RESPIRASI (PNEUMONIA)
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES St. ELISABETH SEMARANG
2020/202
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang memerlukan
perhatian khusus,sebab pneumonia termasuk dalam penyebab utama
kesakitan dan kematian pada anak balita khususnya di
Indonesia.Pneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas akut yang
mengenai jaringan paru (alveoli).Penyakit ini ditandai dengan adanya
batuk dan atau kesukaran bernafas yang disertai pula nafas sesak atau
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam. Pneumonia yang terjadi
sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus atau bakteri )
dan sebagian kecil di sebabkan oleh faktor lain,seperti: Kondisi
lingkungan,sosial,ekonomi,adat istiadat,malnutrisi,dan imunisasi.1
Diperkirakan 75% pneumonia pada anak balita di negara berkembang
termasuk indonesia di sebabkan oleh Streptoccocus pneumoniae dan
Hib. Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta
kematian balita karena pneumonia.2
Berdasarkan umur para penderita, pneumonia di klasifikasikan
menjadi 2,yaitu pneumonia untuk kelompok umur < 2 bulan dan
kelompok umur 2 bulan sampai <5 tahun.Hal tersebut dilakukan untuk
memudahkan dalam penanganan kasus yang terjadi.Sedangkan
berdasarkan tempat terjadinya infeksi,pneumonia dibedakan menjadi
dua bentuk,yaitu: pneumonia masyarakat (community-acquired
pneumonia ) dan pneumonia RS atau pneumonia nosokomial
(hospital-aquired pneumonia). Di dunia pneumonia meyumbang
sekitar 16% dari 5,6 juta kematiaan balita,memakan korban sekitar
880.000 anak pada tahun 2016 (UNICEF,2016) 3. Di Indonesia,
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
kardiovaskuler dan TBC. Faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematiaan.Kasus pneumonia ditemukan paling
banyak menyerang anak balita sekitar 800.000 hingga 1 juta anak
meninggal dunia setiap tahun akibat pneumonia. Provinsi di Indonesia
yang menduduki 3 teratas penemuan kasus pneumonia pada balita
yaitu Jawa Barat (174.612 balita), Jawa Timur (93.279 balita) dan
Jawa Tengah (59.650 balita). Kota semarang mengalami angka kasus
yang naik turun dari tahun 2012 hingga 2017. Tahun 2017 telah di
temukan sebanyak 9.586 kasus ,tahun 2016 terdapat 4.173 kasus dan
tahun 2015 sebanyak 7.759 kasus.4
Pneumonia di sebabkan oleh bakteri Streptococcus dan
Mycoplasma pneumonia,sedangkan virus yang meyebabkan
pneumonia adalah Adenoviruses Rhinovirus,influenza
virus,Respiratory syncytial virus (RSV) Dan Para influenza virus.
Pneumonia di tularkan melalui udara, penderita pneumonia
menyebarkan kuman dalam bentuk droplet melewati udara pada saat
batu, ataupun bersin. Virus penyebab pneumonia masuk ke saluran
pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup) atau dengan
cara penularan langsung yaitu percikan droplet yang dikeluarkan oleh
penderita saat batuk, bersin, dan berbicara langsung terhirup oleh
orang disekitar penderita, atau memegang dan menggunakan benda
yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita. Banyak faktor
yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian pneumonia
pada balita, baik dari aspek individu anak, perilaku orang tua (ibu),
maupun lingkungan.Kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan dan perilaku penggunaan bahan bakar
dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai penyakit seperti TB,
katarak, dan pneumonia.Perilaku merokok dari orangtua merupakan
faktor lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap
pneumonia.5
MTBS (Management Terpadu Balita Sakit) merupakan suatu
managemen melalui pendekatan terintegrasi atau terpadu dalam tata
laksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik
mengenai beberapa klasifikasi, status gizi, status imunisasi, maupun
penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan
(Wijaya,2009). MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan
tetapi suatu pendekatan atau cara penatalaksanaan balita sakit.
Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan
kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannyatermasuk Pustu, Polindes,
Poskesdes, dll). MTBS mengkombinasikan perbaikan tatalaksana
kasus pada balita sakit (kuratif) dengan aspek gizi, imunisasi dan
konseling (promotif dan preventif). Langkah pendekatan pada MTBS
adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang digunakan
oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada
balita.6
Kegiataan MTBS memiliki tiga komponen khas yang
menguntungkan,yaitu : meningkatkan keterampilan,petugas kesehatan
dalam tatalaksana kasus balita sakit,memperbaiki sistem kesehatan dan
memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan
dirumah dan upaya pertolongan kasus balita sakit. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa MTBS dapat menurunkan kematian balita.7
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisa asuhan keperawatan dan menganalisis kasus etik legalitas
gangguan sistem tubuh anak dan anak yang berkebutuhan khusus
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mmenganalisis pathway berdasarkan
NANDA, NIC, dan NOC dan sesuai kasus
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian menurut orem
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan
d. Mahasiswa mampu menetukan intervensi beserta rasionalnya
berdasarkan diagnosa keperawatan
e. Mahasiswa mampu menentukan etik legal dalam keperawatan
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mempelajari dan menganalisis kasus pneumonia
pada anak
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya penyakit pneumonia
pada anak
3. Mahasiswa mampu memahami konsep gangguan pneumonia pada
anak
BAB II
MIND MAPPING
BAB III
A. KASUS
Anak permpuan berusia 2 tahun dibawa ibunya ke puskesmas.Ibu
anakmengeluh anak batuk sudah 14 hari tidak sembuh. Ibu anak mengatakan
anak belum pernah vaksin Hib dan sebulan yang lalu anak tinggal dengan
nenekya yang tinggal sendirian dirumah, rumah neneknya tidak ada jendela
dan agak pengap.
