kacang hijau. Bubur kacang hijau
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Cemilan Roti Roti dan buah.

Minum
- Jumlah ± 5 gelas sehari ± 3 gelas sehari
- Minuman kesukaan Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada

E lim in a s i
BAB
- Frekuensi 1 kali sehari Pasien terpasang
pempers
- Warna Kuning Kuning kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Lunak dan cair lembek
- Kesulitan Tidak ada Sulit berjalan

BAK
Frekuensi ± 4 kali sehari Pasien terpasang
-
urin bag , 100 cc
- Warna Kuning Kemerahan
- Bau khas khas
- Konsistensi Cair Cair
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
3 Personal hygiene
- Mandi 2 kali sehari 1 kali sekali (di lap)
- Cuci rambut Setiap hari Belum ada
- Gosok gigi 2 kali sehari Belum ada
- Potong kuku 1 kali semiggu Belum ada

5 Rekreasi
- Hobby Olah raga Tidak ada
- Minat khusus Tidak ada Tidak ada
- Penggunaan waktu Berkumpul dengan Tidur
senggang keluarga
6 Ketergantungan
- Merokok Sudah berhenti ± 2 Tidak ada
tahun yang lalu
- Minum Tidak ada Tidak ada
- Obat-obatan Tidak ada Iya

j. Riwayat Alergi
Anak klien mengatakan klien tidak memiliki alergi terhadap makanan dan obat-
obatan
k. Data Psikolog
1) Perilaku non verbal :Saat melakukan pengkajian klien tampak
banyak tidur dan klien dalam semua aktivitas tampak di bantu oleh
anaknya.
2) Perilku verbal :- Cara menjawab : Saat diberikan pertanyaan klien
terkadang nyambung dan kadang tidak tidak dalam memberikan
jawaban.- Cara memberi informasi : Klien cara memberi informasi
kurang lancer
3) Emosi :
Klien selama dirumah sakit tampak tenang.
4) Persepsi penyakit :
Klien mengatakan menerima akan penyakitnya.
5) Konsep diri
Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan seorang ayah dan
klien mengatakan ingin cepat pulang.
6) Adaptasi
Selama di rumah sakit klien dapat dan mampu beradaptasi dengan
perawat dan dokter.
7) Mekanisme pertahanan diri
Klien berusaha untuk sembuh dengan mematuhi peraturan yang ada
di Rumah Sakit seperti minum obat dengan teratur dan memakan
makanan yang di berikan oleh pihak rumah sakit
l. Data Sosial
1) Pola komunikasi :Klien berkomunikasi kurang jelas karena pelo.
2) Oarang yang dapat memberi rasa nyaman :Orang yang dapat memberi rasa
nyaman pada klien adalah keluarga terdekat yaitu : Anak-anak klien, istri klien.
3) Orang yang paling berharga bagi klien :Orang yang paling berharga bagi
klien adalah keluarganya.
4)Hubungan dengan keluarga dan masyarakat.
Hubungan dengan keluarga selama di rumah sakit tampak baik, dan klien
dapat bersosisalisasi dengan baik dengan para petugas dirumah sakit
m. Data Spiritual
1) Keyakinan
Anak klien mengatakan bahwa klien menganut keyakinan agama islam.
2) Ketaatan beribadah
Anak klien mengatakan saat sakit ketaatan beribadah klien kurang taat.
3) Keyakinan terhadap penyembuhan
Klien mngatakan yakin terhadap pembuhan atas sakitnya.
n. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan labor hematologi pada tanggal 5 Juni 2018.
No Nama pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
1. Hemoglobin 9,3 gr/dr
L : 14 - 17,5 gr/dl
P : 12 - 15,3 gr/dl
2. Leukosit 15.900 mm/jam 5.000-10.000 mm/jam
3. Eritrosit 3,55 Juta L : 4,5 - 5,5 juta
P : 4,0 - 5,0 juta
4. Trombosit 306.000 Ribu 150 - 400 ribu
5. hematoksit 29,3 % L : 40 - 48 %
P : 37 - 43 %
Pada tanggal 27 Juni 2018 anak klien mengatakan klien telah melakukan
RONTGEN THORAK di Rumah Sakit Madina.
Melakukan pemeriksaan EKG pada tanggal 5 Juni 2018.
Analisis Data

NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


.
1. DS:
- Anak pasien
mengatakan klien tidak
mau makan (nafsu
makan menurun), diet
klien MC (susu) Defisit Nutrisi Ketidakmampuan
- Anak pasien Mencerna Makanan
mengatakan klien
makan habis 3 sendok
- Anak pasien
mengatakan klien
makan 3×sehari
DO:
- BB : 40kg
- Mukosa bibir klien
tampak kering
2. DS :
- Anak pasien
mengatakan semua
aktivitas klien selama
di RS dibantu karena
ekstremitas atas bagian Gangguan Mobilitas Penurunan
kiri dan ekstremitas Fisik Kekuatan Otot
bawah bagian kiri
mengalami kelemahan
- Anak pasien
mengatakan bicara
klien pelo
DO :
- Kekuatan otot menurun
3. DS :
- Anak pasien
mengatakan klien
belum sikat gigi
- Anak pasien
mengatakan klien sikat Deficit Perawatan Kelemahan
gigi 1×sehari Diri
- Anak pasien
mengatakan kuku
tangan klien tampak
kotor
DO :
- Gigi klien tampak ada
sisa-sisa makanan
- Lidah klien tampak
kotor
- Mukosa bibir tampak
kering

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit Nutrisi b.d Ketidakmampuan Mencerna Makanan
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Penurunan Kekuatan Otot
3. Deficit Perawatan Diri b.d Kelemahan

B. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


DX HASIL
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi
keperawatan selama 6×8 jam, 2. Identifikasi makanan yang
maka diharapkan status nutrisi disukai
membaik dengan: 3. Monitor asupan makanan
1. Porsi makanan yang 4. Monitor berat badan
dihabiskan meningkat 5. Sajikan makanan secara
2. Berat badan membaik menarik
6. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
7. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
8. Ajarkan diet yang
diprogramkan
9. Kolaborasikan dengan ahli gizi
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi adanya nyeri atau
keperawatan selama 6×8 jam, keluhan fisik lainnya
maka diharapkan mobilitas fisik 2. Identifikasi toleransi fisik
meningkat dengan kriteria hasil: melakukan pergerakan
1. Pergerakan ekstremitas 3. Monitor kondisi umum selama
meningkat mobilitas
2. Kekuatan otot meningkat 4. Fasilitasi melakukan mobilitas
fiik atau pergerakan
5. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatan pergerakan
6. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilitas
7. Anjurkan melakukan mobilitas
dini
8. Ajarkan mobilitas sederhana
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tingkat kemandirian
keperawatan selama 2×8 jam, 2. Monitor dan lakukan
maka diharapkan perawatan diri kebersihan tubuh
meningkat dengan kriteria hasil: 3. Siapkan perlengkapan pribadi
1. Kemampuan mandi 4. Damping dalam melakukan
meningkat perawatan diri sampai mandiri
2. Minat melakukan 5. Sediakan lingkungan yang
perawatan diri meningkat aman dan nyaman
3. Mempertahankan 6. Fasilitasi menggosok gigi sesuai
kebersihan diri kebutuhan
meningkat 7. Jadwalkan rutinitas perawatan
4. Mempertahankan diri
kebersihan mulut 8. Anjurkan melakukan
meningkat perawatab diri secaara konsisten
sesuai kemampuan

C. IMPLEMENTASI

HARI/ NO JAM IMPLEMENTASI RESPON


TANGGA .
L DX
Rabu, 6 1. 10.30 1. mengidentifikasi status S: anak pasien
Juni 2018 nutrisi mengatakan klien tidak
nafsu makan sudah
beberapa hari ini
O: Pasien tampak pucat

2. Memonitor asupan S : Anak pasien


makanan mengatakan makan
sehari 3×sehari
O : pasien makan hanya
3 sendok

3. Menyajikan makanan S : Anak pasien


yang menarik mengatakan jika klien
suka makan sayur
O : Pasien tampak
memahami

4. Memberikan suplemen S : Anak pasien


makanan mengatakan saat
dirumah sudah dibelikan
obat nafsu makan
O:-

2. 11.15 1. Mengidentifikasi adanya S : Anak pasien


nyeri atau keluhan fisik mengatakan saat
lainnya digerakkan tidak
merasakan sakit hanya
mengalami kelemahan
O : Pasien tampak
gelisah

2. Melibatkan keluarga
untuk membantu pasien S : Anak pasien
dalam meningkatkan mengatakan jika dirumah
pergerakan sering meminta ayahnya
untuk melatih tangannya
O : Pasien tampak
gelisah
3. Menganjurkan
melakukan mobilitas
dini S : Anak pasien
mengatakan akan
melatihnya secara rutin
O : Anak pasien tampak
mengerti dan paham

3. 12.15 1. Memonitor dan


melakukan kebersihan
tubuh S : Anak pasien
mengatakan klien mandi
1× sehari, dan gosok kiki
1×sehari dan kuku kotor
O : kuku klien tampak
bersih, klien tampak
tidak bersemangat
2. Memfasilitasi
menggosok gigi dan
mandi S : Anak pasien
mengatakan jika sore
nanti akan mencoba
membantu untuk mandi
dan menggosok gigi
O : Anak pasien tampak
mengerti dan paham
prosedur yang diajarkan
perawat

