Anda di halaman 1dari 12

LKS 1 KEPERAWATAN ANAK

FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK


Kasus :

Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dirawat pada hari pertama dengan diagnosis medis
Bronkopneumonia. Hasil pengukuruan antropometri: TB= 92 cm, BB= 11 kg. Anak menangis
ketika perawat memasuki kamarnya dan meminta pulang

a. Jawab pertanyaan berikut berdasarkan pada kasus tersebut:

1) Apakah yang menyebabkan anak menangis?

Jawab: Karena melihat Perawat masuk ke kamar anak tersebut

2) Apakah prinsip-prinsip merawat anak yang sedang dirawat di rumah sakit yang Anda
terapkan untuk pasien tersebut?

Jawab:
1. Family Center Care
Karena anak tidak bisa jauh dari orang tua dan orang tua mempunyai sumberdaya yang
bisa membantu penyembuhan anak sehingga keluarga sangat penting dilibatkan dalam
perawatan, dimana istilahnya adalah family centered care. Family Centered Care (FCC)
atau perawatan yang berpusat pada keluarga didefinisikan sebagai filosofi perawatan
berpusat pada keluarga, mengakui keluarga sebagai konstanta dalam kehidupan anak.
Family Centered Care meyakini adanya dukungan individu, menghormati, mendorong dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga. Intervensi keperawatan dengan
menggunakan pendekatan family centered care menekankan bahwa pembuatan
kebijakan, perencanaan program perawatan, perancangan fasilitas kesehatan, dan
interaksi sehari-hari antara klien dengan tenaga kesehatan harus melibatkan keluarga.
Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam perawatan klien, yang berarti
keluarga dengan latar belakang pengalaman, keahlian dan kompetensi keluarga
memberikan manfaat positif dalam perawatan anak. Memberikan kewenangan kepada
keluarga berarti membuka jalan bagi keluarga untuk mengetahui kekuatan, kemampuan
keluarga dalam merawat anak. Filosofi ini memperkenalkan keluarga sebagai suatu
kehidupan yang konstan dan seorang individu yang mendukung, menghargai dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak
(Johson, 1989). Hal ini menjelaskan bahwa keluarga merupakan unsur penting dalam
merawat anak, mengingat anak adalah bagian dari keluarga.Sebagaiperawat, dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak, harus mampu menfasilitasi keluarga
dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan
keperawatan maupun pemberian penyuluhan kesehatan. Ada 2 konsep dasar pada proses
filosofi family center care, yaitu enabling dan empowering. Enabling adalah dengan
menciptakan kesempatan keluarga untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensinya
yang berguna dalam memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Dukungan (empowering)
menjelaskan interaksi profesional dengan keluarga dimana keluarga memerlukan
perasaan aman terhadap kehidupan keluarganya dan mendukung perubahan yang positif
sebagai dampak dari perilaku saling tolong menolong, memperkokoh kemampuan dan
tindakan yang diberikan. Jadi dalam pemberian asuhan keperawatan anak diperlukan
keterlibatan keluarga, mengingat anak selalu membutuhkan orang tua ketika berada
dirumah sakit. Keterlibatan keluarga dengan tenaga kesehatan selama anak berada di
rumah sakit sangat diperlukan, karena itu menjadi dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan memfasilitasi keluarga dapat
membantu proses penyembuhan pada anak yang sakit selama dirumah sakit, sehingga
kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi keluarga dan anak diperhatikan dan
berdampak besar bagi program penyembuhan perawatan pada anak.
2. Atraumatic Care
Atraumatic Care adalah kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
terapeutik oleh individu melalui pelaksananaan intervensi keperawatan untuk
membatasi/ mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap anak dan
keluarga di tatanan pelayanan kesehatan sangatlah diperlukan. Atraumatic care atau
asuhan atraumatik adalah penyediaan \ asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh
seseorang (personal) dengan melalui penggunaan intervensi yang menghilangkan atau
memperkecil distres psikologis dan fisik yang dialami oleh anak-anak dan keluarga mereka
dalam sistem pelayanan kesehatan. Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah
perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawatan
tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam
keperawatan anak. Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang masih dalam usia
tumbuh kembang sangat penting karena masa anak-anak merupakan proses menuju
kematangan, yang mana jika proses menuju kematangan .tersebut terdapat hambatan
atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.
Sumber :
http://repository.uki.ac.id/2732/1/BukuMateriPembelajaranKeperawatanAnak.pdf

