Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

MANAJEMEN JALAN NAFAS PADA


ANGGOTA KELUARGADENGAN
TUBERKULOSIS PARU
PADA TN.F DAN NY.PDI WILAYAH
KERJA
PUSKESMAS KAMPUNG BALI
KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Start!
KELOMPOK 1
KELAS III B
1. Aa DenoSaputra 8. AtiqPadillah
2. AfrinaElmiDayati 9. Ayu Widya Sari
3. AisyahRahmafani 10. Azelya Putri
Alessandra
4. Anisa Putri 11. Bebby Aprilia Dewinta
5. AnnisaRahmaryanti 12. Dede Saputri
6. Arien Nurul Annisa 13. DewiAnggraini
7. Asep Ario Putra 14. Dian Anantya
Paramita P
Latar Belakang Masalah
Tuberkolosis (TB)merupakanpenyakit menular yang di sebabkan oleh
Micobakterium Tuberculosis yang dapat menyarang paru dan organ lain
nya.Penularan penyakit ini adalah pasien TBC. Penularannyadiakibatkan oleh
pasien yang mengadung kuman TBC di dalam dahaknya pada waktu batuk
atau bersin pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan
dahak (Kemenkes, 2016).
Indonesia merupakan negara yang mempunyai beban TB terbesar ke-3
di dunia setelah China, dan termasuk dalam High Burden Countries dengan
total biaya yang diperlukan untuk penanganan TB sebanyak US$ 117 juta. Di
Indonesia sendiri biaya pengobatan pasien TB mencapai Rp. 1.843.537
dengan sebagian besar dihabis-kan pada biaya obat. (WHO, 2019).
Konsep Keluarga
Banyak pengertian keluarga salah satunya menurut Duvall, Keluarga
adalahsekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum; meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga adalah
perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Nabavi, 2019).
Konsep Penyakit Tuberkulosis
A DEFINISI :
Menurut Mansjoer, 1999 Tuberculosis adalah penyakit yang
disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh
organ tubuh dapat terserangolehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru-paru (IPD, FK, U).

ETIOLOGI :
B Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium
Tuberculosis bentuk batang panjang 1-4 /um dengan tebal
0,3-0,5 um. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi
yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare
(Padila, 2013).
Patofisiologi

Tuberkulosis adalah infeksi bakteri di udara yang


disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang
mempengaruhi bagian tubuh dan palingsering paru-
paru. Mycobacterium Tuberculosis terkena udara
sebagai inti droplet dari batuk, bersin, berteriak atau
bernyanyi dari individu denganTuberkulosis Paru.
Penularan terjadi melalui inhalasi inti droplet yang
melewati rongga mulut atau hidung, saluran
pernapasan bagian atas, bronkus dan akhirnya
mencapai alveoli paru-paru
Klasifikasi

● Katogori I : Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau


2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HE
● Katogori II: paduan obat
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
● Kategori III : paduan obat 2HRZ/4H3R3
Gejala Klinis
Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4
minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu,
demam ringan, nyeri dada, batuk darah(Mansjoer,
1999). Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia,
penurunan Berat badan Luckman dkk, 93).

1 Demam

2 Sesak Nafas

3 Nyeri dada

4 Malaise
Medikamentosa
Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES 2000
Obat Primer Obat Sekunder
A B •
Isoniazid (H) Ekonamid
Rifampisin (R) • Protionamid
Pirazinamid(Z) • Sikloserin.
Streptomisin • Kanamisin
Etambutol (E) • PAS (Para Amino Saliciclyc
Acid)
• Tiasetazon
• Viomisin
• Kapreomisin
Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES 2000 yaitu

Tahap Intensif
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi
langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan
terhadap rifampisin

Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka
waktulebih panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk
mencegahterjadinya kelembutan
Penatalaksanaan

Penyuluhan
Pencegahan
Pemberian obat-obatan seperti :
OAT (Obat Anti-Tuberculosis),
bronkodilator, ekspektoran, OBH
dan vitamin
Fisioterapi dan rehabilitasi
Konsultasi secara teratur
Kegagalan pengobatan

A Obat

B Drop out

C Penyakit
Konsep Asuhan Keperawatan
Keluarga TB Paru
Pengkajian keperawatan Keluarga

● Data Umum ● Fungsi keluarga


● Riwayat dan Tahap Perkembangan ● Stress dan Koping keluarga
Keluarga ● Pemeriksaan fisik
● Pengkajian Lingkungan ● Harapan Keluarga
● Struktur Keluarga
Diagnosa Keperawatan
No Kriteria Skor Bobot
- Aktual (terjadi defisi/gangguan keschatan) 1 Sifat
- Resiko (ancaman kesehatan) Masalah.Skala:Well 3 1
- Potensial (keadaan sejahtera) ness. 3
Aktual.Risi 2
ko.Potensia 1
l.
2 KemungkinanMasalahDapatDiubah.Skala:
Mudah. 2 2
Sebagian. 1
Tidak dapat. 0
3 PotensiMasalahUntukDicegah.Skala
: Tinggi. 3 1
Cukup. 2
Rendah. 1
4 MenonjolnyaMasalah.Ska
la: Segera. 2 1
Tidak perlu.Tidak 1
dirasakan. 0
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan

Tindakan perawat untuk adalah tindakan untuk


membantu kepentingan klien, melengkapi proses
keluarga dan komunitas dengan keperawatan yang
tujuan untuk meningkatkan menandakan seberapa
kondisi fisik, emosional, jauh diagnosa
psikososial, budaya dan keperawatan, rencana
lingkungan dimana mereka tindakan dan
mencari bantuan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai
METODE STUDI KASUS
A. Desain Studi Kasus : Jenis penelitiini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk mengeskplorasi masalah asuhan
keperawatan keluargamanajemenjalannafas pada anggotakeluarga yang mengalami TB paru. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan asuhan keperawatankeluarga yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi

B. Subyek Studi Kasus : Subyek Karya TulisPenelitian Ilmiah ini adalah penderita Tuberkulosis Paru di dalam keluarga yang
tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu yang akan dilakukan asuhan keperawatan secara rinci dan
mendalam. Subyek penulisan yang akan dikelola berjumlah dua orang pasien dengan minimal perawatan selama 7 hari.

C. Fokus Studi Kasus : Dalam studi kasus ini yang peneliti fokuskan pada asuhankeperawatankeluarga. Fokuskebutuhandasar
pada studikasusiniyaituketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuh pada anggotakeluargapenderita tuberculosis.Focus
diagnose keperawatan pada studikasusiniyaitu diagnose ketidakefektifanbersihanjalannafas.fokusintervensi pada
studikasusiniyaitubatukefektif dan minum air hangat.
D . Batasan Istilah (Defenisi Operasional) :
1. Asuhan keperawatan keluarga dalam studi kasusini di definisikan sebagai suatu proses pelayanan keperawatan meliputi
tahapan asuhan keperawatan pengkajian,diagnose,intervensi,implementasi,dan evaluasi
2. Keluarga dalam studi kasus ini di definisikan sebagai keluarga yang menerima pelayanan kesehatan dengan penyakit
tuberculosis yang di alami di wilayah kerjaPuskesmas Kampung Bali kota bengkulu
3. Tuberkulosis paru pada studi kasus ini yang di diagnose oleh dokter di rekam medic dengan penyakit menular yang di
sebabkan oleh micobakterium tuberculosis yang dapatmenyerangparu dan organ lainnya.penularannya di akibatkan oleh
pasien yang mengandung kuman tuberculosis di dalam dahaknya pada waktu batuk atau bersin.
4. Manajemen jalan nafas pada studi kasus ini melakukan penerapan batuk efektif dan minum air hangat untuk
mengencerkan dahak agar mudah dikeluarkan.