15.00 1. mengidentifikasi status S: anak pasien


1. nutrisi mengatakan klien tidak
nafsu makan
O: Pasien tampak pucat

S : Anak pasien
2. Memonitor asupan mengatakan makan
sehari 3×sehari
makanan O : pasien makan hanya
3 sendok

S : Anak pasien
mengatakan jika klien
suka makan sayur
3. Menyajikan makanan O : Pasien tampak
yang menarik memahami

S : Anak pasien
mengatakan saat
dirumah sudah dibelikan
4. Memberikan suplemen obat nafsu makan
makanan O:-

2. 15.30 1. Mengidentifikasi adanya S : Anak pasien


nyeri atau keluhan fisik mengatakan saat
lainnya digerakkan tidak
merasakan sakit hanya
mengalami kelemahan
O : Pasien tampak
gelisah

2. Melibatkan keluarga S : Anak pasien


untuk membantu pasien mengatakan jika dirumah
dalam meningkatkan sering meminta ayahnya
pergerakan untuk melatih tangannya
O : Pasien tampak
gelisah

3. Menganjurkan S : Anak pasien


melakukan mobilitas mengatakan akan
dini melatihnya secara rutin
O : Anak pasien tampak
mengerti dan paham

S : Anak pasien
3. 14.00 1. Memonitor dan mengatakan klien sudah
melakukan kebersihan mandi walau hanya tidak
tubuh keseluruhan
O : klien tampak lebih
segar

S : Anak pasien
mengatakan klien sudah
2. Memfasilitasi gosok gigi walaupun ada
menggosok gigi dan bantuan
mandi O : gigi klien tampak
bersih

1. 21.00 1. mengidentifikasi S: anak pasien


status nutrisi mengatakan klien nafsu
makan sedikit meningkat
O: Pasien tampak masih
pucat

2. Memonitor asupan S : Anak pasien


makanan mengatakan makan
sehari 3×sehari
O : pasien makan hanya
½ porsi

3. Memberikan suplemen S : Anak pasien


makanan mengatakan sudah
minum obat dari Rumah
Sakit
O:-

2. 21.30 1. Mengidentifikasi adanya S : Anak pasien


nyeri atau keluhan fisik mengatakan saat
lainnya digerakkan tidak
merasakan sakit hanya
mengalami kelemahan
O : Pasien tampak
gelisah
2. Melibatkan keluarga S : Anak pasien
untuk membantu pasien mengatakan setiap 2jam
dalam meningkatkan sekali melatih ayahnya
pergerakan untuk melakukan
pergerakan
O : Pasien tampak leboh
bersemangat

S : Anak pasien
3. Menganjurkan mengatakan akan
melakukan mobilitas melatihnya secara rutin
dini O : Anak pasien tampak
mengerti dan paham

Kamis, 7 1. 09.00 1. mengidentifikasi S: anak pasien


Juni 2018 status nutrisi mengatakan klien nafsu
makan meningkat
O: Pasien tampak masih
pucat

2. Memonitor asupan S : Anak pasien


makanan mengatakan makan
sehari 3×sehari
O : pasien makan hanya
½ porsi kadang hamper
habis

3. Memberikan suplemen S : Anak pasien


makanan mengatakan sudah
minum obat dari Rumah
Sakit
O:-

1. Mengidentifikasi
2. 09.30 adanya nyeri atau S : Anak pasien
keluhan fisik mengatakan saat
lainnya digerakkan tidak
merasakan sakit hanya
mengalami kelemahan
O : Pasien tampak lebih
segar

2. Melibatkan keluarga S : Anak pasien


untuk membantu pasien mengatakan setiap 2jam
dalam meningkatkan sekali melatih ayahnya
pergerakan untuk melakukan
pergerakan
O : Pasien tampak lebih
bersemangat

S : Anak pasien
3. Menganjurkan mengatakan akan
melakukan mobilitas melatihnya secara rutin
dini O : Anak pasien tampak
mengerti dan paham

3. 10.00 1. Memonitor dan S : Anak pasien


melakukan kebersihan mengatakan klien sudah
tubuh mandi 2×sehari
O : klien tampak segar
dan bersih

S : Anak pasien
mengatakan klien sudah
2. Memfasilitasi gosok gigi walaupun ada
menggosok gigi dan bantuan
mandi O : gigi klien tampak
bersih

1. 15.00 1. mengidentifikasi S: anak pasien


status nutrisi mengatakan klien nafsu
makan meningkat
O: Pasien tampak masih
pucat

2. Memonitor asupan S : Anak pasien


makanan mengatakan makan
sehari 3×sehari
O : pasien makan hanya
½ porsi kadang hampir
habis

