Disusun Oleh :
ATEK CHARTIKA
NIM. P05120218004
B. Etiologi
Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.
coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas,
dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus,
dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur
(C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Faktor Malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada
bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak
dan protein.
Faktor Makanan:
- Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Faktor Psikologis
- Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas),
jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
-
2
C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
Secara skematis, patofisiologi diare dapat digambarkan sebagai berikut:
3
Faktor Penyebab Diare
- Mual / muntah
- Nyeri abdomen
Frek. Defekasi ↑
Hipersekresi mukosa saluran cerna - Cemas
- Reabsorbsi nutrien ↓ →
Lambung Usus Kekurangan nutrisi
Muntah Diare
Area sekitar anus lecet
Kehilangan cairan & elektrolit (Ggn integritas kulit)
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang
memadai, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit kering. Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan
hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan
lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan
kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai
anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat
dan dalam (pernapasan Kussmaul).
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
2. Dietetik
3. Obat-obatan
1. Mengukur BJ Plasma
Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:
BJ Plasma – 1,025
---------------------- x BB x 4 ml
0,001
2. Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
* diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB
* diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB
* diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB
4. Dietetik
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap
dipertahankan yang meliputi:
a. Susu (ASI atau PASI rendah laktosa)
b. Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)
5. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK
A. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang
air cair berkali-kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja
dapat bercampur lendir dan atau darah. Keluhan lain yang mungkin
didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat,
volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal,
hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola
kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan
rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga,
fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan,
perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga
tentang penyakit klien dan lain-lain.
4. Pengkajian Fisik
Pengakajian secara umum dilakukan dengan metode head to too
yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda
vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-
urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan diare adalah penemuan
tanda-tanda yang mungkin didapatkan yang meliputi: penurunan BB,
denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, mata cekung,
mukosa bibir dan mulut kering, kulit kering dengan turgor
berkurang. Dapat ditemukan peningkatan frekuensi pernapasan,
peningkatan peristaltik usus dan adanya luka lecet sekitar anus.
B. Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses
dan muntah serta intake terbatas (mual).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
Intervensi Keperawatan
Mengistirahatkan kerja
4. Kolaborasi gastrointestinal dan
pemberian nutrisi mengatasi/mencegah
parenteral sesuai kekurangan nutrisi lebih
indikasi lanjut.
5. Kaji keluhan
nyeri (skala 1-10),
perubahan
karakteristik
nyeri, petunjuk
verbal dan non
verbal
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,
Jakarta.