3) Apakah tugas perkembangan menurut ahli berikut yang harus dicapai oleh pasien
tersebut?
Jawab:

TUGAS PERKEMBANGAN
AHLI Infant (……..) Toddler Preschool School age Adolescence
NO PERKEMBANGAN PERKEMBA (……….) (…………..) (……...) (………………)
NGAN
1 Erik Erikson Psikososial 0-18 bulan 2-3 tahun 3-5 tahun 5-12 tahun 12-18 tahun
Percaya vs tidak Otonomi vs Inisiatif vs rasa Industri vs Identitas vs
percaya malu bersalah inferioritas kebingungan
peran
2 Lawrence Kohlberg Moral 4-10 tahun 10-12 tahun 23 tahun ke atas
(Pra (Konvensional (Pasca
konvensional) ) Konvensional)
Orientasi Orientasi Orientasi hukum
kepatuhan dn keserasian dan legalitas,
hukum, interpersonal Prinsip etika
Orientasi dan universal
kepentingan konformitas,
pribadi Orientasi
otoritas dan
pemeliharan
aturan sosial
3 Jean Piaget Kognitif 0-2 tahun 2-7 tahun 7-11 tahun 11 tahun ke atas
Sensorimotor Praoperasi Operasi Operasi formal
Konkret
4 Sigmond Freud Psikoseksual 0-1 Tahun (Oral 1-3 tahun 3-5 tahun 5 tahun – Pubertas –
Stage) (Anal Stage) (Phalic Stage) pubertas dewasa
Berlebihan dan Anal Identification, (Latency (Genital Stage)
kurang expulsiveness( kastrasi, oedipus stage)
Sembarangan) complex, penis
Anal envy, electra
retentiveness( complex
Penahanan)

5 Harry Stack Sullivan Kepribadian 0-18 bulan 1,5-4 tahun 4-8/10 tahun 8/10 tahun-12 12-16 tahun
Lahir-bisa berbicara Bisa Berkeinginan tahun Pola aktuvitas
mengucap bergaul intim Mulai bergaul seksual yang
kata kata- akrab - mantap
butuh kawan Pubertas 16-20 tahun
bermain Kemantapan
seks-
tanggungjawab
sosial
LKS 2 KEPERAWATAN ANAK

KONSEP DASAR PROGRAM DAN TERAPI BERMAIN

1. Apakah definisi dari kegiatan bermain

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan
berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2009). Bermain juga
merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan
keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta
mempersiapkandiri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Hidayat, 2005). Bermain
sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting dalam
kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan
stres pada anak dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosionalanak
(Nursalam,2005).

Sumber :
http://repository.uki.ac.id/2732/1/BukuMateriPembelajaranKeperawatanAnak.pdf

2. Sebutkan minimal 10 manfaat kegiatan bermain untuk anak?

1. Bermain yang melibatkan fisik seperti berlari, meloncat dan menendang


bermanfaat untuk menmguatkan dan menterampilkan anggota badan anak.

2. Bermain yang melibatkan indra atau pikiran seperti menggunakan alat-alat bermain
yang mengeluarkan perasaan seperti menggambar dan bermain musik atau
mendengarkan aba-aba memberikan peluang pada anak untuk belajar tentang
pengertian baru, sifat-sifat dan bentuk barang tertentu.

3. Bermain balok-balok mainan, membentuk lilin atau tanah liat, menggambar dan
sebagainya, dapat mendorong kreativitas anak.

4. Bermain dapat membantu mengembangkan kepribadian seperti bertanggung


jawab, bekerjasama, mematuhi peraturan dan sebagainya.

