Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada kesempatan ini penulis mengambil judul Asuhan Keperawatan
Pada Tn. B Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Pnemonia di
Ruang Perawatan XV RS. Dustira. Adapun yang melatar belakangi
penulisan adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan kompetisi mahasiswa semester III, harus memahami
dan melaksanakan praktek keperawatan.
2. Berdasarkan adanya motto Indonesia Sehat 2010.
3. Masih banyak nya dijumpai penyakit pnemonia pada anak-anak.
4. Perhatian khusus diberikan pada golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah, daerah kumuh perkotaan, daerah pedesaan,
daerah terpencil dan kelompok masyarakat yang masih hidup terasing,
daerah trasmigrasi ,serta daerah pemukiman baru.

B. Ruang Lingkup Masalah.


Dalam perawatan ini akan dibahas mengenai penerapan proses
keperawatan dan teorinya yang telah dipelajari di bangku kuliah, dalam hal
ini akan diterapkan cara-cara pengkajian data dasar kepada pesien kemudian
menetapkan dan menyelesaikan rangkaian diteruskan dengan diteruskan
dengan menegakan diagnosa keperawatan, kemudian menetapkan
implementasi yang dilanjutkan dengan evaluasi.
Berdasarkan deskripsi mata kuliah Tindakan Keperawatam II sitem
pernapasan yang berisi kompetisi yaitu mahasiswa mampu merawat pasien
dengan gangguan sistem pernapasan dengan memiliki keterampilan antara
lain:
1. Mengkaji status kesehatan pasien dengan gangguan sistem pernapasan
2. Membuat riwayat kesehatan secara koperhensif

1 ASKEP PNEUMONIA
3. Melakukan pengkajian fisik sistem pernapasan yang berhubungan
dengan kebutuhan perawatan pasien.
4. Membuat analisa data.
5. Membuat diagnosa keperawatan.
6. Menyusun perencanaan berupa memprioritaskan masalah,
merumuskan tujuan, dan merencanakan tindakan .
7. Membuat intervensi dan melaksanakannya.
8. Mendokumentasikan tindakan.
9. Menilai hasil akhir.
10. Mencatat perkembangan dan menindak lanjuti tidakan perawatan.

Pengetahuan penunjang yang harus dimiliki adalah :


a. Anatomi sistem pernapasan
b. Patologi sistem pernapasan
c. Riwayat pernapasan

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah
1. Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam membuat
kasus dan penerapan nya dalam melakukan asuhan keperawatan
dengan gangguan sistem pernapasan.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu menerapkan :
a. Mengkaji status keperawatan kesehatan pasien dengan pnemonia
b. Membuat riwayat keperawatan secara koperhensip.
c. Melakukan rangkaian fisik sistem pernapasan yang berhubungan
dengan kebutuhan klien
d. Merumuskan diagnosa keperawatan
e. Merencanakan tindakan keperawatan
f. Melaksanakan tindakan keperawatan
g. Mengevaluasi keperawatan
h. Membuat ttindak lanjut dan catatan perkembangan.

2 ASKEP PNEUMONIA
D. Metode dan Teknik Memperoleh Data
Dalam memperoleh data penulis melakukan beberapa cara antara lain:
1. Wawancara atau anamnesa
2. Study kepustakaan
3. Obserpasi partisipasi
4. Menggunakan metode deskriptif

3 ASKEP PNEUMONIA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
1. Pneumonia adalah Peradangan akut parenkim paru-paru yang
biasanya berasal dari suatu infeksi.
(Silvia A. Price, 1995 :306)
2. Pneumonia adalah Suatu peradangan parenkim paru dengan
eksudasi dan konsolidasi.
(Ishak Yusuf, 1998 :687)
3. Pneumonia adalah Inflamasi perenkim paru, biasanya
berhubungan dengan pengisian alveoli dengan
cairan.
(Marilynn E. Doenges, 2000 :164)
4. Pneumonia adalah Radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh
bermacam-macam sebab seperti bakteri, virus,
jamur dan bakteri asing.
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua,
1982:199)

B. Etiologi
1. Protozoa (Pnemocytis Cacini) bakterial, varial pencumonia jika
dikarenakan agen infeksius tersebut.
2. Pneumonia radiasi disebabkan oleh terapi radiasi terhadap
kanker struktur badan bagian atas seperti kanker payudara, kanker
paru atau esophagus.
3. Pneumonia aspirasi disebabkan oleh karena aspirasi isi gaster
makanan atau cairan.
4. Pneumonia hipostatik berkaitan dengan imobilisasi yang lama.
5. Pneumonia inhalasi yang bersifat taksik asap dan zat kimia.