Pemeriksaan fisik menemukan anak tampak lemah, ada retraksi dinding dada
ke dalam, cuping hidung (+) , wheezing (+), pernafasan 50x/menit, S: 37,7oC.
Analisa etik legal
Perawat sudah melakukan kontrak waktu untuk mengajarkan memberikan
obat pelega tenggotokan 30 menit lagi.Namun pada waktu tersebut perawat
tidak melakukan tindakan tersebut karena kesibukan yang padat.
B. PENGKAJIAN
Nama perawat yang mengkaji: Perawat A
Unit : Rawat inap
Ruang : 101/ Melati
Tanggal/waktu masuk RS : 03 Maret 2020/ 08:00
Tanggal/waktu pengkajian : 03 Maret 2020 / 09:30
Cara pengkajian : A. Observasi
B. Alloanamnesa
a. Identitas
1. Nama Anak : An. K
2. Alamat : Jalan Kagok
3. Nomor telepon : 08123456789
4. Tempat/tanggal lahir : Semarang / 16 Januari 2018
5. Suku : Jawa
6. Jenis kelamin : Perempuan
7. Agama : Khatolik
8. Tanggal wawancara : 3 Maret 2019
9. Pemberi informasi :-
10. Penanggung jawab : Ny. T
11. Diagnose medis : Pneumonia
12. Pengasuh utama : Ibu ( Ny. T )
b. Keluahan Utama (KU)
Anak batuk sudah 14 hari tidak sembuh
c. Penyakit Sekarang (PS)
Pneumonia
d. Riwayat masa lalu
1. Kehamilan (Ibu)
a. Jumlah (gravida)
1) Tanggal kelahiran : 16 Januari 2018
b. Hasil (paritas):
1) Gestasi : 9 bulan
2) Lahir : hidup
3) Kesehatan selama kehamilan : Sehat
c. Obat-obatan yang digunakan
Selama hamil ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
3. Kelahiran
a. Berat badan/panjang badan :2.8 kg/ 50 cm
b. Waktu peningkatan berat badan lahir : setiap 4 minggu
c. Kondisi kesehatan : sehat
d. Skor apgar :8
e. Abnormali comenital : tidak ada
f. Lama perawatan : 3 hari
Do :
1. Pasien tampak
Lemah
2. Retraksi dinding
dada, cuping
hidung, dan
wheezing (+)
3. TTV :
- RR 50 x/menit
- Suhu 37,7oc
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Otonomi (Kebebasan)
Otonomi adalah kemampuan untuk menentukan sendiri.Menghargai
otonomi berarti memberikan kesempatan seseorang untuk memutuskan
tindakannya sendiri.Perawat yang menghargai otonomi pasien secara tidak
langsung menghargai pasien yang memiliki harga diri dan martabat yang
mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Oleh karena itu perawat harus selalu
melibatkan pasien dalam mengambil segala keputusan tentang perawatan diri
pasien itu sendiri.Undang - undang untuk otonomi tercantum dalam :
5. Kejujuran
6. Menepati Janji
7. Rahasia
a) Perintah undang-undang;
b) Perintah pengadilan;
8. Tanggungjawab
9. Informed Consent
Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
telah mendapat penjelasan atau keterangan(informasi), dan “consent” yang
berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi informed consent mengandung
pengertian suatu persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya
atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
Etik legal
Dari kasus tersebut disimpulkan bahwa perawat melanggar etik legal yaitu
menepati janji karena ia sudah melakukan kontrak waktu kepada pasien tetapi ia tidak
memenuhi janji terhadap pasien tersebut dan melanggar Undang-Undang Republik
Indonesia no.36 pasal 61 tahun 2014 Tentang KesehatanPasal 61 : “Dalam
menjalankan praktik, Tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan langsung
kepada Penerima Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan upaya terbaikuntuk
kepentingan Penerima Pelayanan Kesehatan dengantidak menjanjikan hasil.”
BAB IV
1.Kesimpulan
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran napas bawah yang
terbanyak kasusnya didapatkan di Rumah Sakit dan sering menyebabkan kematian
terbesar bagi anak-anak dan balita.Pneumonia pada anak dan balita paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae , Hemophilus Influenzae tipe B
(HiB), dan Staphilococcus Aureus, virus, dan juga jamur. Selain itu juga bisa
disebabkan oleh zat hidrokarbon yang masuk ke dalam pulmo sehingga dapat
mengakibatkan infeksi serta peradangan.
2. Saran
Bagi kita calon perawat dan tenaga kesehatan di luar sana sebaiknya harus lebih
memahami dan mengetahui etiologi, dampak, dan akibat dari pneumonia ini karena
jika hal ini dianggap sesuatu yang kecil maka masa depan bumi ini tidak akan cerah
karena bayi dan balita yang adalah penderita pneumonia terbanyak di dunia ini
DAFTAR PUSTAKA