5.Bermain dapat membantu anak mengenal dirinya, baik yang berkaitan dengan
kelemahan dan kekurangannya, maupun kelebihannya, misalnya dengan bermain
seorang anak akan mengetahui dirinya ternyata lebih mampu berlari dengan cepat
dibanding dengan teman-temannya atau lebih mampu menggambar lebih baik.
6. Bermain dapat digunakan sebagai penyalur keinginan dan kebutuhan anak yang
tidak terpenuhi, misalnya keinginan untuk berlaku seperti orang tuanya dengan
bermain peran orang tua, bermain sebagai sopir mobilmobilan dan sebagainya. g.
Bermain bersama anggota keluarga dapat mengakrabkan hubungan antara anak
dengan anggota keluarga lain (BP-4, 1994: 09).

7. Bermain secara aktif dapat mengembangkan otot-otot dan melatih seluruh bagian
tubuh menjadi kuat. Gerakan dalam bermain seperti berlari, melompat, melempar,
menangkap, mendorong, melatih kemampuan motorik kasar dan koordinasi visual
motorik, keseimbangan, ketepatan, kelenturan, kemapuan mengontrol gerakan
dan bertindak spontan.

8. Kelebihan energi anak dapat tersalurkan sehingga mengurangi kemungkinan


munculnya perilaku agresif yang bersifat merusak dan merugikan.

9. Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain seringkali
dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran
pemimpin dalam kehidupan nyata mungkin dapat memperoleh pemenuhan
keinginan itu dengan menjadi pemimpin saat bermain peran.

10. Melalui eksperimen dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa merancang


suatu hal baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan.Selanjutnya mereka
dapat mengalihkan minat kreatif ke situasi di luar dunia bermain.

11. Bermain dapat digunakan sebagai media pengenalan dan pengembangan diri.
Anak dapat mengetahui sejauhmana kemapuannya dibandingkan dengan teman
bermain lain, hal ini memungkinkan mereka mengembangkan konsep diri dengan
lebih pasti dan nyata.

12. Melalui bermain anak belajar berkomunikasi, bagaimana membentuk hubungan


sosial dan menghadapi serta memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan
tersebut (Latifah Wibowo, 2008: 11-12).

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/69264-ID-none.pdf

3. Jelaskan karakteristik bermain berdasarkan sifat sosial.

1) Onlooker play

Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain,
tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi, anak tersebut
bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainanyang
sedangdilakukan temannya.

2) Solitary play
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya dan alat permainan
tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya. Tidak ada
kerja sama ataupun komunikasi dengan teman sepermainanya.

3) Parallel play

Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama tetapi
antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga
antara anak satu dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya
permainan ini dilakukan oleh anak toddler.

4) Associative play

Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain
tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan
dan tujuan permainan tidak jelas. Contoh permainan jenis ini adalah berrnain
boneka, bermain hujan-hujanan, dan bermain masak• masakan.

5) Cooperative play

Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainanjenis ini
juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin permainan mengatur
dan mengarahkan anggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan dalam permainantersebut. Misalnva, pada permainan
sepak bola, ada anak yang memirnpin permainan, aturan main harus dijalankan
oleh anak dan mereka harus dapat mencapai tujuan bersama yaitu memenangkan
permainan dengan memasukan bola ke gawang lawan mainnya.

Sumber: epository.uki.ac.id/2732/1/BukuMateriPembelajaranKeperawatanAnak.pdf

4. Apakah manfaat bermain untuk anak sakit /yang dirawat di rumah sakit?

Manfaat Bermain di Rumah Sakit Adapun manfaat bermain di rumah sakit menurut
Wong (2009) yaitu.

a.Memberikan pengalihan dan menyebabkan relaksasi

b.Membantu anak merasa lebih aman di lingkungan yang asing

c.Membantu mengurangi stres akibat perpisahan dan perasaan rindurumah

d.Alat untuk melepaskan ketegangan dan ungkapan perasaan

e.Meningkatkan interaksi dan perkembangan sikap yang positifterhadap orang lain

f.Sebagai alat ekspresi ide-ide dan minat


g.Sebagai alat untuk mencapai tujuan terapeutik

h.Menempatkan anak pada peran aktif dan memberi kesempatanpada anak untuk
menentukan pilihan dan merasa mengendali