4 ASKEP PNEUMONIA
Area paru-paru yang terkena :
1. Pneumonia lobaris Area yang terkena meliputi satu lobus atau
lebih.
2. Bronchopneumonia Proses pneumonia yang dimulai di bronkus
dan menyebar ke jaringan paru sekitarnya.

C. Epidemiologi
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap
tahunnya menyerang 1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun telah
ada kemajuan dalam bidang antibiotik. Pneumonia tetap merupakan sebab
ke enam terbanyak dari kematian di Amerika Serikat (Public Health
Service/Center For Disease Control)
Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon
imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Pneumonia ini
sering kali merupakan hal yang terakhir terjadi pada orang tua dan orang
lemah akibat penyakit kronik tertentu. Pasien pasca bedah, peminum
alkohol dan penderita penyakit pernafasan kronik atau kronik infksi virus
juga mudah terserang penyakit pneumonia ini.

D. Fatofisiologi
Bakteri masuk lalu terjadi peradangan pada parenkim paru-paru
dimana hal itu mempengaruhi ventilasi. Setelah agen penyebab mencapai
alveoli, terjadi reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan
ekstravasasi cairan serosa ke dalam alveoli.
Adanya aksudat tersebut memberikan media bagi pertumbuhan
bakteri sehingga membran alveoli menjadi tersumbat sehingga
menghambat aliran oksigen ke dalam perialveolar kapiler dibagian paru
yang terkena dan akhirnya terjadi hipoksemia.

E. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi menyertai pneumonia adalah abces, paru
efuisi pleural, epiema, gagal nafas, perikarditis, meningitis dan atelektasis.
Pada pasien lanjut usia resiko terjadinya komplikasi tinggi sebab struktur

5 ASKEP PNEUMONIA
sistem pulmonal telah berubah karena proses penuaan (komplain jaringan
paru menurun, kemampuan ekspansi paru menurun sebagai akibat dari
klasifikasi kartilago vetebrata), (Caruthers, 1990).

PROSES KEPERAWATAN

Konsep Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktek keperawatan.
Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang seqvensial dan
berhubungan, yaitu :
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi

Tujuan proses keperawatan untuk membuat suatu kerangka konsep


berdasarkan kebutuhan individual dari klien, keluarga dan masyarakat dapat
terpenuhi.

LANGKAH-LANGKAH KEPERAWATAN

Pengkajian
Merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan.

Tujuan :
Untuk mengumpulkan data atau informasi tentang klien agar dapat
identifikasi mengenai masalah-masalah kebutuhan dan keperawatan klien
baik fisik, mental sosial dan lingkungan.

6 ASKEP PNEUMONIA
4 (empat) tahap dalam pengkajian :
1. Pengumpulan data
2. Analisa data
3. Sistematika data
4. Penentuan masalah

Pengumpulan Data
Informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematika untuk
menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien.

Tujuan :
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
2. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Menilai keadaan kesehatan klien

Sumber data dibagi 3 (tiga), yaitu :


1. Primer : Diperoleh dari klien
2. Sekunder : Diperoleh dari keluarga/teman
3. Lain-lain : Medis
Jenis data ada 2 (dua), yaitu :
1. Data objektif : Dari pemeriksaaan
2. Data subjektif : Yang dikeluhkan pasien

Cara pengumpulan data :


1. Wawancara : Menanyakan/tanya jawab yang dihadapi
klien
2. Pengamatan : Mengamati perilaku klien dan keadaan kien
3. Pemeriksaan fisik : Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara
melihat, Palpasi adalah cara diraba,
Auskultasi adalah mendengar dan Perkusi
adalah mengetuk

7 ASKEP PNEUMONIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pengertian
1. Ana : Respons individual pada masalah kesehatan aktual dan
potensial.
2. Gordon (1976) : Masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dia mampu
dan mempunyai kewenangan untuk memberikan
tindakan keperawatan.
3. Edel (1982) : Pernyataan yang potensial atau pengubah status
kesehatan klien/pasien yang nyata, yang mana berasal
dari penetapan perawatan dan menghendaki intervensi
dari ruang lingkup keperawatan.

