Dosen Pembimbing :
Ns. Mardiani, S.Kep,Mm
Disusun Oleh :
KELOMPOK PERIODE III
DI IGD RSUD HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU
Pawan Pranata
Riece Andrelasari
Annisa Rahmaryanti
Dewi Anggraini
Widya Andriani
Pawan Pranata
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tepat waktu.
Penulis menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik
materi maupun bahasa. Namun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik khususnya dari Dosen
pembimbing mata kuliah serta pembaca demi kemajuan makalah ini kedepannya.
Semoga Tuhan senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
BAB II KONSEP TEORI
a) Pengertian....................................................................................................... 4
b) Fisiologi.......................................................................................................... 3
c) Patofisiologi................................................................................................... 5
d) Manifestasi Klinis.......................................................................................... 6
e) Tanda dan Gejala............................................................................................ 6
f) Penatalaksanaan............................................................................................. 7
BAB III LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian...................................................................................................... 10
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................... 11
3.3 Intervensi Keperawatan.................................................................................. 13
3.4 Implementasi dan Evaluasi............................................................................ 18
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan.................................................................................................... 19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 22
5.2 Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare secara epidemiologik biasanya didefinisiskan sebagai
keluarnya tinja yang lunak atau cair lima kali atau lebih dalam satu
hari. Namun para orangtua mungkin menggunakan istilah yang
berbeda-beda untuk menggambarkannya, tergantung pada apakah
konsistensi tinjanya lebih lunak, cair, berdarah, atau berlendir, atau
adanya muntah. Sangat penting untuk mengetahui istilah ini apabila
menanyakan diare. Bayi yang mendapatkan ASI penuh biasanya
mengeluarkan tinja beberapa kali tinja yang lunak atau agak cair
setiap hari. Untuk hal tersebut, lebih praktis mendefinisikan diare
sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi
lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak,
ini jadi lebih lunak lagi).
Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 5 kali dalam 24
jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
Penyebab terbanyak diare pada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus.
Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada
anak di negara berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap
tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami
rata-rata 3,3 episod diare per tahun, tetapi di beberapa tempat
dapat lebih dari 9 episod per tahun. Sekitar 80% kematian
yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi
sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.
Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan
karena adanya kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga
dia makan lebih sedikit dari pada biasanya dan kemampuan menyerap
sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanannya
meningkat akibat dari infeksi. Secara umum penanganan diare akut
ditujukan untuk mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan
keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya
intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan
2
menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.
Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan
efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi
oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian
cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena
tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan
terganggunya masukan oral karena infeksi.
3
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi Penyakit
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular
menyerang pada lambung dan usus yang di tandai berak-berak
encer 5 kali atau lebih. Gastroenteritis adalah buang air besar
encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lendir dan darah
(Murwani, 2009).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai
dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Sudaryat, 2007).
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air
besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011).
Diare akut merupakan penyebab utama keadaan sakit
pada anak-anak balita. Diare akut didefinisikan sebagai
keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekuensi
defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam
nafas (ISPA) atau saluran kemih (ISK), terapi anti bioptik
(donnna L. Wong let, 2009).
B. Etiologi
4
salmonella, shigella, V.Cholera, dan clostridium).
g. Obstruksi usus
4. Timbul diare
5
dan bibir terlihat kering
9. Berat badan menurun
D. Pohon Masalah
6
E. Pemeriksaan Diagnostik
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
- pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi laktosa
- bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture
dan sensitivity test)
9. Pemeriksaan analisa gas darah
10. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
F. Penatalaksanaan Medis
1. Medis
7
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO 3 dan
glukosa. Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap
1 liter mengandung Osmolalitas 333
8
immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare
Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari),
Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin
300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg,
Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari
oral atauIV).
BAB III
9
LAPORAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Pasien An. Y berusia 15 tahun. Pasien dibawa ke IGD RSUD Harapan dan Doa kota
Bengkulu pada tanggal 27 November 2021 pukul 19.40 dengan keluhan Mual, Muntah
dan Diare sejak 5 hari yang lalu Pada saat dilakukan pengkajian primer, pada Airway atau
jalan napas pasien didapatkan hasil bahwa pasien dapat berbicara normal, tidak
ditemukan tanda-tanda cedera cervical dan jalan napas paten. Untuk pernapasan
(Breathing) pasien ditemukan RR 20x/m dengan suara napas vesikuler, tidak ada jejas
pada bagian dada, ekspansi dada simetris. Sirkulasi (Circulation) pasien didapatkan hasil
nadi teraba kuat dengan PR 90x/m dalam rentang normal, pasien tampak pucat dengan
TD 127/90, S 38,2 c. CRT <3 detik dan tidak ada perdarahan eksternal. Pemeriksaan
Disability pasien didapatkan hasil GCS : E4 V5 M6 dengan kesadaran Composmentis.
Saat dilakukan Exposure tidak ditemukan tanda-tanda D.O.T.S atau Deformitas, Open
Wound, Tenderness dan Swelling di seluruh tubuh pasien.
Setelah kondisi pasien stabil, dilanjutkan dengan pengkajian sekunder dengan metode
KOMPAK. Didapatkan bahwa keluhan pasien datang adalah dengan keluhan Mual,
Muntah dan Diare sejak 5 hari yang lalu Pasien sudah pernah berobat kedokter tapi belum
menunjukkan keadaan yang membaik. Intake oral terakhir sekitar 9 jam yang lalu. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Leukosit : 9.400 ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
2. Trombosit : 153.000 ( N : 150.000 – 350.000 / µL )
3. Haemoglobin : 12.1 ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )
4. Haematokrit : 36 ( N : 35.0 – 50 gr / dl )
5. Ureum : 42 (mg/dl)
6. Creatinin : 0.9 (mg/dl)
7. GDS : 114
ANALISA DATA
10
NAMA PASIEN : Ny. M UMUR : 45 tahun
RUANGAN : Melati/15 NO.REG : 790733
DO:
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah
- TD 127/90 Mmhg
- CRT <3 detik
- Mukosa bibir kering
DO:
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah
- TD 127/90 Mmhg
3. Ds : proses penyakit (virus Hipertemia
dalam darah/viremia).
- Pasien mengeluh
Demam sejak 2 hari
yang lalu
Do:
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah
11
- S: 38,2 c
12
Rencana Keperawatan
RUANGAN : NO.REG :
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA
RENCANA TINDAKAN
HASIL
13
Deskripsi level : Edukasi
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien keperawatan selama 1 x 24 Tindakan
jam, diharapkan pasien Observasi
menunjukan fungsi pernapasan
Identifikasi status nutrisi
14
normal
Identifikasi makanan yang disukai
SLKI : Status Nutrisi Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
Dipertahankan pada level
Monitor berat badan
Ditingkatkan ke level ...
Monitor hasil pemeriksaan
Deskripsi level : laboratorium
Terapeutik
1. Meningkat
2. Cukup meningkat Lakukan oral hygiene sebelum makan,
3. Sedang jika perlu
4. Curup menurun Berikan makanan tinggi kalori dan
5. menurun protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
15
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kolori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
3. Hipertemia berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Siki : Manajemen Hipertermia
16
10. menurun Edukasi
Dengan Kriteria Hasil :
1. Anjurkan tirah baring
1. Pucat Kolaborasi
2. Tekanan darah Sistolik
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
3. Tekanan darah diastolik
elekrolit intravena, jika perlu
4. BB
5. Saturasi oksigen
TANGGAL/
NO NO .DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
JAM
17
27/11/2021 S: Pasien mengatakan mual sudah
19.00 I,II 1. Melakukan pengkajian primer pada pasien cukup berkurang
19.08 I,II 2. Memeriksa TTV pasien
19.12 - 3. Melakukan Swab antigen O: Pasien tampak tenang, TD 120/90
19.13 I,II,III 4. Memasang infus mmhg, S : 37,9 c
19.15 III 5. Mengobservasi pemberian Ranitin injeksi melalui IV
19.20 I,II oleh co-ass dokter A: Hipovolemia berhubungan
19.40 I,II,III 6. Mendrib Paracetamol dengan Kekurangan Asupan cairan
7. Memberi vitamin Neurobion melalui Infus
8. Memonitor kembali TTVpasien P: Intervensi dilanjutkan di ruang rawat
inap RSUD Harapan dan Doa kota
bengkulu
18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian primer, pada Airway dan Breathin pasien tidak
ditemukan data senjang. Namun ditemukan data bahwa pasien tampak pucat dengan TD
120/90, S: 37,9 c di pemeriksaan Circulation dan pemeriksaan Disability pasien
didapatkan hasil GCS : E4 V5 M6, Pasien masih mengatakan Mual, muntah, kesadaran
Composmentis dan kekuatan otot maksimal. . Dan setelah dilakukan pengkajian sekunder
didapatkan data bahwa pasien tidak memiliki riwayat alergi obat Dan selanjutnya
dilanjutkan dengan pengkajian sekunder dengan metode KOMPAK. Didapatkan bahwa
keluhan pasien datang adalah Mual,muntah 7x, diare sejak 5 hari yang lalu dan demam,
Intake oral terakhir sekitar 9 jam yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat alergi. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Leukosit : 12.400 ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
2. Trombosit : 362.000 ( N : 150.000 – 350.000 / µL )
3. Haemoglobin : 12.1 ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )
4. Haematokrit : 36 ( N : 35.0 – 50 gr / dl )
5. Ureum : 42 (mg/dl)
6. Creatinin : 0.9 (mg/dl)
7. GDS : 114
4.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan
Dari data tersebut kemudian penulis merumuskan diagnose keperawatan
Hipovolemia berhubungan dengan Kekurangan Asupan cairan, Defisit Nutrisi
berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, Hipertemia berhubungan
dengan proses penyakit (virus dalam darah/viremia). ditandai dengan pasien mengeluh
Mual, Muntah 7x, diare sejak 5 hari yang lalu dan Demam.