Sumber : https://www.coursehero.com/file/p699nco0/1-Manfaat-Bermain-di-Rumah-
Sakit-Adapun-manfaat-bermain-di-rumah-sakit-menurut/#:~:text=1.Manfaat
%20Bermain%20di%20Rumah,rumah%20d.Alat%20untuk%20melepaskan

5. Apakah pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)

Secara umum, Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan alat-alat permainan yang
dirancang dan dibuat untuk menjadi sumber belajar anak-anak usia dini agar
mendapatkan pengalaman belajar. Pengalaman ini akan berguna untuk meningkatkan
aspek-aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik/motorik, emosi, sosial,
bahasa, kognitif dan moral. Alat Permainan Edukatif dapat mengoptimalkan
perkembangan anak disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.

Pada dasarnya proses perkembangan anak dalam kegitan bermain, kita akan
menemukan dua istilah yang berbeda yakni Sumber Belajar (Learning Resources) dan
Alat Permainan (Educational Toys and Games). Alat permainan maupun sumber belajar
akan berkembang sesuai dengan perkembangan budaya dan teknologi. Oleh karena itu
akan banyak sumber belajar dan alat permainan yang baru.

Aktivitas bermain bagi anak membutuhkan berbagai alat permainan yang mengandung
unsur atau nilai edukatif. Alat permainan yang bersifat mendidik dalam pendidikan anak
usia dini dikenal dengan istilah Alat Permainan Edukatif (APE).

Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan oleh anak untuk memenuhi
naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti bongkar pasang,
mengelompokan, memadukan, mencari padananya, merangkai, membentuk, mengetok,
menyempurnakan suatu disain atau menyusun sesuai bentuk utuhnya.

Sedangkan Alat permainan edukatif merupakan alat yang bisa merangsang aktifitas
bermain dan dapat menstimulasi serta mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.

APE adalah permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan, sekaligus alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-
aspek perkembangan anak usia dini.

Sumber : Suryadi. 2007. Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta.
Penerbit EDSA Mahkota
Khobir. A. 2009. Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif. Forum Tarbiyah. Vol.
7 No. 2. STAIN Pekalongan.

6. Sebutkan minimal 10 prinsip sebuat alat permainan dikategorikan sebagai APE.

1. Usia dan minat anak. Agar bermain benar-benar berfungsi sebagai bagian yang
sangat penting bagi tumbuh kembang anak, jadi tidak justru menghambat
tumbuh kembang mereka.

2. Keamanan dari permainan tersebut (tidak tajam, tidak ada bagian-bagian yang
dapat melukai anak dan tidak mengandung zat yang berbahaya).

3. Pentingnya keterlibatan orang tua atau anggota keluarga dalam proses bermain,
agar dapat melindungi mereka dari hal-hal yang dapat merugikan tumbuh
kembang mereka atau dari hal-hal yang mematikan kreativitas atau minat anak
terhadap lingkungan.

4. Tidak selalu permainan yang mahal lebih edukatif dari permainan yang
sederhana.

5. Mudah dibongkar pasang. Alat permainan yang mudah dibongkar pasang, dapat
diperbaiki sendiri, lebih ideal daripada mobil-mobilan yang dapat bergerak
sendiri. Alat-alat permainan yang dijual di toko-toko (built-in) lebih banyak
menjadi bahan tontonan daripada berfungsi sebagai alat permainan. Anak-anak
tidak tertarik oleh bagus dan sempurnanya alat-alat permainan yang diproduksi di
pabrik tersebut.