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa dan interprestasi data


yang diperoleh dari pengkajian keperwatan klien. Diagnosa keperawatan
memberikan gambaran terhadap masalah/status kesehatan klien yang nyata
(aktual) dan kemungkinan akan terjadi (potensial) dimana pemecahannya dapat
dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Tahapan-tahapan diagnosa keperawatan :
1. Klasifikasi dan analisa data
2. Interprestasi data
3. Validasi data
4. Perumusan diagnosa keperawatan

a. Harus sesuai dengan standar kriteria yang ada pengelompokan data,


mengidentifikasi masalah-masalah merumuskannya (Pola Respon
Manusia/Pola Fungsi Kesehatan Gardon 19982)
b. Menentukan kelebihan manusia
Menentukan masalah klien
Menentukan masalah klien yang pernah dialami

8 ASKEP PNEUMONIA
Penentuan keputusan
- No problem
- Possible problem
- Masalah aktual
- Masalah kolaboratif
c. Pertanyaan-pertanyaan kepada klien dan keluarga
d. Aktual, resiko, kemungkinan Wellness.

TUJUAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Untuk mengidentifikasi :
1. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status (keperawatan)
kesehatan atau penyakit
2. Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah.
3. Kemampuan klien untuk mencegah/menyelesaikan masalah.

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Masalah (Problem)
Tujuan menjelasakan masalah kesehatan klien secar jelas dan sesingkat
mungkin apa yang menjadi sehat dari klien dan apa yang harus dirubah
tentang status kesehatan. Gambaran keadaan klien dimana tindakan
keperawatan diberikan.
2. Etiologi
Faktor klinik dan personal yang dapat merubah status keperawatan
mempunyai perkembangan masalah-masalah releted to dan pernyataan
diagnosa keperawatan. Penulisan etiologi dari diagnosa keperawatan
meliputi unsur-unsur PSMM, yaitu :
P : Patofisiologi dari penyakit
S : Situational (keadaan lingkungan perawatan)
M : Medication (pengobatan yang diberikan)
M : Maturasi (tingkat kematangan/kedewasaan klien)

9 ASKEP PNEUMONIA
3. Kemungkinan : M
Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung
belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah.
4. Wellness
Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga dan atau masyarakat
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera lebih tinggi.
5. Syndrome
Adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual
dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu.

Penyusunan diagnosa keperawatan :


1. Mengidentifikasi masalah klien
2. Validasi yaitu menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-
tanda yang kemudian merujuk kelengkapan dan ketetapan data.

PERENCANAAN

Pengertian
1. Mayer : Pengkajian yang sistematika dan identifikasi masalah.
2. Penentuan tujuan dan pelaksanaan serta cara atau strategi
3. Hunt Jenifer dan mark : Catatan yang ada tentang intervensi
4. Rencana keperawatan

Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan klien secara


optimal agar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin suatu kerjasama
yang saling membantu dalam proses pencapaian tujuan keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan klien

10 ASKEP PNEUMONIA
1. Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu
dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan
intervensi
2. Metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien
3. Semua tindakan keperawatan harus distandarisasi. Standar tingkatan
tersebut dapat dibaca di SAK/SDP dari departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
4. Perumusan diagnosa keperawatan

Tujuan perencanaan :
1. Tujuan administratif
2. Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien/keluarga.
3. Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya.
4. Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan.
5. Untuk menyediakan kriteria klasifikasi klien.

Tujuan klinik :
1. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
2. Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang dianjurkan, apa
yang diobservasi dan apa yang dilaksanakan.
3. Menyediakan kriteria hasil (out comes) sebagai pengulangan dan
evaluasi keperawatan.
4. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu,
keluarga dan tenaga keshatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.