3. Memberikan suplemen S : Anak pasien


makanan mengatakan sudah
minum obat dari Rumah
Sakit
O:-

1. Mengidentifikasi adanya
2. 15.50 nyeri atau keluhan fisik S : Anak pasien
lainnya mengatakan pergerakan
semakin meningkat
O : Pasien tampak lebih
tenang

S : Anak pasien
2. Melibatkan keluarga mengatakan setiap 2jam
untuk membantu pasien sekali melatih ayahnya
dalam meningkatkan untuk melakukan
pergerakan pergerakan
O : Pasien tampak lebih
bersemangat
3. Menganjurkan S : Anak pasien
melakukan mobilitas mengatakan akan
dini melatihnya secara rutin
O : Anak pasien tampak
mengerti dan paham

1. 20.50 1. mengidentifikasi S: anak pasien


status nutrisi mengatakan klien nafsu
makan meningkat
O: Pasien tampak masih
pucat

2. Memonitor asupan S : Anak pasien


makanan mengatakan makan
sehari 3×sehari
O : pasien makan sudah
hampir habis hanya sisa
beberapa sendok

S : Anak pasien
3. Memberikan suplemen mengatakan sudah
makanan minum obat dari Rumah
Sakit
O:-

2. 21.30 1. Mengidentifikasi S : Anak pasien


adanya nyeri atau mengatakan pergerakan
keluhan fisik semakin meningkat
lainnya O : Pasien tampak lebih
tenang

2. Melibatkan keluarga
untuk membantu pasien S : Anak pasien
dalam meningkatkan mengatakan masih rutin
pergerakan setiap 2jam sekali
melatih ayahnya untuk
melakukan pergerakan
O : Pasien tampak lebih
bersemangat
3. Menganjurkan
melakukan mobilitas
dini S : Anak pasien
mengatakan akan
melatihnya secara rutin
O : Anak pasien tampak
mengerti dan paham

D. EVALUASI
HARI/TANGGAL NO.Dx EVALUASI TTD
6 Juni 2018 1 S : Anak pasien mengatakan hingga saat ini
Jam 22.00 WIB orang tua nya tidak nafsu makan.
O : Pasien tampak pucat dan lemas.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor asupan makan.
2. Mengidentifikasi status nutrisi.

2 S : Anak pasien mengatakan bagian tubuh


saat digerakkan mengalami kelemahan.
O : Kekuatan otot pasien menurun.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien melakukan mobilitas
dini.
2. Anjurkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
3 pergerakan.

S : Anak pasien mengatakan pasien belum


dapat mandi sendiri.
O : Mukosa bibir tampak kering.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan damping dalam melakukan
perawatan diri.

7 Juni 2018 1 S : Anak pasien mengatakan klien nafsu


Jam 22.00 WIB makan menurun namun sudah makan 3x
sehari.
O : Pasien makan hanya setengah porsi.
A : Masalah teratasi sebagian.
2 P : Lanjutkan intervensi

S : Anak pasien mengatakan pergerakan


ekstermitas semakin meningkat.
3 O : Pasien Nampak lebih tenang.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi

S : Anak pasien mengatakan pasien sudah


dapat melakukan perawatan diri.
O : Pasien tampak bersih.09
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pneumonia adalah kondisi di mana seseorang mengalami infeksi yang terjadi


pada kantung-kantung udara dalam paru-paru orang tersebut. Infeksi yang
ditimbulkan pneumonia bisa terjadi pada salah satu sisi paru-paru maupun
keduanya. Kantung udara yang terinfeksi tersebut akan terisi oleh cairan maupun
pus (dahak purulen).
Infeksi virus, bakteri, ataupun jamur adalah penyebab utama pneumonia.
Pneumonia lebih dikenal sebagai paru-paru basah di Indonesia. Penyakit ini bukan
hanya dapat menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada anak-anak,
hingga bayi yang baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Dr Aprilia, Fitrina. 2020. Pneumonia. Online (Informasi Terlengkap Tentang Pneumonia |


Halodoc.com) Diakses Selasa, 24 Agustus 2021 pukul 20.16 WIB.

Christian,Stefanus.2010. Tinjauan Pustaka Pneumonia.


(http://eprints.undip.ac.id/46233/3/Stefanus_Christian_22010111120009_Lap.KTI_BAB
_2.pdf) Diakses pada tanggal 24 agustus 2021

Lolita, Selma. 2010.


(http://eprints.undip.ac.id/46845/3/Selma_Lolita_Dyah_P_22010111140156_Lap.
KTI_Bab2.pdf.) diakses pada 24 Agustus 2021

Pierce A. Grace & Neil R. Borley.2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi III, Penerbit
Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai