Anda di halaman 1dari 5

Tugas Keperawatan Anak

"Artikel Konsep Sehat-Sakit Pada Anak"

DOSEN PENGAJAR :
Ns. Andra Saferi Wijaya, M.Kep

DISUSUN OLEH :

Nama : Silpi Yulia Nengsi


Nim : P0 5120219 032

KELAS 2A

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
Artikel Konsep Sehat-Sakit Anak

Abstrak

Pemahaman konsep sehat anak tentang kesehatan mempengaruhi beberapa hal, antara lain
kepatuhan seseorang dalam melakukan pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya. Untuk
mencapai derajad kesehatan perlu adanya pondasi yang kuat dan benar tentang pengetahuan
kesehatan. Tahap untuk mencapai tujuan adalah dengan cara memberi informasi tentang konsep
sehat secara benar sebagai dasar untuk pemeliharaan kesehatan, dan menimbulkan perilaku yang
baik terhadap pemeliharaan kesehatan salah satunya adalah kepatuhan berobat.

Kepatuhan berobat merupakan masalah medis yang berat, sebagian besar anak dan keluarga
gagal untuk mentaati pengobatan medis yang dianjurkan dokter untuk berbagai penyakit, dari
penyakit akut sampai pada kondisi yang kronis. Akibat kegagalan tersebut banyak anak yang
sulit atau lama sembuhnya. Dunyatakan bahwa kegagalan atau kepatuhan berobat disebabkan
anak belum mempunyai pengertian sakit atau sehat yang sebenarnya.

Pemahaman konsep sehat merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajad kesehatan anak,
maka perlu adanya pondasi yang kuat dan benar tentang pengetahuan kesehatan. Memberikan
pengertian tentang konsep sehat bagi anak sangat berperan dalam memberikan pendidikan
kesehatan secara jelas. Program pendidikan kesehatan di sekolah bertujuan untuk memberikan
konsep sehat yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.
Tahap-tahap untuk mencapai tujuan tersebut di atas dengan cara memberi informasi tentang
pemeliharaan kesehatan, salah satunya kepatuhan berobat anak akan membantu dalam
meningkatkan kesehatan dan meningkatan ketaatan aturan-aturan medis bila menderita sakit.

Tulisan ini mencoba untuk membahas pemahaman konsep sehat pada kepatuhan berobat anak.
Selain itu yang paling penting adalah upaya memberikan informasi yang benar, jelas tentang
kesehatan agar anak bisa memelihara kesehatannya sehingga akan mempunyai perilaku hidup
sehat dan derajad kesehatan yang tinggi.

PEHAMAN KONSEP SEHAT-SAKIT

Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau keadaan ideal, dari sisi
biologis, psiologis, dan sosial sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas secara optimal.
Definisi sehat yang dikemukakan oleh WHO mengandung 3 karakteristik yaitu :fisik, mental,
dan sosial. Sedangkan batasan sehat menurut Undang-undang Kesehatan meliputi fisik (badan),
mental (jiwa), sosial dan ekonomi. Sehat fisik  yang dimaksud disini adalah tidak merasa sakit
dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak
ada gangguan fungsi tubuh. Sehat mental (jiwa), mencakup:

-          Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara logis
(masuk akal) atau berpikir runtut

-          Sehat Spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
atau penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek
keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma
masyarakat.

-          Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya
atau pengendalian diri yang baik.

Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam penggunaannya


sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah istilah medis yang
digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit
terjadi pada saat  seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya pada
penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka orang
tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah
pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru
secara lengkap melainkan perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat
dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.

Minat awal mempelajari cara memperoleh pengertian sesuatu telah dibangkitkan oleh Hall
(1991) mengenai konsepsi yang salah pada seseorang. Dalam penelitian dilaporkan bahwa bila
seseorang ditanya arti kata tertentu lebih sering mengasosiakan arti yang salah daripada arti yang
benar. Salah satu gambaran mengenai konsep salah adalah jawaban pada beberapa anak yang
diberi pertanyaan apakah sehat itu jawaban anak-anak terhadap pertanyaan tersebut adalah sehat
sama dengan kuat (Smet, 1996).

Pengertian didasarkan pada konsep, konsep bukan kesan indera langsung melainkan hasil
pengolahan dan kombinasi, penggabungan, atau perpaduan kesan indera terpisah-pisah. Unsur
bersama dalam berbagai obyek atau situasi menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi
suatu konsep ( Hurlock, 1994). Konsep bersifat simbolis, sebab tergantung pada sifat situasi yang
dihadapi maupun situasi lain dan bersifat benda. Konsep seringkali mempunyai sifat efektif,
yaitu suatu bobot emosional yang menjadi bagian dari konsep tersebut dan menentukan perasaan
seorang terhadap orang, benda, atau situasi yang digambarkan konsep. Bobot emosional sebagian
besar menentukan respon seseorang, maka konsep merupakan hubungan kompleks yang berubah
secara berkesinambungan dengan adanya pengalaman dan penambahan pengetahuan baru.

Sebagian besar konsep awal berkaitan dengan pengalaman sehari-hari, pada saat anak mencapai
masa remaja telah memiliki perbendaharaan konsep yang lebih benar daripada pada saat masa
kanak-kanak. Semakin lama anak akan menambahkan arti baru pada konsep yang lama dan
membetulkan banyak hal yang tidak tepat dalam konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
Perkembangan konsep sehat merupakan proses panjang dan sulit, karena terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.tiap orang mempunyai tingkat pengetahuan dan
pemahaman konsep yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh pengalaman di dalam maupun di
luar rumah. Ada beberapa factor yang menentukan perkembangan konsep (Hurock, 1984), antara
lain adalah;

1). kondisi organ penginderaan, karena organ pengindraan mempengaruhi kesan indera dalam
perjalanan ke otak, kondisi organ penginderaan mempengaruhi perkembangan konsep. Sebagai
contoh adalah citra benda yang ditangkap anak buta warna dan citra anak dengan penglihatan
normal akan berbeda

2). intelegensi, tingkat intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk menangkap dan
mengerti yaitu aspek kognitif namun tidak mempengaruhi aspek afektif

3) kesempatan belajar, bila anak-anak masih muda konsep yang mereka pelajari akan tergantung
pada kesempatan belajar yang disesuaikan lingkungan rumah. Dengan bertambahnya usia,
sekolah dan masyarakat menyediakan kesempatan belajar yang serupa bagi semua anak

4) tipe pengalaman perkembangan konsep periode awal didasarkan pada pengalaman melalui
pengalaman orang lain, terutama dalam informasi dalam buku, film, radio, dan televisi

5) jenis kelamin, karena anak-anak sejak awal masa kanak-kanak telah dilatih untuk berpikir dan
bertindak dengan cara yang dianggap sesuai dengan jenis kelamin, hal ini tercermin dalam arti
yang mereka asosiasikan dengan berbagai benda dan pengalaman

6) kepribadian anak-anak yang memandang kehidupan dengan menggunakan suatu kerangka


acuan, tempat mereka memainkan peranan sentral. Lebih lanjut Smet (1994) menyatakan konsep
sakit tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan kognitif saja tetapi juga oleh crri-ciri atau
sifat-sifat khusus dari penyakit.

Menurut Hurlock (1984) mengerti adalah kemampuan untuk menangkap sifat, arti atau
keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran jelas atau lengkap tentang hal tersebut.
Menyimpulkan artinya ialah kemampuan untuk memahami, sedangkan pengertian yang dicapai
dengan menerapkan pengetahuan yang didapat sebelumnya ke pengalaman dan situasi yang baru.

Jenis penyesuaian yang dilakukan anak pada kehidupan sebagian besar dipengaruhi oleh
pengertian mereka akan lingkungan, orang tua dan diri sendiri atau pengaruh eksternal dan
internal. Sebagai contoh anak yang mengerti arti kesehatan yang sebenarnya, akan menjaga
kondisi badannya dan lingkungannya supaya tidak terganggu kesehatannya yang akan
mengganggu kehidupannya (Anwar, 1995). Salah satu nilai tertinggi pengertian ialah bahwa
memungkinkan anak-anak untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, baik perubahan
pribadi maupun perubahan lingkungan (Hurlock, 1984). Perubahan perilaku dan minat
merupakan contoh yang baik. Anak yang mengerti bahwa perubahan tersebut terjadi menurut
pola yang diramalkan, seperti teori Piaget dan mengetahui sebab bisa menderita sakit gigi, maka
anak tersebut akan tahu penyebabnya salah satunya karena tidak pernah gosok gigi sebelum tidur
dan sesudah makan (Syariffudin, 1983).

Menurut Ritser (cit. Sarwono, 1993) individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas
pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu proses mental yang aktif dan
kreatif, serta yang utama bukanlah tindakan individual, melainkan norma-norma dan nilai-nilai
social yang menentukan dan mengatur perilaku (Poloma, 1978). Setiap sistem individu
menduduki suatu tempat tertentu dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang disebut
oleh sistem dan perilaku individu yang ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya (Awar, 1988).
Sebagai contoh keputusan anak untuk berobat tergantung dari pemahaman arti sehat bagi anak
maupun orang tuanya. Anak akan tetap mau disuntik dan minum obat walaupun tidak enak, demi
kesembuhan dan kesehatannya (Notoatmodjo, 1993).

refrensi: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131655987/PEMAHAMAN%20KONSEP%20SEHAT%20ANAK
%20TERHADAP_0.pdf

https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/konsep-sehat-dan-sakit

Anda mungkin juga menyukai