Kegunaan rencana asuhan keperawatan :


1. Sebagai penghubung kebutuhan klien.
2. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan.
3. Untuk meningkatkan praktek keperawatan sehingga mendapati
pengertian yang lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan.

11 ASKEP PNEUMONIA
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN


GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT PNEUMONIA
DI RUANG PERAWATAN XV RUMAH SAKIT DUSTIRA
CIMAHI

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Biodata
Nama klien : Tn. B
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan : SMU
Alamat : Jln. Leuwigajah, Perum Leuwigajah
Permai Blok A Cimahi Tengah.
Diagnosa : Pneumonia
No. Register : 0017/H/01/04
Tanggal masuk RS : 10 Februari 2004
Tanggal pengkajian : 11 Februari 2004

Penanggung jawab
Nama : Ny. A
Alamat : Jln. Leuwigajah, Perum Leuwigajah
Permai Blok A Cimahi Tengah.

12 ASKEP PNEUMONIA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan keluarga : Istri

b. Riwayat Kesehatan Klien


1. Riwayat kesehatan sekarang.
Batuk-batuk yang terkadang disertai dengan sesak nafas,
dirasakan sejak dua minggu yang lalu secara intermiten
(selang-seling)
- Keluhan utama masuk rumah sakit
Klien mengeluh batuk-batuk, lemas, panas dingin,
sesak nafas yang dirasakan bertambah jika pasien
cukup istirahat dan tidak beraktivitas secara
berlebihan. Nyeri seperti tertusuk yang menyebar
hingga kepunggung belakang.
- Keluhan utama saat didata
Batuk-batuk, lemas, badan panas dingin, sesak nafas,
kulit terasa dingin, berkeringat.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien pernah dirawat di rumah sakit Rajawali pada bulan
Januari 2002, selma dua minggu. Setelah keluar dari
perawatan, klien melakukan kontrol ke poliklinik paru-
paru rumah sakit Dustira setiap dua minggu sekali.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien menderita asma, sedangkan anggota keluarga yang
lainnya tidak ada yang mempunyai penyakit seperti yang diderita
klien saat ini atau penyakit menular lainnya.

d. Struktur Keluarga
Klien adalah anak ketiga dari lima bersaudara, tidak menikah dan
punya empat anak.

13 ASKEP PNEUMONIA
GENOGRAM KELUARGA TN. B

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Garis Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Klien

: Tinggal Serumah

14 ASKEP PNEUMONIA
e. Data Biologis

NO. POLA DI RUMAH DI RUMAH SAKIT


1 Pola makan dan minum
a. Makan
- Frekuensi 3 x/hari 3 x/hari
- Porsi 1 porsi habis 6-7 sendok makan
- Menu Lauk-pauk, sayur, nasi Makanan lunak, lauk-
pauk, sayur, buah
- Masalah Tidak ada Tidak ada

b. Minum
- Frekuensi 7-8 gelas (1400-1600 5-6 gelas (1000-1200 cc)
cc) per hari per hari
- Jenis Air putih + teh Air putih
- Masalah Tidak ada Cairan kurang dari
kebutuhan
2 Pola manakn dan minum
a. BAB
- Frekuensi 1-2 x/hari 1 x/hari
- Warna Kuning tengguli Kuning tengguli
- Konistensi Lembek Lembek
- Bau Khas Khas
b. BAK
- Frekuensi 3-4 x/hari 2-3 x/hari
- Warna Kuning jernih Kuning jernih
- Bau Khas Khas

15 ASKEP PNEUMONIA
3 Pola Istirahat Tidur Kadang-kadang 1-2 jam/hari
- Siang 7-8 jam/hari 4 jam/hari dengan waktu
- Malam tidur tertentu karena
sering terjaga
Tidak ada Ada, karena sesak nafas
- Masalah sehingga klien sering
terjaga