4.3 Perencanaan
Setelah penulis melakukan analisa data maka intervensi atau rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Hipovolemia berhubungan dengan Kekurangan Asupan cairan, Tujuan
yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x60 menit
diharapkan perfusi perifer meningkat ke level 3 dengan kriteria hasil menurut SLKI: :
Keseimbangan cairan, warna kulit tidak pucat, pengisian kapiler <3 detik, tekanan darah
sistolik dalam rentang normal, tekanan darah diastolik juga dalam rentang normal.
19
Intervensi atau rencana tindakan yang akan dilakukan adalah Resusitasi Cairan,
memonitor tekanan darah, suhu pasien agar Kebutuhan Cairan yang terbuang bias
tergantikan dan terpenuin.
Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien,
tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 kali 60
menit diharapkan Status Nutrisi meningkat ke level 3 dengan kriteria hasil menurut SLKI:
Manajemen Nutrisi. Mual, Muntah 7x dan diare sejak 5 hari yang lalu. Intervensi atau
rencana tindakan yang akan dilakukan adalah Manajemen Nutrisi dengan Pemberian
Vitamin.
Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
darah/viremia), tujuan penulis adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
1x60 menit diharapkan termoregulasi meningkat ke level 3 dengan hasil menurut SLKI :
Manajemen Hipertermia, Suhu 38,2 c, mukosa bibir pucat dan kering. Intervensi atau
rencana tindakan yang akan dilakukan adalah Manajemen Hipertermia dengan Pemberian
paracetamol 100mg di drib.
4.4 Implementasi
Setelah menyusun rencana tindakan dan kriteria hasil yang harus didapatkan, maka
penulis melaksanakan implementasi tindakan sesuai dengan pengkajian gawat darurat
yaitu ketika pasien datang, maka langsung dilaksanakan pemeriksaan pengkajian primer
dilanjutkan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien. Setelah didapatkan data bahwa
pasien memiliki tekanan darah tinggi dan keluhanMual, muntah dan diare, maka perawat
melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian infus, ranitidine 1 ampul,
paracetamol 100 mg, neurobion. Setelah 30 menit perawat melanjutkan implementasi
memonitor kembali TTV pasien agar diketahui apakah TTV pasien mengalami Membaik
4.5 Evaluasi
Setelah penulis melakukan analisa data, merencanakan tindakan keperawatan dan
melakukan tindakan keperawatan maka evaluasi yang didapat dari implementasi
keperawatan adalah sebagai berikut:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi adalah pasien mengatakan
Tidak lagi mual, bibir tidak lagi pucat dan pasien tidak Suhu tubuh pasien mulai menurun,
S:37,9 c Setelah di analisa bahwa Hipovolemia, Defisit Nutrisi dan Hipertermia pasien
20
belum teratasi penuh sehingga plan/rencana selanjutnya yaitu intervensi dilanjutkan di
ruang rawat inap RSUD Harapan dan Doa kota Bengkulu.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan diare merupakan suatu asuhan
yang kompleks, tidak hanya khusus satu tindakan berupa pemberian Resusitasi Cairan
tetapi juga disertai tindakan keperawatan yang lain yang dapat mendukung teratasinya
masalah keperawatan pada pasien yaitu Defisit nutrisi dengan pemberian Neurobion dan
maslah keperawatan Hipertermi dg pemberian Drib PCT 100 mg.
5.2 Saran
Pasien yang mengalami Diare diharapkan agar istirahat yang cukup dan mengonsumsi
makanan- makanan yang bersih dan sehat karena hal tersebut dapat membantu
meningkatkan proses penyembuhan dan mencegah penyakit serta diharapkan untuk selalu
melaporkan apabila terjadi tanda-tanda gawat darurat yang dirasakan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ardhani punky, 2008, Art of Theraphy: Ilmu Penyakit Anak, Pustaka Cendekia
Press: Jogjakarta
Poorwo sumarso et all, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi &
23