6. Dapat mengembangkan daya fantasi. Alat permainan yang sifatnya mudah


dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi,
yang memberikan kepada anak kesempatan untuk mencoba dan melatih daya-
daya fantasinya. Sesuai dengan ajaran pendidikan modern, alat-alat yang dapat
menunjang perkembangan fantasi itu misalnya bak pasir, tanah liat, kertas dan
gunting. Jumlah alat-alat itu masih dapat ditambah lagi dengan kapur berwarna,
papan tulis dan sebagainya (Abdul Khobir, 2009: 203)

7. Mudah, yaitu mudah membuatnya, mudah memperoleh bahan dan alat, serta
mudah digunakan oleh anak didik.

8. Aman, yaitu tidak membahayakan anak, baik dari segi bahan dan bentuk.

9. Murah, artinya pengadaan biaya dengan serendah mungking.

10. Asyik, nyaman digunakan anak.

Sumber : Suryadi. 2007. Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta.
Penerbit EDSA Mahkota
Khobir. A. 2009. Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif. Forum Tarbiyah. Vol.
7 No. 2. STAIN Pekalongan.
LKS 3 KEPERAWATAN ANAK

KONSEP DASAR SKRINING PERKEMBANGAN DENVER II,KPSP,dan


MTBS

1. Apakah tujuan pengukuran perkembangan menggunakan Denver II atau KPSP?

Menurut Adriana ( 2011 ) Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut :

1) Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya

2) Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat

3) Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan


adanya kelainan perkembangan

4) Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan

5) Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan

Sumber : https://repository.ump.ac.id/1713/3/PUTRI%20FARAH%20PRAMUNDA
%20BAB%20II.pdf

Sedangkan tujuan dari KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.

2. Berapakah usia anak yang dapat diukur dengan Denver II?

Pemeriksaan denver II adalah suatu pemeriksaan yang digunakan untuk screening


perkembangan Anak dari lahir sampai usia 6 tahun

Sumber : https://repository.ump.ac.id/1713/3/PUTRI%20FARAH%20PRAMUNDA%20BAB
%20II.pdf

3. Bagaimana prinsip mengitung garis usia anak?

Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan
tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.

Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan.
Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.

Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan
patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Jika dalam perhitungan
umur kurang dari 15 hari§ dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari
dibulatkan ke atas

Sumber: http://pkm-tarogong.garutkab.go.id/2018/05/skrining-deteksi-perkembangan.html

4. Sebutkan aspek perkembangan yang dinilai pada Denver II atau KPSP

Aspek yang di nilai dalam Denver II menurut Suwariyah (2013) meliputi

1) Personal- Sosial (Personal Sosial )

Aspek yang berhubungan dengankemampuan mandiri anak untuk menyesuaikan diri


dengan orang lain,bersosialisasi, berinteraksi,dengan lingkungannya dan perhatian
terhadap kebutuhan perorangan atau individu.

2) Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak untuk menggunakan bagian
tubuh tertentu, tidak memperlukan banyak tenaga namun diperlukan kecermatan dan
fungsi koordinasi yang lebih kompleks. Seperti koordinasi mata tangan, memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil.

3) Language (Bahasa)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak untuk memberikan respon
terhadap suara, mendengar,mengerti,memahami perkataan orang laindan menggunakan
bahasa serta mengungkapkan perasaan, keinganan dan pendapat melalui kata-kata.

4) Gross Motor ( Gerakan Motorik Kasar)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak untuk melibatkan sebagian
besar tubuh biasanya menggunakan lebih banyak tenaga. Seperti jalan,melompat,berdiri
satu kaki selama 1-5 detik dan gerakan umum otot besar.

Sumber https://repository.ump.ac.id/1713/3/PUTRI%20FARAH%20PRAMUNDA%20BAB
%20II.pdf

Aspek-aspek perkembangan yang dipantau dalam Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan(KPSP) meliputi:

1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otototot besar seperti
duduk dan berdiri.

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang


berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit dan menulis.

3. Kemampuan bicara-bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan


untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi dan mengikuti
perintah.

4. Sosialisasi-kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri


anak, seperti makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain, berpisah denga
ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan

Sumber : https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/110220200905.pdf

Anda mungkin juga menyukai