4 Poesonal Hygiene
a. Pola mandi 2 x/hari 1 x/hari, diseka tidak
Menggunakan sabun menggunakan sabun
b. Sikat gigi 2 x/hari 1 x/hari
Menggunakan pasta gigi Menggunakan pasta gigi
c. Keramas 2 x/seminggu, pakai Belum pernah
shampo
d. Potong kuku 1-2 minggu sekali Belum pernah

5 Pola Aktivitas Klien dapat melakukan Klien tidak bisa


aktivitas sehari-hari melakuikan aktivitas
secara normal tanpa seperti biasanya terlebih
bantuan dari orang lain jika klien merasa sesak
Masalah Tidak ada Aktivitas dibantu

16 ASKEP PNEUMONIA
f. Pemeriksaan Fisik
1. Klien tampak lemah dengan kesadaran compos metis
TD : 130/70 mm Hg
N : 92 x/menit
R : 29 x/menit
S : 380C

2. Kepala
- Rambut : Warna hitam, distribusi merata, kebersihan
cukup, tidak rontok, tidak ada ketombe.
- Mata : Konjungtiva baik, bentuk mata simetris,
tidak menggunakan kaca mata.
- Telinga : Bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada
serumen, fungsi pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
- Mulut : Bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering,
warna lidah merah muda, tidak terdapat
caries, tidak ada kesulitan menelan.
3. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran vena jugalaris.
4. Axilla : Keadaan axilla bersih, tidak ada benjolan.
5. Dada
- Thorax : Bentuk simetris kanan dan kiri
- Paru : Terdengar bunyi ronchi dengan expirasi
memanjang.
- Jantung : Bunyi jantung reguler 88 x/menit
6. Abdomen : Bentuk simetris, tidak teraba adanya masa,
tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya
pembesaran hati, bising usus (t), 16 x/menit.
7. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

17 ASKEP PNEUMONIA
8. Extermitas : Tidak tampak adanya oedema, tidak terlihat
adanya varises, tidak terdapat fraktur, ukuran
normal dengan bentuk yang simetris kanan
dan kiri dengan pergerakan sedikit lemah.

g. Data Psikologis
1. Status emosi : Klien dapat mengendalikan emosinya dengan
baik
2. Konsep diri
Body image : Klien mengatakan bahwa penyakitnya tidak
mempengaruhi terhadap body imagenya.
Harga diri : Klien mengatakan bahwa penyakit yang
dideritanya sekarang tidak berpengaruh pada
harga dirinya.
Ideal diri : Klien berharap agar penyakitnya cepat
sembuh dan cepat pulang agar dapat
beraktivitas seperti biasanya.
Peran : Klien mengatakan bahwa perannya sebagai
seorang istri dan ibu mengalami sedikit
gangguan dengan keadaan penyakitnya itu.
Identitas diri : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak
ketiga dari lima bersaudara, telah menikah
dan mempunyai empat orang anak.

h. Data Sosial
Pendidikan : Pendidikan terakhir klien adalah SMU
Gaya : Dalam menjawab setiap pertanyaan klien
menggunakan bahasa Indonesia secara
verbal. Klien cukup terbuka dan dapat
menerima masukan.

18 ASKEP PNEUMONIA
Pola interaksi : Klien mempu menjalin hubungan yang baik
dengan dokter, perawat, keluarga dan dengan
orang di lingkungan sekitarnya.
i. Data Spiritual
Klien adalah seorang penganut agama Islam yang senantiasa
berusaha untuk beribadat selama dia mampu, klien menyadari
bahwa penyakitnya ini adalah ujian dari Tuhan sehingga klien
hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya.

j. Data Penunjang
Tanggal : 10 Februari 2004

JENIS
NO. HASIL NORMAL INTERPRESTASI
PEMERIKSAAN
1 HEMATOLOGI
- Hemoglobin 10,2 12,6 - 16 Menurun
- Leukosit 12,2 4,8 - 10,8 Meningkat
- Limfosit 8 19 48 Menurun
- Hematokrit 32 32 34 Normal
- Trombosit 280 130 400 Normal
- LED jam 90/120 0 - 12 Meningkat

2 URINE
- Warna Kuning muda
- Protein -
- Reduksi -
- Keton -
- Bakteri -
- Eritrosit 2-3
- Leukosit 26-30
- Sel epitel 18-21