E. Lokasi dan Waktu Studi Kasus :


1. Lokasi
Studi kasus ini dilakukan pada individu dalam keluarga yang menderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu.
2. Waktu.
Studi kasus ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkuluselama 7 hari pada
duakeluargadenganrencanastudikasus di bulanmeiTahun 2021.
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan data :
Wawancara Hasil anamnesis didapatkan berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat psikologi, pola fungsi kesehatan. Data hasil wawancara bersumber dari klien keluarga,
rekam medik dan dari perawat ruangan.
2. Observasi dan pemeriksaan fisik Teknik pengumpulan data ini meliputi keaadan umum pasien, pemeriksaan integumen,
pemeriksaan kepala leher, pemeriksaan dada, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan genetalia, pemeriksaan ekstremitas,
pemeriksaan neurologi. Pada studi kasus ini data fokus yang peneliti gunakan adalah hanya pada sistem sistem pencernaan
sistem endokrin,dan sistem eliminasi.
3. Studi dokumentasi dan Instrumen Pada studi kasus ini dilakukan dengan mengambil data dari MR ( Medical Record), mencatat
pada status pasien, mencatat dan melihat hasil laboratorium, catatan harian perawat ruangan, mencatat hasil pemeriksaan
diagnostic.
Instrumen Pengumpulan
Data Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengkaji data riwayat kesehatan keperawatan, dan digunakan format pengkajian
keperawatan medikal bedah. Melakukan batuk efektif menggunakan SOP yang telah disediakan.
Penyajian Data
Pada studi kasus ini peneliti menyajikan data secara tekstural atau narasi, disertai dengan ungkapan verbal dan respon subyek
studi kasus yang merupakan data pendukung studi kasus.
G. Etika Studi Kasus
1. Self Determinan
Pada studi kasus ini,responden di beri kebebasan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan
data,peneliti hanya akan memberi inisial sebagai pengganti idenditas responden.
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
Semua informasi yang dapat dari responden tidak akan disebarluaskan ke orang lain dan hanya peneliti yang mengetahuinya.
4. Keadilan (Justice)
Peneliti akan memperlakukan semua responden secara adil selama pengumpulan data tanpa adanya diskriminasi,baik yang
bersedia mengikuti penelitian maupun yang menolak untu menjadi responden penelitiaan.
5. Asas kemanfaatan (Beneficiency)
Asas kemanfaatan harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas penderitaan,bebas eksploitasi dan bebas resiko. Bebas penderitaan yaitu
peneliti menjamin responden tidak akan mengalami cidera,mengurangi rasa sakit,dan tidak akan memberikan penderitaan pada
responden. Bebas eksploitasi dimana pemberian informasi dari responden akan di gunakan sebaik mungkin dan tidak akan di
gunakan secra sewenang-wenang demi keuntungan peneliti. Bebas resiko yaitu responden terhindar dari resiko bahaya
kedepannya.tujuan dari penelitian adalah untuk menambah pengetahuan,menerapkan penkajian pada pasien tuberkulosis serta
berperan dalam mengurangi hari lama rawat.
6. Maleficience
Peneliti menjamin tidak akan menyakiti,membahayakan,atau memberikan ketidaknyamanan baik secara fisik maupun psikologis.
H. Keabsahan Data
Keabsahan data dilakukan oleh peneliti dengan cara peneliti pengumpulkan data secara langsung pada pasien
dan keluarga dengan menggunakan format pengkajian dari yang baku dari kampus, pengumpulan data
dilakukan pada pengkajian dengan pasien langsung dan keluarga.

I. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010) pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul untuk membuat suatu
kesimpulan. Pengolahan data ini untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan
Tuberkulosis Paru, setelah dilakukan intervensi keperawatan keluarga dengan melakukan penyuluhan
kesehatan. Analisis data akan dilakukan saat penulis sudah berada di lapangan dengan mengumpulkan data
yang kemudian dianalisis dengan mengemukakan fakta hingga kemudian dibandingkan dengan teori yang
ada.
Teknik analisis yang digunakan dapat dengan cara menarasikan jawaban- jawaban dari studi kasus yang
dilakukan dan kemudian digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis selanjutnya yang
digunakan dapat dengan mengobservasi oleh penulis dan dokumentasi yang diperoleh untuk menghasilkan
data untuk selanjutnya diinterpretasikan yang kemudian dibandingkan dengan teori yang ada untuk
DAFTAR PUSTAKA
Andhini, N. F. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M Dengan Tuberculosis Paru Pada Tn.M Di Dusun Pasar Saptu Rt 01 Rw 04
Desa Cikoneng Wilayah Kerja Uptd Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Bagaskara, F. (2019) ‘Asuhan Keperawatan Tuberkulosis Paru Pada Ny. S dan Ny. M Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Napas Di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah dr. Haryoto Lumajang Tahun 2019’, Program Studi D3 Keperawatan UNEJ,
Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2016. Dinkes Provinsi Bengkulu.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2017. Dinkes Provinsi Bengkulu
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2019). profil kesehatan provinsi bengkulu tahun 2018. E-Conversion - Proposal for a Cluster of Excellence.
Ezalia, E., R, I. E., Elizabeth, G., My, W. A. N. H., Norhanim, A., Wahidah, A., … Mary Anne Tan, J.-A. (2020). Asuhan Keperawatan
Keluarga Tn. “B” Dengan Kasus Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Jember. Orphanet Journal of Rare
Diseases, 21(1), 1–9. https://doi.org/10.1155/2010/706872
Friedman, M.M. 2014. Keperawatan Keluarga Edisi 5. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Situasi TBC di Indonesia. Diambil kembali dari tb indonesia.or.id pada 18 April
2020
Nabavi, S. mohammed. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja
Samarinda Oleh, (2). Retrieved From Http://Repositorio.Unan.Edu.Ni/2986/1/5624.pdf
Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Marwansyah, Mulyani And Yeni (2019) ‘Pengaruh Pemberian Cairan Hangat Peroral Sebelum Latihan Batuk Efektif Dalam Upaya
Pengeluaran Sputum Pasien Chronic Obstructive Pulmonary Disease (Copd) Dirsud Wilayah Banjar Baru, Kalimantan Selatan’, Pp.
17–29
Nursyaidah, dwi diah (2020) ‘Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. “B” Dengan Kasus Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mumbulsari Jember’, Pembelajaran Olah Vokal di Prodi Seni Pertunjukan Universitas Tanjungpura Pontianak, 28(2), pp. 1–43.
Available at: http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1120700020921110%

Anda mungkin juga menyukai