Anda di halaman 1dari 9

A.

SUHU/TERMOREGULASI
1. Definisi
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia
mengenai keseimbangan produksi panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan suhu atau termoregulasi merupakan suatu
perbedaan antara jumlah suhu yang dihasilkan oleh tubuh dengan jumlah
panas yang hilang pada lingkungan eksternal / substansi panas dingin /
permukaan kulit tubuh.
a. Hipertermia
Hipertermia atau peningkatan suhu tubuh merupakan keadaan dimana
seorang individu mengalami kenaikan suhu tubuh diatas 37o C.
b. Hipotermia
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk
pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Dimana suhu
dalam tubuh dibawah 35 o C.

B. ETIOLOGI
1. Pengeluaran Panas
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara konstan, pengeluaran
panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.
a. Radiasi
Adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke
permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan
b. Konduksi
Adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek lain dengan
kontak langsung
c. Konveksi
Adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas dikonduksi
pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan 
kulit
d. Evaporasi
Adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas
e. Diaforesis
Adalah prespirasi visual dahi dan toraks atas
C. GANGGUAN TERMOREGULASI
Gangguan pada termoregulasi antara lain sebagai berikut:
1. Kelelahan akibat panas
Terjadi bila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan
2. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas
3. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas
4. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus trehadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.,
mengakibatkan hipotermi
5. Radang beku 
Terjadi bila tubuh terpapar pada suhu dibawah normal

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Hipertermia
Keadaan dimana ketika seorang individu mengalami atau 37,8 oC peroral
atau 38,8oC per rectal karena factor eksternal.
Pola hipertermi:
a. Terus – menerus
Merupakan pola demam yang tingginya menetap lebih dari 24 jam,
bervariasi 1oC – 2oC.
b. Intermiten
Demam secara berseling dengan suhu normal, suhu akan kembali
normal paling sedikit sekali 24 jam.
c. Remiten
Demam memuncak dan turun tanpa kembali kesuhu normal.
2. Hipotermia
Suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu,
kesulitan mengatasi suhu normal ketika suhunya berada dibawah 35oC
(suhu dingin)
3. Heat stroke
Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas

E. PATOFISIOLOGI
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan dikisarkan 36,8oC
oleh pusat pengatur suhu didalam otak yaitu hipotalamus. Dalam
pengatauransuhu tersebut selalu menjaga keseimbangan antara jumlah panas
yang diproduksi tubuh dari metabolism dengan panas yang dilepas melalui
kulit dan paru – paru sehingga suhu tubuh dapat mempertahankan dalam
kisaran normal. Walaupun demikian, suhu tubuh dapat memiliki fluktuasi
harian , yaitu sedikit lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi harinya.
Demam merupakan suatu kedaan dimana terdapat peningkatan
pengaturan dipusat pengatur suhu diotak. Hal ini sama dengan pengaturan set
point ( derajat celcius ) pada remote AC yang bilamana set point tersebut
dinaikkan maka temperature, ruangan akan menjadi lebih hangat, maka nilai
suhu tubuh dikatakan demam jika melebihi 37,2 oC pada pengukuran dipagi
hari dan atau melebihi 37,7oC pada pengukuran sore hari dengan menggunakan
thermometer mulut.
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Identitas pasien
a) Nama pasien
b) Jenis kelamin
c) Pendidikan
d) Agama
e) Pekerjaan
f) Status perkawinan
g) Suku
h) Alamat
2) Riwayat keperawatan
3) Keluhan utama
4) Riwayat penyakit sekarang
5) Riwayat penyakit dahulu

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Difisit hipertermi
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh b.d
 Dihidrasi
 Terpapar lingkungan panas
 Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
 Ketidak sesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
 Peningkatan laju metabolisme
 Respon trauma
 Aktivitas berlebihan
 Penggunaan inkubator
Gejala dan tanda mayor
Ds : (tidak tersedia)
Do : suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan tanda minor
Ds : (tidak tersedia)
Do : kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat

2. Hipotermia
Difinisi suhu tubuh berada dibawah rentang normal tubuh b.d
 Kerusakan hipotalamus
 Konsumsi alkohol
 Berat badan ekstriem
 Kekurangan lemak subkutan
 Terpapar suhu lingkungan rendah
 Malnutrisi
 Pemakian pakaian tipis
 Penurunan laju metabolisme
 Tidak beraktivitas
 Transfer panas
 Trauma
 Proses penuaan
 Efek agen farmakologis
 Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia
Gejala dan tanda mayor
Ds : (tidak tersedia)
Do : kualitas teraba dingin, menggigil, suhu tubuh dibawah nilai
normal
Gejala dan tanda mayor
Ds : (tidak tersedia)
Do : akrosianosis, bradikardi, dasar kuku sianotik, hipoglikemia,
hipoksia, pengisisaan kapiler >3 detik, konsumsi oksigen menigkat,
ventiliasi menurun, piloereksi

(sumber, SDKI edisi 1. 2016)


3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa PERENCANAAN Rasional
Tujuan/kreteria Intervensi
keperawatan
Hasil (SLKI) (SIKI)
1. Definisi hipertermia Setelah
b.d dehidrasi dilakukan
tindakan
Ds : Tanda Mayor keperawatan
(tidak tersedia selama x 24 jam
Do : Tanda Mayor di harapkan
Suhu tubuh diatas
nilai normal SLKI :

Ds : Tanda Minor
(tidak tersedia)
Do : Tanda Minor
 Kulit merah
 Kejang
 Taklkardi
 Takipnea
 Kulit terasa
hangat

2. Hipotermia b.d
kerusakan
hipotalamus

Ds : Tanda mayor
(tidak tersedia)
Do : Tandan mayor
 Kualitas teraba
dingin
 Menggigil
 Suhu tubuh di
bawah nilai
normal

Ds : Tanda minor
(tidak tersedia)
Do : Tanda minor
 Akrosianosis
 Bradikardi
 Dasar kuku
sianotik
 Hipoglikemia
 Hipoksia
 Pengisiaan
kapiler > 3 detik
 Konsumsi
oksigen
meningkat
 Ventilasi
menurun
 Piloereksi
 Takikardia
 Vasokonstriksi
periter
 Kutis memorata
(pada neonatus)
EVALUASI
Dari hasil evaluasi yang sudah tertulis yang diharapkan gangguan termoregulasi
teratasi.

Anda mungkin juga menyukai