19 ASKEP PNEUMONIA
2. Analisa Data
NO. DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
1 Ds. : Penyebaran hematologi Tidak efektifnya
Klien mengeluh sesak infeksi dari saluran pernafasan kebersihan jalan
nafas nafas
Reaksi peradangan
Do :
- Klien tampak sesak Merangsang sel-sel epitel
- Respirasi 29 x/menit untuk memproduksi mukus
- Klien batuk-batuk dan
mengeluarkan sekret Infalasi udara kering
meningkatkan produksi mukus
sehingga terjadi pengentalan

Peningkatan suhu tubuh dan
peningkatan frekuensi nafas

2 Ds : Peningkatan metabolisme Resiko terjadinya


- Klien merasa lemas tubuh dan ekresi awal defisit cairan
- Suhu tubuh > 380C

- Respirasi 29 x/menit Intake cairan yang kurang



Cairan tidak adekuat

Produksi sekret meningkat

Ph saliva meningkat

Timbul rasa pahit

3 Ds :
Nafsu makan menurun
- Klien mengeluh kurang Gangguan

20 ASKEP PNEUMONIA
nafsu makan penurunan
- Kien mengeluh lemas Intake makan kurang kebutuhan nutrisi
Do :
- Klien tampak lemas Lemas
- Porsi makan klien tidak
habis Stimulus nyeri

Merangsang susunan syaraf
otonom mengaktifasi
neuropinchpine
4 Ds :
- Klien mengeluh sulit Syaraf simpatis merangsang Gangguan
tidur RAS (retikullo aktivitin pemenuhan
- Klien mengeluh nyeri system) sebagai pusat tidur istirahat tidur
pada saat batuk
Klien tampak lesu

Do :

- Klien tampak pucat Peningkatan frekuensi nafas

- Mata klien merah

- Klien tampak lesu Peningkatan metabolisme

- Tidur 4-5 jam/hari tubuh

5 Ds : Energi banyak digunakan Gangguan aktivitas


- Klien mengeluh tidak
Kelemahan
dapat beraktifitas

seperti biasa
Aktivitas sehari-hari
Do :
terganggu
- Klien tampak lemah dan
lesu
- Frekuensi nafas 29
x/menit
- Suhu > 380C

21 ASKEP PNEUMONIA
- Porsi makan tidak habis
PRIORITAS MASALAH :
1. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas
2. Resiko terjadinya defisit cairan
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Gangguan pemenuhan istirahat tidur
5. Gangguan aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH :


1. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas sehubungan dengan infeksi dari
sakuran pernafasan.
2. Resiko terjadinya defisit cairan sehubungan dengan peningkatan suhu
tubuh yang mengakibatkan meningkatnya metabolisme dan ekresi IWL
yang ditandai dengan klien merasa lemas dan bibir kering.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan nafsu makan
klien menurun yang ditandai dengan klien tampak lemas.
4. Gangguan pemenuhan istirahat tidur sehubungan dengan nyeri yang
ditandai dengan wajah klien tampak pucat, mata merah dan klien tampak
lesu.
5. Gangguan toleransi ektivitas sehubungan dengan peningkatan frekuensi
nafas yang ditandai dengan klien tampak lemas dan lesu.

22 ASKEP PNEUMONIA
PROSES KEPERAWATAN

PERENCANAAN
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONALISASI
TUJUAN INTERVENSI
1 Tidak efektif kebersihan jalan nafas Kebersihan jalan nafas - Ajarkan klien teknik - Dengan mengajarkan klien
sehubungan dengan peningkatan sekresi efektif dengan kriteria : batuk efektif teknik batuk efektif
mukus yang lengket dijalan nafas yang diharapkan dapat membantu
ditandai dengan : Jangka pendek 1 x 24 jam : klien dalam mengeluarkan
Ds : - Respirasi normal dahak sehingga dapat
- Klien mengeluh sulit bernafas - Klien dapat batuk secara melancarkan pernafasan
- Klien mengeluh lemas batuk efektif - Observasi tanda-tanda - Dengan mengobservasi tanda-
vital tanda vital dapat memantau
Do : Jangka panjang 3 x 24 jam : keadaan umum klien
- Respirasi 29 x/menit - Klien tidak mengalami sehingga dapat mengetahui
- Klien batuk-batuk dan mengeluarkan gangguan pernafasan sedini mungkin gejala yang
sekret abnormal.

2 Resiko terjadinya defisit cairan Kebutuhan cairan klien - Anjurkan agar klien - Cairan membantu dalam
sehubungan dengan peningkatan suhu terpenuhi dengan kriteria : minum dalam pembentukan keseimbangan
tubuh yang ditandai dengan : Jangka pendek 1 x 24 jam : jumlah 2500 3000 cairan sehingga dapat
Ds : - Turgor kulit baik cc/hari mencegah terjadinya
- Klien merasa lemas - Bibir lembab dehidrasi
- Klien tampak gelisah - Klien tampak kehausan - Berikan terapi intra - Selama fase akut klien sering
vena sesuai dengan terlalu lemah dan sesak nafas
Do : Jangka panjang 3 x 24 jam : anjuran dan berikan untuk meminum cairan
- Suhu tubuh > 380C - Keseimbangan cairan dosis pemeliharaan peroral secara adekuat dan
- Respirasi 29 x/menit terpenuhi dan tindakan- untuk mempertahankan
- Klien tampak berkeringat tindakan pencegahan dehidrasi yang adekuat, jika
demam kebutuhan cairan
akan meningkat karena
meningkatnya penguapan
vasodilatasi perifer. Hal ini
terjadi sebagai mekanisme
kompensasi yang digunakan
oleh tubuh untuk
mengeluarkan panas.
3 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi Kebutuhan nutrisi klien - Berikan penjelasan - Dengan memberikan
sehubungan dengan nafsu makan klien terpenuhi dengan kriteria : kepada klien tentang penjelasan maka klien akan

24 ASKEP PNEUMONIA
menurun yang ditandai dengan : Jangka pendek 1 x 24 jam : pentingnya nutrisi memapu memenuhi
Ds : - Nafsu makan klien bagi tubuh kebutuhan nutrisi tubuhnya
- Klien mengeluh kurang nafsu makan bertambah serta mengerti akan
- Klien mengeluh lemas - Porsi makan klien habis 1 pentingnya nutrisi bagi
porsi kesehatan tubuh
Do : Jangka panjang 3 x 24 jam : - Berikan makanan - Dengan penyajian makanan
- Klien tampak lemas - Pola nutrisi klien terpenuhi yang masih hangat yang masih hangat disertai
- Porsi makan klien tidak habis sepenuhnya dan sajikan dengan keramahan perawat, klien
- Berat badan klien penuh keramahan akan merasa nyaman dan
meningkat sampai dengan nafsu makan akan bertambah
berat badan idealnya - Anjurkan kepada klien - Dengan air hangat akan
untuk minum air membantu menghilangkan
hangat sebelum rasa yang tidak enak pada
makan mulut

4 Gangguan pemenuhan istirahat tidur Kebutuhan istirahat tidur - Atur posisi tidur yang - Dengan mengatur posisi tidur
sehubungan dengan nyeri yang ditandai terpenuhi dengan kriteria : nyaman bagi klien klien yangnyaman klien akan
dengan : Jangka pendek 1 x 24 jam : lebih enak tidurnya, tidak

25 ASKEP PNEUMONIA
Ds : - Wajah klien tampak segar, sering terjaga
- Klien mengeluh sulit tidur tidak pucat - Pertahankan suhu - Suhu ruangan yang terlalu
- Klien mengeluh nyeri pada saat batuk - Klien tidak lesu ruangan yang panas akan menyebabkan
- Klien mengeluh nyeri pada saat batuk nyaman dan enak ketidak nyamanan, begitu
pula yang terlalu dingin akan
Do : mencetus batuk sehingga
- Wajah klien tampak pucat akan menyebabkan gangguan
- Mata klien merah istirahat tidur
- Klien tamapk lesu

5 Gangguan toleransi aktivitas sehubungan Aktivitas terpenuhi dengan - Anjurkan keluarga - Dengan bantuan dari
dengan peningkatan frekuensi nafas yang kriteria : untuk membantu keluarganya itu dapat
ditandai dengan : Jangka pendek 1 x 24 jam : aktivitas klien mengurangi beban kerja klien
Ds : - Aktivitas klien dapat sehingga dapat mempercepat
- Kien mengeluh tidak bisa beraktivitas dibantu oleh perawat atau penyembuhan
seperti biasanya keluarga
Do : - Klien dapat mencoba - Dekatkan peralatan - Mendekatkan peralatan yang
- Porsi makan tidak habis latihan beraktivitas yang dibutuhkan dibutuhkan kedekat klien
- Klien tampak lemas dan lesu mandiri klien dapat mencegah bahaya yang
lain seperti klien terjatuh

26 ASKEP PNEUMONIA
- Anjurkan untuk - Makan, minum, istirahat serta
mnakan dan minun minum obat membantu
yang cukup serta proses penyembuhan
minum obat secara
teratur

27 ASKEP PNEUMONIA
NO. TANDA
TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DX. TANGAN
1 10 Februari 2004 Menganjurkan klien batuk efektif
10.00 WIB Evaluasi :
Kien dapat mengeluarkan dahaknya dan
nafas cukup lancar

12.30 WIB Mengobservasi TTV :


Evaluasi :
R : 29 x/menit
S : 38,2 0C
TD : 130/90
N : 88 x/menit

2 10 Februari 2004 Mengobservasi TTV :


10.00 WIB R : 24 x/menit
S : 37 0C
TD : 120/90
N : 80 x/menit

11.00 WIB Menganjurkan klien untuk minum + 2500-


3000 cc/hari
Evaluasi :
Klien untuk minum + 1500-2000 cc/hari

13.00 WIB Memantau turgor kulit dan bibir


Evaluasi :
Turgor kulit dan bibir agak kering
3 11 Februari 2004 Mengatur posisi tidur klien
09.45 WIB Evaluasi :
Klien tidur nyenyak, frekuensi terjaga
berkurang

10.30 WIB Menganjurkan kepada keluarga klien untuk


membantu aktivitas klien
Evaluasi :
Klien istirahat dengan tenang

11.20 WIB Menganjurkan klien untukmakan, minum,


istirahat yang cukup serta minum obat yang
teratur
Evaluasi :
Klien masih tampak lemah

11.45 WIB Memberikan latihan ringan


Evaluasi :
Klien dapatmelakukan sebentar

12.00 WIB Memberikan penjelasan kepada klien tentang


pentingnya makanan bagi tubuh
Evaluasi :
Klien nampak mengerti

12.15 WIB Memberikan makanan yang masih hangat


Evaluasi :
Klien makan porsi habis

BAB IV

29 ASKEP PNEUMONIA
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Penemonia adalah penyakit inflamasi parenkim paru yang biasanya
berhubungan dengan pengisian alveoli dengan cairan yang disebabkan oleh
bermacam-macam sebab, seperti bakteri, virus, jamur dan bakteri asng.
Adapun penyebab pnemonia adalah :
Virus, influenza, paranfluensa, adnovirus, renavirus
Bakteri gram positif
Mycoplasma
Initakimia
Tarapi radiasi

Gejala klinik :
Demam tinggi
Batuk
Sesak nafas
Siantsis
Perubahan kesadaran
Nyeri dada
Pernafasan bronkhal pada daerah yang sehat
Ronchi basah

B. SARAN
Pada pasien pnemonia seharusnya di rawat yang intensif agar tidak
terjadi komplikasi penyakit saluran pernafasan yang lebih berat.

DAFTAR PUSTAKA

30 ASKEP PNEUMONIA
Doenges. E. Marryllin, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ke-Tiga, Jakarta,
EGC.

Aesculapius Media, 1982, Kapita Slekta Kedokteran, Edisi Ke-Dua, Jakarta, FKUI.

Yanti, dr., 2000, Ilmu Penyakit Dalam, Bandung.

31 ASKEP PNEUMONIA

Anda mungkin juga menyukai